~Di taman~
Liliana a.k.a Xiao Hui
"Yang Mulia.."panggil pelan Hong Li membuyarkan lamunanku. Sedari tadi dia dan jendral Yong saling bertatapan sambil menggunakan bahasa isyarat ekspresi wajah untuk berkomunikasi. Sepertinya mereka ingin memanggilku namun tak berani.
Aku menolehkan wajahku ke belakang lalu memutar tubuhku. Aku tahu sudah waktunya bagiku untuk bertemu dengan Raja. Namun entah mengapa aku enggan beranjak dari tempat ini. Aku merasa nyaman berada disini.
"Yang Mulia sudah waktunya anda bertemu dengan Yang Mulia Raja." ucap kepala pelayan Hong Li sopan.
"Baiklah antarkan aku kesana sekarang paman." jawabku yang membuat Hong Li terkejut.
"Yang Mulia.. Tolong jangan memanggil saya seperti itu." dengan ekspresi terkejut ia membuka suara kembali.
Aku tidak menghiraukannya dan berjalan melewati dua orang yang saat ini tengah menatapku aneh.
'Ada apa dengan Yang Mulia?.' mungkin itulah yang ada di pikiran kedua orang yang saat ini ikut kembali berjalan dibelakangku.
~Di aula istana~
Terlihat seorang laki-laki paruh baya tengah duduk di kursi singgahsananya. Ditemani satu orang wanita yang duduk disamping kirinya. Mereka adalah Raja dan Ratu kerajaan ini.
Seorang prajurit masuk ke dalam aula dan berjalan menuju Raja dan Ratu tak lupa dia memberikan hormat pada keduanya.
"Salam Yang Mulia Raja dan Yang Mulia Ratu. Putra Mahkota Xiao Hui datang untuk memenuhi panggilan dari anda." katanya sopan namun tegas.
Raja dan Ratu saling berpandangan heran, pasalnya selama beberapa tahun ini Putra Mahkota atau anak mereka sulit sekali jika disuruh datang untuk menghadap ataupun untuk bertemu.
Tak lama mereka berdua kembali menatap prajurit itu. Raja pun memberi perintah padanya agar mempersilahkan anaknya untuk masuk dan menghadapnya.
"Persilahkan dia masuk." perintahnya sambil tersenyum.
Raja dan Ratu tersenyum mendengar bahwa Putra Mahkota ingin menemui mereka. Sudah lama mereka tidak melihat putra mereka. Karna anak mereka itu biasanya lebih suka berkeliaran diluar istina dan jarang berada di istana.
Dia lebih suka menghabiskan waktu dengan menggoda para gadis. Dan suka sekali pulang saat malam sudah larut. Banyak orang yang tidak menyukai Putra Mahkota karena kelakuannya itu. Termasuk salah satu anggota keluarganya kerajaan sendiri. Dia adalah salah satu selir Raja.
Liliana a.k.a Xiao Hui POV
Seorang prajurit datang padaku dengan memberitahu bahwa Raja dan Ratu mengizinkanku untuk masuk. Aku yang mendengarnya langsung melangkahkan kakiku untuk masuk ke dalam.
Saat aku masuk, aku melihat dua orang yang tengah duduk dikursi. Seorang laki-laki dan wanita paruh baya. Laki-laki itu terlihat gagah, berwibawa juga tegas. Sedangkan wanita yang cantik diusianya yang tidak muda lagi itu sangat anggun dan juga mempunyai sifat keibuan dari tatapan matanya yang lembut saat melihat diriku.
Mereka tersenyum melihatku melangkah ke arahnya. Terpancar aura bahagia dari keduanya. Aku yang melihatnya hanya tersenyum tipis. Kakiku terus melangkah menghampiri kedua orang itu.
Aku memberikan hormat pada mereka.
"Salam ayah, ibu.." sapaku pada mereka.
"Duduklah putraku." perintah Raja itu padaku sambil melihat ke arah kursi disamping kanannya.
Aku pun mendudukan diriku disana. Senyuman mereka belum hilang. Tetap melihatku dengan senyuman hangat. Sarat akan kerinduan.
"Ayah pikir kau masih marah pada ayah?." Raja berkata dengan wajahnya yang berubah sedih. Diriku yang melihatnya merasa tidak enak dan segera saja aku menyanggah perkataannya.
"Tidak ayah. Itu semua bukan salah ayah tapi itu adalah kesalahanku. Tolong maafkan aku yang sudah bertingkah sangat kekanakan. Dan juga maafkan aku yang selalu saja menghindari ayah dan ibu, karna aku malu dengan diriku sendiri." balasku cepat dengan ekspresi merasa bersalah.
