" Sini kamu . " Teriak Brian menarik Firda dan menyeretnya masuk kedalam kamar mereka . Tangan laki laki itu langsung menghempaskan tubuh sang istri ke atas kasur .
Firda hanya diam , ia berusaha untuk menahan air matanya . Ia tak ingin menangis di hadapan Brian , ia tak ingin di anggap wanita lemah . Meskipun kenyataannya ia memang benar benar lemah .
" Berani nya kamu menemui sahabat mu dan ingin mengatakan keburukan ku pada dia . " Teriak Brian tepat di wajah Firda , Mata firda langsung terpejam mendengar suara Brian yang begitu meninggi di telinga nya .
" Aku tak pernah mengatakan nya mas , aku tak mengatakan apa pun pada sila . Aku menemuinya karena aku ingin menjual lukisan ku . Bukan untuk menceritakan perlakuan mu kepadaku . " Ucap Firda kini mulai berani membantah tuduhan Brian . Brian yang tak bisa mengendalikan emosi nya pun langsung mencengkram leher Firda erat .
" Kamu sudah pintar membantah ku ya sekarang . Sudah berapa kali aku bilang aku tak suka kamu menjual lukisan mu pada orang lain . Kamu hanya boleh menjual nya padaku . Kenapa kamu tak mengerti hal itu ha . " Teriak Brian semakin mengeratkan cengkraman nya hingga membuat sudut mata firda berair , wanita itu sudah pasrah jika memang itu adalah akhir dari hidupnya .
Ia memang lebih baik mati dari pada harus menerima perlakuan kasar dari suaminya , ia sudah tak sanggup lagi . Matanya menatap Brian memohon agar segera mengakhiri hidupnya .
Bahkan tangan Firda pun mulai meraih tangan Brian dan membantunya agar tangan itu semakin mencengkram leher nya .
Mata biru akibat softlens yang Firda pakai seketika menyadarkan Brian . Laki laki itu langsung melepaskan cengkraman nya hingga Firda terbatuk batuk karena nya .
Uhuk ...uhuk ...
Suara batuk dengan nafas sang mulai tak teratur membuat Brian terdiam , laki laki itu tengah memandang tangan nya tak percaya .
Ia tak menyangka akan melukai istrinya hingga seperti itu .
" KENAPA TAK MELANJUTKAN NYA , KENAPA BERHENTI . AYO LAKUKAN LAGI MAS . BUNUH AKU , AKU SUDAH TAK KUAT LAGI HIDUP DENGAN MU YANG TERUS TERUSAN MENYIKSA KU . " Teriak Firda meluapkan emosi yang ia pendam selama ini .
Prank ..
Bukannya meminta maaf Brian justru malah membanting guci di kamar nya ke atas lantai . Laki laki itu melupakan emosi nya kepada guci itu .
Firda yang melihat respon sang suami pun semakin kecewa , ia mengalihkan pandangannya ke luar jendela ia sungguh jijik melihat wajah Brian sekarang .
" Aku hanya ingin mengejar mimpi ku menjadi pelukis apa itu salah mas ?" Tanya Firda lirih , wanita itu bersedih karena sejak menikah ia merasa tak di ijinkan lagi untuk meraih mimpi yang ia bangun sejak ia masih kecil .
" Salah , tentu saja salah . Apa nanti kata orang kalau istri dari CEO perusahaan terkenal di negri ini adalah seorang pelukis . " Ucap Brian dingin dengan tangan yang masih mengepal .
" Memang nya kenapa dengan pelukis mas ...apa salah nya ?" Tanya Firda memandang brian tak paham dengan pemikiran suaminya itu .
" Pelukis bukan profesi yang patut di banggakan Firda , aku bisa malu kalau rekan Bisnisku tau kamu seorang pelukis . Lagi pula apa uang yang aku kasih kurang , selama ini kau memberi mu jatah uang yang tidak sedikit dan bahkan kamu mau minta apa pun itu aku pun bisa menuruti nya . Tapi kenapa kamu malah ingin menjadi pelukis , berapa sih gaji yang bisa di dapat pelukis apa gaji itu bisa mengalahkan uang yang aku berikan ?" Tanya Brian menatap istrinya itu tajam .
Firda tersenyum sinis , ia menyesal menikah dengan laki laki yang tak bisa menghargai keinginan nya . Itu bukan soal uang , ia ingin meraih mimpi bukan karena uang tapi karena memang itu impian nya dan ia ingin meraih mimpinya .
" Gaji nya memang tak sebesar yang kamu berikan kepadaku , tapi itu membuatku bahagia bukan malah membuat ku menderita seperti ini . "
Plak ...
Sebuah tamparan mengenai pipi Firda . Brian kembali melayangkan tangan nya karena sudah tak bisa menahan emosinya lagi .
