Bab 2

"Bah, Zaidan menyetujui permintaan Abah untuk menikahi wanita itu," ucap Zaidan dengan nada keseriusan.

"Alhamdulillah, terima kasih Nak. Insyaallah apa yang menjadi keputusan kamu itulah yang terbaik," sahut Fatah dengan lega dan lagi senyum lebar menghiasi wajahnya.

Aisyah mendekat ke arah Fatah dan Zaidan, dia mendengar jelas apa yang dikatakan Zaidan karena dirinya sudah keluar dari toilet.

"Apakah kamu sudah mantap memutuskan itu Zaid?! Nak, menikah itu bukan perkara sah saja. Semuanya harus dijalankan dengan keikhlasan karena Allah. Sanggupkah kamu lakukan itu?" cecar Aisyah karena jujur dari lubuk hatinya dia merasa tidak rela anak satu-satunya menerima permintaan sepihak dari Fatah.

Zaidan mengangguk dan melempar sebuah senyum.

"Tapi Zaid_"

"Aku lapar lagi Ummi, bisa Ummi temani aku ke kantin," potong Zaid, kakinya turun dari ranjang lalu merangkul pundak umminya agar mengikuti arah dia berjalan.

Aisyah mengikuti langkah Zaidan hingga mereka duduk di kursi yang ada di kantin rumah sakit. Dia sebenarnya tahu, permintaan Zaidan untuk menemani ke kantin hanya akal-akalan saja karena Zaidan tidak ingin ada perdebatan di depan Fatah.

Aisyah menatap wajah anaknya dengan iba. "Nak, kamu tidak harus berkorban sejauh itu. Kamu pikirkan kembali apa yang kamu putuskan sebelum semuanya terlambat," rayu Aisyah.

"Aku sudah mantap Ummi dengan keputusanku. Doakan saja agar semua berjalan lancar dan Allah selalu memberi berkah setiap langkah yang kutempuh," ujar Zaidan.

Aisyah terdiam. Menatap kembali wajah sang anak lalu kepalanya mengangguk pelan.

"Apa kamu sudah omongkan dengan Khanza?"

Zaidan mengangguk.

"Dia bagaimana?" penasaran Aisyah.

"Semoga Allah memberi pengganti yang lebih baik," jawab Zaidan.

"Pasti dia tidak dapat menerima begitu saja keputusan kamu. Ibu juga seorang wanita, sedikit banyak merasakan apa yang dirasakan Khanza," ucap Aisyah dengan raut sedih.

Zaidan terdiam, apa yang dikatakan umminya adalah fakta yang tak terelakkan. Namun, dirinya harus mengambil sikap egois sebelum melangkah lebih jauh dan pastinya akan lebih menyakitkan untuk Khanza.

"Ummi tidak mengerti jalan pikir dari abah kamu. Apakah dia meminta kamu untuk menikahi wanita itu agar tuntutan dari wanita itu dicabut? Atau ada maksud lain? Kamu tahu sendiri, Abah kamu selalu bermain teka-teki ketika mengambil sebuah keputusan."

Zaidan hanya tersenyum mendengar kekesalan dari ummi Aisyah.

'Terlepas dari apa alasan abah memintaku untuk menikahi wanita itu. Aku akan selalu berusaha memenuhi apa yang menjadi titah dari abah. Karena kalian, abah dan ummi adalah segalanya buatku,' batin Zaidan matanya menatap lekat ke arah wanita yang sedang duduk sambil memanyunkan bibirnya dari rasa kesal yang mendera.

Tangan Zaidan kini meraih tangan umminya, dia elus dan raba tangan yang sudah terlihat berkerut itu.

"Ummi jangan khawatir. Pernikahanku bukan akhir dari hidupku, justru itu awal hidupku yang baru. Aku mohon restu dari ummi," ujar Zaidan dengan lembut.

Aisyah menatap lekat anak yang ada di hadapannya. Tiba-tiba kejadian 20 tahun lalu terlintas dalam benaknya. Saat itu bocah kecil usia 5 tahunan tengah menangisi kedua orang tuanya yang telah meninggal karena melawan sekelompok perampok. Bocah itu Aisyah bopong agar diam. Dia seperti oase yang hadir di tengah-tengah pernikahan dirinya dengan Fatah yang sudah 10 tahun tak kunjung diberi momongan. Dialah Zaidan anak dari sahabat Aisyah dan Fatah yang akhirnya diasuh oleh dirinya.

"Nak, maafkan Abah kamu yang tidak bisa mengerti perasaan kamu," lirih Aisyah.

Zaidan tersenyum kecil, "Abah dan ummi segalanya buat aku," jawab Zaidan.

