"Kakek, Nenek, mau sun, Gibran pergi sama Mama dulu yah," ujar Gibran berjalan ke arah Abah dan Mak.
Langkah kaki kecilnya itu mendekat ke arah Mak dan Abah seiring dengan tangan kecilnya yang menggapai tangan Abah dan Mak, aku bersyukur karena aku bisa menanamkan akhlak yang bagus untuk anak kakakku, ah lupakan dia anakku.
"Kamu baik-baik yah Gibran, ndak boleh nakal, itu kalau disuruh sama Mamanya harus iyek tidak boleh melawan," jawab Abah mencium pipi cucunya itu dengan logat daerahnya.
Tampak raut wajah Abah dan Mak sedih untuk melepaskan kepergiaanku bersama Gibran. Tapi ini sudah pilihan yang aku tentukan sendiri.
Pitt!
Suara klakson mobil dari Enjel membuat kami semua yang berada di halaman rumah menatap ke arah mobil Enjel.
"Assalamualaikum," Enjel turun dari mobil kemudian berjalan mencium tangan Abah dan Mak. "Gea, udah mau berangkat, kamu mau aku antar?"
"Gausah Njel, aku dan Gibran lebih baik naik bis daerah saja, bisa ketahuan nanti kalau aku ke desa itu menggunakan mobil pribadi," jawabku yang membuat Enjel mengangguk.
Berbeda ketika aku berbicara dengan Enjel aku todak ingin mengeluarkan logat Makassarku karena Enjel tidak paham sedikitpun mengingat dia hanya pendapat disini jadi jangan heran jika bahasa yang dia pakai formal di tengah bahasa khas di daerah ini.
Enjel mengeluarkan sesuatu dari tasnya tampak seperti sebuah surat dan proposal. "Ini adalah laporan palsu yang aku sudah manipulasi dari universitas tempat suamiku mengajar, kamu nanti akan tinggal di salah satu rumah warga atas izin kepala desa, ingat Gea cuma tiga bulan, dan walaupun ini hanya berpura-pura tugas kamu disana adalah memberi gebrakan baru, di tengah balas dendam mu."
Aku menerima proposal tersebut. "Hm, baiklah."
"Atau kau tertarik menjadi Bu Kades setelah kau membalaskan dendam mu?" tanya Enjel berusaha menggodaku.
Aku tahu itu hanya sebatas bercandaan tapi benar-benar membuat kesal sendiri, balas dendam yah balas dendam tidak akan ada yang diselingi dari balas dendam itu apalagi menyangkut soal perasaan.
"Udah siang, desa itu juga agak jauh, lebih baik kita pergi sekarang."
"Gea, Gea dari dulu kamu memang dingin dan tidak bisa di ajak bercanda, pikiran kamu terlalu serius."
Benarkah? Apa karena rasa dendam yang tertanam di dalam hatiku yang benar-benar merubah semua personal hidupku, entahlah aku juga tidak tahu kenapa semuanya terjadi begitu saja.
"Bah, Mak, pamit-ka, ini semua Kartu ATM, kunci mobil kita-mi saja yang pegang-ki," ujarku mencium tangan kedua orang tua ku.
Setelah aku pikir-pikir untuk apa aku membawa kartu ATM, cukup uang cash saja karena disana tidak mungkin ada bank, agen BRILink atas semacamnya yang ku dengar saja sinyal disana sudah sangat susah.
"Hati-hati-ki nak," jawab Mak dan Abah.
Aku tersenyum kemudian menyeret koperku menuju mobil Enjel dengan menggendong Gibran, Enjel akan mengantarku ke terminal dan disanalah aku akan mendapatkan bis menuju desa yang akan aku kunjungi.
Enjel ikut berpamitan pada Abah dan Mak sebelum baik ke mobilnya, setelah naik Enjel segera menjalankan mobil nya ini membawaku dan Gibran menuju terminal yang tidak jauh dari tempat tinggal ku.
"Fauzan Adinata, tunggu aku, aku akan memberikanmu pembalasan yang tidak akan pernah kau lupakan." batinku.
•
•
•
TBC
Assalamualaikum
Jangan Lupa Like
Eh pembaca tersayang mungkin kalian ada yang rada ga ngerti dengan logat Makassar jadi logatnya itu cuma menambahkan imbuhan.
Misal yah:
Hati-hati ki
Itu artinya Hati-hati
Cuma kerap kalau orang Makassar tuh suka nambahin imbuhan Ka, Ki, Ke, Ko
Jadi kalau ngucap Hati-Hati ke orang lain pasti bilangnya "Hati-hati ki." kalau kasarnya. "Hati-hati ko."
Nah ada juga tadi Gea bilang. "Pamit ka."
Itu artinya cuma Pamit cuma karena Gea pake logat makassar jadinya di tambahin Ka karena kan. Jadi. "Pamit ka."
Nah terus tadi ada juga "Kita-mi" itu kalau di Makassar sini "Kita" itu artinya kalian dalam logat kami.
Jadi tadi kan Gea nitip Kartu ATM-nya ke Abah dan Mak yang berarti Kalian. Jadi nya Gea bilang. "Kita-mi saja yang pegang-ki."
Intinya logat Makassar itu cuma di tambahin Ka-Ki-Ke-Ko dibeberapa kata yang artinya sama aja kecuali nanti kedepannya aku bakal pake bahasa makassar yang mungkin gak akan kalian mengerti aku bakal kasih tahu artinya.
Kenapa Author ngejelasin gini, karena latarnya bakal di desa yang dimana bakal logat daerahnya tuh lumayan banyak karena warga desa tidak terbiasa sama percakapan formal bahasa indonesia tp tenang kok dialog bahasa daerah ini cuma selipan dan kalau pas narasi bakal tetep bahasa indonesia.
Makash :)
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 51 Episodes
Comments
Bu Neng
faham....
2023-12-15
0
Santy Rachman
aman, thor !
baru ka' qu dapat cerita ini, tp biar mi, gass full
2023-01-10
0
ᑎᎥຮ𑜅 🩷E𝆯⃟🚀ᵒⁿ`oғғ
mkash thor jd tambah ilmu..
salam Indonesia raya ☺️
2023-01-04
0