Ia kesal karena Firda mengatakan hal itu , ia merasa bahwa Firda seakan mengatakan jika dirinya tak bisa membahagiakan wanita itu .
" Seperti nya kamu memang minta di hajar ya . " Ucap Brian emosi . Laki laki itu langsung menindih tubuh Firda dan ******* bi bir istrinya itu kasar . Firda meronta , ia mendorong tubuh suaminya berkali kali namun ia tak bisa mengalahkan tenaga laki laki itu .
Dengan kasar dan penuh menuntut Brian terus terusan mencumbui dirinya , tak jarang ia memukul dada dan perut Firda dengan begitu ganas nya . Firda hanya bisa menangis , hatinya semakin teriris karena di setuju oleh sang suami dengan cara kasar seperti itu .
Setelah puas , Brian menurunkan ciu man nya ke leher Firda , ia meninggalkan jejak kebiruan di le her istrinya itu . Cukup lama ia bermain di sana . Brian pun menurunkan ciu man nya terus ke bawah kearah 2 buatan kenyal yang sudah penuh dengan memar akibat pukulan dan cengkraman yang ia berikan .
Tanpa perduli dengan rasa sakit yang masih Firda rasakan . Brian me re mas dan juga meng gigit buah kenyal itu dengan begitu buas nya .
" Akh ..." Teriak Firda kesakitan , wanita itu tak merasakan nik mat sama sekali saat suaminya men cum Bu i dirinya . Yang ia rasakan hanya rasa sakit baik fisik maupun hatinya .
Air mata firda keluar tanpa bisa ia tahan , tak ada erangan kenikmatan sama sekali karena hatinya terlanjur mati .
Sementara di bawah sana Brian semakin brutal , laki laki itu bagaikan monster yang tengah bermain main di area terlarang mi Lik Firda .
Tempat terlarang itu masih kering dan tanpa aba aba Brian langsung menghentak kan mi Lik nya kedalam sangkar Firda .
" Akh .." Jerit Firda merasa perih dan juga sakit di area bawa sana. Firda menangis namun ia tak mau memohon kepada Brian , harga dirinya sebagai seorang perempuan terluka .
Siksaan itu terus berlanjut , wajah Brian yang begitu menik ma ti permainan itu membuat Firda muak dan benci . Ia sakit hati , sakit teramat sakit hingga rasanya ia tak bisa menangis lagi .
Ia tak akan pernah bisa memaafkan Brian dengan segala perlakuan yang laki laki itu berikan . Ia tak akan bisa lagi menaruh hatinya pada laki laki yang sama sekali tak perduli dengan dirinya .
Ia muak dan ingin pergi dari kehidupan laki laki itu , mengingat wajah keenakan yang Brian tunjukan membuat Firda memalingkan wajah nya . Ia sudah tak sanggup lagi melihat wajah itu .
Wajah pria bejat yang telah menyakiti dan juga Menik mati tu buh nya . Cukup lama Brian
melakukan hal itu hingga laki laki itu akhirnya mengakhiri permainan nya dengan memuntahkan lava panas nya ke dalam rahim sang istri .
Setelah Brian menyingkir dari Tu buh nya , Firda pun langsung memunggungi suaminya . Wanita itu tak lagi menangis , ia hanya terdiam dan menatap kosong pada sebuah meja yang ia biasa gunakan untuk merias wajah .
Hati dan jiwanya seakan mati dan ia rasa sulit untuk menghidupkan jiwa dan hatinya lagi . Sementara Brian yang sudah puas dan kelelahan dengan permainan nya pun langsung tertidur dengan pulas tanpa rasa bersalah sedikitpun .
Hati Firda semakin berdenyut nyeri mendengar dengkuran halus dari mulut sang suami . Wanita itu bangkit dari pembaringan nya , ia memungut baju milik nya yang berserakan keatas lantai .
Setelah itu ia masuk kedalam kamar mandi , di guyur nya tu buh milik nya dengan air shower yang mengalir . Ia menggosok seluruh bagian yang suaminya sentuh dengan kasar , ia merasa jijik setiap membayangkan sentuhan yang suaminya berikan .
Wanita itu berusaha menyingkirkan bekas yang Brian tinggalkan di bagian Tu buah nya dengan sangat kasar . ia ingin menghilangkan itu tapi tanda itu tak bisa hilang juga , karena tangan nya sudah lemah fisik dan hatinya pun sama lelah nya . Akhirnya Firda hanya bisa menangis di bawah alir yang mengaliri tu buah wanita itu .
..
.
..
Jahat banget gak sih , tapi ini lah hidup . Kadang ada senang kadang juga ada duka .
Jangan lupa like komen vaf dan hadiah ya . biar author semakin semangat .
Dukungan kalian sangat berarti untuk kami para author .
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 56 Episodes
Comments