Chapter 5: Ulang tahun

Keesokan paginya Natasha terbangun dari tidurnya yang lelap, ia mulai membuka matanya pelan-pelan dan melihat sekitar, namun sang ayah sudah tidak ada di kasur.

Natasha menyadari bahwa ia meninggalkan ayahnya saat bermain dan malah tertidur, "Ayah...sudah bangun? ini sudah jam berapa?" Ia mencoba menebak-nebak kemana ayahnya pergi, "Ohh? Apa ayah sudah pergi ke istana?"

Karena ia menebak-nebak, ia menjadi sangat kesal jika sang ayah benar-benar sudah pergi ke istana tanpa berpamitan dengannya. Tiba-tiba suara ketukan pintu terdengar.

Tok-tok-tok

Pintu mulai terbuka, Natasha menoleh untuk melihat siapa orang yang berada di balik pintu dari kayu berkualitas tinggi itu, "Selamat pagi putri ayah!!!" Ucap sang ayah menyapa di pagi itu dengan gembira membuat sang putrinya tersenyum bahagia.

Natasha yang kaget sontak membulatkan mata, "A-ayah..? kupikir ayah sudah pergi", Sang ayah masuk dan berjalan menuju putrinya, "Ayo bersiap-siap, bukankah hari ini hari ulang tahun mu?" ucap ayahnya dengan wajah sedikit menggoda karena hari ini adalah hari istimewa putrinya yang ke satu tahun.

"Ah iyaaa...hari ini hari ulang tahun ku, bagaimana bisa aku melupakan nya!Ini pasti gara-gara ketiduran" kata Natasha berpikir. Sang ayah menghampirinya, duduk di kasur tepat nya di sebelah ia terbangun lalu mencium kening dan pipi putrinya.

"Selamat ulang tahun putri ku tersayang" Sang ayah membisikkan kata-kata itu ke telinga putri kecilnya lalu mencium pipinya sekali lagi.

"Cup".

Pipi Natasha memerah padam, Ia tidak pernah merasakan sebahagia ini. Disaat ia kecil, ia tidak pernah diucapkan kata selamat bahkan di berikan sebuah hadiah sama sekali. Ia hanya ingin di perlakukan seperti ini. Ia ingin disayangi dan di cintai.

Entah mengapa pipinya terasa basah, air mata mengalir begitu deras, seperti nya lantai akan basah karena Ia menangis.

"Kenapa menangis?" kata ayahnya Panik karena ini kedua kalinya ia membuat putrinya menangis.

"Hiks...hikss...HUAAAA..." Teriak tangisan Natasha memenuhi ruangan besar itu, "Ke-kenapa?apa ayah salah bicara atau mencium mu terlalu kasar?" Ayahnya mencoba memahami penyebab putrinya menangis, dan berpikir kenapa bayi terlalu sensitif padanya.

Ti-tidak bukan itu...aku sangat bahagia sekarang.

Louis memeluk Natasha dengan tujuan menenangkan putrinya yang menangis, "Cup..cup...cup anak ayah, udah ya nangis nya, hari ini kan hari ulang tahun mu, kamu harusnya bahagia dong" katanya tersenyum sambil mengusap rambut Putrinya dengan pelan.

Tanpa Mereka ketahui dibalik pintu, dua orang perempuan terkekeh dengan kemesraan seorang ayah dan sang putrinya, "Tuan Duke melembut di saat bersama Nona Natasha ya.." Ucap Avilyn sambil menutup mulut nya agar suaranya tidak terlalu keras, Elly mengangguk setuju, "Tuan Duke sangat dingin dengan kita, Nona Natasha sangat beruntung memiliki Ayah seperti Tuan Duke. Sebaiknya kita kembali saja ke dapur, kita tidak boleh mengganggu mereka." sepanjang jalan, mereka meninggalkan koridor dengan tersenyum-senyum.

