Sesampainya di bawah tanah Gin dapat melihat semua peralatan pendekar. Dari pedang, tombak, jubah pelindung, gada, panah, dan peralatan lain yang tidak di ketahui oleh Gin.
Setelah menghembuskan nafas, Bibi Merume mengajak Gin ke sebuah peti panjang berwarna hitam pekat dan auranya memancarkan hal menakutkan sampai membuat Gin pusing.
“Bibi kok, Gin jadi pusing saat kita mendekati peti ini?”
“Itu hal yang wajar, sebab hal yang terdapat dalam peti ini adalah sesuatu yang benar-benar berbahaya sekaligus berharga, semua orang di dunia ini mengincar peti ini, tetapi mereka tidak mengetahui benda seperti apa yang terdapat di dalamnya.”
“Apa boleh Gin melihatnya, Bibi?”
“Tidak untuk sekarang, sebab walaupun kamu memaksa untuk membukanya, kamu akan pingsan bahkan kehilangan nyawa setelah membuka peti tersebut. Kita akan menunggu sampai kamu bisa menekan aura kegelapan yang terdapat pada peti tersebut,” ucap Bibi merume sambil tersenyum.
“Bagaimana cara saya bisa menekannya, Bibi?”
“Bibi akan membantu untuk memaksamu memicu energi kegelapan yang ada dalam dirimu, agar kamu bisa menggunakannya dengan baik.”
“Energi kegelapan?”
“Benar, energi kegelapan. Bibi sengaja tidak pernah menceritakan hal ini padamu, karena Bibi kurang yakin dengan apa yang Bibi pikirkan selama ini, sebab dulu setahun yang lalu, setelah berapa bulan saat melatihmu Bibi samar-samar merasakan energi yang begitu menakutkan, gelap dan pekat, tetapi Bibi semakin yakin bahwa energi tersebut adalah energi kegelapan, sebab baru-baru ini energi yang ada pada dirimu semakin jelas dan pekat saja.”
Bibi menceritakan hal tersebut dengan wajah yang buruk seakan-akan itu bukan merupakan hal yang baik.
“Kok Bibi memasang wajah seperti Itu,” tingkah sang Bibi membuatnya gelisah, karena Bibinya tidak seperti biasanya saat menceritakan hal tersebut.
“Tidak... tidak ada apa-apa kok, Nak.” Saat Bibinya menepuk punggungnya membuat Gin begitu lega.
“Kupikir cerita itu hanyalah legenda belaka,” gumam Bibi Merume sambil menghembuskan nafas halus, Bibi Merumepun berkata, “Sekarang kamu ikuti Bibi untuk berlatih agar bisa menggunakan energi kegelapan yang ada pada dirimu,”
“Baik Bibi. Oh ya, kalau Gin punya energi kegelapan lalu Bibi punya energi apa?”
“Hahaha Bibi hanya memiliki energi angin, bukanlah energi yang luar biasa dan yang harus kamu ketahui semua energi ini dapat terbentuk karena..” Bibi Merumepun menjelaskan jika energi yang ada terbentuk dari alam yang diserap manusia lalu mengubahnya menjadi tenaga dalam.
Tenaga dalam ini yang membentuk energi luar biasa yang digunakan manusia untuk melindungi, memperkuat, serta menjadi senjata manusia untuk membunuh manusia lainnya.
Bibi Merume menjelaskan tentang tenaga dalam sambil berjalan ke suatu ruangan rahasia yang digunakan sebagai ruang latihan. Ruang latihan ini bisa disebut ruang rahasia bagian dua.
“Apakah kamu sudah siap untuk berlatih tanding untuk pertama kalinya, Nak?” ucap Bibi Merume sesampainya mereka dalam ruangan.
“Ingat satu hal ini nak!!! Sekuat apapun dirimu nanti, janganlah kamu menindas orang-orang yang tidak bersalah, apalagi sampai membunuh mereka. Bibi harap kamu menggunakan kemampuanmu untuk melindungi mereka.”
Setelah mengatakan itu Bibi Merume mengeluarkan energi angin, lalu bergerak dengan cepat yang tak mampu diikuti oleh mata Gin yang tajam.
“Ini...” Gin berkeringat dingin dan memegang perutnya yang sakit setelah sadar Bibinya sudah telak menghajarnya dengan tongkat yang selalu dibawahnya.
“Lemah... Kamu terlalu lemah Nak. Gunakan instingmu untuk membaca gerakan Bibi, ingat diluar sana banyak yang jauh lebih kuat dari Bibi, bagaimana kamu bisa melindungi dirimu nantinya apabila musuh yang setingkat Bibi mengincar dirimu haaa? Dasar lemah.”
Belum juga Gin menjawab Bibi Merume sudah bergerak untuk menyerangnya, namun kali ini Gin sempat menghindar, namun dia terkena ujung tongkat Bibi sehingga membuatnya terpental ke dinding ruangan.
