**Teman-teman tolong baca sampai selesai. Setelah itu kasih Like dan Komentar. Aku doa kan kalian biar diberikan kemudahan dalam segala urusan.
***
Bab 4**
Aulia membawa Yusril ke Puskesmas terdekat. Dia di antar oleh warga yang dekat rumahnya karena tadi Rangga di tarik paksa oleh kedua orang tuanya untuk pulang. Untung ada tetangga yang datang menghampiri mereka, sehingga bisa mengantarnya.
Begitu mereka sampai di sana, Yusril langsung ditangani oleh dokter dan di rujuk ke rumah sakit untuk mendapatkan penanganan yang lebih intensif dengan peralatan yang lebih lengkap. Ada Pak RT yang ikut membantu Aulia dalam mengurus administrasi, sehingga prosesnya cepat.
Yusril pun dibawa ke rumah sakit kota menggunakan ambulans. Kondisinya benar-benar sangat kritis. Semenjak dari rumah Yusril belum pernah sadarkan diri. Hal ini membuat Aulia ketakutan. Saat ini pun Yusril di rawat di ruang ICU.
Aulia hanya bisa menangis seorang diri. Dia hidup hanya berdua dengan bapaknya. Sejak kecil dia dituntut mandiri dan dewasa. Pekerjaan Yusril yang sebagai supir sering meninggalkan Aulia sendirian di rumah. Maka, gadis kecil itu harus bisa melakukan apapun sendiri.
"Bapak cepat sadar. Aku tidak mau ditinggalkan sendirian," gumam Aulia.
***
Sudah sehari semalam Yusril belum juga sadar. Aulia juga tidak pulang ke rumahnya. Dia hanya duduk termenung di kursi depan ruang ICU.
"Aulia, ini ibu bawakan makan. Kamu juga harus menjaga kesehatan. Jangan sampai sakit, nanti siapa yang akan mengurus bapakmu," kata Bu RT yang datang bersama ibu-ibu tetangga lainnya.
"Terima kasih, Bu."
Hubungan Aulia dan Yusuf bersama para tetangga di sekitar rumahnya terjalin dengan baik. Banyak orang-orang yang peduli kepada duda dan anak piatu itu sejak dulu. Kebaikan Dewi–istri Yusril–kepada orang lain membuat segan orang-orang kepada keluarganya juga. Dewi adalah orang yang suka membantu dan menolong orang lain tanpa pandang bulu. Hampir semua warga tetangganya punya utang budi kepada wanita baik hati itu. Tetangganya idak ada yang tahu masa lalu Dewi yang pernah menjadi seorang wanita malam. Dia bisa keluar dari jerat itu karena menikah dengan Yusril.
"Bagaimana keadaan bapak kamu, sekarang?" tanya salah seorang tetangga.
"Belum ada kemajuan, Bu," jawab Aulia dengan wajah sendunya.
"Semoga Pak Yusril cepat sembuh kembali," timpal ibu yang lainnya.
"Aamiin,"
***
Saat tengah malam Yusril baru bisa membuka matanya. Dia melihat ruangan yang asing baginya. Tidak lama setelah dia sadar ada perawat masuk ke sana.
"Akhirnya Pak Yusril sadar juga," kata perawat itu.
"Sus …."
"Bapak jangan terlalu banyak pikiran, ya. Putri Bapak ada di depan sana. Dia setia menunggu kesadaran Bapak," kata perawat itu lagi dan Yusril mengangguk.
Betapa bahagianya Aulia saat mendengar kalau bapaknya sudah sadar. Dokter pun memeriksa keadaan Yusril.
Pagi hari Yusril dipindahkan ke ruang rawat inap. Aulia senang bisa melihat lagi bapaknya yang tersenyum kepadanya. Gadis itu dengan setia menunggu dan mengurus Yusril.
"Kamu lebih baik pulang dan tidur di rumah saja, Lia. Kamu itu lagi hamil, harus jaga tubuh kamu. Jangan begadang, terus terlama tinggal di luar rumah juga tidak baik," kata Yusril saat Aulia menyuapi bubur padanya.
