Sebuah Cafe dengan konsep kebun bunga yang dipadukan dengan arsitektur semi jadul, menjadi pilihan para anak muda menghabiskan waktu untuk sedikit bersantai dari hiruk-pikuk kota yang padat. Desain interior yang terbuat dari kayu jati belanda, dengan hiasan pot berisi tanaman hias seperti puring, suplir, keladi red star, sirih gading sampai yang sedang populer saat ini aglaonema, siap memanjakan mata pengunjung. Membuat para pengunjung betah duduk berlama-lama dan ingin kembali lagi sekedar menikmati secangkir kopi.
Cafe inilah tujuan Aneesha dan Lion setelah seharian berkeliling demi sebuah hobi. Lion memarkirkan mobilnya di depan cafe, keduanya turun lalu masuk kedalam. Saat melewati pintu masuk seorang karyawan menyambut mereka. Karyawan itu menunjukkan tempat dimana seorang teman telah menunggu kedatangan mereka berdua dari tadi.
“Lama banget,sih, kalian. Kupikir nggak jadi datang.” seorang pria yang sedang duduk santai menyambut Aneesha dan Lion dengan omelan.
Pria ini adalah zaheer bimasena, sang Pemilik cafe. Pria ini lahir di keluarga berada, dengan kemampuan otak yang minimal. Selepas lulus SMA dia tidak melanjutkan kuliah, malah membuka cafe yang cukup laris ini. Walau sempat diprotes ayahnya, Bima tetap keukeh pada pendirannya. Pada kenyataanya Bima bisa membuktikan bahwa usahanya berhasil, Dia membuktikan tanpa kuliahpun bisa menjadi seorang pengusaha.
“Ya, maaf, Bim. Ibu negara gak mau berhenti kalau dah pegang buku gambar sama pensil.” jawab Lion sambil duduk di sebelah pria pemilik cafe itu.
“Gambar rumah sakit lagi, Sha?” Bima mengalihkan pertanyaan kepada Aneesha. Aneesha yang duduk didepannya hanya mengangguk, dan mengeluarkan kamera dari tasnya.
“Kau seperti tidak tau Dia saja, Bim. Hanya ada dua yang akan dilakukan Aneesha, memotret dan menggambar rumah sakit. Iya, kan?” Seorang pria memakai setelan kemeja dan celana panjang hitam khas pekerja kantor, datang menghampiri mereka.
Aneesha yang sedang sibuk dengan kameranya langsung meletakkan kamera karena tahu siapa yang datang.
“Lho, Kak Tara kok disini? Memangnya sudah pulang kerja, ya?” Aneesha bertanya kepada pria yang baru saja datang.
“Aku bukan kerja rodi, Sha. Jam kantor cuma sampai jam 4 sore.” jawab pria bernama Tara itu sambil mengelus kepala Aneesha seperti layaknya seorang kakak kepada adiknya.
Taraka Dhyra
Pria yang dilahirkan 27 tahun yang lalu ini mempunyai nasib yang paling tidak beruntung diantara mereka berempat. Menjadi yatim piatu sejak kecil dan tinggal di panti asuhan yang dikelola oleh orang tua Aneesha, sebelum ada keluarga baik yang mengadopsinya.
Tara dan Aneesha dekat sejak kecil. Karena sebuah kejadian, Tara menempatkan diri sebagai penjaga untuk aneesha. Dia seperti anggota pemadam kebakaran yang siap dipanggil jika Aneesha membutuhkan bantuan. Tara bekerja di kantor milik Ayah Aneesha. Mereka berempat adalah murid di padepokan silat yang sama.
“Oh...,” Aneesha hanya ber 'oh' ria dan membenarkan letak jilbabnya yang sedikit miring karena ulah Tara.
“Kata ayahmu kau pergi sejak pagi, Sha. Kemana saja kalian?” tanya Tara yang sekarang sudah duduk di sebelah Aneesha.
“Biasa kak, keliling surabaya. Ha ha ...,” jawab Lion diakhiri tawa.
“Hanya berdua?” tanya Tara menatap curiga pada Lion.
“Walaupun hanya berdua juga nggak akan aku apa-apain Dia, kak.” jawab bima dengan nada lesu.
"Jadi beneran Kamu tolak Lion, Sha?" tanya Bima yang sudah menahan tawanya. Aneesha mengangguk sebagai jawaban atas pertanyaan Bima.
Seketika Tara dan Bima tertawa. Aneesha cuek dengan candaan ketiga temannya. Hal ini sudah biasa bagi Aneesha. Aneesha merasa nyaman saja berteman dengan mereka. Bukannya Aneesha tidak gampang bergaul, tapi gadis itu memang membatasi pertemanannya. Menurut Aneesha tidak masalah mempunyai sedikit teman, dari pada punya banyak teman tapi tidak tulus, hehe……
“Apa rencanamu setelah ini, Sha?” tanya Tara sambil meminum espreso coffee yang baru saja diantarkan oleh karyawan cafe.
“Aku mau cari kerja.” jawab Aneesha masih fokus pada kameranya, memilih gambar mana yang dia suka dan tidak. Dia akan menghapus foto yang menurutnya jelek.
“Buahahahaha...,” Jawaban Aneesha yang tanpa ekspresi malah mendapat tawa dari Lion dan Bima. Mereka sangat tahu siapa Aneesha, apa yang dia miliki. Karena Aneesha tidak pernah menyembunyikan apapun dari ketiga sahabatnya ini.
