Ungkapan Hati

__Flash Back On__

Naraya Stevani, adalah seorang gadis yang cerdas dan lemah lembut, ia mendapat beasiswa S1 melalui jalur prestasi untuk meraih pendidikan di salah satu universitas ternama di Sidney.

Gadis yang belum genap berusia delapan belas tahun itu, akan meninggalkan Indonesia untuk menempuh pendidikan di luar negri selama kurang lebih tiga hingga empat tahun. 

Namun, di karenakan Naraya mendapat beasiswa berprestasi, ia harus menyelesaikan sekolahnya hanya dalam waktu tiga tahun.

Dan belum genap tiga tahun, gadis berparas cantik dengan tubuh proporsional sudah dapat menyelesaikan gelar Bachelor degree atau setara S1.

Naraya bukanlah gadis dari kalangan orang berada, bapaknya yang hanya seorang satpam, dan sang ibu yang hanya seorang penjual bubur ayam di pagi hari. Harus berjuang keras demi mewujudkan cita-cita putri mereka.

Hidup bermewah-mewahan juga bukan gaya hidup dari Nara. Sampai ketika dia bertemu dengan Khansa dan Anita, yang notabennya adalah anak dari orang kaya, membuatnya merasa istimewa karena kedua gadis kaya raya itu menerima Nara menjadi sahabat tanpa memandang status. Khansa dan Anita adalah dua orang kaya yang selalu membantu Nara terutama jika ia kehabisan uang saku selama di luar negri.

Sampai ketika dia lulus kuliah dan kembali ke tanah air, ia di terima bekerja di perusahaan Angkasa group.

Naraya bekerja sebagai sekretaris dari seorang direktur muda, calon pewaris tunggal perusahaan besar yang bergerak di bidang pembuatan sparepart sepeda motor.

Kebersamaan antara Nara dan Tama, membuat mereka merasakan getaran asmara, menumbuhkan benih-benih cinta di hati keduanya.

"Na" Tama meraih tangan Nara, kemudian mendaratkan di dadanya yang bidang.

Wanita itu sedikit mendongak demi bisa menatap wajah Tama. Manik hitamnya menyoroti manik hitam milik pria di depannya.

"Apa kamu bisa merasakan debaran jantungku?"

Nara mengangguk, lalu menelan salivanya dengan setengah mati.

"Rasanya, aku ingin terus bersamamu, aku tidak bisa jauh darimu. Aku mencintaimu Na"

Nara tertegun mendengar ungkapan hati Tama. Kalau boleh jujur, sebenarnya Nara juga merasakan hal yang sama. 

Tapi nyalinya terlalu ciut untuk mengungkapkan perasaannya karena statusnya tak sebanding dengan Tama yang berasal dari keluarga terpandang.

"Aku_"

Nara menggantung perkataannya, ia berusaha menyusun kalimat untuk merespon ucapan Tama.

"Aku_"

"Aku tahu kamu juga mencintaiku" potong Tama. Ia bergerak melingkarkan tangan di pinggang Nara, sedikit menarik agar tubuhnya merapat padanya.

Mereka saling beradu pandang selama kurang lebih sepuluh detik, sebelum kemudian Tama mengecup bibirnya singkat, membuat Nara berjengit karena terkejut.

"Sebenarnya sa_" 

Suara Nara menghilang seiring dengan bibir Tama yang tiba-tiba kembali menempel di bibirnya.

Kedua kalinya Nara di buat terkejut oleh sikap sang atasan, terlihat saat mata bulatnya melebar sempurna.

"Aku ingin kamu menjadi milikku Na" katanya ketika bibir mereka terlepas. "Aku tidak bisa kehilanganmu"

Usai mengatakan itu, dan untuk kesekian kalinya Tama mempertemukan bibir mereka, kali ini tidak hanya menempel, tapi sedikit memberi lum@tan lembut. 

Nara yang tadinya mencoba berontak, akhirnya malah menerima pertemuan bibir itu lalu membalas ciumannya ketika Tama menggigit kecil bibirnya agar terbuka.

"Hampir dua tahun kita bekerja sama, sedikit banyak kamu pasti tahu bagaimana aku, iya kan?" ujar Tama "Kamu tahu sendiri aku tidak pernah bermain-main dengan ucapanku?" lanjutnya masih dengan tatapan terus tertuju menyoroti bola mata Nara.

Kening mereka masih saling menempel, Nara menatap tama dengan nafas tak teratur, serta jantung yang detakannya kian menggila.

Satu tangan tama yang tadinya memegang lengan Nara, perlahan terangkat mengusap pipi wanita itu dengan lembut.

