Episode 5

Di ruang baca jendral Zhang, Jia Li sedang berbicara serius dengan sang ayah. jendral sang acuh tak acuh dengan penuturan sang putri kandung nya itu.

"yahh, Jia mau ke lembah ular emas, Jia pengen jadi pendekar hebat, aku pengen melindungi kediaman jendral kita dari orang-orang jahat ayah." seru Jia Li, jendral Zhang masih tak menggubris perkataan sang putri, dia nampak begitu fokus pada buku yang dibacanya, entahlah, Jia tak tau itu buku apa.

"ayah ayolah, kali ini saja, Jia Li mohon ayah, izinin aku ke lembah ular emas yah ayah, Jia Li mohon-mohon sama ayah, ya Yah ya?kali ini aja." ujar Jia Li kembali memohon-mohon pada sang ayah. jendral Zhang menghembuskan nafasnya kasar, lalu menutup buku yang dibacanya, di tatapnya sang putri yang terlihat kurus kering itu.

helaan nafas kembali terdengar

"emangnya kamu kesana bareng siapa?" tanya jendral Zhang pada Jia Li, Jia Li yang tadi menunduk sekarang mendongak melihat wajah sayang ayah.

"bareng Han ayah." jelas Jia Li lalu berucap

"boleh gak yah?" tanya Jia Li dengan wajah memelas nya.

"baiklah tapi kamu ditemani oleh para pengawal, mereka akan akan pergi bersama mu." wajah senang Jia Li luntur saat mendengarkan syarat dari sang ayah.

"gak usah pakek pengawal kali yah, aku bawa Ying Ying aja udah cukup, gak perlu bawa-bawa pengawal." tolak Jia Li.

"Jia Li kamu itu gak bisa bela diri, bagaimana kalau di perjalanan ada penjahat, ayah gak mau kehilangan kamu, cukup ibu mu saja yang meninggalkan ayah, kamu jangan." wajah jendral Zhang langsung terlihat sedih, diri nya sangat mencintai Zhang Ruwei ibu kandung Jia Li itu.

"Yah, aku bukanlah Jia Li yang dulu Ayah, aku bisa melawan penjahat, ayah percaya yah sama aku? aku akan pulang tanpa luka sedikitpun, aku janji itu." Jia Li mencoba menyakitkan sang ayah.

"bagaimana ayah bisa mempercayai kamu Jia Li?" tanya jendral Zhang sedikit lelah.

"Jia bisa menujukan nya pada ayah, kalau Jia bisa beladiri." yakin Jia Li.

"aku bisa melawan dua puluh prajurit dalam sekejap, kalau ayah tak percaya ayah bisa mengetes Jia, Jia siap." ujar Jia Li sungguh-sungguh. jendral Zhang menghelahkan nafasnya, lalu mengangguk

"nanti sore kamu ke tepat latihan, ayah akan menguji ucapan mu tadi, jika kamu tidak terbukti bisa bela diri, maka jangan merengek untuk pergi ke lembah ular emas, karena Sampai kapanpun ayah gak akan rela jika kamu kenapa-kenapa." ucap tegas jendral Zhang, Jia Li mengangguk mantap, setelah itu pamit undur diri dari ruang baca sang ayah.

"Ruwei-Ruwei, putrimu itu sama-sama keras kepalanya seperti mu." tutur jendral Zhang entah pada siapa.

Jia Li kembali kekamar nya, lalu mengajak Ying Ying ke tempat dua hari lalu dikunjungi nya—taman belakang kediaman jendral Zhang disana keduanya berada sekarang.

Jia Li duduk dibawah pohon rindang yang belumlah di naikin nya.

"Ayok duduk disini." aja Jia Li, Ying Ying mengangguk lalu duduk disebelah sang tuan.

"Ying Ying besok kamu ikut dengan ku yah ke lembah ular emas." ucap Jia Li yang membuat Ying Ying kaget seketika.