"Kalau Ummi meminta kamu untuk tidak mengabulkan permintaan Abah, apa kamu akan menuruti permintaan Ummi?"

Zaidan terdiam, lalu dengan pelan dia membuka suara, "Abah hanya meminta, aku yang telah memutuskan menerima permintaan Abah atau tidak dan kali ini aku menyetujui untuk menikah dengan wanita pilihan Abah."

Aisyah menyeka air mata yang menggenang di pelupuk mata. "Ummi tahu itu. Namun, yang Ummi tanyakan apakah kamu bisa menolak permintaan Abah dan mengabulkan permintaan Ummi?"

"Ummi," sebut Zaidan melihat raut Aisyah belum menerima keputusan Zaidan.

"Ummi khawatir kamu akan_"

"Seperti yang sudah Zaidan katakan, yang terpenting restu dan doa dari Ummi juga Abah. Insyaallah semua akan berkah," rayu Zaidan memotong ucapan Aisyah, mata Zaidan lekat menatap pada Aisyah agar wanita di depannya yakin apa yang menjadi keputusannya.

Wanita itu akhirnya mengalah, menganggukkan kepalanya pelan. Dia hanya khawatir Zaidan akan hidup menderita dengan keputusan yang dia ambil.

"Jadi, Zaidan minta tolong. Ummi jangan katakan hal yang sekiranya membuat pikiran Abah terbebani," pinta Zaidan.

Aisyah menarik tubuh Zaidan, memeluknya dan sesekali tangannya mengusap linangan air mata yang membasahi dua pipi.

"Ummi selalu berdoa untuk kebahagiaan kamu Nak," sahut Aisyah masih dengan tangisnya.

...****************...

Zaidan menatap sekilas wanita yang kini duduk di hadapannya, di sebelah Zaidan ada Fernando yang mulai ditugaskan Fatah untuk menjadi asistennya.

Dia Delmira Cinta Kusuma, wanita yang diajukan Abah Fatah untuk menjadi istrinya.

Tangan Delmira menyibak anakan rambut yang terlihat menutup sebagian matanya.

Mata Delmira menatap tajam bahkan menatap secara detail lelaki yang akan menjadi calon suaminya.

Satu minggu yang lalu Fatah melalui asistennya, Fernando menyampaikan maksud meminang Delmira untuk anaknya.

Delmira meminta waktu dua hari untuk menjawab apa yang diminta Fatah dan hari ini, dia akan menjawab semuanya. Langsung di depan sang calon suami.

"Kamu sudah bekerja?" lontar Delmira tanpa basa-basi.

"Sudah, beliau mempunyai dealer di berbagai daerah," sahut Fernando.

"Apa aku tanya kamu!" cekat Delmira dengan tatapan tajam ke arah Fernando.

Fernando langsung diam dan menundukkan kepalanya.

Mata Delmira berpindah tatap ke arah Zaidan, isyarat agar Zaidan menjawab pertanyaan dirinya. Namun Zaidan yang diberi isyarat tetap saja diam tidak bereaksi.

"Hei, aku tanya kamu!" ketus Delmira.

"Aku?" retoris Zaidan telunjuknya menunjuk diri.

Delmira tersenyum sinis, "pertanyaan konyol macam apa! Ya, jelas kamu! Ok, sepertinya kamu tidak serius! Lebih baik ku pergi dari pada buang-buang waktu di sini!" kesal Delmira mengangkat pantatnya, bergerak dari kursi akan pergi.

"Tunggu Mbak!" cekat Fernando agar Delmira duduk kembali tapi Delmira sudah terlanjur melangkahkan kaki.

"Den Zaidan, kenapa malah berantakan seperti ini? Aden sengaja merencanakan ini?!" bentak Fernando secara refleks mengingat kalau pertemuan dengan hasil semacam ini pasti dapat mengecewakan Pak Fatah.

"Astaghfirullah haladhim," lirih Zaidan sambil meraup wajahnya. Dia segera bangkit dari kursi dan mengejar langkah Delmira. Bayangannya tiba-tiba teringat akan Abah Fatah melihat reaksi kemarahan Fernando.

Zaidan hanya tidak suka dengan bentakan Delmira pada Fernando yang terkesan kasar. Dia akan sedikit memberi pelajaran tapi bukannya Delmira introspeksi diri justru bertambah marah.

"Mbak, tunggu sebentar," pinta Zaidan melihat Delmira masih berjalan di luar resto.

Delmira mengangkat kaca mata hitamnya hingga terlihat dua alisnya terpicing dan matanya membulat menatap kesal ke arah Zaidan.

"Kamu panggil aku apa?!"