Meskipun di dalam hatiku aku tak henti-henti mengutuk orang yang aku gantikan ini. Bagaimana dia bisa bertingkah seperti ini?. Bagaimana bisa dia membuat orang tuanya seperti ini, apa dia tidak punya malu?. Aku terus saja mengoceh panjang lebar didalam hati.
Padahal aku dulu selalu menurut dengan orang tuaku, aku ingin melihat mereka bahagia. Aku begitu kerasnya berbakti untuk mereka. Tapi apa-apaan orang ini yang malah seenaknya bertingkah walaupun dia seorang Putra Mahkota dan kelak akan menjadi penerus tahta. Apa dia tidak berpikir bahwa nanti dia akan menjadi orang yang akan memimpin semua rakyatnya?. Astaga memikirkannya saja membuatku jadi sebal sendiri.
Seharusnya dia bersyukur memiliki orang tua seperti mereka. Yang masih mau meluangkan waktunya untuk bertemu meskipun sedang dalam keadaan sibuk.
Aku merasa kasihan pada diriku sendiri. Aku jarang mendapatkan waktu bersama dengan orang tuaku dulu. Mereka sangat sibuk mengurusi bisnis. Dan hanya satu minggu sekali mereka akan pulang dan bertemu denganku. Walaupun begitu mereka jarang menampilkan sebuah senyum, tidak. Mereka tidak pernah tersenyum padaku. Mereka hanya tersenyum seperti itu saat aku akan menikah.
Yah hanya kenangan itu yang masih aku ingat dan membuatku rindu. Tapi hal itu sekarang hanya seperti sebuah salam perpisahan yang memisahkan diriku dan mereka.
Bahkan banyaknya piala dan piagam yang kudapatkan didalam beberapa lemari besar tidak membuat mereka tersenyum padaku. Aku selalu berusaha agar terlihat hebat dimata mereka. Tanpa aku sadari aku telah kehilangan masa kecilku yang berharga.
Disaat anak-anak lain bermain dengan riangnya ditaman bersama orang tuanya. Aku hanya bisa memandang mereka dari jauh. Aku menatap banyaknya tumpukkan buku yang ada dihadapanku, aku harus membaca dan mempelajarinya hanya dengan para pelayan di rumahku.
Luka lamaku muncul kembali kala mengingatnya. Aku berusaha membuang kenangan menyakitkan itu dari pikiran dan hatiku sekarang. Ingin sekali aku melenyapkannya dari diriku.
Agar luka ini tidak semakin membesar dan menganga lebar. Mataku mulai memanas. Aku harus berusaha tenang. Tidak boleh terlihat aneh dimata kedua orang ini.
"Putraku apa kau baik-baik saja?. Ibu dengar tadi malam dikediamanmu ada penyusup?." Ratu itu bertanya dengan nada cemas.
"Aku tidak apa-apa ibu. Aku baik-baik saja seperti yang ibunda lihat."ucapku menenangkan padahal keadaan hatiku sangat kacau.
"Bagaimana penyusup itu bisa masuk kesana?. Aku harus memberikan mereka hukuman yang berat karna berniat membunuhmu."tegas Raja sambil bermuka geram.
"Aku tidak tahu ayah. Tapi sebelum memberikannya hukuman lebih baik jika menanyai mereka terlebih dahulu agar kita tahu siapa yang menyuruh mereka melakukan hal itu". Saranku pada Raja agar tidak buru-buru bertindak tanpa mendapatkan informasi.
Sebenarnya aku sudah tau siapa yang menyuruh mereka. Hanya saja aku ingin para pembunuh bayaran itu mengatakan sendiri kebenarannya. Setidaknya aku ingin tahu apakah mereka akan setia pada tuannya atau sebaliknya.
"Kau benar Putraku, aku akan menyuruh kepala pengawal mengintograsi mereka. Tapi jika dilihat hari kau memang tampak berbeda dari biasanya."kagumnya padaku juga mungkin merasa aneh dengan sikapku. Entahlah.
"Aku hanya ingin merubah sikapku ayah. Aku ingin menjadi lebih baik. Maafkan aku jika hal ini membuat ayahanda ataupun ibunda merasa tidak nyaman."jawabku.
Dan mereka pun hanya tersenyum padaku sambil mengangguk.
"Tidak ayah dan ibu sangat senang akhirnya kau bisa lebih bersiap dewasa putraku." balas Ratu dengan suara lembutnya.
Tidak buruk juga skenario yang aku buat ini. Mereka bisa menerimanya tanpa merasa aneh sedikitpun. Aku bersyukur dengan kapasitas otakku yang diatas rata-rata ini. Aku jadi tidak kesulitan berada disini. Dan juga bisa menghafalkan dengan mudah semua yang belum aku ketahui.
