" Uweeeekkkkk.. "
Celine memuntahkan semua isi dari dalam perutnya, rasa mual masih belum juga menghilang walaupun sepertinya isi didalam perutnya sudah terkuras habis. Celine terus menerus muntah sampai mengeluarkan cairan berwarna kekuningan. Keringat dingin terus mengalir dari tubuh Celine, tubuhnya tiba-tiba terasa lemas tak bertenaga. Celine menatap pantulan wajahnya sendiri didepan cermin, wajahnya kini tampak pucat pasi dan terlihat sangat berantakan. 'Bagaimana ini?. Sebentar lagi pasti Arsha sampai. ', batin Celine sedikit kesal karena tiba-tiba saja muntah-muntah seperti orang mabuk perjalanan. Rencananya yang ingin memberikan kejutan panas untuk kekasihnya sepertinya akan gagal, penampilannya saat ini benar-benar berantakan.
'Kenapa tiba-tiba perutku jadi mual begini?. ', tanya Celine dalam hati, bingung karena tiba-tiba saja merasakan mual muntah seperti ini tanpa ada gejala sakit sebelumnya. Celine segera membasuh wajahnya yang pucat dengan air kran, berharap bisa menghilangkan rasa mual yang masih mendera perutnya.
"Lily...!! ", terdengar suara bariton milik Arsha dari kejauhan, Celine tersenyum bahagia mendengar panggilan sayang dari kekasihnya, Lily merupakan panggilan sayang dari Arsha yang mengibaratkan Celine secantik dan seindah bunga Lily. Celine kemudian berjalan pelan keluar dari kamar mandi dengan langkah sedikit gontai karena tubuhnya benar-benar terasa sangat lemas tak bertenaga. Tubuhnya hanya berbalut handuk kimono mandi berwarna putih, gagal sudah menyiapkan diri dengan pakaian terseksi saat menyambut Arsha pulang. Rencananya yang ingin memberikan kejutan untuk kekasihnya saat pulang ke apartement benar-benar sudah hancur berantakan karena mual yang menderanya.
"Sayang kamu dimana?. ", suara Arsha kembali menggema di seluruh ruangan apartemennya.
Celine buru-buru membuka pintu kamarnya, dan terlihat Arsha yang sedang berjalan menaiki tangga menghampirinya dengan senyum yang sangat lebar.
"Sayang... ", sambut Celine dengan suara yang sangat lemah dan hampir tak bisa terdengar oleh Arsha.
"Sayang, kamu kenapa?. Wajah mu pucet banget?. ", tanya Arsha khawatir sambil berjalan mendekati Celine, lalu kedua tangannya langsung menangkup wajah Celine yang terlihat sangat pucat.
Celine langsung menjatuhkan kepalanya ke dada bidang Arsha karena tubuhnya benar-benar terasa sangat lemas. Arsha membalas pelukan Celine dengan erat, kemudian mengusap punggung Celine dengan lembut.
"Apa kamu kelelahan, Ly?. ", Celine hanya menjawab dengan gelengan kepalanya yang masih menempel di dada Arsha.
Tubuh Celine kembali menegang saat dia kembali mencium aroma parfum Arsha seperti saat di ruang walk in closet tadi. Celine langsung mendorong tubuh Arsha dengan kedua tangannya, tiba-tiba perutnya kembali terasa seperti diaduk.
"Arsha...", panggil nya dengan suara yang sangat lemah.
"Celine...!!. ", pekik Arsha langsung memeluk tubuh Celine yang hampir jatuh kelantai, lalu mengangkat tubuh Celine dan membawanya ke atas ranjang.
"Celine, bangun sayang... kamu kenapa?. ", Arsha mencoba membangunkan Celine dengan cara menepuk-nepuk pipinya pelan, tapi Celine tak juga membuka matanya.
Arsha terus berusaha untuk menyadarkan Celine dengan berbagai cara, kini dia dilanda kepanikan karena Celine tidak kunjung sadarkan diri. Arsha langsung mengambil ponselnya di dalam tas kerjanya, kemudian menelpon Edo, sahabat sekaligus dokter pribadi keluarganya yang selalu siap datang jika dipanggil oleh keluarganya.
*
"Kenapa Celine Do?. ", tanya Arsha begitu sahabatnya selesai memeriksa Celine.
"Sepertinya Celine kelelahan, tapi untuk lebih jelasnya Celine harus dibawa ke rumah sakit untuk general check up. Kalo sekarang aku cuma bisa memberikan cairan infus dan vitamin untuk mengatasi dehidrasinya dulu. "
"Lakukan saja secepatnya sekarang, tunggu apa lagi?!. Kenapa dia belum sadar Do?. "
Edo menghela nafas panjang, sahabatnya ini memang termasuk orang yang tidak sabaran kalo menyangkut urusan orang-orang kesayangannya.
"Celine sebenarnya sudah sadar, dia hanya tertidur karena tubuhnya terlalu lemah. ", Edo kemudian mengeluarkan alat medis yang ada didalam tas emergency yang selalu dibawanya saat berkunjung atau dipanggil oleh keluarga Wiguna.
