Pukul 17.30
Sayup-sayup terdengar ketukan dan deritan pintu. Mataku mulai mengerjap berusaha memulihkan kesadaran dan terdengar perintah Mama untuk segera bangun, dikarenakan waktu segera mendekati magrib. Tak lupa Mama menyuruhku untuk mandi dan segera bersiap-siap untuk acara malam nanti.
Akupun hanya berdehem membalas perintah Mama, lalu beliau berlalu meninggalkanku seraya menutup pintu.
Aku bergegas bangun meninggalkan kasur empukku menuju ke kamar mandi, tak lupa menyambar handuk yang bergantung pada belakang pintu, dan segera masuk ke kamar mandi untuk melakukan ritualku yakni membersihkan diri.
Usai badanku bersih dan terlihat segar ditambah dengan menyelesaikan kewajiban lima waktu, akupun bergegas menuju almari pakaian.
Dan sesaat setelah pintu almari terbuka, seketika aku terbengong. Inilah kebiasaan burukku, aku selalu bingung memilih untuk mengenakan pakaian yang mana. Bahkan kadang aku sampai mengeluh gak punya baju. Padahal di dalam almari sudah berjubel banyak pilihan baju dan warna dengan berbagai model.
Bahkan lebih parahnya ada jumlah baju yang lebih dari dua warna dengan satu model yang sama. Belum lagi ada yang masih utuh alias tak tersentuh sebab masih rapi terbungkus rapi dalam paperbag dan belum sempat kubuka isinya. Herannya lagi dan lagi aku selalu ngeluh bilang 'gak ada baju', batinku merutuki diriku.
Aku mulai mendegus pasrah, lalu mulai menjatuhkan pilihanku, memilih dress warna hijau mint yang panjangnya selutut, terdapat tali di bagian pinggang yang terlihat sederhana namun tetap tampak elegant saat dipakai.
tok tok tok. Terdengar ketukan dari arah pintu kamarku, segera aku menyahutinya. "Iya masuk," ucapku.
Sesaat setelah pintu terbuka terlihat adekku melongokkan kepala lalu masuk ke kamar. Berlanjut aku beranjak menuju meja rias untuk memoles wajahku dengan sentuhan make up ringan.
Adikku pun mulai mendekat duduk di pinggiran ranjang menunggui aktivitasku sambil memainkan ponselnya.
Alfiah Azzahra, satu-satunya saudara perempuan yang aku miliki. Sekarang dia masih duduk dibangku SMA, jadi kami terpaut usia kurang lebihnya tiga belas tahun. Kami berdua terlahir dari pasangan suami istri yang bernama Hermawan dan Annisa Rahma.
Kami begitu dekat bahkan saking dekatnya kami sering bertukar baju. Ah, lebih tepatnya adikku yang suka meminjam. Meminjam yang tidak dikembalikan, maklum saja sebab kami saudara dan mungkin itu adalah salah satu bentuk tanda kasih sayang dan kurasa memang cukup unik.
"Mbak gimana perasaannya?" tanya adekku memecah kesunyian, setelah dia meletakkan ponselnya di saku.
"Biasa aja?" jawabku sekenanya sambil memoleskan lipstik warna peach.
Padahal sih kalau boleh jujur dalam hati gak karuan, berasa pengen kabur dari kenyataan, gumamku dalam hati.
Adekku kini beranjak berdiri di belakangku, mulai meraih dan menyisir rambutku. "Yang bener, Mbak beneran setuju sama pilihan Mama?"
Kulihat adekku dari pantulan cermin dan aku hanya membalas dengan mengendikkan kedua bahuku. Kini ketukan pintu mulai menginterupsi dari kegiatan kami. Aku melihat Mama muncul dari balik pintu dan menyuruh kami untuk bergegas turun menyambut tamu yang katanya sudah datang. Aku dan adekku pun segera melangkahkan kaki menuju ke bawah yakni ruang tamu, tapi sebelum itu aku menatap diriku dari pantulan cermin serta menarik nafas dalam-dalam kemudian menghembuskannya secara perlahan seraya bergumam, "Bismillahirohmanirrohim."
Banyak typo bertebaran, jangan lupa Jempol juga komentarnya
To Be Continue
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 104 Episodes
Comments
Suhartik Hartik
wkwkwkwkwkw gak nyangka ketemu sama sahabat sendiri
2023-01-25
0
Mrs. Utomo
Aku paham sekali ini 😅
2022-02-11
0
Lis Manda Cel
kerjaanx ira itu apa ya thor kok blum d jelasin🤔🤔🤔
2022-01-21
0