Bab 3

Terik matahari begitu menyengat tubuh wanita berkulit hitam. Sinarnya terasa membakar seluruh raga, panasnya terasa di atas kepala. Dia mendongak ke atas menutupi wajahnya menggunakan tas yang ia bawa.

"Panas sekali, udah hitam tambah hitamlah kulitku ini," gumamnya seraya melangkah.

Banyak pasang mata memperhatikan Bian. Mereka ada yang menatap aneh, menatap jijik, bahkan menatap tajam ke arahnya.

Bian memperhatikan mereka, dia tersenyum ramah namun malah di balas dengan cebikan jijik. Bian sudah menduga kalau ini pasti akan terjadi kepadanya. Dia kembali melangkah mencari pekerjaan.

Matanya melihat sebuah lowongan di rumah makan dan ia mendekatinya.

"Permisi."

"Pergi, pergi! Kami tidak memiliki uang untuk pengemis sepertimu!" Usirnya mengira kalau Bian adalah pengemis.

Bian mengernyit bingung, ia meneliti penampilannya. Kulit hitam, kemeja cokelat, celana jeans panjang hitam, tas selempang usang. Hatinya seketika tercubit, kini ia paham kenapa ibu pemilik warung itu mengira dirinya pengemis.

"Maaf, Bu. Saya bukan pengemis, saya cuman ingin mencari pekerjaan di sini. Siapa tahu Anda membutuhkan seseorang untuk membantu Anda bekerja."

"Saya tidak butuh orang dekil seperti mu. Pergi! Tidak ada lowongan untuk wanita kotor seperti mu." Ujarnya ketus seraya mendorong tubuh Bian.

Bian menunduk tak berani mengangkat wajahnya, dia sedikit membungkukkan tubuhnya dan permisi pamit.

"Maaf, saya mengganggu waktu Anda. Saya permisi dulu." Bian meninggalkan tempat tersebut berjalan lagi mencari pekerjaan. Demi bisa membebaskan sang Ibu dari jerat hutang, ia akan melakukan apapun dan akan tetap semangat.

Dia mendekati area parkiran mobil yang ada di salah satu tempat pembangunan ruko di sana. Matanya memperhatikan seorang pria yang menurutnya mencurigakan. Bian mendekati pria tersebut ingin melihat lebih lanjut apa yang sedang di lakukannya. Pria itu celingukan berjongkok mengempesi ban mobil milik orang lain kemudian mencongkel jendela kacanya.

"Kau sedang apa?" tanyanya mengagetkan orang itu sampai terlonjak kaget.

Pria itu mengedarkan pandangan, matanya melotot melihat pemilik mobilnya mendekat. Dia ingin kabur malah di cegah oleh Bian.

"Kau mau apa? Pasi kau mau mencurikan kan? atau kau mau membuat celaka pemilik mobil ini?" Bian mencekal bajunya supaya tidak kabur.

"Lepaskan saya Nona! Saya tidak punya urusan dengan Anda. Anda tidak usah ikut campur urusan saya!" sentaknya mendorong tubuh Bian sampai terbentur dan membuat mobilnya berbunyi.

Pemiliknya terkejut. Dia melihat wanita berkulit hitam dan seorang pria. "Hei, kalian mau mencuri ya!" pekiknya mendekati.

Bian terkejut ada orang, dia takut di tuduh macam-macam dan ia malah kabur begitupun dengan prianya yang juga sudah kabur duluan.

"Pencuriiii.... ada pencuri di sini... kejar dia!" pekik pemilik mobilnya mengejar Bian.

"Mana pencurinya, Tuan Abraham?" tanya satpam yang ada di tempat pembangunan tersebut.

"Dia lari kesana, Pak. Ke dalam proyek." Pria itu menunjuk kemana Bian lari dan orang-orang mengejarnya termasuk Tuan Abraham sendiri.

Bian menoleh kebelakang melihat beberapa orang mengejar. Dia segera berlari berharap tidak tertangakap. Saking takut dan gugup, ia sampai ikutan lari.

"Berhenti! Jangan lari kau Nona!" pekik Tuan Abraham.

"Tangkap wanita hitam itu! Jangan biarkan dia lolos!" pekik yang lainnya ikut mengejar paling depan.

Bian menubruk siapa saja yang menghalanginya sampai ia terperosok ke kubangan pasir di tengahnya tergenang air yang di gunakan untuk adukan bahan bangunan.

Bruuukkk....

Bian terjatuh tercebur ke kubangan air tersebut, sampai pasir bercampur semen itu menutupi seluruh wajah dan tubuhnya.