"lembah ular emas nona?" tanya Ying Ying tak percaya, Jia Li mengangguk lalu bertanya

"emang kenapa? ada yang salah kan?" tanya Jia Li pada Ying Ying, gadis yang lebih muda darinya itu menggeleng lalu berujar

"hanya saja tempat itu terlalu berbahaya nona, banyak pendekar yang mati di jalan masuk lembah itu! nona yakin mau kesana?" tanya Ying Ying. Jia Li mengangguk lalu berucap

"aku yakin, lagi pula, aku adalah master diatas para pendekar, jadi mudah bagiku untuk masuk kedalam lembah itu." ucap PD Jia Li, lalu bangkit dari duduknya begitu juga dengan Ying Ying yang ikutan bangkit dari duduk nya tadi.

"nona mau ngapain?" tanya Ying Ying saat melihat Jia Li sedang mengambil ancang-ancang untuk memanjat pohon.

dengan mengunakan ilmu peringan tubuh yang dulu dipelajari Mia di zaman modern, dirinya berhasil menaiki pohon itu, Ying Ying dibuat cengoh oleh aksi Jia Li tadi, di ucek-ucek matanya memastikan matanya tak salah lihat.

"Nona sejak kapan bisa melakukan ilmu peringan tubuh?" tanya Ying Ying tak percaya. diangkatnya kedua bahunya membalas pertanyaan sang pelayan pribadi. ah Ying Ying dibuat schok oleh Jia Li, bahkan gadis berwajah imut itu tak berkutik ditempat barang sedetik pun. Jia Li hanya acuh menanggapi reaksi berlebihan sang pelayan yang sudah dianggap sebagai temannya sendiri itu.

"tidak usah berlebihan seperti itu, itu hanya satu persen dari kemampuan yang ku miliki." ucap Jia Li santai.

"HAH hanya satu persen kemampuan nona? jadi masih ada sembilan puluh sembilan persen (99%) lagi yang nona miliki?" Ying Ying dibuat kembali shock oleh ucapan Jia Li tadi. Jia Li hanya mengangguk lalu berucap.

"yah, jika kamu mau melihat sembilan puluh sembilan persen kemampuan ku, kau bisa ikut aku ke lembah ular emas." ujar Jia Li. Ying Ying manganguk mantap, dirinya sudah memutuskan untuk menemani sang nona ke lembah ular emas itu, dia sudah berjanji pada diri nya sendiri untuk setia pada sang nona—Zhang Jia Li. "yah aku akan ikut dengan nona ke lembah ular emas itu." ucap Ying Ying, Jia Li tersenyum puas mendapatkan respon dari Ying Ying tadi.

"bagus." seru Jia Li sambil mengulas senyum manis nya.

*

*

*

*

Sore harinya, seperti yang di bilang jendral Zhang tadi siang, dirinya akan menguji sang putri diarena pelatihan para prajurit. disana sudah ada dua puluh prajurit terbaik kediaman jendral Zhang.

"kamu beneran mau melawan mereka Jia? jika kamu mau mengundurkan diri dan memutuskan untuk tak pergi ke lembah itu kamu masih mendapatkan kesempatan itu." ujar jendral Zhang berharap sang putri menyerah dan menurut perkataan nya untuk tak pergi ke lembah ular emas itu. Jia Li mengeleng-geleng. "aku tidak akan menyerah ayah! aku akan menujukan pada ayah kalau aku bisa." tegas Jia Li, gadis itu sekarang berpakaian layaknya seorang lelaki di zaman kuno. jendral menghela nafas nya lalu berujar.

"Baiklah, terserah kamu saja, jika kamu ingin babak belur maka silahkan melawan para prajurit tebaik yang sudah ayah latih sejak lama." ujar jenderal Zhang berharap sang putri berubah pikiran dan memiliki tak pergi ke lembah ular emas.

"ayok lawan aku." lantang Jia Li, menyuruh para prajurit untuk melawannya duluan, para prajurit saling pandang.

"KALIAN SEMUA, LAWAN AKU , APA KALIAN TAK MENDENGAR PERKATAAN KU HAH." teriak lantang Jia Li, para prajurit melihat kearah sang jendral, jendral Zhang mengangguk. kedua puluh prajurit langsung menyerang Jia Li secara bersamaan, ada yang menyerang dengan tangan kosong, ada juga yang memakai pedang.

like komen vote favorit

Terpopuler

Comments

Herry Ruslim

Herry Ruslim

berlebihan lawan 20 prajurit, dua saja cukup Thor...

2022-12-23

2

R@3f@d lov3😘

R@3f@d lov3😘

belum tau siapa yang dilawan 😏

2022-11-18

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!