BAB 2. KILAS BALIK BRAM

Dalam langkah gontai, kaki yang hampir mati rasa, Bram keluar dari apartemen itu. Sakit hatinya melebihi apa yang pernah diketahuinya, sampai-sampai dia tak tahu jika tubuhnya membawanya kemana. Langit masih gelap, hawanya dingin menusuk di musim hujan, penghujung tahun.

Bram terus saja menyetir membawa hatinya yang kosong, tak lagi mengerti arah hanya terus saja berjalan membawa mobilnya.

Mobil yang di kendarai Bram terhenti di depan sebuah mesjid tak seberapa besar pada sebuah ujung jalan, berada di seberang sebuah gang, jalan yang tak dikenali oleh Bram.

Suara lantunan sholawat terdengar merdu dari toa mesjid itu, tiba-tiba membuat Bram terkesima. Mobilnya berhenti begitu saja.

Sholawat itu terasa akrab di telinganya membangkitkan rindu yang menggelitik pada suatu masa, sesaat di pejamkannya mata, mengingat di mana dia pernah begitu sering mendengarnya.

Kamar Beni!

Ya, di kamar Beni anak sulungnya yang telah tiada, dari dalam kamar itu dia sering mendengar nada sholawat yang begitu merdu dan menyayat setiap menjelang subuh.

Kemudian, dia pernah pulang dini hari, sangat kesal dengan suara lantunan itu, dan di dapatinya, Diah sedang duduk dalam sujudnya di balut mukena putih bersih, melantunkan sholawat di bawah tempat tidur Beni yang tertidur lelap dalam sakitnya.

Dalam penasaran dia mengintip sang istri, yang begitu fasih mengucapkan ayat demi ayat, kemudian melakukan sholat tahajjud yang tak pernah sekalipun di lakukannya kecuali pada saat dia masih serumah dengan orangtuanya dan ibunya membangunkannya untuk sahur kemudian supaya dia tidak tidur kembali, ibunya melantunkan sholawat sebelum sholat.

Kenangan-kenangan itu berlompatan, membawa kaki Bram turun dari mobilnya, di mesjid yang benderang dalam subuh itu, Bram seperti mendengar suara Diah sedang melantunkan sholawat yang sama, begitu merdu, bening, mendayu dan menyayat hati.

Mata Bram tak sadar melihat ke jam tangannya, pukul tiga lewat, hari menjelang subuh.

Dengan badan gemetar seperti musafir yang telah lama tersesat, dia mendapati dirinya membersihkan tubuhnya di sebuah keran samping mesjid itu.

Entah apa yang menggerakkannya dengan telanjang kaki dan tubuh yang gentar, dia menapaki tangga mesjid itu, memasukinya seperti sedang mencari sesuatu.

Di tengah ruangan mesjid yang terang benderang itu, dia merasa lututnya goyah, dia tersungkur di sana tepat menghadap sebuah mihrab.

Tak ada Diah di sana, sholawat itu berasal dari rekaman yang di putar, sebelum seseorang menyuarakan adzan subuh.

Bram benar-benar tersungkur, dengan air mata uang mengalir deras tak lagi bisa di tahannya.

Rasa amarah, kesedihan, penyesalan dan ketakutan menyatu tertumpah bersamanya.

Sekarang, baru di sadarinya, betapa jauh langkahnya tersesat, betapa lama dia larut dalam dosa dan maksiat sehingga berharap menemukan Diah melantunkan sholawat di telinganyapun adalah hal yang mustahil.

"Ya...Allah...Yaaaa...Allaaaah..." Pertama kali setelah sekian lama dia menyebutkan kalimat itu, bibirnya gemetar memanggil-manggil Tuhan, yang terasa begitu jauh darinya.

Bukan karena Tuhan yang meninggalkannya tetapi dirinya sendiri yang meninggalkan Tuhan.

Entah kapan, seseorang telah berdiri di mihrab itu, menyuarakan adzan dengan suara yang lantang dan bening.

Bram tak tahu harus berbuat apa, kecuali bersujud di belakang laki-laki itu, setelahnya dia tak bergerak seperti sebuah patung. Dia hanya tahu, air matanya turun begitu saja,

Entah berapa lama dia tidak masuk ke dalam mesjid, entah berapa lama pula dia telah meninggalkah sholat, bahkan dia hampir lupa apa yang harus di lakukan, apa yang harus di ucapkan.

Bram tenggelam dalam perasaan haru dan rindu yang sangat sulit dia jelaskan, rasa malu yang tak bisa di jabarkan karena merasa dirinya begitu kotor untuk berada di tempat suci ini.

