MTM 3- Nenek
Daisy sadar kalau ia sudah melakukan satu kesalahan. Melihat pertengkaran Marvel dan Celine membuat tubuhnya gemetaran. Daisy tidak mau disalahkan dan tidak mau menerima amukan Marvel yang menakutkan hinga dengan isyarat tangan ia memohon agar Celine tidak menyebutkan namanya. Kalau tahu kejadiannya akan seperti ini, ia tidak akan menghubungi Elma tadi.
Melihat Daisy ketakutan membuat Celine mengalah dan hanya bisa diam menerima tuduhan Marvel.
Marvel menghempaskan tangan Celine. "Ikut aku dan lihat hasil perbuatanmu!" Marvel hampir berbalik badan, tapi suara Tuan Petra menghentikan langkah kakinya.
"Marvel... kenapa tidak masuk? Ayo kita makan malam bersama." Tadi saat mendengar keributan Tuan Petra langsung meninggalkan ruang makan. Dilihatnya Marvel dan Celine berdiri saling berhadapan. Sementara Daisy berdiri tidak jauh dari mereka. Ada apa ini? pikirnya.
"Lain kali saja, aku sedang buru-buru," tolaknya dengan tegas sembari melirik Celine yang masih mematung di tempatnya. "Jangan buang waktuku, Celine," imbuh Marvel dengan suara dingin.
Celine terkesiap melihat sikap Marvel. Ia pun langsung pamit karena takut ayah menyaksikan keributan mereka secara langsung. "Ayah, kami pergi dulu. Lebih baik Ayah lanjutkan makan malamnya jangan menunggu aku pulang," ucapnya buru-buru.
"Kalian mau pergi ke mana? Marvel tinggalah sebentar kita sudah lama tidak makan malam bersama," ajak Nyonya Marry, meskipun ia tau Marvel pasti menolaknya ia tetap menyambut calon menantunya itu dengan ramah.
"Tidak, aku harus pergi." Marvel tetap melangkah panjang meninggalkan kediaman Tuan Petra. Celine pun mengikutinya sampai masuk ke dalam mobil di mana Harry sudah menunggu mereka.
"Anak itu tidak pernah berubah, ntah kapan dia bisa bersikap sopan kepada calon mertuanya." Nyonya Marry mengelus dada melihat mobil Marvel meninggalkan pekarangan rumahnya.
"Terkadang aku berfikir membatalkan perjodohan mereka. Kasian Celine harus menghadapi sikap pemarah anak muda itu." Tuan Petra lemas tiap kali melihat Marvel yang ia tahu memiliki sikap pemarah dan sedikit keras kepala.
"Jangan! Mereka sudah menjalin hubungan satu tahun lamanya, jadi pasti sudah menerima kekurangan dan kelebihan masing-masing, biarkan saja mereka menjalani hubungan seperti yang mereka inginkan." Nyonya Marry tentu tidak mau kehilangan sumber keuangannya. Mana bisa ia melepaskan calon menantu sekaya Marvel.
***
Mobil mewah warna hitam yang diisi tiga orang di dalamnya sedang melesat di jalan raya. Harry terlihat fokus mengukur jalan sementara dua orang yang duduk di bangku belakang saling diam satu sama lain.
Baru beberapa jam yang lalu putus, sekarang sudah duduk bersebelahan dengan jarak yang tidak terlalu jauh. Keadaan ini membuat Celine merasa canggung sekaligus serba salah. Takut susah move on dari pria yang ada di sampingnya. Karena tidak mau terbawa perasaan, Celine memilih menatap ke luar jendela.
"Kalau sampai terjadi sesuatu kepada nenek. Maka aku tidak akan pernah memaafkanmu." Ucapan Marvel membuat Celine menoleh melihatnya. Manik mata mereka pun saling bertemu. "Bersandiwaralah, kau harus bisa meyakinkan nenek kalau hubungan kita baik-baik saja."
Celine tersenyum remeh dan mengembalikan ucapan Marvel. "Kau memang rajanya bersandiwara. Tapi tenang saja, aku menyayangi nenek seperti nenekku sendiri, jadi aku tau apa yang harus aku lakukan."
"Kalau memang seperti itu harusnya dariawal kau tidak mengadu kepada nenek. Semua kekacauan ini terjadi karena mulut jahatmu itu!"
Celine berusaha menahan genangan air mata yang sudah hampir tumpah dari wadahnya. Ia tidak tau kenapa Marvel selalu bicara kasar padanya. Celine berusaha menghindari perdebatan ia memilih diam dan kembali menatap ke luar jendela.
Beberapa saat kemudian. Mobil milik Marvel melintasi gerbang besi bercat putih yang menjulang tinggi di kediaman utama hingga berhenti tepat di depan rumahnya.
