Tim liputan Journey to the East, berkumpul di ruang meeting. Sari yang baru kembali dari Belanda usai melakukan prosesi pemakaman Tante Danique juga sudah hadir. Pak Arya datang bersama dua orang baru. Semua anggota tim langsung mengalihkan perhatian mereka kepada dua orang baru itu.
"Pagi semuanya … kayaknya udah kumpul semua ya?! Sar, selamat datang kembali!" Pak Arya membuka meeting pagi itu.
"Sebelumnya saya ucapkan selamat program yang kalian gawangi berhasil menduduki rating teratas dan juga terima kasih atas kerja keras kalian."
"Untuk next project, ada sedikit perubahan di dalam tim. Saya perkenalkan ini pak Lingga, dia bertindak sebagai sponsor utama sekaligus ketua tim yang baru." Pak Arya mengenalkan salah satu dari pria yang bersamanya.
Sari dan yang lainnya saling berpandangan. Bagas tidak bereaksi, dia cukup santai menghadapi pergantian jabatan.
"Anggota tim kita akan bertambah juga, pak Lingga membawa tiga orang anggota baru sebagai tambahan tim." lanjut Pak Arya.
Sari menatap ke arah orang yang dikenalkan pak Arya sebagai pak Lingga.
Kayaknya pernah liat orang ini, tapi dimana ya?
Pria yang bernama pak Lingga itu memiliki tinggi sekitar 180 cm dengan rambut cepak. Lesung Pipit yang menghiasi kedua pipinya menambah ketampanan wajah pria berkulit putih itu.
Asistennya Saka, memiliki tinggi tak jauh beda dengan pak Lingga. Sama seperti Pak Lingga, Saka memiliki kulit putih pucat dan berkacamata. Tatapan matanya sangat tajam membuat siapa pun yang berani menatapnya akan memalingkan wajahnya dalam sekejap.
Sari bisa merasakan aura kuat yang terpancar dari tubuh keduanya. Mereka bukan orang biasa dan Sari tahu itu sejak pertama mereka berdua memasuki ruangan meeting.
Tekanan yang muncul dari aura keduanya membuat Sari sedikit sesak dan gerah.
"Don, kamu ngerasa ada yang aneh nggak sih dari mereka?" tanya Sari pada Doni yang tengah asyik memainkan pulpen di tangannya.
"Hhm, mereka bukan orang biasa Sar. Kagak jahat tapi baik juga kagak. Ikutin aja dulu deh permainan mereka!" bisik Doni.
Saka menatap Doni dan Sari dengan tajam. Mereka beradu pandang seolah ada bendera perang yang siap berkibar diantara dua kubu.
"Pak Lingga silahkan jika ingin memperkenalkan diri." Pak Arya memberikan kesempatan kepada pak Lingga untuk berbicara.
"Makasih pak Arya atas waktunya. Selamat pagi semuanya, kalian bisa panggil saya Lingga. Maaf kalo kalian terkejut dengan kedatangan kami. Mulai hari ini sampai satu tahun ke depan program Journey to the East akan berada di bawah kepemimpinan saya."
"Maaf pak, satu tahun ke depan? Saya nggak salah dengar kan?" Sari menyela perkataan pak Lingga.
"Iya, kenapa emang apa kurang lama? Dua tahun atau tiga tahun?" tanya balik pak Lingga.
Sari menatap skeptis pada pak Lingga, ia benar-benar tidak mempercayai perkataan pria di depannya ini.
"Apa bapak yakin program kita bakalan bertahan selama itu?"
"Kenapa nggak? Kita punya tim solid, saya punya kalian jadi kenapa harus pesimis?!" Tatap pak Lingga tajam pada Sari.
"Jangan lupakan penonton pak, tim solid tanpa bahan liputan bagus its nonsense!" jawab Sari lagi. (itu omong kosong)
"Itu tugas kalian untuk tentukan pilihan liputan. Dan … saya yakin mbak Sari bisa melakukan yang terbaik untuk program ini. Apa saya salah?!"
Orang ini … aneh. Aku nggak suka tatapan matanya. Doni bener deh, dia bukan orang biasa. Kekuatannya cukup besar buat ciptain medan energi sekuat ini!
Sari melengkungkan senyumnya, ia mengalah. "Ok, kita lihat gimana besok deh pak. Tapi jangan terlalu berharap banyak dengan kami!"
"Sari, ada hal yang dipertaruhkan disini dan saya minta kalian juga bisa memahami posisi saya sebagai sponsor utama kalian. Jadi tolong, berikan yang terbaik untuk tim!" pinta pak Lingga.
Bagas, Doni, Ahmad dan Rara saling berpandangan. Sementara Sari seolah tidak ingin mengalihkan pandangannya dari pak Lingga. Sesuatu dalam tubuh pak Lingga membuatnya penasaran.
"Sar, sadar! Jangan macem-macem dulu!" bisik Doni.
Sari hanya melirikkan matanya sekilas, "Aku nggak macem-macem Don, cuma semacem aja kok … menikmati ketampanan pria arogan bernama Lingga!"
Hmm, kagak bisa lihat bening dikit Lo! Noh si Bagas kebakaran jenggot!" bisik Doni kesal, Sari hanya tersenyum dan menatap Bagas yang sedang memperhatikan dirinya.
"Mas Bagas, apa ada yang mau ditanyakan? Maaf saya mengambil posisi anda sekarang?!" yanya pak Lingga.
"Oh, nggak apa-apa pak! Itu hak bapak kok, kebetulan malah jadi saya bisa fokus ngurus pernikahan saya sama Sari!" jawab Bagas santai.
"Menikah? Kalian berdua?" Pak Lingga sedikit terkejut, dan menatap keduanya.
"Insyaallah pak." jawab Bagas diiringi anggukan dari Sari.
Pak Lingga menatap Sari dengan ekspresi yang rumit. Saka mendekati pak Lingga dan membisikkan sesuatu. Pak Lingga mengangguk, ia kemudian berkata.
"Tambahan tim kalian sudah datang, mereka ada disini. Kalian bertiga masuk?!" perintah pak Lingga kepada tiga orang yang rupanya sudah menunggu diluar.
Ketiga orang yang dipanggil pak Lingga masuk ke dalam ruangan meeting. Aura mereka berbenturan dengan Sari membuat Sari merasa dalam ruangan bertekanan tinggi.
"Don …" tangan Sari memegang pergelangan tangan Doni.
"Jangan ladenin, cuekin aja!"
Ketiga orang itu terdiri dari satu wanita dan dua orang lelaki. Ketiganya memiliki wajah pucat dan dingin. Yang perempuan sangat cantik tapi juga terlihat kejam, sedang dua yang lain tampak lebih ramah dengan senyum menghiasi wajah pucat mereka.
Kenapa aku lihat mereka kayak di film Buffy the vampire slayer?!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 105 Episodes
Comments
maya ummu ihsan
film lama ini thor... apakah kita seumuran 😜😜
2022-06-11
3
Yu Gina
Sari yang ikut skrip di keluarha Denmas Al bukan wkwk
2022-04-22
2
❤little girl♥
☃️☃️☃️☃️🆒🆒🆒🆒
2022-04-20
1