"Sus, siapkan infus set untuk pemasangan cairan rehidrasi ya. "
"Baik dok. ", seorang perawat perempuan yang mendampingi Edo dengan cekatan menyiapkan alat medis yang ada didalam tas emergency.
Celine terbangun saat tangan kirinya terasa sakit ditusuk jarum infus oleh Edo.
"auwwww.. ", pekik Celine lirih menatap tangan kirinya yang sedang dipasang infus.
"Celine, kamu sudah sadar sayang. ", Arsha langsung meraih wajah Celine, kemudian mencium keningnya dengan lembut.
"Aku kenapa sayang?. ", tanya Celine kebingungan.
"Kamu tadi pingsan sayang.. ", Arsha meraih tangan Celine yang tidak di infus, menggenggamnya erat seolah sedang memberikan kekuatan untuk kekasihnya itu.
Seketika keringat dingin keluar lagi dari tubuh Celine, rasa mualnya muncul begitu hidungnya mencium aroma tubuh Arsha yang berada di dekat nya.
"Aku mual lagi... ", secepat kilat tangannya ditarik dari genggaman Arsha, untuk menutup hidung dan mulutnya.
"Arsha, kamu bau, aku mual dengan bau mu. ".
Arsha terkejut dengan ucapan kekasihnya itu, bagaimana mungkin Celine mual dengan bau parfumnya, selama ini bahkan Celine selalu merengek membujuk Arsha untuk memakai parfum ini saat sedang bersamanya.
"Celine, kapan kamu terakhir datang bulan?. ", tanya Edo tiba-tiba yang berhasil membuat Arsha dan Celine saling berpandangan.
"Apa maksud mu Do?. ", Arsha beralih menatap Edo dengan tajam.
Sementara Celine langsung terdiam, jantungnya tiba-tiba berdetak lebih cepat dari biasanya.
Ya, sudah hampir seminggu dia telat datang bulan. Tapi apa mungkin?. Dia pikir terlambat datang bulan itu hal yang sangat wajar karena kesibukannya selama syuting kemarin, dan hal itu bisa saja membuat haidnya terlambat datang.
"Celine...", panggil Edo menyadarkan Celine dari lamunannya.
"Sudah hampir satu minggu. ", jawabnya datar dengan suara yang sangat pelan.
Arsha menatap Celine, mencoba mencari jawaban jujur dari wajah kekasihnya yang kini terlihat bertambah pucat pasi.
Tiba-tiba dia teringat satu bulan yang lalu dia dan Celine melakukannya tanpa memakai pengaman. Saat itu memang dia yang membujuk Celine untuk melanjutkan aktivitas panas mereka tanpa pengaman, karena dia lupa membawanya saat berkunjung ke lokasi syuting Celine.
"Kamu bawa alat test nya Do?. ", tanya Arsha pada Edo.
Celine hanya terdiam membisu, matanya menatap kosong ke selimut tebal yang menutupi kakinya.
"Aku bawa, sebenarnya lebih akurat kalau di lakukan saat baru bangun tidur dipagi hari. Tapi kalau kamu sudah sangat penasaran bisa saja di lakukan test sekarang juga. Testpack yang aku bawa akurasinya juga sangat bagus. ", Edo mengambil testpack yang selalu disediakan didalam tas emergencynya, kemudian menyerahkannya kepada Celine.
"Ini Celine, kalau kamu lemas kamu bisa minta pacarmu ini menggendong mu ke kamar mandi. "
Tanpa pikir panjang Arsha langsung merebut testpack dari tangan Edo, lalu mengangkat tubuh Celine dan membawanya ke kamar mandi.
*
Tangan Celine bergetar memegang testpack yang sudah terdapat dua garis merah diatasnya.
"Sayang, apa sudah selesai?. ", tanya Arsha dari luar kamar mandi mulai tak sabar menunggu Celine yang sudah hampir setengah jam didalam kamar mandi
Celine masih terdiam, kepanikan tiba-tiba melanda dirinya. Bagaimana mungkin disaat seperti ini dia bisa hamil seperti ini?. Disaat kariernya dalam masa puncak kesuksesan sebagai artis papan atas, disaat namanya menjadi salah satu bintang yang paling bersinar tahun ini.
'Ya Tuhan, apa yang harus aku lakukan?. ', Celine mengusap wajahnya dengan kasar, kemudian berjalan pelan menuju pintu kamar mandi.
"Sayang... ", Arsha memegang bahu Celine begitu pintu kamar mandi sudah terbuka.
"Apa sudah ada hasilnya?. ", tanya Arsha kemudian.
Celine menyodorkan testpack di depan wajah Arsha, terlihat jelas ada dua garis merah di alat testpack itu. Arsha tidak bodoh, dia tau apa artinya itu. Arsha menatap Celine dengan tatapan yang sulit diartikan oleh Celine.
"Sayang, kita akan menikah sesegera mungkin!!. "
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 89 Episodes
Comments