Sementara di kamar Angelo beberapa saat lalu
Kamar Angelo di penuhi orang-orang, sementara Angelo duduk dengan angkuh di sofa , disampingnya Ernest yang menatap tajam ke arah Mario dan Marcel calon cicit menantunya yang melarikan diri
"Mengapa kau membawa pengecut ini ke kamar kita??" tanya Ernest terlihat tak senang hati
"Kita perlu menyelesaikan masalah sayang,
Apa kau ingin membiarkan semua masalah ini berlalu begitu saja?" tanya Angelo pada istrinya
"Tidak akan pernah" ucap Ernest membuat Mario merasa panas dingin mendengarnya.
dalam hati mengutuk putranya karena telah menyeret keluarga mereka ke dalam jurang kehancuran.
"Kau anak muda, mengapa kau mempermainkan cicit kesayangan ku, jangan kau kira aku tak tahu kau pergi dengan selingkuhan mu" ucap Angelo to the poin.
Mario merasa nyawanya melayang, Angelo tahu jika anaknya kabur karena wanita lain, jangan sampai ia juga tahu bahwa istrinya mendukung pelarian Marcel.
Jika kakek tua renta ini tahu, habis sudah ia sampai ke akar-akarnya.
"Aku, aku ...
Cicit Anda yang memaksa untuk di nikahi, padahal aku tidak ingin menikah dan aku..."
Mario langsung memukul wajah Marcel, anak bodoh ini tak tahu menjaga lidahnya.
Bukan memohon ampun malah membela diri dan tak mau mengaku salah.
Ini sama saja meminta hukuman tambahan dengan suka rela.
"Tutup mulutmu" teriak Arjuna yang sejak tadi menahan diri. Rasanya ia ingin meremas pemuda sialan itu sampai ancur.
Baskoro menepuk tangan anaknya meminta Arjuna sabar, walaupun ia sendiri juga emosi.
Baskoro tak terima cucu perempuan pertamanya di perlakukan seperti ini.
Namun disini masih ada Angelo yang lebih sepuh, ia harus menghormatinya.
"Apa kau kira kami bodoh???
Kau bisa mempermainkan wanita di luaran tapi tidak dengan keturunan kami.
Karena kau sudah berbuat kau tahu konsekuensinya" ucap Angelo sinis
"Aku pastikan kau di keluarkan dari kampus kebanggan mu dan tak akan pernah di terima di manapun.
Kau telah menghancurkan masa depan cicit ku, jadi jangan salahkan aku juga menghancurkan mu" ucap Angelo menatap Jack.
Jack melempar beberapa foto yang tidak senonoh Marcel dengan seorang wanita yang Mario yakini adalah kekasih gelap Marcel
"Anak b*jingan kalau ku tahu kau hidup hanya jadi sampah, lebih baik ku bunuh saat kau kecil" ucap Mario naik pitam
Ia menghajar putranya tanpa ampun.
Tak ada yang melerai Mario, mereka hanya melihat dengan sinis.
Sebenarnya mereka kasian pada Mario, pria itu terkenal berdedikasi tinggi dalam pekerjaan dan memiliki akhlak baik, sayang sekali putranya bertolak belakang dari sifat orangtuanya.
"Cukup, aku tak mau melihat drama di depan mataku.
Aku akan membuat perusahaan mu gulung tikar, percayalah itu semudah membalikkan telapak tangan"Ucap Angelo dengan senyum licik
"Tuan Angelo, ini murni kesalahan putraku, aku yang bodoh tak bisa mendidiknya dengan baik, tapi tolong jangan lakukan apapun dengan perusahaan ku" ucap Mario bersimpuh di kaki Angelo
"Aku akan mencabut semua investasi di perusahaan mu, karena investasi itu untuk Davina" ucap Baskoro ambil suara
"Kek,..." Arjuna membisikkan sesuatu pada Angelo, lelaki tua itu mengangguk dan mengelus dagunya sambil berfikir.
Angelo mengerti keputusan Arjuna murni karena respek pada Mario, namun kesalahan putranya membuat Angelo harus tetap memberi mereka pelajaran.
"Aku tak akan menutup perusahaan mu, tapi beberapa proyek yang sedang kita garap akan aku putus kontrak. Dan kedepannya tak akan ada lagi kerjasama diantara perusahaan mu, atau anak cabang perusahaan ku dengan perusahaan mu" ucap Angelo pada akhirnya.
Mario terduduk lemas, itu artinya ia akan rugi milyaran rupiah karena pemutusan kontrak dan perusahaanya akan goyang.