Sebuah tepukan lembut di bahunya, menyadarkan lamunannya.

"Selamat datang di rumah Allah, anakku..." Bapak tua yang sederhana itu dengan sebuah peci di kepala, sarungnya yang lusuh tapi bersih membalut tubuh cekingnya, menyapa Bram dengan suara lembut.

Tadi beliau berdiri di depan untuk mengumandangkan adzan, kini duduk di samping Bram dengan senyum ramah yang tulus.

"Ketika hati kita tak tenang, jiwa kita dalam kebimbangan, ke rumah Tuhanlah tempat yang tepat kita mengadu...kamu telah datang pada rumah yang tepat, nak." Lanjutnya dengan begitu tenangnya.

Bram menatap bapak itu dengan tatapan terluka,

"Aku adalah manusia yang kotor...Tuhan akan mengutukku..." Ucap Bram terbata-bata, jendak beranjak pergi, tetapi tangan kurus itu menahannya, sebenarnya begitu ringan dan ringkih tetapi membuat Bram seperti di tahan oleh batu besar.

"Setiap manusia di dunia, setiap anak Adam pasti berbuat salah dan tak ada yang bersih dari dosa, tetapi sebaik-baik mereka yang berbuat kesalahan adalah yang mau bertaubat." Bapak itu berkata perlahan tapi sanggup membuat Bram seperti terhipnotis mendengarnya.

"Tidak ada kata terlambat untuk memohon ampunan kepada Allah, mungkin saja matahari masih terbit esok hari, tapi belum tentu dengan kita, apakah masih di beri kesempatan untuk melihatnya lagi ataukah kehilangan waktu untuk itu, maka jika hatimu tergerak, bertaubatlah hari ini, sebelum semuanya menjadi terlambat."

Bram tertegun memandang pada bapak itu, tak lepas lagi. Seakan dia sedang bercerita dengan mata dan raut wajahnya, tentang keadaannya yang hancur lebur.

"Kamu menginginkan kedamaian? Kamu mencari dimana tempat terbaik untuk menenangkan setiap permasalahan, mari taruh keningmu di atas tanah, bicaralah kepada-Nya dan ungkapkan semua isi hatimu, menyesallah dengan sungguh-sungguh niatkan hati untuk bertaubat." Hati Bram yang keras itu seketika luluh saat rangkaian kalimat itu.

"Apakah...apakah Allah akan menerima taubatku? Aku telah berbuat maksiat bahkan hampir sepanjang hidupku?" Tanya Bram dalam suara parau, seperti anak kecil yang begitu putus asa dan ketakutan.

"Saat kita berkubang dalam kemaksiatan sesungguhnya kita sedang menggali jalan menuju penderitaan, hanya taubat yang mampu membatalkan perjalanan kita menuju itu.

Sekelam apapun masa lalu kita, sehitam apapun sejarah hidup kita, Allah tak pernah menolak setiap taubat kita, jangan pernah meragukan kebesaran hati Allah dalam memberikan pengampunan.

Taubat sejati bukan hanya berhenti dari berbuat maksiat, tetapi juga berbalik menuju kebaikan dan terus menjaga niat untuk tetap berada di jalan kebaikan itu..." Bapak tua itu menatap Bram dengan tatapan hangat.

"Bagaimana aku tahu jika Allah menerimaku...?"

"Imam Syafi'i pernah berkata, Kulihat dosa-dosaku seakan begitu besar. Tapi saat kusandingkan dengan ampunan-Mu, ternyata ampunan-Mu jauh lebih besar. Anakku, percayalah Allah itu maha pengampun dan pemaaf." Sahut bapak tua yang bahkan Bram sendiri tak tahu namanya itu.

Sejenak hening mencekam, Bram tergugu di depan si bapak berwajah lembut ini.

"Nak, mari kita sholat..." Ajaknya kemudian.

"Tapi..." Bram sejenak ragu.

"Kenapa? bukankah kamu seorang muslim?" Pertanyaan itu terasa menohok hati Bram.

Bram menganggukkan kepalanya lamat-lamat.

"Tapi...tapi aku telah lama meninggalkannya...aku...aku mungkin lupa." Bram menjawab dengan wajah merah, betapa malu dirinya mengucapkam kalimat itu.

Sejenak, bapak tua itu mengernyit dahi, sedikit heran tapi sama sekali tidak menunjukkan bahwa dia sedang mempertanyakan Bram.

"Kamu sudah berwudhu, nak?" Tanya bapak itu dengan lembut.

"Sudah." Jawab Bram sambil mengangguk tegas.