Zaidan mengatupkan mulutnya, mungkin panggilan mbak membuat wanita di depannya menjadi marah. Dia ingat teori gombal yang sering dilontarkan temannya, Abel.

"Jangan sekali-kali kamu panggil seorang wanita yang akan kamu ajak kenalan dengan sapaan mbak karena pasti wanita itu marah karena merasa dituakan!" ucap Abel saat itu.

"Maksud aku, Kak, e... Dek, e... bukan tapi_"

"Panggil aku Delmira!" cekat Delmira dengan ketus.

"Ya, Delmira," tukas Zaidan.

"Nama yang bagus, aku Zaidan." lanjut Zaidan sekaligus memperkenalkan diri.

Delmira tersenyum sinis mendengar ucapan dari Zaidan, "kamu pintar ngegombal juga," sahut Delmira.

Zaidan hanya tersenyum mendengar entah itu pujian atau ledekan dari wanita yang ada di depannya. Pikirannya kini terlintas pada Abel, temannya yang pintar merayu wanita hingga berganti pacar dianggap lumrah.

"Kamu pasti biasa melakukan itu pada wanita," ucap Delmira.

Lagi, Zaidan hanya tersenyum menanggapi ucapan Delmira. Bagaimana mungkin dia biasa ngegombal wanita. Khanza adalah wanita pertama dalam hidupnya. Kisah cintanya pun terbilang singkat, dekat lalu merasa cocok dan Zaidan langsung akan melamar Khanza. Namun semuanya pupus karena sebuah permintaan dari abah Fatah.

"Bisa kita duduk kembali di kursi dalam resto?" pinta Zaidan tanpa menyahuti ucapan Delmira sebelumnya.

Terpopuler

Comments

Unyil_unyu

Unyil_unyu

ikut nimbrung ya, klu cerita bagus dan gk mbulet baru kasih like and kopi...😀

2022-12-19

1

Idafaridah

Idafaridah

kayaknya seru nih

2022-11-08

0

Yuni Aqilla

Yuni Aqilla

aku kok. nyesek ya bacanya

2022-07-10

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
91 Bab 91
92 Bab 92
93 Bab 93
94 Bab 94
95 Bab 95
96 Bab 96
97 Bab 97
98 Bab 98
99 Bab 99
100 Bab 100
101 Bab 101
102 Bab 102
103 Bab 103
104 Bab 104
105 Bab 105
106 Bab 106
107 Bab 107
108 Bab 108
109 Bab 109
110 Bab 110
111 Bab 111
112 Bab 112
113 Bab 113
114 Bab 114
115 Bab 115
116 Bab 116
117 Bab 117
118 Bab 118
119 Bab 119
120 Bab 120
121 Bab 121
122 Bab 122
123 Draft
124 Bab 124
125 Bab 125
126 Bab126
127 Bab 127
128 Bab 128
129 Bab 129
130 Bab 130
131 Bab 131
132 Bab 132
133 Bab 133
134 Bab 134
135 Bab 135
136 Bab 136
137 Bab 137
138 Bab 138
139 Bab 139
140 Bab140
141 Bab 141
142 Bab 142
143 Bab 143
144 Bab 144
145 Bab 145
146 Bab 146
147 Bab 147
148 Bab 148
149 Bab 149
150 Bab 150
151 Bab 151
152 Tamat
153 extra bab
154 kembali datang
Episodes

Updated 154 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90
91
Bab 91
92
Bab 92
93
Bab 93
94
Bab 94
95
Bab 95
96
Bab 96
97
Bab 97
98
Bab 98
99
Bab 99
100
Bab 100
101
Bab 101
102
Bab 102
103
Bab 103
104
Bab 104
105
Bab 105
106
Bab 106
107
Bab 107
108
Bab 108
109
Bab 109
110
Bab 110
111
Bab 111
112
Bab 112
113
Bab 113
114
Bab 114
115
Bab 115
116
Bab 116
117
Bab 117
118
Bab 118
119
Bab 119
120
Bab 120
121
Bab 121
122
Bab 122
123
Draft
124
Bab 124
125
Bab 125
126
Bab126
127
Bab 127
128
Bab 128
129
Bab 129
130
Bab 130
131
Bab 131
132
Bab 132
133
Bab 133
134
Bab 134
135
Bab 135
136
Bab 136
137
Bab 137
138
Bab 138
139
Bab 139
140
Bab140
141
Bab 141
142
Bab 142
143
Bab 143
144
Bab 144
145
Bab 145
146
Bab 146
147
Bab 147
148
Bab 148
149
Bab 149
150
Bab 150
151
Bab 151
152
Tamat
153
extra bab
154
kembali datang

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!