Namun itu lebih baik daripada Angelo menutup perusahaanya, ia bisa memulai kembali dari bawah.
Tapi jerih payahnya selama ini lenyap dalam sehari karena ulah anak nya sendiri
Mario merasa separuh jiwanya sudah di cabut, ia jatuh pingsan. Arjuna meminta anak buah Jack membawa Mario ke rumah sakit.
Angelo meminta semua orang keluar dari kamarnya, ia dan Ernest menghela nafas namun juga bersyukur Davina tak menikah dengan Marcel.
"Apa kita tak terlalu kejam pada pria itu???" tanya Ernest ada suaminya
"Apa kau menjadi lemah setelah tua sayang???
Aku hanya memberi pelajaran padanya,
bahwa kesuksesan seorang pria bukan hanya di ukur dari kesuksesan di karir tapi juga keluarganya.
"Tapi..."
"Sudahlah, jika kau ingin membantu Mario pakai perusahaan bayanganmu.
Jangan sampai cucu atau kelurga kita tahu" ucap Angelo tersenyum
"Kau memang yang terbaik sayang.
Aku hanya menyayangkan seorang Mario memiliki putra yang...
Ah sudahlah, aku ingin melihat cicit ku" ucap Ernest bangkit berjalan menuju kursi rodanya.
"Aku kira kita akan bermesraan dulu baru turun. ke tempat resepsi
"Kau sudah uzur masih mesum, cepat kita ke sana sebelum kita terlambat.
Aku ingin melihat cicit kesayanganku di atas pelaminan" ucap Ernest dengan wajah berbinar.
"Aku berharap kita masih bisa melihat kedua cicit kita yang lain menikah sebelum kita menutup mata" ucap Angelo menatap kedepan
"Jika tuhan menghendaki, kita hanya menjalani lakon kita dan calon penghuni liang lahat, hanya menunggu nomor antri" ucap Ernest membuat Angelo mendesah pelan
"Ah sayang aku punya tebakan, kau bisa jawab aku hadiahkan pipiku"
"Aku lebih baik tak menjawab kakek tua, tak sadarkah kau?? pipimu sudah keriput dan tinggal tulang" ucap Ernest sinis membuat Angelo tertawa
"Hahaha kau benar, ah usia memakan ketampanan ku, tapi jangan kau cari berondong muda ya sayang"
"Aku kira otakmu akan waras saat kita makin tua, taunya..."
"Taunya????"
"Makin Soak" ucap Ernest menekan tombol pada kursi rodanya sehingga otomatis berjalan sendiri.
Seorang pengawal membukakan pintu untuk mereka berdua
"Sayang aku beneran punya tebakan, kalau benar Ku akan asih kamu kejutan" ucap Angelo serius
Ernest menghentikan kursi rodanya, ia memang tak suka di kursi rodanya di dorong seperti Angelo yang pemalas.
"Katakan"
"Kenapa mayat di ikat???" tanya Angelo tersenyum penuh keyakinan karena mengira Ernest tak akan bisa menjawab
"Kalau di lipat emangnya baju huh pertanyaan aneh" ucap Ernest langsung melanjutkan jalannya
pengawal mereka yang mendengar jawaban Ernest menahan tawa,
"Pa, jawaban mama Ernest bener juga sih, papa kurang kreatif" ucap Jack tersenyum
"Apa IQ Ku menurun ya setelah tua???" gumam Angelo meminta Jack mendorongnya menyusul Ernest dan pengawalnya yang sudah jauh di depan
"Bukan menurun tapi soal kecerdikan mama Ernest selalu menang hahaha, dasar tua Bangka tak pernah menyadarinya" gumam Jack dalam hati, ia hanya mesem-mesem sendiri
"Jack, apa kau sedang menertawakan ku???" tanya Angelo membuat Jack langsung pucat
"Dosa pa kalau menertawakan papa" ucap Jack mencoba menenangkan hatinya
"IQ memang di bawah mama Ernest tapi soal insting dia seperti singa petarung.
dan kedua sifat Ernest dan Angelo ada pada Davina.
sayang anak itu kali ini membuat kesalahan karena di buatkan oleh cinta" gumam Jack dalam hati.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 181 Episodes
Comments
Ah...Lucu....🥰🥰
2022-12-03
0
Ita rahmawati
masih bingung si krn byk jg y tkohnya...tp suka kok...
2022-10-19
0
shanti rahayu
thor... gimna cerita nenek ratna, sarah, adeknya davina dan late unclenya? jgn lupa dicritain dikit ya thor
2022-07-24
1