"Nak, kamu hanya lupa, tetapi apa yang di ajarkan di waktu kecil sekalipun akan tersimpan di memorry kita, Aku akan membimbingmu untuk mengingatkanmu kembali pada indahnya sholat..."

Bram mengerjap matanya yang sembab, kepalanya terangguk seperti seorang anak kecil yang sedang menurut pada ayahnya.

Saat dia merasa terjebak dalam lingkaran neraka yang sangat hitam, suara Diah yang syahdu dalam sholawatnya seolah memanggilnya pulang pada jalan yang telah lama di tinggalkannya dan tangan bapak tua yang dikirim Tuhan ini menariknya perlahan.

(ini adalah cuplikan kilas balik dari sebuah bab di dalam novel menikahi Tunangan Adikku, sebagai awal dari perubahan kehidupan Bram. Sangat di sarankan untuk membaca novel tersebut untuk lebih nyambung dan mengenal seperti apa Bram di kehidupan sebelum bab kilas balik ini)

Terimakasih sudah membaca novel ini dan selalu setia, kalian adalah kesayangan othor🤗 i love you full....

Jangan Lupa VOTEnya yah untuk mendukung novel ini, biar othor tetap semangat menulis😂🙏🙏🙏

...VOTE, LIKE dan KOMEN kalian selalu author nantikan, ya...

Terpopuler

Comments

Masitah Baharudin

Masitah Baharudin

sudah aku dgr Dr menikahi tunangan adikku.terima kasih thor

2023-10-31

0

Ai Yeni

Ai Yeni

lanjut dimari setelah kemarin ngebut baca "menikahi tunangan adikku" sambil nunggu up babang zhao biar ga ketinggalan,.terima kasih ya thor selalu menyuguhkan karya yg luar biasa😍