Selesai Natasha menangis dengan sepuas nya, sang ayah menggendong nya lalu mengantarkan putrinya ke Avilyn dan Elly untuk segera bersiap-siap. Sepanjang perjalanan menuju dapur pelayan dan pengawal sibuk bolak-balik mempersiapkan acara, orang-orang sibuk dengan pekerjaan mereka masing-masing, mereka memberikan senyuman yang manis saat Natasha dan Louis melewati mereka.

Sesampainya dimana tempat Avilyn dan Elly bekerja yaitu di ruang dapur, mereka berdua terlihat sibuk mendekorasi kue dengan toping coklat di atasnya, "Selamat pagi Nona~" mereka berdua menyadari kedatangan Louis dan Natasha dengan senyum yang sangat bermekaran bagaikan bunga di wajah mereka.

"Ayo Nona, saat nya nona mandi" Avilyn meninggalkan pekerjaan nya dan mengambil Natasha dari gendongan sang ayah. Avilyn menunduk dan ingin berjalan menuju kamar. Sedangkan Elly ia berencana untuk meyiapkan kue terlebih dahulu lalu akan membantu Nona nya bersiap-siap.

Namun dari kejauhan langkah Avilyn terhenti, "Natasha..." Pemilik nama Natasha itu sontak kaget karena sang ayah memanggilnya dengan nada dingin, reflek Natasha menoleh ke ayahnya dengan wajah tegang.

Dengan wajah ragu ayahnya mulai berbicara, "Ayah...akan pergi...ayah akan pulang secepat mungkin...ayah berjanji" sang Ayah memandangnya dengan wajah sedih. Louis tahu bahwa tidak seharusnya ia pergi di saat hari penting begini. Natasha sedikit kesal, kenapa ayahnya harus pergi pada saat hari ulang tahunnya.

Ayahnya mencium keningnya lalu melangkah pergi. Natasha menatap punggung ayah yang semakin menjauh hingga sang ayah menghilang dari pandangannya, "Nona pasti sangat sedih bukan?" Tanya Avilyn sambil mengusap punggung Natasha dengan lembut.

Elly sudah menyelesaikan pekerjaan dan menghampiri mereka berdua, "Percaya lah nona!!! Tuan akan menepati janji nya" Elly menyemangati dan berusaha membuat Nonanya tenang, "Iya aku tau" mukanya sedikit muram, ia berharap ayahnya segera pulang sebelum acara nya di mulai.

Setelah mandi, Elly memilihkan baju yang cocok untuk hari ulang tahun Natasha, "Nahhhh ketemu, ini pasti sangat cocok dengan nona" kata Elly sambil menunjukkan baju yang akan Natasha kenakan.

Elly memilih gaun berwarna kuning bergambar cherry dan jaket pink, serta penjepit rambut berbentuk bunga matahari.

Sedangkan Avilyn menata rambut pendek Natasha dengan sangat rapi, tidak lupa ia menjepitkan pita rambut berbentuk bunga matahari itu. Setelah selesai dengan semuanya, Natasha menunggu sampai setengah jam sebelum acara tiba. Acara dimulai sekitar pukul sepuluh pagi, setelah menunggu dengan bermain boneka akhirnya setengah jam sebelum acara tiba.

"Nona setengah jam lagi acara akan di mulai, anak para bangsawan juga sudah datang" ucap Elly yang sedari tadi sibuk bulak-balik ke kamar Natasha.

Namun Natasha ingin menunggu sang ayah tiba. Elly menggendongnya lalu membawanya ke tempat acara ulang tahun, yaitu di taman kaca kediaman Katelyn.

Ditengah perjalanan mereka di berhentikan oleh para pengawal, "Selamat ulang tahun Nonaa Natasha" kata para pengawal memberi selamat. "Maaf nona, kami tidak bisa mengikuti acara ulang tahun anda..." kata para pengawal sedih, "...Tapi kami akan menjaga anda selama acara di mulai sampai berakhir" sambung salah satu pengawal.

Kemudian salah satu dari mereka mengeluarkan sebuah kotak hadiah, "Nona ini sedikit hadiah dari kami, walau tidak seberapa tapi terima lah nona" kata salah satu pengawal mewakili pengawal lainnya.