Melihat Nara memejamkan mata ketika jari jemari tama membelai pipinya, membuatnya kembali mencium Nara.

Ciuman yang semakin lama terasa semakin dalam.

Reflek kedua lengan nara melingkar di leher Tama, sementara satu tangan tama menahan tubuh Nara supaya semakin merapat padanya dan tangan lainnya berada di tengkuknya.

Luwes dan lembut, mereka melakukannya hingga lebih dari satu menit.

Ada sesuatu yang terasa begitu menegang, dengan paksa Nara melepas ciumannya.

Jantung keduanya sama-sama berdetak sangat kencang. Dengan nafas yang saling memburu, paru-paru merekapun seakan mau meledak.

"Pak Tama?" Lirih Nara masih dengan memejamkan mata.

"Hmm?"

Perlahan Nara membuka mata, menatap Tama dengan kepala terdongak. 

Hening, Nara tak sanggup jika harus mengatakan Aku juga mencintaimu, lidahnya seolah kelu untuk membalas ungkapan hatinya.

Melihat Nara terdiam, membuat Tama tersenyum, lalu mengecup bibirnya kilat.

"Jangan panggil pak, aku bukan bapakmu" seloroh Tama.

Mereka sama-sama tersenyum.

"Will you merry me?"

Alih-alih menjawab, Nara justru melempar pertanyaan balik. "Tapi bagaimana dengan bu Rania dan pak Idris? Mereka pasti akan menentang hubungan kita karena aku adalah gadis miskin"

"Jangan khawatirkan mereka, aku pasti akan mendapatkan restu dari ayah dan bunda" kata Tama seolah berusaha menepis kekhawatiran Nara. 

"Will you merry me?" Tanyanya kedua kali.

Nara menangguk mantap, menatap Tama dengan sorot penuh cinta. "Yes, I would"

Sepasang mata mereka lekat saling menatap, sekian detik kemudian, mereka saling berbalas senyum.

"I love you Naraya"

"I love tou too" balasnya dengan suara sangat lirih, hingga nyaris tak tertangkap di telinga Tama.

Cinta pertama bagi keduanya, mereka saling mengerti satu sama lain, saling memberikan perhatian dan cinta tulus.

Bagi Nara, Tama adalah pria pertama dan terakhir yang akan mengisi hatinya. Sementara bagi Tama, Nara akan menjadi wanita satu-satunya yang akan terus bersemayan dalam lubuk hati sampai akhir hayat.

Bahkan mereka berjanji untuk tetap setia bersama dan saling menjaga hati hingga maut memisahkan.

*********

Kedua belah pihak sudah sepakat untuk melanjutkan hubungan ke jenjang yang lebih serius, namun ketakutan dan kecemasan Nara belum surut sebab restu dari bu Rania dan pak Idris belum ia dapatkan.

Hubungan mereka yang belum di ketahui oleh siapapun termasuk kedua orang tua Tama, membuat kepercayaan diri Nara kian terkikis. Akan tetapi Tama selalu bisa mengatasi kekhawatiran Nara dengan sangat baik.

"Hari ini aku akan mengajakmu makan malam dengan keluargaku"

Mendengar ucapan Tama, jantung Nara seketika mencelos, perasaan takut tiba-tiba singgah dalam hatinya. 

Semburat itu terlukis jelas di wajah ayunya yang polos.

"Kamu jangan takut, aku ada bersamamu, aku pasti akan terus menggenggam erat tangan ini, dan tidak akan pernah melepaskanmu" Imbuh Tama seakan tahu tentang kekhawatiran Nara.

Selalu begitu memang. Jika Nara sedang merasa cemas dengan hubungan mereka, Tama selalu berhasil membuatnya tenang kembali.

"Percaya padaku Na"

Wanita dengan tinggi seratus enam puluh centi meter itu hanya menganggukan kepala merespon ucapan kekasihnya.

"Jangan pernah takut selama ada aku" Tama kembali bicara ketika Nara hanya diam. Genggaman tangannya semakin mengerat seolah menjadi sebuah kode.

Hal itulah yang membuat wanita itu semakin yakin merima pinangan dari atasannya.

"Sekali lagi" kata Tama seraya menyelipkan rambut ke belakang telinga Nara. "Aku mencintaimu, sampai kapanpun, selamanya. Kita hadapi sama-sama rintangan yang menghalangi hubungan kita"

Mengangguk pelan, Nara merespon kalimat Tama yang selalu membuatnya menghangat atas ungkapan-ungkapan yang keluar dari mulutnya. Hingga ia berjanji akan setia pada Tama untuk selamanya.

