"Oh ya Tuhan," Mila menutup mulutnya, ketika mendapati kaleng minuman yang baru saja dirinya tendang mengenai mobil mewah yang sedang berhenti karena jalanan memang sedang macet.
Apa lagi pengemudi mobil mewah tersebut sekarang turun dari mobil dan menatap ke arahnya.
Mila yang merasa bersalah langsung menghampiri pria tersebut yang sekarang sedang bertolak pinggang.
"Maaf Pak, aku tidak sengaja. Sekali lagi maafkan aku," ucap Mila yang sudah mendekati pengemudi mobil mewah tersebut.
"Pak, kamu bilang? Apa kmu pikir aku seperti bapak bapak," ucap kesal pria tersebut sambil menggelengkan kepalanya.
"Maaf, sekali lagi maafkan aku Mas, aku benar benar tidak sengaja,"
"Ck ck Mas? Kamu pikir aku mas mas penjual somay keliling!"
"Ya ampun, aku heran dengan orang kaya, maunya di hormati, tapi di panggil sopan tidak mau, apa aku harus memanggil ***," batin Mila sambil menatap pria yang memang masih terlihat muda tersebut.
"Woy bengong saja,"
"Terus aku harus ngapain? Minta maaf saja ribet sekali,"
"Makanya jangan membuat salah, dan satu lagi. Jalan tuh pakai mata, untung mobil ini tidak lecet, jika lecet. Aku yakin kamu tidak akan sanggup memperbaiki nya!" seru pria tersebut.
"Dasar orang kaya bodoh, mana ada jalan pakai mata, sepertinya waktu sekolah tidak makan bangku sekolahan," ucap Mila pelan namun masih terdengar jelas di telinga pria tersebut.
"Aka kamu bilang? Apa kamu sedang mengatai aku?"
"Tidak," jawab Mila singkat. "Sudahlah, aku sudah minta maaf, lagian mobil ini juga tidak tergores, jangan memperumit permasalahan," ucap Mila untuk mengambil aman.
"Tidak bisa, kamu harus di beri pelajaran agar tidak mengulangi hal seperti ini lagi,"
"Maaf otakku minimalis, pelajaran apa pun yang akan kamu berikan tidak akan nyangkut di otakku," sambung Mila.
"Benar benar ini orang,"
"Ya sudah jika benar maka–"
Mila tidak jadi meneruskan ucapannya saat dari dalam mobil mewah tersebut turun pria yang sangat dirinya kenal.
Bagaimana Mila tidak mengenalnya, jika pria tersebut adalah Milano Justin, pria yang sangat di cintai nya dalam diam.
Tentu saja hanya dalam diam, karena ke duanya bagaikan langit dan bumi, dan Mila juga sadar diri, mengingat lagi Milano Justin adalah pria kaya raya, di usianya yang tergolong masih muda sudah memiliki perusahaan terbesar ibu kota.
Mila tidak mengedip kan ke dua bola matanya, dan jantungnya berdetak tidak seirama.
Apalagi saat Milano Justin mendekati pria yang tadi berdebat dengannya, namun tatapan matanya tertuju ke arah Mila.
Dan yang membuat Mila susah untuk bernafas adalah saat Milano Justin kini tersenyum ke arahnya, senyum yang masih sama dengan senyum beberapa tahun lalu, saat Milano Justin menolong dirinya saat mendapatkan hinaan ketika masih duduk di bangku sekolah.
"Apa kamu Mila?" dan Mila pun langsung mengangguk mendengar pertanyaan Milano Justin. "Ya ampun, aku sudah sangat lama mencari mu, dan akhirnya kita bertemu di sini, jika jodoh menang tidak ke mana," ucap Milano Justin yang sekarang mendekati Mila, lalu memegang ke dua bahunya.
Dan kali ini jantung Mila seakan lepas dari tempatnya, mendapat sentuhan dari Milano Justin.
"Aku sangat merindukan kamu, apa boleh aku memelukmu?" tanya Milano Justin dan Mila pun langsung mengangguk dan terlebih dahulu memeluk Milano Justin dan senyum kebahagiaan menghiasi ke dua sudut bibirnya.
"Ya ampun, akhir akhir ini banyak sekali orang gila baru, senyum senyum sendiri tidak jelas di pinggir jalan. Mbak sadar, ini di pinggir jalan, nanti kalau ketabrak mobil rugi sendiri," ujar seseorang yang melewati Mila sambil menepuk bahunya. "Mbak," ujar seseorang tersebut saat Mila masih senyum senyum sendiri tidak jelas.
"Jangan mengganggu kesenangan orang lain," ujar Mila.
"Benar benar gila ini orang," ucap orang yang tadi menyadarkan Mila yang berada di pinggir jalan dan senyum senyum sendiri.
Hingga suara klakson mobil yang melintas menyadarkan halusinasinya.
"Milano," ucap Mila karena sudah tidak mendapati ada Milano Justin, karena memang sedari tadi sudah pergi bersama dengan pria yang berdebat dengannya. "Apa tadi aku hanya berhalusinasi?" tanya Mila pada dirinya sendiri dan senyum terukir dari ke dua sudut bibirnya, lalu berjalan menuju pintu masuk komplek di mana sahabatnya tinggal, tidak peduli dengan tatapan orang orang pada dirinya.
Sampailah Mila di rumah sahabatnya, dan Mila mengetuk pintu rumah tersebut berulang kali meskipun pintu tersebut tidak tertutup rapat.
Namun karena tidak ada tanda tanda pintu tersebut akan di buka dari dalam, akhirnya Mila membuka pintu tersebut yang tidak tertutup rapat.
Dan Mila langsung menautkan ke dua alisnya saat melihat ke dalam rumah sahabatnya tersebut.
Bersambung....................
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 95 Episodes
Comments
⚘️💙⚘️ Neng Gemoy ⚘️💙⚘️
ada si Justin ya Mil ??? 🤣🤣🤣
2023-08-12
0
⚘️💙⚘️ Neng Gemoy ⚘️💙⚘️
ealaaaahhhhh ...... 🤦♀️🤣🤣🤣🤣🤣🤣
kak othor ini yaaaakkkkk ..... jadi gumush deh pengen cubit .... 🤣🤣🤣🤣🤣
2023-08-12
0
⚘️💙⚘️ Neng Gemoy ⚘️💙⚘️
oooh ... ternyata ada asal muasal nya toh ....
*anggukangguk
2023-08-12
0