Hari ini Alan bangun lebih awal seperti biasanya, sedangkan Fira masih terlelap tidur, Alan berusaha membangunkan Fira, namu. gadis itu masih menyangka kalau dirinya masih tinggal di rumah orangtuanya.
"Ma, lima menit lagi. Aku masih mengantuk," ucap Fira tanpa membuka matanya.
"Anak ini, apa semanja ini di rumahnya? Hei kamu harus bangun waktu subuh sudah mau habis, jangan malas cepat kerjakan kewajiban mu!" ucap Alan yang mulai sedikit ketus, mendengar hal itu Fira langsung tersadar kalau dirinya tidak sedang di rumah orangtuanya.
"I..iya Pak." sahut Fira gugup
"Bukankah kita sudah sepakat akan merubah panggilan saat di rumah?,"
"Eh, i..iya, Mas. Aku lupa,"
"Yasudah cepat bangun, waktu subuh mau habis setelah itu segera turun ke bawah,"
"Baik, Mas." sahut Fira patuh.
**
Kurang dari setengah jam Fira sudah rapih dan menghampiri Bi Rani yang sedang menyiapkan sarapan " Selamat pagi, Masak apa hari ini, Bi?"
"Selamat pagi, Neng. Hari ini Bibi masak nasi goreng ayam suwir kesukaan Den Alan, apa neng Fira mau Bibi masakan sesuatu?"
"Wah kedengarannya enak, aku suka makan apa saja kecuali yang pahit dan aneh-aneh hehe. Ngomong-ngomong Mas Alan kemana, Bi?"
"Cie nama panggilannya udah berubah, jadi tambah soswit hehe. Den Alan ada di ruang kerjanya, sepertinya sedang merapikan barang-barang yang dibawa dari rumah ibu, Neng,"
"Oh gitu, bukanya hari ini dia akan pergi ke kantor?"
"Sepertinya begitu,"
***
Tiga hari berlalu, kini saatnya Fira kembali ke sekolah untuk melanjutkan pendidikannya seperti biasa. Hari ini Fira diantar supir sedangkan Alan sudah berangkat lebih dulu, karena keperluan. Saat Fira keluar dari mobilnya kedua sahabatnya sudah menantikan kedatangan Fira, terakhir bertemu Fira saat menghadiri akan pernikahan, dan hari ini mereka kembali bertemu.
"Akhirnya pengantin baru datang juga," ucap Sella dengan suara cempreng nya yang langsung dibekap oleh Dina.
"Berisik! tu mulut ember banget, lu mau ya satu sekolahan tau kalau Fira sudah menikah? "
"Hehe Maaf keceplosan," sahut Sella cengengesan.
"Tau ih, aku kan belum siap home schooling, masih mau ketemu kalian setiap hari di sekolah," timpal Fira.
"Harusnya kamu tidak mengundang dia waktu itu, mulut Sella rem nya blong," ucap Dina yang masih kesal.
"Yaelahhh, masih aja sewot namanya juga khilaf, manusia itu tidak ada yang sempurna dan...." ucapan Sella kembali mendapat bekapan dari Dina, yang menganggap kalau Sella berisik.
"Berisikkkk, lagi males denger kata-kata mutiara Lo,"
"Jahat banget jadi bestie, nggak ada adab hmmh," Sella tak terima dan berpura-pura memasang wajah ngambek.
"Udah...udah, masuk yu hari ini pelajaran akuntansi, aku takut kalau ditanya lagi" ucap Fira lesu
"Tapi kan Pak Alan sekarang suami mu, masa iya masih tega ngasih PR dan hukum kamu lagi, tobat kali dia," ucap Dina dengan suara pelan, kemudian disetujui oleh Sella.
Fira menarik napasnya dalam "Pak Alan itu orang yang cerdas dan profesional, aku taunya dari kakak ku yang dulu satu kampus dengan dia, dia paling benci dengan orang yang tidak mau belajar dan sukanya mencontek. Kalian tahu sendiri kalau dia juga pelit ngasih nilai, sepertinya tidak berpengaruh dengan status kita saat ini," ucap Fira, yang mengenal sosok Alan dari Fero, meskipun kakaknya sedang diluar negeri, namun mereka masih sering berhubungan via hape.
