Mereka bermain dari ranjang hingga ke sofa. Mencoba berbagai gaya yang membuat mereka berdua sama-sama mabuk kepayang akan dosa dan hubungan terlarang tersebut.
Untuk sesaat, Brian benar-benar mampu membuat Cella melupakan Boy suaminya.
***
Setelah bermain cukup lama, Brian akhirnya kembali menaburkan benihnya di rahim milik Cella.
"Terima kasih adik ipar," ucap Brian mengecup bibir Cella sekilas, lalu bangkit menuju kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya.
Sedangkan Cella segera memungut kembali semua pakaiannya dan memasangnya kembali. Tanpa menunggu Brian selesai mandi, wanita itu langsung pergi menuju kamarnya dan mengulang mandinya kembali.
Cella memutar kembali adegan demi adegan yang ia lakukan dengan kakak iparnya sendiri.
"Dia memang lebih tangguh daripada Boy. Tapi biar bagaimanpun juga, dia adalah kakak ipar ku. Aku harus membujuk Boy untuk pindah dari rumah ini. Aku tidak mau terus-terusan menjadi budak nafsunya," gumam Cella yang sedang berendam di dalam bathub.
Beberapa saat kemudian, Cella yang telah selesai mandi dan berpakaian, memutuskan untuk turun ke lantai dasar rumah mewah itu guna untuk memasak makan siang untuk dirinya dan juga Brian.
Saat Cella tengah memotong sayuran, tiba-tiba saja tubuh mungilnya itu di peluk dari belakang oleh Brian.
Bukan hanya memeluk. Brian juga mencium tengkuk Cella, sehingga Cella di buat bergidik geli.
"Kak.. Kak Brian. Apa mau mu. Jangan menggangguku," ucap Cella berusaha melepas pelukan Brian yang melilit tubuhnya menggunakan tangan kekarnya.
"Ssstttr tenanglah. Aku janji tidak akan macam-macam. Aku hanya ingin menemanimu memasak," jawab Brian mempererat pelukannya.
"Kak aku mohon sadarlah. Aku ini adik ipar mu, bukan kekasihmu," balas Cella mencoba menyadarkan kakak iparnya itu.
"Aku tau kamu adik ipar ku. Apa salahnya jika aku juga ikut menikmati tubuh adik ipar ku? Bukankah berbagi itu indah," ucap Brian semakin membuat Cella jijik.
"Kak stop. Kakak ini sudah gila. Entah apa yang akan Boy rasakan jika ia tau kakak satu-satunya memiliki sifat keji seperti ini," ucap Cella yang tidak habis pikir dengan jalan pikiran Brian.
"Sudah, kamu diam saja. Lanjutkan saja memasaknya, aku hanya ingin memeluk seperti ini," ujar Brian mengabaikan ucapan Cella
Pada akhirnya, Cella menyerah dan membiarkan Brian memeluk tubuhnya.
Tak hanya itu, sesekali Brian menciumi tengkuk Cella. Sedangkan tangannya yang sedari tadi memeluk Cella, kadang juga iseng meremas dan bermain di bagian tubuh Cella yang lainnya.
Meskipun risih, Cella tidak mau lagi membantahnya. Ia berpikir percuma saja, karena Brian benar-benar telah terobsesi akan tubuhnya.
Tiga puluh menit kemudian, Cella telah selesai memasak makanan untuk siang dan juga malam nanti.
"Kak, aku sudah selesai memasak, kakak bisa melepaskan pelukannya sekarang," ucap Cella mencoba melepaskan pelukan Brian.
"Oh ya. Cepat sekali," tanya Brian melihat ke sekelilingnya. Ternyata benar, Cella memang telah selesai dengan acara masak memasaknya.
"Kakak lihat saja sendiri. Sekarang aku mohon lepaskan pelukan kakak. Aku mau ke kamarku dulu," ucap Cella dengan kesal.
"Haha, baiklah.. Baiklah.. Aku tau kamu pasti kecapean. Sekarang pergilah istirahat ke kamarmu. Kapan-kapan kita akan bermain lagi," ucap Brian membuat Cella semakin benci kepada kakak iparnya itu.
Tanpa menunggu waktu lama, Cella langsung pergi menuju kamarnya dengan setengah berlari. Ia takut, jika Brian berubah pikiran.
"Haha.. Cella.. Cella.. Aku akan membiarkanmu istirahat untuk hari ini," ucap Brian tertawa melihat Cella yang lari ketakutan.
Setibanya di kamar, Cella langsung menghubungi Boy suaminya.
"Kenapa sayang?" tanya Boy dari seberang telpon.
"Boy, hmmmm,, aku.. Aku mau kita tinggal di rumah sendiri. Menyewa pun tidak apa-apa," ucap Cella membuat Boy sedikit terkejut.