"Lia tidak apa-apa kok, Pak. Tubuh Lia kan kuat, seperti Bapak," ucap Aulia sambil terkekeh.
"Kamu ini bisa saja kalau ngomong. Bagaimana dengan pendaftaran kuliah kamu? Sudah melakukan daftar ulang?" tanya Yusril setelah dia menelan makanannya.
"Masih lama, Pak. Dua Minggu lagi waktunya. Lia nggak perlu khawatir, beasiswa juga sudah didapatkan, kok," jawab Aulia sambil menyerahkan air minum kepada Yusril.
"Apa kamu mau mengajukan cuti dulu atau tetap lanjut kuliah?" tanya Yusril setelah meminum obatnya.
"Lia lihat dulu keadaannya, Pak," jawab Aulia. Pastinya nanti aib tentang kehamilannya itu akan terbongkar juga.
"Kamu sudah berbuat dosa yang sangat besar. Jangan sampai kamu melakukan dosa-dosa besar yang lainnya lagi. Bertaubatlah Lia! Bapak juga ikut ambil salah dengan perbuatan kamu itu. Pengawasan bapak yang kurang maksimal, membuat kamu seperti ini. Meski bapak bukan orang yang taat dalam menjalankan ibadah, tetapi bapak tahu perbuatan apa saja yang termasuk dosa besar dan tidak pernah melakukannya. Tetapi kamu, orang cerdas malah jatuh pada perbuatan dosa besar itu. Apa kamu tidak pernah berpikir kalau itu adalah perbuatan dosa," ucap Yusril dengan mata berkaca-kaca.
"Maafkan Lia, Pak. Lia mengaku salah karena sudah dibutakan oleh napsu yang berkedok cinta. Lia menyesal," balas Aulia sambil menangis tergugu.
***
Lia pulang dulu ke rumahnya untuk membawa baju salin untuk bapak dan dirinya. Kini di ruangan itu hanya ada Yusril seorang diri.
"Pak, bagaimana kondisi kesehatan bapak saat ini?"
Terdengar suara yang familiar di telinga Yusril. Pria itu pun membuka matanya. Terlihat olehnya seorang pemuda yang sangat dia benci saat ini.
"Mau apa kamu ke sini?" tanya Yusril dengan sinis.
"Mau menjenguk bapak," jawab Rangga.
"Aku tidak butuh perhatian dari kamu, pergi sana!" usir Yusril dengan nada tinggi mengisyaratkan kalau dia sedang marah saat ini padanya.
"Tapi, Pak …."
"Aku bilang, pergi!" bentak Yusril lagi.
"Aku sungguh ingin meminta maaf pada bapak dan Aulia," ujar Rangga dengan sungguh-sungguh.
"Aku tidak sudi memaafkan kamu dan keluarga kamu yang sudah menghina keluarga aku," desis Yusril dengan tatapan menyalang.
"Aku sungguh-sungguh mencintai Aulia, aku ingin menikahinya," kata Rangga dengan pelan tidak mau memancing emosi mantan supir keluarganya itu.
"Aku tidak mau menyerahkan putriku. Nanti dia akan hidup menderita jika terus bersama dengan kamu," balas Yusril masih dengan tatapan penuh amarah pada pemuda yang kini sedang menangis di depannya.
"Aku janji, Pak! Akan selalu membahagiakan Aulia," ucap Rangga dengan yakin dan sungguh-sungguh.
"Rangga! Apa yang kamu lakukan di sini!" bentak seorang wanita yang tiba-tiba saja muncul dibalik pintu.
"Mama … Papa!" Rangga terkejut melihat ada kedua orang tuanya sedang berjalan kearahnya.
"Mau apa kamu menemui laki-laki ini?" tanya Shinta pada putranya.
"Ma, jangan teriak-teriak. Kita sedang di rumah sakit," kata Rangga memohon pada ibunya.
