Tuan Wijaya dan istrinya merasa gagal mendidik Bimolie Wijaya menjadi pria yang bertanggung jawab. Hal itu membuat kedua orang tua Bimolie begitu khawatir jika Avena akan meninggalkan Putra mereka.
Pagi hari yang indah matahari sudah memperlihatkan wajahnya dipermukaan bumi. Hingga sinar mentari masuk melalui celah-celah jendela yang ditempati pasangan suami-isteri yang masih satu bulan menjalin hubungan rumah tangga.
Sinar mentari menyinari pelupuk mata wanita cantik yang menjadi isteri seorang Bimolie Wijaya.
Huyemmmm......
Avena bergeliat berniat untuk bangkit dari pembaringanmya. Badan Avena terasa remuk setelah Avena melayani suaminya malam itu.
Ia menatap Suaminya dengan tatapan penuh arti.
Avena melirik jarum jam Baker yang ada diatas nakas.
"Ya ampun!" ternyata sudah jam delapan." gumam Avena sambil bangkit dari pembaringanmya. Kemudian Avena langsung masuk ke kamar mandi berniat untuk membersihkan diri. Ia tidak ingin berpenampilan acak-acakan ketika Bimolie sudah terbangun dari tidurnya.
Setelah selesai melakukan ritual mandinya, Avena langsung menggunakan pakaian yang biasa ia gunakan di rumah. Tetapi penampilan Avena yang hanya menggunakan pakaian biasa, tidak mengurangi kecantikan Avena. Ia berlalu ke dapur berniat untuk memasak sarapan pagi untuk suaminya dan Avena sendiri.
Ketika Avena berniat memasak sarapan pagi, untuk mereka, ketukan pintu terdengar jelas di telinga Avena. Avena langsung membuka pintu yang letaknya tidak jauh dari dapur tempat dirinya memasak sarapan pagi.
Yang mana rumah kontrakan yang ditempati oleh Avena dan Bimolie ukurannya hanya cukup untuk mereka berdua. Hanya ada dua kamar satu kamar mandi, satu dapur dan ruang tamu. Sementara ruang makan menyatu dengan dapur.
Ketika Avena membuka pintu rumah kontrakan mereka, alangkah terkejutnya Ketika Avena membuka pintu yang ternyata yang datang adalah tuan Wijaya dan istrinya yang merupakan orang tua kandung Bimolie Wijaya.
Avena langsung mengembangkan senyumnya sambil memberi salam kepada tuan Wijaya dan istrinya.
Sambutan ramah dan senyuman dari Avena membuat hati Tuan Wijaya, begitu bahagia mendapat menantu seperti Avena. Padahal mereka mengetahui sikap putranya yang hanya sesuka hatinya. Ada rasa khawatir di hati Tuan Wijaya. Begitu juga dengan istrinya.
"Silakan masuk Pa.... ma....!" ajak Avena mempersilahkan Ayah dan ibu mertuanya masuk ke dalam rumah kontrakan mereka.
Setelah berada di ruang tamu, Tuan Wijaya dan istrinya langsung memberikan barang bawaan mereka yang sudah disediakan Tuan Wijaya dan istrinya sebelumnya. Tentunya bahan makanan untuk Avena dan juga Bimolie. Mereka sangat mengetahui kalau Bimolie tidak memiliki penghasilan apa-apa.
Sehingga mereka masih tetap membiayai hidup Bimolie dan juga Avena. Tetapi Avena tidak mengetahui hal itu selama ini. Yang Avena ketahui kalau Bimolie mendapatkan uang dari hasil perusahaan advertising miliknya.
"Dimana Bimolie? tanya tuan Wijaya.
"Ada di kamar masih tidur Pa!" sahu Avena sambil berusaha mengembangkan senyumnya. Sejujurnya Ia khawatir jika ayah dan ibu mertuanya mengetahui kalau saat ini Bimolie hanya bermalas-malasan di rumah. Padahal kedua orang tua Bimolie sudah mengetahui hal itu.
Tuan Wijaya dan istrinya langsung masuk ke kamar mencari keberadaan Bimolie. Ketika tuan Wijaya dan istrinya sudah berada di kamar dan melihat Putra mereka masih tertidur pulas. Padahal Jam sudah menunjukkan pukul 09.00 pagi. Hal itu membuat Tuan Wijaya sedikit emosi melihat putranya yang hanya bermalas-malasan di rumah.
Padahal tugas dan tanggung jawabnya sudah bertambah setelah menikah dengan Avena. Tuan Wijaya langsung membangunkan Bimolie. Membuat Bimolie sedikit tersentak mendengar suara bariton dari tuan Wijaya.
