"Ada apa dengan lehermu?" Aku menahan tawa mendengar pertanyaan Daddy pada Alex, dan ku lihat Alex langsung menutupi lehernya yang terdapat bercak kemerahan karena ulahku.
"Itu ... di gigit nyamuk," ucap Alex dan Daddy hanya mengangguk mengerti. Setelah itu ia mengajakku pulang dan sebelum itu, tentu ku peluk dan ku cium pipi Alex sembari mengucapkan terima kasih, layaknya gadis baik.
"Oh ya, makan malam di rumah malam ini ya, Uncle." ajakku dan Alex langsung mengangguk setuju. "Bawakan aku sekuntum bunga mawar juga, ya!" Pintaku lagi dan lagi-lagi sahabat Daddy ini mengangguk.
"Suahlah, Alex. Jangan kau terus ikuti apa yang di inginkan Sansa, nanti dia jadi manja," sambung Daddy.
"Hanya sekuntum bunga mawar, itu bukan masalah, Dorian," jawab Alex namun matanya menatapku. "Baiklah, kami menunggumu untuk makan malam." lanjut Daddy kemudian kami pergi dari rumah Alex.
Daddy baru saja pulang dari luar kota, dari bandara ia langsung ke rumah Alex untuk menjemputku seperti biasa.
Sejak Mom meninggal, Daddy tidak mau menikah karena ia masih sangat mencintai Mom. Dan satu-satunya yang ia miliki serta percaya hanyalah Alex, sahabatnya sejak mereka masih sekolah dulu, karena itulah ia menitipkan aku pada Alex.
"Bagaiamana kuliahmu, Sayang?" Tanya Daddy sambil tersenyum.
"Lancar, Dad," jawabku.
Ku tatap wajah Daddy yang masih sangat tampan meskipun hampir memasuki usia setengah abad, beberapa helai rambutnya mulai memutih, keriput sedikit terlihat di ujung matanya namun itu tak sedikitpun mengurangi ketampanan dan kharismanya.
Aku tahu, Daddy mungkin akan sangat kecewa jika tahu hubunganku dengan Alex, namun aku juga tahu, dia pasti akan mengerti bahwa putrinya ini telah jatuh cinta untuk pertama dan terakhir kalinya, Alex belahan jiwaku.
Ku buka atap mobil kemudian berdiri dan merentangkan kedua tanganku, ku nikmati pemandangan London di siang hari ini. Aku mengangkat wajahku, ku rasakan cahaya matahari dan angin yang membelai wajahku.
Ku dengar tawa Daddy saat melihat kelakuanku dan ia berkata, "Sepertinya kau bahagia sekali hari ini, Sayang."
"Tentu saja, Dad. Aku selalu bahagia saat bersamamu."
...***...
Alex datang saat makan malam dan sesuai permintaanku, ia membawa sekuntum mawar untukku. Aku menghirup aroma mawar itu namun tatapanku tertuju pada Alex, bahkan aku mengedipkan mata padanya.
Tak hanya itu, malam ini aku memakai kemeja putih polos dan ku biarkan kancing atasnya terbuka, menampilkan dadaku yang aku harap bisa mengganggu Alex.
Namun apa yang aku dapatkan? Alex langsung melepas jaketnya dan menutupi dadaku, aku langsung cemberut dan mempersilahkan dia ke meja makan.
"Kenapa kau memakai jaket Alex, Sansa?" Tanya Daddy padaku, aku sudah membuka mulut untuk menjawab namun Alex mendahuluiku.
"Katanya dia sedikit kedinginan tadi," ucapnya bahkan ia memakaikan jaket itu dengan benar padaku. "Jadi, dia harus menutup tubuhnya." lanjutnya dengan tatapan yang penuh arti padaku.
Aku pun menyajikan makanan untuk dua pria tertampan dan tersayangku ini, aku duduk tepat di depan Alex, dan sesekali aku dengan sengaja mencuri pandang padanya, bahkan dengan nakalnya, aku menyusuri kaki hingga paha Alex dengan kaki telanjangku.
Ku lihat Alex terkejut dan menegang, ia berusaha bersikap tenang bahkan terus mengobrol dengan Daddy. Hal itu membuatku semakin ingin mengganggunya.
Aku pun menikmati makananku, namun kini ku arahkan kakiku pada pusat tubuhnya dan secara spontan Alex menegurku.
"Sansa! Hentikan!" Serunya, kulihat kening ayah berkerut sementara Alex tampak gelagapan.
"Apa?" Tanya Daddy yang terlihat kebingungan.
"Entahlah, Dad. Ada apa denganmu, Uncle? Apa kau sudah merindukanku sampai menyebut namaku secara tiba-tiba seperti itu?" Tanyaku dengan sangat tenang, sementara kakiku masih bertengger di atas pahanya.
Alex menelan ludah, jakunnya bergerak naik turun, bahkan ia menjilati bibir seksinya itu. Alex menatapku dengan tajam, seolah ingin melahap ku.
"Ada-ada saja," ucap Daddy kemudian sambil terkekeh.
Kami pun melanjutkan makan malam dan ku hentikan goda'anku pada priaku itu, aku tak tega melihat raut wajahnya yang tampak tersiksa.
"Oh, ya. Jam berapa penerbanganmu besok?" Tanya Daddy pada Alex yang membuatku mengernyit bingung.
"Penerbangan? Kemana?" Aku menatap Alex dengan tajam, karena sepertinya ada informasi yang aku lewatkan.
"New York," jawab Alex lirih dan seketika aku pun merasa lemas. "Hanya beberapa hari," ucap Alex yang sudah pasti tahu aku kesal sekarang.
Bagaiamana aku tidak kesal? Dia akan pergi ke New York dan tidak memberi tahuku?
"Berapa lama?" Tanyaku dengan dingin.
"Mungkin hanya dua minggu," jawab Alex yang langsung membuat selera makanku hilang.
"Mungkin dia merindukan Elaine," sambung Daddy sambil terkekeh dan rasa kesalku langsung memuncak.
Seriously? Aku akan berpisah dengannya selama dua minggu dan mungkin dia akan bertemu dengan wanita tua itu? Elaine, mantan istrinya?
"Hufff," Aku membuang napas berat.
"Tidak, kami hanya punya urusan pekerjaan," ucap Alex, ia menatapku dengan lembut, seolah tahu hatiku di landa cemburu pada mantan istrinya itu.
Alex adalah seorang investor yang memiliki saham di berbagai perusahaan dan salah satunya di perusahaan mantan istrinya.
"Aku mau tidur," tukasku dan segera aku berlari ke kamar tanpa memperdulikan panggilan Daddy dan Alex.
Oh, my old man! Dia membuatku gila, dan aku bisa mati karena cemburu pada mantan istrinya itu. Kapan aku bisa menjadi istri Alex?
Tbc...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 103 Episodes
Comments
Yuliana Purnomo
bagaimana gak klepek-klepek,,si Alex bgt tampan
2024-01-04
0
Triiyyaazz Ajuach
Alex se hot gini gmana Sansa nggak klepek" cba
2023-04-26
0
Rusma Yulida
om Alex modeln begini aku jg mau thor
2022-11-22
0