"Aku harap nenek baik-baik saja." Marvel membuka pintu mobil lalu berjalan mendahului Celine.
"Aku harap ini terakhir kalinya aku berhubungan denganmu!" Celine menghentakkan kaki mengikuti langkah panjang Marvel, namun tiba-tiba Marvel berbalik arah hingga Celine menabrak dada kokoh Marvel.
"Oh, hidungku hampir patah," ucapnya mengadu sambil mengangkat kepala melihat Marvel yang sudah lebih dulu menangkap matanya.
"Kalau aku mau aku bahkan bisa mematahkan semua tulangmu itu! Jangan berani mendebatku di depan nenek, paham?" Marvel kembali menegaskan langkah tanpa mendengar jawaban Celine.
"Jangankan tulang, kau bahkan sudah mematahkan hatiku!" Celine bingung kapan ia bisa melupakan pria itu.
Sementara di dalam rumah. Tepatnya masih di kamar Elma. Nenek berbaring lemah di atas tempat tidur. Dokter keluarga baru saja memeriksa kondisi nenek dan hasilnya tidak ada yang harus dikhawatirkan. Kondisi nenek baik-baik saja. Jantungnya pun aman tidak kambuh seperti yang dibayangkan Marvel sebelumnya.
Daun pintu terayun menarik perhatian Nenek. Sosok Marvel datang bersama Celine yang baru muncul dari balik punggung cucu kesayangannya itu.
"Syukurlah, Nenek baik-baik saja." Melihat keadaan Nenek baik-baik saja membuat Marvel lega.
"Anak nakal ini dari mana saja?" Wajah renta dimakan usia itu pun berpaling dan tersenyum melihat Celine. "Kemarilah, Nak! Nenek pikir tidak bisa melihatmu lagi!"
"Jangan bicara begitu, Nek. Nenek pasti akan panjang umur. " Tangan Nenek terasa dingin menyentuh permukaan kulit Celine. Wajahnya pun terlihat sayu dipenuhi garis-garis menandakan Nenek semakin tua.
"Harusnya kalian tidak membuat masalah. Jantung Nenek hampir kambuh memikirkan hubungan kalian yang berakhir di tengah jalan." Elma mengambil kesempatan menyudutkan Celine, ia tahu Celine pasti akan berkata jujur dan Nenek pasti akan kecewa dan memutuskan semua hubungan dengan keluarga Celine.
"Sejak kapan kau berani bicara begitu padaku, Elma?" Tatapan tajam dilayangkan Marvel pada sepupunya yang berdiri di dekat jendela. Elma langsung tertunduk diam.
"Di mana cincin tunanganmu? Apa yang nenek dengar itu benar." Nenek melirik jari polos Celine. "Kalian tidak jadi menikah?" imbuhnya sembari bergantian melihat wajah Celine dan Marvel.
Marvel masih berdiri tegap di samping Nenek. Ia sengaja diam seolah membiarkan Celine menjawab pertanyaan Nenek.
Celine mengangkat wajah melihat Marvel. Mereka saling mengunci mata dalam. Celine menjadi bingung memilih berkata jujur atau berbohong kepada Nenek. Tapi seharusnya sepahit apapun kenyataan yang ada, Celine tidak harus berbohong dan memberi harapan palsu kepada Nenek.
"Nenek dengar dari Elma, kau akan pergi ke Paris untuk melupakan Marvel?" Celine langsung menoleh melihat Nenek. "Jawab, Nak ... apa Nenek melakukan kesalahan dengan menjodohkan kalian?" tanya Nenek dengan suara lirih.
"Nek... sebelumnya Celine minta maaf karena sebenarnya aku dan Marvel sudah memutuskan untuk me---
Marvel langsung memungkas ucapan Celine. "Menunda pernikahan!" Wanita ini berani sekali, apa dia mau melihat nenek mati? Matanya seolah ingin menguliti Celine saat ini juga.
"Kenapa ditunda? Kalian sudah bertunangan selama satu tahun, jadi mau menunggu apa lagi? Nenek tidak sabar melihat kalian menikah!"
Celine bingung harus menjawab apa, ia tidak mau berbohong hanya untuk menutupi kebohongan Marvel. "Apa laki-laki jahat ini tidak takut kualat? Oh, astaga... kenapa aku bisa jatuh cinta kepada pria pembohong ini, sih?" batin Celine mengutuk Marvel.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 74 Episodes
Comments
Tiek
Marvel sangat lah egois
2025-05-04
0
Enung Samsiah
haallaaahhh si marvel gengsi nih yakin nggk cinta hayoo ngaku ditinggal ke Paris baru tau rasa kmuu,,
2023-04-16
1
Sunarti
Celine yg memutuskan kenapa Marvel yg marah
2023-02-02
0