"Sampai kapan kamu seperti ini pemalas???? bangun kamu. Rezeki kamu sudah dipatok ayam duluan." gerutu Tuan Wijaya yang mampu membuat Bimolie langsung bangkit dari pembaringannya.
Sungguh sulit bagi Tuan Wijaya untuk merubah sifat putranya. Entah Faktor apa mengapa putranya bersifat seperti itu. Padahal Tuan Wijaya dan istrinya orang yang begitu rajin dan ulet mengerjakan pekerjaan apapun. Terlihat jelas dari hasil yang diraih Tuan Wijaya. Selama ini ia dapat mendirikan perusahaan advertising miliknya berawal dari nol.
"Bagaimana ini Mas? Putra kita masih tetap belum berubah. Padahal dia sudah menikah dan memiliki istri. Bagaimana jika dirinya memiliki anak nanti?" ucap istri tuan Wijaya mengkhawatirkan kondisi rumah tangga putranya. Setelah Bimolie bangun dari tidurnya. Ia pun langsung masuk ke kamar mandi untuk melakukan ritual mandinya.
Sementara Avena tidak jadi memasak sarapan pagi untuk mereka. Karena kebetulan kedua orang tua Bimolie sudah membawa sarapan pagi untuk pasangan suami istri itu. Avena begitu bahagia mendapat perhatian dari kedua orang tua Bimolie. Ia sudah menganggap orang tua Bimolie seperti orang tua kandungnya sendiri.
Ketika Bimolie berada di kamar mandi, tuan Wijaya dan istrinya menghampiri Avena. Mereka pun bertanya kepada Avena apa saja yang dilakukan Bimolie saat berada di rumah. Kemudian Avena pun memberitahu kalau selama ini Bimolie hanya tiduran saja sambil memainkan ponselnya. Itu berarti kebiasaan buruk yang selama ini dilakukan oleh Bimolie di rumah keluarganya, Ia lakukan juga saat hidup bersama istrinya.
Tuan Wijaya semakin kwatir mendengar penjelasan dari Avena. Tanpa mereka sadari Bimolie sudah Mendengar pembicaraan mereka. Hal itu mengundang kemarahan Bimolie.
"Mengapa kalian terlalu mengusik urusan Rumah tanggaku? Bimolie sudah besar ma.....pa....., tidak perlu kalian mengurusku lagian Bimolie sudah ada istriku di sini mengurusku." ucap Bimolie dibalas tatapan tajam dari tuan Wijaya.
Tuan Wijaya melayangkan tangannya di wajah tampan di mulut Bimolie. Hal itu membuat Avena tersentak. Ia tidak menyangka seorang Tuan Wijaya mampu melakukan hal seperti itu kepada putranya. Hal itu mengundang pertanyaan besar bagi Avena Mengapa Tuan Wijaya begitu marah dan emosi kepada bimoli Wijaya.
Avena berusaha menenangkan suaminya agar tidak emos.i Tetapi Bimolie tak kunjung diam dan selalu melawan Tuan Wijaya. Membuat Avena semakin bingung dengan sikap asli suaminya yang begitu kasar kepada kedua orang tuanya.
Tidak menutup kemungkinan kalau Bimolie juga akan bersikap kasar terhadapnya. Sedangkan kepada kedua orang tuanya saja yang sudah melahirkan dirinya ke dunia ini, dan menafkahi Bimolie selama ini. Bimolie sanggup melawan kedua orang tuanya. Padahal yang dikatakan kedua orang tuanya benar adanya.
" Baik!" Papa dan Mama tidak akan ikut campur urusan kamu lagi. Ingat kamu sudah memiliki Istri dan mulai sekarang jangan pernah meminta apapun dari kami. Nafkahi keluargamu sendiri, tanpa mengemis kepada kami." ucap Tuan Wijaya membuat Avena mengerutkan keningnya. ia bingung apa yang dikatakan Ayah mertuanya.
Setelah mengatakan segala Apa isi hati Tuan Wijaya kepada bimoli Wijaya, Tuan Wijaya dan istrinya langsung berpamitan pulang kepada Apena. Sejujurnya mereka tidak tega meninggalkan Avena begitu saja di sana. Tetapi mereka juga ingin memberikan pelajaran kepada Putra mereka.
Bersambung.....
hai hai redears dukung terus karya author Agar outhor lebih semangat untuk berkarya trimakasih 🙏💓🙏🙏
jangan lupa like, coment vote dan jadinya Yach sahabat ku.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 91 Episodes
Comments
🌸Santi Suki🌸
🤭🤭🤭 seru Mak, ceritanya. sampai lupa komen. Lanjut terus.
2022-07-15
1
Lia Fadliiea
dasar bimolie...bibir monyong sekali...😅😀😀
2022-07-13
0
Sun_Lee
Bangun, kerja ... molor aja kamu bimolie🤣
2022-07-12
0