Sudah banyak orang mengkerumuni Bian menatap kasihan. Kasak-kusuk pun mulai terdengar dari mulut mereka.

"Kasihan wanita itu, pasti dia tidak akan bisa lolos dari Tuan Abraham. Diakan ketahuan mau mencuri."

"Itu sih ulahnya, siapa suruh mencuri pasti kena hukum. Apesnya dia malah lari kesini, sudah hitam tambah dekil pula, hahaha." Sebagian darinya ada yang menghina Bian.

Pak satpam, Tuan Abraham dan beberapa penjaga di bangunan tersebut mendekati kubangan pasir tersebut.

"Siram dia pakai air, lalu bawa dia ke kantor polisi untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya!" ujar satpamnya.

Bian berdiri gemetar kedinginan, matanya ia edarkan melihat setiap orang mengkerumuni dirinya. Antara takut, bingung, gugup, malu, semuanya menjadi satu.

Tuan Abraham memperhatikan Bian dengan seksama. Sebenarnya ia tidak yakin kalau wanita ini mencuri sebab tadi ia lebih dulu melihat seorang pria lari duluan setelah mendorong Bian. Namun, orang-orang menyangka wanita ini pencuri disaat ia teriak memanggil pencuri.

Salah satu pekerja disana memutar keran menegang selang dan menyiramkannya pada tubuh Bian. Bian pasrah jika apa yang ia tutupi harus terbongkar. Ini salahnya tidak hati-hati dalam melangkah sampai ia harus terjerumus ke dalam kubangan pasir bahan bangunan.

Perlahan, air itu membasahi tubuhnya menghapus pelan-pelan lumpur yang menempel di tubuhnya menghilangkan warna hitam yang melekat di tubuhnya. Bian menutupi wajahnya menggunakan kedua telapak tangan.

Orang-orang di sana terbengong terutama Tuan Abraham yang tidak percaya dengan apa yang di lihatnya. Warna hitam itu memudar seiring air mengalir deras menyisakan warna putih seputih susu memancarkan cahaya bak mutiara berkilau.

Bian menurunkan perlahan tangannya sehingga memperlihatkan wajah cantik alami. Mereka tak menyangka di balik warna hitam itu tersembunyi warna putih serta wajah yang cantik.

Bian menggigil kedinginan seraya menatap silih berganti mereka yang menatap kagum.

"Cantik sekali, ternyata dia bersembunyi di balik lumpur."

"Kulit hitamnya hanyalah sebuah kebohongan untuk menutupi kecantikannya. Ini sih bagaikan mutiara di balik lumpur."

Tuan Abraham segera mematikan kerannya tak tega melihat tubuh Bian yang menggigil kedinginan. Dia membuka jasnya turun ke kubangan itu menyematkan ke tubuh Bian.

"Kalian bubar! Kerjakan pekerjaan kalian biar wanita ini saya yang urus," kata Tuan Abraham lantang.

"Pak, biar kami yang membawanya ke kantor polisi," ujar satpam di sana.

"Tidak usah, kalian kembali tugas saja."

"Tapi, pak."

"Kerjakan sekarang!" pekiknya tegas.

"Tuan, jangan bawa saya ke kantor polisi. Saya bukan pencuri, Tuan. Jangan bawa saya!" Bian menangkupkan kedua tangannya menunduk takut dan tubuhnya sudah gemetar.

"Kamu ikut saya dulu, ayo!" ajaknya sudah naik ke atas.

"Jangan bawa saya kekantor polisi, Tuan." lirihnya.

"Saya tidak akan membawamu asalkan ikut dulu denganku. Ayo naik!"

Bian tetap kekeh menggelengkan kepala. Dia tidak percaya pada pria itu.

"Saya tidak akan macam-macam, kalau kamu di sini terus, yang ada kamu semakin kedinginan. Percayalah pada saya kalau saya tidak akan membawamu ke kantor polisi." Tuan Abraham bicara sangat meyakinkan Bian.

Bian perlahan naik dari kubangan tersebut. Ragu-ragu ia mengikuti Tuan Abraham. Dalam hatinya merasa takut pria itu akan macam-macam.

Bersambung.....

Terpopuler

Comments

Andhira Arni

Andhira Arni

kayak film nakusa thor

2022-09-24

1

Ssttttt!!

