Sesampainya di rumah sakit Arya sendiri yang menangani Cantika.
Cantika demam tinggi dan terus mengigau memanggil ibunya.
Melihat kondisi Cantika Arya sangat khawatir.
Sepertinya sahabatnya ini begitu menderita semenjak ibunya tiada.
Dia teringat keharmonisan hubungan Cantika dengan ibunya. Sering kali mereka bertiga masak dan makan bersama saat masih di rumah lama Cantika. Tapi sejak tinggal di rumah pamannya momen itu tidak ada lagi, terlebih sekarang saat ibu Cantika sudah tidak ada.
"Kamu pasti sangat merindukan tante Lisa." Gumam Arya.
Arya menatap Cantika, sebenarnya dia sangat penasaran separah apa penyakit di wajah Cantika sampai saat di dalam rumah pun Cantika tidak mau melepas cadarnya. Namun Arya merasa dia tidak boleh melewati batas, meski ingin tapi dia tidak boleh membuka cadar Cantika tanpa izin Cantika.
Dulu waktu masih sekolah pernah Arya bertanya pada Cantika kenapa dia tidak mau memperlihatkan wajahnya tapi Cantika hanya diam menandakan tak mau memberi tahunya.
Padahal Arya ingin sekali mengetahui seberapa parah penyakit atau lukanya sehingga dia bisa membawa Cantika berobat.
Dan inilah alasan utama Arya menjadi Dokter, bukan karena keluarganya berprofesi Dokter semua tapi karena dia ingin menjadi Dokter hebat sehingga dia sendiri bisa mengobati penyakit di wajah Cantika.
Saat Cantika bangun hari sudah malam.
"Arya?"
Cantika merasa terharu melihat ada seorang sahabat yang di ciptakan untuknya. Arya duduk di sebelah tempat tidur Cantika dan terus menjaganya, dia bahkan tidak menerima merawat pasien lain dan juga tidak membiarkan Suster atau pun Dokter lain yang menjaga Cantika. Dia harus memastikan kesehatan Cantika sendiri.
"Apa kamu lapar? tunggu sebentar aku akan menyiapkan sup untukmu."
Arya sangat senang melihat Cantika bangun dan langsung berlari ke luar bangsal menuju dapur rumah sakit untuk menyiapkan sup segar untuk Cantika, sampai Cantika tidak sempat mengatakan apa pun.
Tak lama kemudian Arya datang dengan semangkuk sup.
"Maaf aku sudah merepotkanmu."
Kata Cantika merasa tidak enak hati karena merasa telah merepotkan Arya.
"Apa yang kamu katakan aku sahabatmu kan lalu apa ini termasuk merepotkan?"
"Kamu sahabatku, satu-satunya sahabatku, sahabat terbaikku tapi tetap saja aku tidak bisa merepotkanmu." Kata Cantika dengan suara masih lemah.
"Tidak ada kata merepotkan dalam persahabatan, sekarang ayo cicipi masakan Chef Dokter Arya. Sudah lama kamu tidak merasakan masakanku kan?"
Kata Arya menyodorkan semangkuk sup hangat kepada Cantika.
Cantika dengan senyum dan mata basah menerima sup itu.
"Iya sejak aku pindah ke rumah paman kita tidak lagi bisa masak bareng, aku sangat merindukan momen itu."
Cantika mengingat momen dimana dia, Arya dan ibunya sering masak bareng di rumah lamanya dulu.
Melihat Cantika larut dalam masa lalu Arya buru-buru mengalihkan perhatiannya.
"Ayo, makan. Aku akan keluar memeriksa pasien lain."
Cantika tersenyum mengangguk, lalu Arya pun keluar dari bangsal itu.
Bagaimana enakkan?" Tanya Arya setelah dia kembali dari bangsal sebelah, saat mendapati mangkuk Cantika sudah kosong.
"Hmm sangat enak. Arya kenapa kamu tidak jadi Chef saja, akan sangat di sayangkan jika bakat memasakmu ini tidak di salurkan bisa sia-sia." Canda Cantika.
Melihat Cantika mendapatkan moodnya kembali Arya merasa senang.
"Kalau aku jadi Chef terus yang jadi Dokter untuk menemanimu di sini siapa? dan ya bakat memasakku tidaklah akan sia-sia kan ada kamu yang tak pernah kenyang dengan masakanku." Balas Arya bercanda dengan Cantika.
"Hei, memangnya aku akan sakit terus hingga memerlukanmu jadi Dokter?"
Cantika melototi Arya dengan pipi yang di gembungkan.
"Eh tidak aku tidak mungkin mau kamu jadi pasien lagi. Tapi sungguh aku tidak bisa jadi Chef."
Kata Arya membuat Cantika penasaran.
"Kenapa? kenapa kamu tidak bisa jadi Chef, aku juga bersunguh-sungguh bakatmu lebih dari Chef terkenal lainnya." Kata Cantika serius.
"Karena kalau aku jadi Chef aku pasti akan sangat sibuk memasak untuk orang-orang lalu aku pasti tidak akan mempunyai waktu luang untuk memasak untukmu. Kalau begitu apa kamu akan mau berteman lagi denganku kalau aku tidak memuaskanmu dengan masakanku?" Canda Arya membuat Cantika tertawa.
"Haha iya benar, kamu benar sekali Ar, jika kamu tidak mau memasak untukku maka aku juga tidak akan mau berteman denganmu lagi."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 86 Episodes
Comments
Ateu Chantika
Next
2022-09-06
1
Japung Mobile
selanjutnya
2022-08-29
1
Uwo Adebo
agak bingung sii . kan dia pake cadarr . terus makan sambil disuapin .. . apa keliatan itu muluttt
2022-07-30
1