2022-11-29

0

Ekawati Hani

Ekawati Hani

Iya thor, sambil baca ini aku juga baca novel itu 😊

2022-11-28

0

lihat semua
Episodes
1 BAB 1. PENGANTAR CERITA
2 BAB 2. KILAS BALIK BRAM
3 BAB. 3 MENANGISLAH
4 BAB.4 RINDU DALAM SECANGKIR KOPI
5 BAB 5. KEGAGALAN MASA LALU
6 BAB 6. JANGAN MEMINTANYA KEMBALI
7 BAB 7. MENYEMBUHKAN JIWA
8 BAB 8. SEBUAH MAKNA
9 BAB 9. TERTUNDUK
10 BAB 10. DIA IBUKU
11 BAB 11. AISYAH
12 BAB 12 BAGAIMANA BISA?
13 BAB 13 DI BALIK AIR MATA
14 BAB 14 NILAI YANG TAK SAMA
15 BAB 15. ANAK ISTIMEWA
16 BAB 16 BERPURA-PURALAH LUPA
17 BAB 17. BIDADARI BERLESUNG PIPIT
18 BAB 18. TAK BISA MEMBELI RASA
19 BAB. 19 PERASAAN YANG ANEH
20 BAB 20. DI TELPON MANTAN ISTRI
21 BAB 21. BERTEMU DIAH
22 BAB 22 KEWAJIBAN BERSAMA
23 BAB 23. UNDANGAN MAKAN SIANG
24 BAB 24. MAAF YANG TAK SEMPAT TERUCAP
25 BAB 25 SETELAH KARAMNYA PERNIKAHAN
26 BAB 26. CUKUP LUKA SATU KALI
27 BAB 27. SIAPA DIA
28 BAB 28. TEMPAT YANG PALING DIRINDUKAN
29 BAB 29. TIDAK SEDERHANA
30 BAB 30. AKU RIDHA
31 BAB 31. BERHARAP RUJUK
32 BAB. 32 TAK SABAR BERTEMU
33 BAB 33. BUKET MAWAR YANG TAK SAMPAI
34 BAB 34. KEMBALI KE TITIK AWAL
35 BAB 35. BISAKAH KAU TINGGAL?
36 BAB 36. RINDU TERPENDAM
37 BAB. 37 SEBUAH PERMINTAAN
38 BAB 38. IBU PERAWAN
39 BAB 39. RAHASIA AISYAH
40 BAB.40 MENUTUP CELAH
41 BAB 41. APAKAH KAMU BAHAGIA?
42 BAB 42. MARI BERTEMU
43 BAB 43. MENGEMBALIKAN SENYUM AISYAH
44 BAB 44. PERGI DALAM DAMAI
45 BAB 45. KEHILANGAN TERBESAR
46 BAB 46. MENANGIS DI PELUKAN
47 BAB 47. MENGHAPUS UTANG JANJI
48 BAB.48 APA KABARMU, IBU?
49 BAB 49. PERGI TAK SEMPAT PAMIT
50 BAB 50. RINDU YANG TAK TERUCAP
51 BAB 51. BERDAMAI DENGAN MASA LALU
52 BAB 52. PESAN TERAKHIR
53 BAB 53 SURAT DARI ABAH
54 BAB.54 BUKAN MALAIKAT
55 BAB 55 RINDU DUA HATI
56 BAB 56 DO'A DI SEPERTIGA MALAM
57 BAB 57. MELAMAR AISYAH
58 BAB 58. BERHITUNG BUDI
59 BAB 59. TAK IKHLAS
60 BAB 60. TAKUT KEHILANGAN
61 BAB 61. ITU CINTA
62 BAB 62. OBROLAN CINTA DI SUBUH BUTA
63 BAB 63. SIMPEL TANPA SYARAT
64 BAB 64. BAYANG-BAYANG BURAM
65 BAB 65. KEHILANGAN KATA
66 BAB 66. AKU AISYAH
67 BAB 67. AWAL MULA KEHANCURAN
68 BAB 68. TERJEBAK CINTA SATU MALAM
69 BAB. 69. PELAJARAN BERHARGA
70 BAB 70. PESAN MAAF YANG TAK SAMPAI
71 BAB 71. TAK TERGANTI
72 BAB 72. BERDAMAI DENGAN MASA LALU
73 BAB 73. BERAKHIRNYA SEBUAH PENANTIAN.
74 BAB 74. JADILAH PASANGAN HIDUPKU
75 BAB 75 TAK SABAR UNBOX!NG
76 BAB 76. MENULIS JODOH
77 BAB 77. MIMPI AISYAH
78 BAB 78 MENJADI INGATANMU
79 BAB 79. MENJADI ATIFA SEBENTAR SAJA
80 BAB 80. MENEBUS WAKTU
81 BAB. 81 BABAK BARU
82 BAB 82 NIKAH KILAT
83 Bab 83. DOUBLE DATE
84 BAB 84. RESTU MANTAN ISTRI
85 BAB 85. MENJEMPUT BAHAGIA.
86 BAB 86. SAH
87 BAB 87. MALAM YANG DI TUNGGU
88 BAB 88. CIUM@N PERT@MA
89 BAB 89. AJARAN MBAK RETNO
90 BAB 90. COBAAN MP
91 BAB 91. BERLALU BEGITU SAJA
92 BAB 92. RUMAH BARU
93 BAB 93. OTONG TAK SABAR
94 BAB 94. JANGAN MALU
95 BAB 95. JODOH SEMPURNA
96 BAB. 96 ROUND AFTER SUBUH
97 Bab. 97 Selamat Pagi Cinta
98 BAB 98. MUARA KEBAHAGIAAN
99 Bab 99. RESEPSI
100 BAB 100. RIAK HATI
101 Bab 101. DI BAWAH SHOWER
102 BAB 102. MEMASTIKAN BUKAN MIMPI
103 BAB 103. CINTA DALAM BUTIRAN TASBIH
104 BAB 104. Pengumuman ekstra-part
105 XP-Berondong Jatuh Cinta-1
106 XP-Berondong Jatuh Cinta-2
Episodes