Ssttttt!!

yap.. Terinspirasi dari cerita itu ka.😅😅

2022-07-30

0

💕KyNaRa❣️PUTRI💞

💕KyNaRa❣️PUTRI💞

ya ini kaya cerita film nakusha serial india yg dulu tayang ditv...dia sering makai arang itam diseluruh tubuhnya menutupi kecantikannya

2022-07-30

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29 Kalau ingin, ajak suami ya!
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Promosi Novel SANG PELAKOR
38 Bab 37 Aiden ( Ingin Menyerah )
39 Bab 38
40 Bab 39 ( Menyadari perasaan )
41 Bab 40
42 Bab 41 ( Semangat )
43 Bab 42 ( Pertemuan )
44 Bab 43 ( Kebahagiaan )
45 Bab 44 : Season 2 ( Sean & Carmilla )
46 Bab 45 : Season 2 ( Sean & Carmilla )
47 Bab 46 : Season 2 ( Sean & Carmilla )
48 Bab 47 : Season 2 ( Sean & Carmilla )
49 Bab 48 : Season 2 ( Sean & Carmilla )
50 Bab 49 : Season 2 ( Sean Carmilla )
51 Bab 50 : Season 2 ( Sean & Carmilla )
52 Bab 51 : Season 2 ( Sean & Carmilla )
53 Bab 52 : Season 2 ( Sean & Carmilla )
54 Bab 53 : Season 2 ( Sean & Carmilla )
55 PENGUMUMAN
56 Bab 54 : Season 2 ( Sean & Carmilla )
57 Bab 55 : Season 2 ( Sean & Carmilla )
58 Bab 56 : Season 2 ( Sean & Carmilla )
59 Bab 57 : Season 2 ( Sean & Carmilla )
60 Bab 58 : Season 2 ( Sean & Carmilla )
61 Bab 59 : Season 2 ( Sean & Carmilla )
62 Bab 60 : Season 2 ( Sean & Carmilla )
63 Bab 61 : Season 2 ( Sean & Carmilla )
64 Bab 62 : Season 2 ( Sean & Carmilla )
65 Bab 63 : Season 2 ( Sean & Carmilla )
66 Bab 64 : Season 2 ( Sean & Carmilla )
67 Bab 65 : Season 2 ( Sean & Carmilla )
68 Bab 66 : Season 2 ( Sean & Carmilla )
69 Bab 67 : Season 2 ( Sean & Carmilla )
70 Bab 68 : Season 2 ( Sean & Carmilla )
71 Bab 69 : Season 2 end
72 Novel Baru : Bukan kupu-kupu malam
Episodes

Updated 72 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29 Kalau ingin, ajak suami ya!
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Promosi Novel SANG PELAKOR
38
Bab 37 Aiden ( Ingin Menyerah )
39
Bab 38
40
Bab 39 ( Menyadari perasaan )
41
Bab 40
42
Bab 41 ( Semangat )
43
Bab 42 ( Pertemuan )
44
Bab 43 ( Kebahagiaan )
45
Bab 44 : Season 2 ( Sean & Carmilla )
46
Bab 45 : Season 2 ( Sean & Carmilla )
47
Bab 46 : Season 2 ( Sean & Carmilla )
48
Bab 47 : Season 2 ( Sean & Carmilla )
49
Bab 48 : Season 2 ( Sean & Carmilla )
50
Bab 49 : Season 2 ( Sean Carmilla )
51
Bab 50 : Season 2 ( Sean & Carmilla )
52
Bab 51 : Season 2 ( Sean & Carmilla )
53
Bab 52 : Season 2 ( Sean & Carmilla )
54
Bab 53 : Season 2 ( Sean & Carmilla )
55
PENGUMUMAN
56
Bab 54 : Season 2 ( Sean & Carmilla )
57
Bab 55 : Season 2 ( Sean & Carmilla )
58
Bab 56 : Season 2 ( Sean & Carmilla )
59
Bab 57 : Season 2 ( Sean & Carmilla )
60
Bab 58 : Season 2 ( Sean & Carmilla )
61
Bab 59 : Season 2 ( Sean & Carmilla )
62
Bab 60 : Season 2 ( Sean & Carmilla )
63
Bab 61 : Season 2 ( Sean & Carmilla )
64
Bab 62 : Season 2 ( Sean & Carmilla )
65
Bab 63 : Season 2 ( Sean & Carmilla )
66
Bab 64 : Season 2 ( Sean & Carmilla )
67
Bab 65 : Season 2 ( Sean & Carmilla )
68
Bab 66 : Season 2 ( Sean & Carmilla )
69
Bab 67 : Season 2 ( Sean & Carmilla )
70
Bab 68 : Season 2 ( Sean & Carmilla )
71
Bab 69 : Season 2 end
72
Novel Baru : Bukan kupu-kupu malam

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!