SANG DEWA SEMESTA

SANG DEWA SEMESTA

TERLAHIR KEMBALI: SU HAN

Di sebuah lembah di kaki bukit Suhan terdapat sebuah negeri yang tentram dan makmur, konon ceritanya negeri ini berdiri melalui sejarah dan perjuangan yang panjang, hingga dapat berdiri kokoh sampai saat ini.

Sebuah legenda menceritakan. Sekitar sepuluh milenial tahun yang lalu dua pasukan besar bertempur habis-habisan di Lembah Suhan, sampai akhirnya hanya satu orang lah yang berdiri sebagai pemenangnya. Dia adalah Dewa Semesta sang leluhur yang mendirikan kota Semesta di Lembah Suhan, hingga kini cerita ini masih melekat di kalang penduduk kota.

Di balik semua cerita berdirinya kota Semesta, terdapat cerita tragis Dewa Semesta. Setelah pertempuran itu, Ia mengalami luka berat yang tak dapat di sembuhkan, kesempatan itu di manfaatkan pasukan Alam Khayangan untuk menangkapnya, dan dihukum atas tuduhan yang tak beralasan, namun sebelum kematiannya ia bersumpah akan berengkarnasi dan membalaskan dendamnya.

******************

Perayaan berdirinya sepuluh milenial Kota Semesta akhirnya tiba. Hari ini pusat Kota ramai di datangi para penduduk dari berbagai kalangan menunjukkan antusiasnya untuk perayaan, mereka beriring-iringan membunyikan musik tradisional diikuti dengan letusan petasan untuk menambah kemeriahan suasana perayaan, selain peringatan berdirinya Kota Semesta, perayaan ini juga untuk merayakan kemenangan pasukan Kota yang tempo hari berhasil menghalau serangan pasukan Iblis Langit, dan monster Iblis Neraka Merah, yang siap memporak porandakan Kota Semesta.

Bersamaan dengan perayaan itu, di sebuah gubuk kecil di pinggiran kota, seorang wanita yang hamil tua mengerang kesakitan serasa akan melahirkan. Seorang wanita paruh baya langsung membawanya masuk ke Gubuk, beberapa saat kemudian akhirnya bayi itu lahir. Namun nasib baik tak seperti yang di harapkan, ibu dari sang bayi tidak terselamatkan. Wanita paruh baya itu hanya bisa meneteskan air matanya sambil menggendong bayi mungil yang baru lahir itu.

"Semoga kamu tenang di atas sana, Nak!" ucap wanita paruh baya itu.

Hari-hari terus berlalu, bayi kecil yang dirawat oleh wanita paruh baya itu telah tumbuh menjadi seorang bocah kecil berusia tiga belas tahun. Ia tumbuh dengan sehat dan sangat cerdas, di usianya yang masih Tiga Belas tahun, ia sudah memiliki pikiran layaknya orang dewasa, namun ia memiliki kelemahan lain, tubuhnya tidak ada hawa murni yang membuatnya tidak bisa berkultivasi.

"Sungguh di sayangkan Bocah, kamu tidak memiliki energi murni untuk berkultivasi," ucap sang Nenek.

"Apakah aku tidak akan bisa menjadi kultivator, Nek??" sahut sang Bocah.

"Kamu harus bisa menerima takdir ini, tapi dengan kecerdasanmu, kamu masih bisa menjadi orang yang terkenal nantinya," jelas sang nenek

"Oh ya, Nek!. Selama ini mengapa nenek selalu memanggil saya dengan Bocah, apakah saya tidak memiliki nama, Nek?" tanya sang Bocah mengalihkan pembicaraan, karena hal ini sudah menjadi pertanyakan dalam pikirannya selama beberapa tahun ini.

"Hahahaha... akhirnya kamu menanyakan hal ini Bocah, apakah kamu juga ingin memiliki nama?".

"Tentu saja, Nek!" sahut sang Bocah.

"Siapa ya?. Nama yang cocok untukmu, bagaimana..kalau..Su Han?" ucap sang nenek.

"Su Han? aku suka, Nek!. Nama yang bagus".

"Su Han dari Lembah Suhan," sambung sang Nenek.

"Kelak aku Ingin menjadi Terkenal dan di akui semua orang".

"Hahahaha..harapanmu tinggi juga bocah, semoga kamu bisa menggapainya," sambil mengusap kepala Su Han

"Aku pasti bisa, Nek!" dengan senyum ceria penuh percaya diri.