Bersambung

Terpopuler

Comments

Emak Aries

Emak Aries

Alhamdulillah, kedua orangtua saya dulu tdk melihat dr harta yg dipunya pasangan saya, bagi mereka asal mau bertanggung jawab, dan pantang menyerah, rejeki pst selalu ada🤭

2023-08-17

0

Jumadin Adin

Jumadin Adin

paling status ekonomi jadi hambatan untuk mereka bersatu

2023-04-11

1

Lyzara

Lyzara

😍😍😍😍😍😍😍

2022-02-24

1

lihat semua
Episodes
1 Prologe
2 Vonis enam bulan
3 Kembali ke tanah air
4 Ungkapan Hati
5 Memperkenalkan Pada Keluarga
6 Pemberhentian kerja & Ancaman
7 Keluar dari Angkasa group
8 Masuk Dandelion Group
9 Aku merindukanmu
10 Mengeraskan hati
11 Restu ayah
12 Menjadi suami istri
13 Makan malam keluarga
14 Rencana punya anak
15 Kabar kehamilan
16 Rencana Rania
17 Duplikat kunci apartemen
18 Fitnah keji
19 Rasa frustasi Nara & Tama
20 Tidak bisa masuk apartemen
21 Di tinggal ibu selamanya.
22 pengusiran
23 Kunci rumah baru
24 Flasback off
25 Masih sah sebagai suami istri setelah tujuh tahun
26 Pertemuan pertama setelah berpisah
27 Penolakan
28 Naraya, Amara, Rania
29 Waktu dua puluh hari
30 Sekali lagi
31 Masih sedikit ragu
32 Pengakuan mantan ART
33 Album foto
34 Setahap demi setahap terbongkar
35 Kunci duplikat
36 Amara kembali masuk rumah sakit
37 Kritis
38 Terusir
39 Pertemuan Nara dengan Idris
40 Tak menyangka
41 Terungkap
42 42
43 43
44 44
45 45
46 46
47 47
48 48
49 49
50 50
51 51
52 52
53 53
54 54
55 55
56 56
57 57
58 58
59 59
60 60
61 61
62 62
63 63
64 64
65 65
66 66
67 67
68 68
69 69
70 70
71 71
72 72
73 73
74 74
75 75
76 76
77 77
78 78
79 79
80 80
81 81
82 82
83 83
84 84
85 85
86 86
87 87
88 88
89 89
90 90
91 91
92 92
93 93
94 94
95 ekstra part.
96 Spoiler
97 draft
Episodes

Updated 97 Episodes

1
Prologe
2
Vonis enam bulan
3
Kembali ke tanah air
4
Ungkapan Hati
5
Memperkenalkan Pada Keluarga
6
Pemberhentian kerja & Ancaman
7
Keluar dari Angkasa group
8
Masuk Dandelion Group
9
Aku merindukanmu
10
Mengeraskan hati
11
Restu ayah
12
Menjadi suami istri
13
Makan malam keluarga
14
Rencana punya anak
15
Kabar kehamilan
16
Rencana Rania
17
Duplikat kunci apartemen
18
Fitnah keji
19
Rasa frustasi Nara & Tama
20
Tidak bisa masuk apartemen
21
Di tinggal ibu selamanya.
22
pengusiran
23
Kunci rumah baru
24
Flasback off
25
Masih sah sebagai suami istri setelah tujuh tahun
26
Pertemuan pertama setelah berpisah
27
Penolakan
28
Naraya, Amara, Rania
29
Waktu dua puluh hari
30
Sekali lagi
31
Masih sedikit ragu
32
Pengakuan mantan ART
33
Album foto
34
Setahap demi setahap terbongkar
35
Kunci duplikat
36
Amara kembali masuk rumah sakit
37
Kritis
38
Terusir
39
Pertemuan Nara dengan Idris
40
Tak menyangka
41
Terungkap
42
42
43
43
44
44
45
45
46
46
47
47
48
48
49
49
50
50
51
51
52
52
53
53
54
54
55
55
56
56
57
57
58
58
59
59
60
60
61
61
62
62
63
63
64
64
65
65
66
66
67
67
68
68
69
69
70
70
71
71
72
72
73
73
74
74
75
75
76
76
77
77
78
78
79
79
80
80
81
81
82
82
83
83
84
84
85
85
86
86
87
87
88
88
89
89
90
90
91
91
92
92
93
93
94
94
95
ekstra part.
96
Spoiler
97
draft

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!