Melihat ini, Bibi Merumepun terkagum pada Gin, namun dalam hati dia bergumam. “Anak ini benar-benar monster sekali diberi petunjuk langsung bisa melakukannya, walaupun tidak sepenuhnya menghindari serangan yang kulancarkan padanya, dia benar-benar mendapatkan kelebihan kedua orang tuanya yang satu ibunya begitu cerdas dalam segala hal kecuali beladiri yang satu lagi ayahnya benar-benar pendekar yang gila akan beladiri tapi begitu bobrok dalam segala hal selain beladiri.” Memikirkan hal ini Bibi Merume hanya bisa menggelengkan kepalanya.
Bibi Merume bergerak lebih cepat dari sebelumnya serta tiba-tiba muncul dibelakang Gin. Setelah muncul dibelakang, Bibi Merume sedikit mengalirkan energi ke tongkatnya lalu menghantam kaki Gin dengan cepat dan kembali ke tempat dia berdiri sebelumnya.
“Sudah Bibi katakan jangan terlalu mengandalkan mata tapi instingmu,” bentak Bibi Merume pada Gin yang sedang berusaha bangkit.
Demi mendengar hal tersebut Gin hanya berkata, “Sebenarnya Bibi ingin melatihku atau ingin membunuhku?”
“Hahaha ternyata Bibi selama ini terlalu memanjakanmu, Nak.” Bibi Merume mulai menyerang lagi sambil melepaskan tawa yang memenuhi ruangan tersebut.
Gin melihat Bibinya mulai bergerak membuatnya menutup mata dan fokus seakan bersatu dengan ruang latihan dan udara. Ketika Bibi Merume sudah benar-benar dekat darinya.
Gin seperti merasakan kehadiran Bibinya dari sebelah kanannya lalu dengan seluruh kecepatannya yang telah dia latih selama ini dikeluarkan dan Gin dapat menghindari serangan Bibinya.
Hal ini membuat Bibinya merasa heran dan bergumam. “Anak ini mampu menghindari seperempat kecepatanku, perkembangannya benar-benar luar biasa, tetapi perkembangan energi kegelapannya benar-benar nihil.”
“Hehe, akhirnya Gin bisa menghidari serangan Bibi ,” setelah mengatakan hal tersebut dengan percaya diri dan untuk pertama kalinya Gin menyerang Bibinya dengan kecepatan penuh namun saat dia menyerang Bibinya yang tidak bergerak sama sekali.
Hal ini membuat Gin agak ragu karena Bibinya tidak bergerak, tapi dia tetap menyerang Bibinya yang sedang tersenyum sinis saat pukulan Gin mengarah tepat dikepala bagian samping namun dengan mudah ditangkis oleh Bibinya.
“Bocah, tengik rupanya kamu sudah berharap, yaa. Bisa melukai Bibi saat kamu bisa menghindari serangan Bibi dengan sempurna, hahaha kamu terlalu naif, Nak.”
Latihan berlanjut dengan Gin yang menerima pukulan demi pukulan Bibi Merume yang menambah kecepatan serangannya yang disertai petunjuk-petunjuk yang sangat berguna yang disertai nasihat-nasihat yang akan selalu diingatnya.
Tetapi dari berbagai nasihat yang sangat di tekankan oleh Bibinya hanya beberapa yang diingatnya salah satunya adalah jangan pernah melukai perempuan apalagi sampai membunuhnya.
Tiba-tiba, entah mengapa Bibi Merume berkata, “Bocah tengik bukankah, kamu ingin mengetahui keberadaan orang tuamu, bukan?”
Dengan antusias yang membara-bara, ”Benar, di manakah mereka, Bibi?”
“Alam baka!!! Dan yang mengirim mereka ke sana adalah.....” Dengan terbahak-bahak Bibi merume menatap iba pada Gin.
Setelah mendengar hal ini, entah mengapa sekujur tubuh Gin benar-benar lemas dan bagai merasa jiwanya ingin meninggalkan tubuhnya dan beberapa saat kemudian disekitar tubuh Gin mulai muncul energi kegelapan yang amat dasyat. “Jangan katakan kalau Bibi yang membunuh kedua orang tuaku?”
Mendengar hal tersebut bukannya menjawab Gin, Bibi Merume malah tertawa seperti orang kesetanan.
Tak jauh dari Bibi Merume, Gin telah kehilangan kesadaran dan mulai diselimuti energi kegelapan. Merume bergerak cepat, dia keluar dari ruangan tersebut. Begitu kembali, tangannya sudah memegang sebilah pedang. Dia melemparnya ke arah Gin, mudah bagi Gin menangkap pedang tersebut.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 133 Episodes
Comments
mochamad ribut
up
2023-04-04
0
mochamad ribut
lanjutkan
2023-04-04
0