Hari pun berlalu, malam telah datang sebagai pergantian siang, malam itu Su Han tidur dengan nyenyak. Ia tampak kelelahan setelah seharian membantu sang nenek mencari dan menjual kayu bakar. Malam itu adalah awal datangnya ingatan sang Dewa Semesta, Su Han bermimpi bertemu dengan seseorang yang mirip dengannya. Dalam mimpi itu, Su Han melihat orang itu bertempur dengan gagah berani, Ia merupakan seorang yang hebat, sangat disegani, dan dihormati banyak orang.

Pagi harinya Su Han terbangun dari tidur, ia tidak mengambil pikiran tentang mimpi itu, namun pada malam-malam seterusnya, Su Han terus bermimpi hal yang sama, dan secara perlahan, ia mendapatkan ingatan-ingatan yang tidak di ketahui asalnya.

"Aneh! Mimpi ini seperti nyata dan benar-benar pernah terjadi, begitu juga dengan ingatan ini," ucap Su Han dalam hati dengan pikiran yang penuh pertanyaan.

"Su Han!! woi..Su Han!!" sang nenek memanggilnya dari luar gubuk.

"Iya..iya.., Nek!" bergegas menghampiri sang nenek.

"Ada apa, Nek?".

"Cepat siap-siap, hari ini penerimaan murid di Academy Tiga Bidang," ucap si nenek.

"Baiklah, Nek!".

Su Han dan neneknya langsung menuju pusat kota semesta tempat Academy Tiga Bidang di dirikan.

Di depan gerbang masuk Academy Tiga Bidang tampak ramai di penuhi orang, bahkan aula utamanya telah berdesak-desakan.

"Mari, Kita jual dulu kayunya, nanti kita kesini lagi saat orangnya sudah mulai sepi," ajak sang nenek.

Su Han menganggukkan kepala sambil matanya masih memandang ke arah keramaian itu.

Menjelang tengah hari kayu bakar si Nenek telah habis terjual.

"Su Han, mari kita kembali ke Academy".

"Iya, Nek!".

Setelah sampai, orang-orang yang tadinya berdesak-desakan, kini mulai pergi satu persatu.

"Nek, yang di sebelah sana lebih ramai di banding dua tempat ini".

"Yang itu untuk bidang Kultivasi, tempat kita antri ini untuk bidang Ilmu Pengetahuan dan yang di sebelah adalah bidang Alkemis".

"Ternyata begitu, Nek!. jadi itu kenapa Academy ini dinamakan Academy Tiga Bidang,".

"Iya, Academy ini merupakan satu-satunya tempat belajar yang berdiri di Kota Semesta, Nenek sebenarnya lebih ingin kamu masuk kelas kultivasi. Tapi mau gimana lagi, kamu tidak memiliki energi murni untuk belajar kultivasi," jelas sang Nenek.

Saat si Nenek sedang berbicara dengan Su Hai, Master bidang ilmu pengetahuan yang menerima murid baru terus memperhatikannya.

"Nenek tua ini?!. Sepertinya tidak asing, tapi dimana aku pernah melihatnya?" bertanya-tanya dalam hatinya.

"Giliran kita Su Han!" sambil berjalan ke depan meja Master itu.

"Aku ingin mendaftar cucuku, namanya Su Han, soal pengetahuan tidak di ragukan lagi!" ucap sang Nenek.

Orang-orang yang antri di belakang pun tertawa mendengar ucapan si Nenek, ada juga yang berbisik mencemooh dan memandang rendah.

"Kamu masuk ke ruangan tes!" sambil mencatat namanya di daftar panjang nama murid baru.

Baru saja Su Han hendak melangkah masuk, seorang Master keluar dari ruang tes ia tampak kaget begitu melihat si Nenek.

"Memberi hormat pada senior Chio," ucap sang Master itu sambil membungkukkan badan.

Orang-orang yang antri itu terperangah mendengar nama itu. Orang yang di panggil Senior Chio sekitar Dua Puluh tahun yang lalu, namanya menggetarkan Kota Semesta dalam sebuah adu tanding kultivasi tingkat Senior, seorang kultivator terkuat di Kota Semesta masa itu. Han Ge, di kalahkan dengan mudah hanya dengan tiga jurus.

Terpopuler

Comments

Wong Scater

Wong Scater

thor kalo bikin novel tolong dilengkapi dgn suara audio.biar enak runggal dengerin gakbpake baca.kan males

2023-05-01

0

Harman LokeST

Harman LokeST

Su Hainy memasuki academi

2023-01-04

0

Agung tyr

Agung tyr

menarik

2022-12-02

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!