"Kenapa memangnya? Kamu tidak betah tinggal di rumah ku?" tanya Boy penasaran.
"Bukannya tidak betah Boy, tapi aku tidak enak," jawab Cella. Ia berharap Boy mau menuruti permintaannya untuk pindah dari rumah utama tersebut.
"Loh..? Tidak enak sama siapa sayang?" tanya Boy tidak mengerti jalan pikiran istrinya itu.
"Boy coba kamu pikir, di saat kamu kerja seperti ini, aku hanya tinggal berdua dengan kak Brian. Bukannya apa, sedikit atau banyaknya, aku canggung sayang," ujar Cella menjelaskannya, namun ia tidak mengatakan apa yang telah di lakukan kakak iparnya itu.
"Haha.. Cella.. Cella.. Kamu memang istri idamanku. Kamu selalu berusaha menjaga diri jika aku tidak berada di sampingmu. Sayang, kak Brian itu jarang di rumah. Dia mempunyai banyak bisnis di luar kota. Mungkin saja, sekarang kak Brian lagi mengambil masa liburannya karena pernikahan kita kemaren. Kamu tenang saja ya. Gak usah canggung seperti itu," jawab Boy yang sama sekali tidak peka dengan ucapan sang istri.
"Tapi Boy?" balas Cella terputus.
"Sudah, kalau kamu sungkan, atau merasa tidak enak, kamu istirahat saja di kamar sampai aku pulang nanti. Nanti lama-lama kamu juga akan terbiasa kok," ucap Boy meyakinkan sang istri.
"Baiklah kalau begitu Boy. Kamu cepatlah pulang. Aku merindukanmu," sambung Cella dengan nada manja.
"Aku juga merindukanmu sayang. Aku akan segera pulang jika semua urusanku telah selesai," balas Boy kemudian mematikan panggilannya.
"Boy, andai kamu tau, kakak mu itu telah mencicipi tubuhku dan menjadikan istrimu ini sebagai pemuas nafsunya yang gila itu," gumam Cella menghela nafas kasar.
Karena tidak tau harus melakukan apa lagi, Cella memilih untuk tiduran di sofa kamarnya sembari menonton TV hingga tanpa di sadari nya, Cella pun akhirnya tidur dan masuk ke alam mimpi.
Sedangkan Brian, ia kini tengah berada di sebuah ruangan bawah tanah yang ada di rumah mewah tersebut.
Di sana banyak sekali foto-foto Andin, mantan kekasihnya yang telah kabur meninggalkan Brian, tepat di hari pernikahan mereka karena ketahuan hamil anak sahabatnya sendiri.
"Andin.. Sampai ke ujung dunia, aku akan tetap mencari mu. Jangan salahkan aku jika sikapku padamu berubah suatu hari nanti," gumam Brian bicara pada dirinya sendiri sembari mengusap foto cantik Andin yang ia pajang di dinding ruang bawah tanah tersebut.
Sedangkan di sudut ruangan itu, terdapat seorang laki-laki yang penampilannya berantakan dan banyak sekali bekas luka di tubuhnya.
Dia adalah Rocky, sahabat Brian yang tega mengkhianatinya dengan cara menghamili Andin, calon istrinya.
Rocky baru satu bulan yang lalu di tangkap oleh Brian dan juga Boy di sebuah rumah yang menjadi tempat persembunyiannya selama ini dengan Andin. Namun sayang sekali, Andin berhasil kabur karena di selamatkan oleh Rocky.
"Brian, lepaskan aku. Aku mohon," ucap Rocky memelas. Suaranya terdengar lirih dan pilu.
"Haha.. Lepaskan? Kau bilang lepaskan? Haha.. Rocky.. Rocky.. Aku akan melepaskan mu jika kau bersedia memberi tahukan ku keberadaan calon istriku Andin," jawab Brian tertawa sembari mendekat sudut ruangan itu.
"Aku sungguh-sungguh tidak mengetahuinya Brian. Kau itu tampan dan juga mapan. Lepaskan saja Andin, aku yakin banyak wanita yang bersedia menikah denganmu," jawab Rocky membuat Brian menghadiahkan satu pukulan ke wajah Rocky.
"Jangan mengaturku. Aku hanya ingin Andin di sini menemani hari tuaku," ucap Brian geram.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 53 Episodes
Comments
Carloz Loco
kayak teerganggu brian kejiwaanny karena sebuah peristiwa
2025-01-14
0
Ita rahmawati
kyknya si brian udh gila deh
2024-11-04
0
Siti Mariyam
Sumpah Kasian bngt si Cela Dia pasti tertekan, Semoga aja Brian berubah
2022-07-02
2