"Iya juga si, aku saja sampai belajar keras biar bisa dapat nilai yang aman. Ya sudah lah, kita hadapi saja toh kita belum bisa membuktikan tentang reaksi sebelum dan sesudah menikah,"
Mereka bertiga pun berjalan menuju kelas, karena sebentar lagi pelajaran pertama akan di mulai di. Masing-masing siswa sudah menduduki bangkunya, dan siap memulai pelajaran. Selang beberapa menit datanglah guru tampan dengan wajah yang cukup tegas, tidak ada senyum cerah, dan tanpa basa-basi dia pun langsung memulai mata pelajaran.
Tidak ada siswa yang berani membuka suara apalagi bercanda, semuanya di paksa fokus meskipun tidak mengerti dengan apa yang sedang disampaikan.
"Ah, aku benci angka-angka, rasanya aku ingin menjadi asap yang menghilang lewat jendela itu," ucap Fira bergumam, sambil melamun ke arah jendela luar.
Selesai menjelaskan Alan melihat ke sekeliling kelas, ada satu yang menarik perhatiannya, siapa lagi kalau bukan istri kecilnya. Sejak awal mengajar Fira adalah salah satu siswa yang sulit menerima pelajaran, bahkan Alan selalu memberi nilai yang tidak ramah.
Tiba-tiba Alan memberikan pertanyaan dadakan, siapapun yang bisa menjawab dengan benar akan mendapatkan nilai sempurna. Beberapa kali Alan memberikan pertanyaan yang akan menjawab adalah siswa berprestasi salahsatunya adalah Ratu. Ratu adalah salah satu siswa yang paling populer di sekolah, selain cantik dia juga memiliki otak yang cerdas. Ratu tidak sendiri sebagai siswi cerdas di kelas ada dua siswa laki-laki lainnya yang menjadi penolong di kala yang lain bungkam karena yang lain tidak bisa menjawab.
Berkali-kali Ratu menjawab pertanyaan yang diberikan Alan, sampai-sampai laki-laki itu merasa kesal karena yang lain tidak cukup berani untuk menjawab.
"Kenapa harus Ratu lagi yang menjawab? apa kalian patung di kelas ini?. Dan kamu Fira, sejak tadi saya perhatikan kerjaan mu hanya melamun saja, apa ada yang lebih menarik dari pelajaran saya, Hah?" Entah kenapa kali ini sasaran nya adalah sang istri.
"Eee....eeee, maaf. Pak.." belum selesai dengan ucapannya tiba-tiba Alan kembali bersuara.
"Kamu kapan berubahnya, Hah? apa setiap mata pelajaran kamu sepelekan seperti sekarang? kenapa kamu tidak belajar seperti Ratu, paling tidak berusaha jangan melamun di jam pelajaran,"
Deggggg "Rasanya sesak dibandingkan dengan orang lain, apalagi kata-kata itu keluar dari mulut suaminya sendiri. Bukan hanya Fira yang terkejut tapi kedua sahabatnya yang mengetahui status keduanya.
"Kejam!" gumam Dina
"Gak punya hati!" timpal Sella malas .
Mata Fira sudah berkaca-kaca tapi sebisa mungkin dia ingin menahan agar air matanya tidak turun.
"Ma..maaf, Pak. " sahutnya sambil menunduk.
Alan menarik napasnya dalam-dalam, dia menyadari kalau dirinya sudah kelewatan. Namun dia harus bersikap profesional meskipun Fira adalah istrinya.
Beberapa waktu kemudian terdengar suara bel pertanda jam pertama telah selesai. Alan meninggalkan kelas setelah menyelesaikan kewajibannya, saat akan keluar dia melihat ke arah meja istrinya. Fira sedang menaruh kepalanya di atas meja dengan kedua tangan yang menjadi bantalan, entah gadis itu sedang mengantuk atau malah menahan tangis karena baru saja dibandingkan oleh suaminya. Fira adalah anak spesial yang amat disayangi oleh keluarga, mereka bahkan tidak pernah menekan Fira agar menjadi yang terbaik, yang paling penting Fira nyaman dan bahagia.
***
Terima kasih atas dukungannya. Kalau menemukan typo silakan di komen nanti aku revisi 😊
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 56 Episodes
Comments
rasahaz
dsar si alan mlut mu tu lbh ky cabe,,, 😤😤😤
2022-04-16
0
Mbak Noer
waduh...
aroma perang mulai tercium...
nama nya aja beda..
pasti isi otak nya jg beda atuh...
hhhhmmmm alamat berdiam diri alas ngambek tuh... 😔
2022-03-26
0
Nida Ulum
pedas skli mulut nya pk alan
2022-03-24
0