Mata Natasha berbinar, betapa sayang nya para pengawal kepada nya, "Aku ingin mengucapkan terima kasih tapi..." Natasha memegang pipi seorang pengawal yang memberi hadiah itu kepadanya.

Mata pengawal itu membulat karena terkejut, "Nona?" Lalu Natasha tersenyum dan kembali ke pelukan Elly.

Para pengawal heboh, "Wahh aku juga ingin pipi ku di pegang oleh nona"

Setelah menerima hadiah dari para pengawal mereka melanjutkan perjalanan ke taman kaca. Suara canda dan tawa anak bangsawan mulai terdengar di saat perjalanan menuju taman, sangat heboh.

Setelah mereka memasuki taman kaca, semuanya terdiam lalu menatap Natasha dengan tatapan penasaran.

Natasha menelan air ludahnya karena gugup.

"Ramai sekali" kata Avilyn.

"Ahh ini kesempatan ku untuk mencari teman" Natasha melihat sekeliling dengan mata berbinar, melihat satu persatu anak bangsawan yang hadir di acara ulangtahun nya.

"Mereka semua seperti nya sudah berumur kisaran empat sampai lima tahunan" Natasha menebak-nebak usia mereka, "Hahhh belum saatnya aku mempunyai teman" Natasha menghela nafasnya, tanpa menghiraukan apa pun, sampai Elly berbicara kepadanya lalu lamunan itu pun buyar.

"Nona saya membawakan mainan kesukaan nona agar nona tidak bosan!" Elly mengeluarkan mainan kesukaan Natasha selama ada di dunia ini yaitu bola-bola kecil, lalu memberikan mainan itu kepadanya.

Natasha menatap mainan itu sambil berpikir lagi cara mendapatkan teman dengan tubuhnya yang kecil ini. Tiba-tiba mainannya terjatuh lalu menggelinding ke tengah anak-anak bangsawan yang sedang bercakap-cakap, "Pluk.." mainan itu berhenti di depan seorang anak laki-laki, sepertinya berumur empat tahun, perawakan berambut kuning dan mata kebiruan.

Anak laki-laki itu mengambil mainan itu lalu menghampiri Natasha, "Mainan Anda jatuh nona kecil, saya kembalikan ini kepada Anda" ucap anak itu sambil menyerahkan bola yang ada di atas tangannya.

Natasha terdiam sepersekian detik, lalu ia mengambil mainan itu, dan tersenyum sebagai ucapan terima kasih. Anak itu membalas senyumannya, "A-ah sebelumnya, perkenalkan nama saya Brian Beatrice" ucap anak itu sambil sedikit membungkuk.

Natasha menatap anak itu heran, karena ia tidak menyangka anak itu akan langsung memperkenalkan dirinya. "Dia memperkenalkan dirinya! apa dia ingin menjadi temanku?"

Elly membulatkan matanya, "Pangeran Brian?! Maafkan saya pangeran, saya hampir tidak mengenali anda karena anda mewarnai rambut anda pangeran"

"Pa-pangeran??? astaga!!" sontak Natasha kaget mendengar kata pangeran dari mulut Elly.

"Tidak apa-apa" kata pangeran itu menggeleng kan kepalanya tanda tidak apa-apa sambil tersenyum.

Natasha mengingat kembali kisah yang di ceritakan Elly, "Apa dia anak Raja Elrand?" katanya dengan ekspresi wajah sedang berpikir.

"Apa pangeran Lee di sini?" Mendengar pertanyaan Elly, wajah pangeran Brian langsung berubah menjadi kesal seperti tidak ingin membicarakan orang itu.

"Seperti biasa...Lee selalu mengurung diri, dia tidak menyukai keramaian" kata Brian singkat.

"Hem?? ada apa dengan pangeran Lee?" tanya Elly bingung.

Terpopuler

Comments

Istrinya Hades

Istrinya Hades

Huum. Ada apa sama pangeran Lee?

2023-01-02

1

lilis herawati

lilis herawati

Kak ini kantor atau istana?

2022-12-31

1

who are you?

who are you?

mampir nih, semangat ya kak

2022-12-28

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!