"Kamu itu sudah punya tunangan sekarang. Jangan mendekati wanita murahan itu lagi!" bentak Shinta sambil memukul lengan anaknya.
"Aulia sedang mengandung anak Tangga, Ma. Rangga akan bertanggung jawab padanya," ucap pemuda yang kini menahan kedua tangan wanita yang sudah melahirkannya itu.
"Rangga! Papa dan Mama tidak akan menyetujui pernikahan kalian!" bentak Abimana pada Rangga sambil menunjuk wajahnya.
Ketiga orang itu sibuk adu mulut tanpa tahu kalau Yusril sedang mengerang kesakitan dan memegang dada sebelah kirinya. Dia terlalu emosi. Marah, sedih, kecewa, dan terkejut. Dia tidak terima putrinya disebut wanita murahan.
"Bapak!" teriak Aulia begitu masuk ke ruangan itu dan melihat kondisi Yusril yang mengkhawatirkan.
Ketiga orang itu pun menghentikan pertengkaran mereka saat mendengar suara teriakan Aulia. Mereka juga mengalihkan perhatiannya kepada Yusril yang sedang mengerang kesakitan.
"Pak, tenang jangan emosi!" ucap Aulia sambil menekan tombol minta bantuan kepada perawat. Dia pun membaringkan tubuh Yusril agar nyaman.
"Aulia," panggil Rangga dengan lirih.
"Pergi," desis Yusril sambil meringis menahan rasa sakitnya.
"Kumohon Kak Rangga, keluarlah! Biarkan Bapak beristirahat," kata Aulia sambil mengarahkan wajahnya kepada Rangga yang berdiri di belakangnya.
"Ayo, Rangga! Kita pulang. Buat apa lama-lama di sini. Mama dan Papa tidak setuju kamu berhubungan lagi dengan keluarga para perempuan murahan itu. Ibunya wanita murahan, tentu saja anaknya tidak akan jauh beda. Mereka tidak pantas menjadi bagian dari keluarga Abimana," ujar Shinta dengan tatapan merendahkan kepada Aulia.
"Nyonya Shinta, perkataan dan perbuatan Anda lebih rendah dan lebih hina dari kami," ucap Yusril dengan meringis menahan sakit yang amat sangat.
"Hei, Yusril jangan kamu lupakan siapa itu Dewi dahulu. Primadona di rumah bordir Heaven," balas Shinta dan itu sukses membuat Yusril membelalakkan matanya karena sudah tidak sanggup lagi menahan sakit di dadanya.
"Pak! Bapak!" teriak Aulia mengguncangkan tubuh Yusril yang tidak bergerak lagi.
"Apa yang sedang kalian lakukan di depan pasien yang sedang sakit parah ini!" hardik dokter yang baru sampai bersamaan dengan Yusril tidak sadarkan diri.
"Suster tolong bantu," kata dokter itu karena tidak merasakan lagi denyut nadinya.
***
"Maafkan kami. Kami sudah semampunya untuk menolong Pak Yusril. Namun, Tuhan lebih menyayangi beliau," kata dokter yang menangani Yusril.
"Tidak, Bapak!" teriak Aulia diiringi tangisan pilunya. Semua menjadi gelap bagi Aulia.
Meski dokter yang dibantu oleh perawat untuk membuat jantung Yusril berdetak kembali. Semuanya itu gagal. Sudah suratan takdir bagi Yusril hidup sampai di usia 50 tahun dengan meninggalkan Aulia seorang diri, tanpa adanya sanak famili atau kaum kerabat yang mereka punya.
***
Bagaimana nasib Aulia kedepannya? Apakah Rangga akan menemaninya atau meninggalkannya? Tunggu kelanjutannya ya!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 140 Episodes
Comments
Ita rahmawati
pak yusril meninggal dg kesedihan 😭
2025-05-14
1
Andi Fitri
klrg Rangga akan mendpt karma..
2023-09-07
3
💞Amie🍂🍃
Pengen banget sih nimpuk bu shinta, Berasa gimana gitu kalau ada drama bu Sinta tuh
2022-12-21
1