Updated 106 Episodes

1
BAB 1. PENGANTAR CERITA
2
BAB 2. KILAS BALIK BRAM
3
BAB. 3 MENANGISLAH
4
BAB.4 RINDU DALAM SECANGKIR KOPI
5
BAB 5. KEGAGALAN MASA LALU
6
BAB 6. JANGAN MEMINTANYA KEMBALI
7
BAB 7. MENYEMBUHKAN JIWA
8
BAB 8. SEBUAH MAKNA
9
BAB 9. TERTUNDUK
10
BAB 10. DIA IBUKU
11
BAB 11. AISYAH
12
BAB 12 BAGAIMANA BISA?
13
BAB 13 DI BALIK AIR MATA
14
BAB 14 NILAI YANG TAK SAMA
15
BAB 15. ANAK ISTIMEWA
16
BAB 16 BERPURA-PURALAH LUPA
17
BAB 17. BIDADARI BERLESUNG PIPIT
18
BAB 18. TAK BISA MEMBELI RASA
19
BAB. 19 PERASAAN YANG ANEH
20
BAB 20. DI TELPON MANTAN ISTRI
21
BAB 21. BERTEMU DIAH
22
BAB 22 KEWAJIBAN BERSAMA
23
BAB 23. UNDANGAN MAKAN SIANG
24
BAB 24. MAAF YANG TAK SEMPAT TERUCAP
25
BAB 25 SETELAH KARAMNYA PERNIKAHAN
26
BAB 26. CUKUP LUKA SATU KALI
27
BAB 27. SIAPA DIA
28
BAB 28. TEMPAT YANG PALING DIRINDUKAN
29
BAB 29. TIDAK SEDERHANA
30
BAB 30. AKU RIDHA
31
BAB 31. BERHARAP RUJUK
32
BAB. 32 TAK SABAR BERTEMU
33
BAB 33. BUKET MAWAR YANG TAK SAMPAI
34
BAB 34. KEMBALI KE TITIK AWAL
35
BAB 35. BISAKAH KAU TINGGAL?
36
BAB 36. RINDU TERPENDAM
37
BAB. 37 SEBUAH PERMINTAAN
38
BAB 38. IBU PERAWAN
39
BAB 39. RAHASIA AISYAH
40
BAB.40 MENUTUP CELAH
41
BAB 41. APAKAH KAMU BAHAGIA?
42
BAB 42. MARI BERTEMU
43
BAB 43. MENGEMBALIKAN SENYUM AISYAH
44
BAB 44. PERGI DALAM DAMAI
45
BAB 45. KEHILANGAN TERBESAR
46
BAB 46. MENANGIS DI PELUKAN
47
BAB 47. MENGHAPUS UTANG JANJI
48
BAB.48 APA KABARMU, IBU?
49
BAB 49. PERGI TAK SEMPAT PAMIT
50
BAB 50. RINDU YANG TAK TERUCAP
51
BAB 51. BERDAMAI DENGAN MASA LALU
52
BAB 52. PESAN TERAKHIR
53
BAB 53 SURAT DARI ABAH
54
BAB.54 BUKAN MALAIKAT
55
BAB 55 RINDU DUA HATI
56
BAB 56 DO'A DI SEPERTIGA MALAM
57
BAB 57. MELAMAR AISYAH
58
BAB 58. BERHITUNG BUDI
59
BAB 59. TAK IKHLAS
60
BAB 60. TAKUT KEHILANGAN
61
BAB 61. ITU CINTA
62
BAB 62. OBROLAN CINTA DI SUBUH BUTA
63
BAB 63. SIMPEL TANPA SYARAT
64
BAB 64. BAYANG-BAYANG BURAM
65
BAB 65. KEHILANGAN KATA
66
BAB 66. AKU AISYAH
67
BAB 67. AWAL MULA KEHANCURAN
68
BAB 68. TERJEBAK CINTA SATU MALAM
69
BAB. 69. PELAJARAN BERHARGA
70
BAB 70. PESAN MAAF YANG TAK SAMPAI
71
BAB 71. TAK TERGANTI
72
BAB 72. BERDAMAI DENGAN MASA LALU
73
BAB 73. BERAKHIRNYA SEBUAH PENANTIAN.
74
BAB 74. JADILAH PASANGAN HIDUPKU
75
BAB 75 TAK SABAR UNBOX!NG
76
BAB 76. MENULIS JODOH
77
BAB 77. MIMPI AISYAH
78
BAB 78 MENJADI INGATANMU
79
BAB 79. MENJADI ATIFA SEBENTAR SAJA
80
BAB 80. MENEBUS WAKTU
81
BAB. 81 BABAK BARU
82
BAB 82 NIKAH KILAT
83
Bab 83. DOUBLE DATE
84
BAB 84. RESTU MANTAN ISTRI
85
BAB 85. MENJEMPUT BAHAGIA.
86
BAB 86. SAH
87
BAB 87. MALAM YANG DI TUNGGU
88
BAB 88. CIUM@N PERT@MA
89
BAB 89. AJARAN MBAK RETNO
90
BAB 90. COBAAN MP
91
BAB 91. BERLALU BEGITU SAJA
92
BAB 92. RUMAH BARU
93
BAB 93. OTONG TAK SABAR
94
BAB 94. JANGAN MALU
95
BAB 95. JODOH SEMPURNA
96
BAB. 96 ROUND AFTER SUBUH
97
Bab. 97 Selamat Pagi Cinta
98
BAB 98. MUARA KEBAHAGIAAN
99
Bab 99. RESEPSI
100
BAB 100. RIAK HATI
101
Bab 101. DI BAWAH SHOWER
102
BAB 102. MEMASTIKAN BUKAN MIMPI
103
BAB 103. CINTA DALAM BUTIRAN TASBIH
104
BAB 104. Pengumuman ekstra-part
105
XP-Berondong Jatuh Cinta-1
106
XP-Berondong Jatuh Cinta-2

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!