Aneesha memutar bola matanya jengah, melihat tingkah kedua sahabatnya ini. Tanpa memperdulikan mereka yang masih menertawakan jawabannya, Aneesha malah mengambil buku gambar dari tas ranselnya. Dia melihat-lihat kembali hasil gambarnya.
“Kamu serius mau cari kerja, Sha?” tanya Bima setelah menyelesaikan tawanya.
“Aku jawab jujurpun kalian gak akan percaya, kan?” Aneesha mengembalikan pertanyaan kepada kedua sahabatnya.
Lion dan Bima saling berpandangan, sedangkan Tara hanya mengendikkan bahu tanda tak tahu.
“Kau bisa mulai belajar mengurus usaha ayahmu, sha.” Ucap Tara.
“Gak, Kak. Aku mau usaha cari kerja sendiri.” jawab Aneesha singkat, masih tanpa menoleh lawan bicaranya.
Ayah Aneesha adalah pemilik usaha percetakan yang cukup besar di surabaya, juga sebuah minimarket yang tidak pernah sepi pembeli. Tapi Aneesha tidak pernah ingin turun tangan ikut belajar mengurus usaha orang tuanya.
“Iya, Sha. Kenapa nggak kerja sama Ayahmu saja? Atau kau bisa minta kerjaan sama Papamu." Lion memberi ide yang malah makin membuat Aneesha malas menanggapi.
“Kalian tahu siapa aku, kan?” Aneesha berkata singkat, nada bicaranya sudah berbeda. Dia memang tidak terlalu senang jika membicarakan harta dan usaha orang tuanya.
“Tapi Kau ini anaknya, Sha. Semua yang mereka miliki juga akan menjadi milikmu kelak.” Bima tidak bisa melanjutkan ceritanya.
“Aku hanya seorang Aneesha, aku bukan siapa-siapa. Semua itu bukan hakku” Aneesha meninggikan nada suaranya, sambil meletakkan buku gambar secara kasar di meja. Semua yang ada disana terdiam, suasana mendadak hening.
Adzan maghrib berkumandang, menandakan umat yang beragama muslim harus menghentikan aktifitasnya sejenak untuk bertemu sang Maha Pencipta. Begitu pula dengan empat anak muda yang sedang terdiam menikmati minumannya di sebuah cafe. Mereka segera beranjak untuk menunaikan kewajibannya.
“Pulang, yuk, Sha!” Lion berbicara dengan Aneesha yang sedang memakai sepatu di teras mushola, setelah mereka melaksanakan sholat maghrib di mushola cafe.
“Baru jam segini, Li.” jawab Aneesha.
“Memangnya kau mau pulang jam berapa?” Tara menghela nafas panjang, anak majikannya ini selalu membuatnya repot. Dia sampai ditempat ini juga karena Ayah Aneesha meminta untuk mencari putri sulungnya yang sedikit bandel itu.
“Kakak mau antar Aku pulang?” Rayu Aneesha dengan mata berbinar. Entah hanya perasaan Lion dan Bima atau memang benar. Mereka merasa Aneesha menyukai Tara.
“Sha, sha ... Kau ini! Tadi Kau pergi dengan Lion, kan? Kau juga harus pulang bersamanya, aku cuma bawa motor. Aku tidak mau boncengin Kamu.” Tara balik bertanya, kembali menghela nafas kesal. Bagi Tara Aneesha adalah adik kecil yang masih kekanak-kanakkan.
“Iya, sha. Dah malam juga. Kau mau Lion dapat ceramah dari Ayahmu? Atau Kak Tara dipotong gajinya karenamu?” Bima ikut merayu Aneesha.
“Oke, oke! Nggak usah kalian bilang semua itu! Aku akan pulang!” Aneesha berdiri, mengambil tas ransel. Kemudian mendahului Lion berjalan menuju mobil. Lion segera menyusulnya dengan berlari kecil mensejajari langkah Aneesha.
Lion menghidupkan mesin mobil dan melajukannya meninggalkan halaman cafe. Bima dan Tara melihat sampai mobil itu hilang di kerumunan kendaraan lainnya.
“Kak, sepertinya Aneesha suka padamu.” Bima berkata kepada Tara.
“Jangan ngawur Kamu!” jawab Tara dengan memukul bahu Bima.
“Aku liatnya gitu, Kak. Kalau iya gimana, kak? Kakak suka sama Aneesha?”
“Aku ini siapa, Bim. Aku siapa, Dia siapa? Aku tidak mau menjadi pagar yang makan tanaman yang seharusnya kujaga.” Tara memasukkan tangan ke dalam saku celana. Gadis yang sedang mereka bicarakan adalah gadis yang sudah Ia lindungi sejak kecil. Mana mungkin dia berani menaruh hati pada anak majikannya?
Bima tersenyum masam, tidak berniat melanjutkan obrolan mereka tentang Aneesha. Bima tahu betul posisi mereka,
.
.
.
Bersambung........
Mohon kritik dan saran, ini novel pertamaku di MT, hehe.....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 149 Episodes
Comments
Irdhi Aminuddin
bukannya ini novel ke 2 ya ...
neesha dan tara ....
2022-12-31
0
Athaya
cinta segitiga 🤭🤭
2022-06-29
0
Ika Sriwulandari
bahasa nya bagus, bisa dipahami 👍👍👍
2022-05-19
0