Kami bertiga akhirnya berlarut dalam perbincangan sebuah keluarganya kecil. Diselingi tawa dan canda, sebuah hal yang tak bisa aku dapatkan diduniaku sendiri. Tapi kini aku bisa merasakannya.
Diam-diam aku juga bersyukur bisa ada didunia ini. Aku jadi bisa merasakan sebuah kehangatan keluarga yang nyata. Juga mendapatkan sebuah kasih sayang.
Terima kasih juga aku ucapkan pada tuhan yang mengabulkan permintaan kecilku. Yang sekarang bisa menjadi kenyataan meskipun dulu aku pernah meragukannya.
[Soundtrack]
새벽과 아침이 마주친 순간
Saebyeokgwa achimi majuchin sungan
Di saat pagi dan fajar muncul bersamaan
그 기적이 빛이 되어 모든 게 시작되듯
Geu gijeogi bichi doeeo modeun ge sijakdoedeus
Cahaya itu seolah keajaiban yang menjadi awal dari segalanya
너를 처음 본 순간 세상의 모든 빛이
Neoreul cheoeum bon sungan sesangui modeun bichi
Saat pertama kali aku melihatmu, di dunia ini bagaikan dipenuhi cahaya
내게 모인 것처럼 가슴 벅찼기에
Naege moin geoscheoreom gaseum beokchassgie
Kau berada di dekatku, membuat hatiku gelisah
끝끝내 꽃잎이 피는 것처럼
Kkeutkkeutnae kkoccipi pineun geoscheoreom
Pada akhirnya kau seperti bunga yang mekar
저 소나기 끝에서 찾아든 무지개 처럼
Jeo sonagi kkeuteseo chajadeun mujigae cheoreom
Seperti pelangi yang ada setelah hujan, hingga akhir memegang tanganmu
결국 우리 둘은 시간의 어디쯤에
Gyeolguk uri dureun siganui eodijjeume
Pada akhirnya di tempat itu hanya ada kita berdua
세상의 한 가운데 함께 서 있게 됐잖아
Sesangui han gaunde hamkke seo issge dwaessjanha
Akan berdiri bersama dan berada di tengah dunia
빛이 되어줄게
Bichi doeeojulge
Aku akan menyinarimu
널 맴도는 별이 되어 비출게
Neol maemdoneun byeori doeeo bichulge
Kau akan menjadi cahaya di hatiku
어둔 밤을 지킨 창밖의 저 달처럼
Eodun bameul jikin changbakkui jeo dalcheoreom
Aku akan menjadi seperti bulan yang melindungimu di malam gelap
바다를 물들인 하늘 처럼
Badareul muldeurin haneul cheoreom
Seperti langit yang mewarnai langit
내가 널 위한 빛이 될게 너만의 빛이 될게
Naega neol wihan bichi doelge neomanui bichi doelge
Aku akan menjadi cahaya untukmu, hanya akan menyinarimu
깰 수 없는 꿈을 꾸는 것처럼
Kkael su eopsneun kkumeul kkuneun geoscheoreom
Ini bagaikan mimpi di saat aku tak bisa terbangun
긴 어둠에 길을 잃고 헤매는 악몽 처럼
Gin eodume gireul ilhgo hemaeneun akmong cheoreom
Seperti mimpi buruk, aku tersesat berada di jalan yang panjang dan gelap
너무 힘이 들 땐 천천히 고갤 들어
Neomu himi deul ttaen cheoncheonhi gogael deureo
Ini semua begitu sulit, saat itu aku perlahan menegakkan kepala
지친 맘이 쉬는 곳 내가 거기 서 있을게
Jichin mami swineun gos naega geogi seo isseulge
Di sebuat tempat, dimana hatiku yang lelah dapat beristirahat
빛이 되어줄게
Bichi doeeojulge
Aku akan menyinarimu
널 맴도는 별이 되어 비출게
Neol maemdoneun byeori doeeo bichulge
Kau akan menjadi cahaya di hatiku
어둔 밤을 지킨 창밖의 저 달처럼
Eodun bameul jikin changbakkui jeo dalcheoreom
Aku akan menjadi seperti bulan yang melindungimu di malam gelap
바다를 물들인 하늘 처럼
Badareul muldeurin haneul cheoreom
Seperti langit yang mewarnai langit
내가 널 위한 빛이 될게 너만의 빛이 될게
Naega neol wihan bichi doelge neomanui bichi doelge
Aku akan menjadi cahaya untukmu, hanya akan menyinarimu
긴 기다림의 끝에서 너의 온기에 이끌려
Gin gidarimui kkeuteseo neoui ongie ikkeullyeo
Penantian panjang ini membuatku tertarik dalam kehangatanmu
나 너의 손잡고
Na neoui sonjapgo
Saat aku menggenggam tanganmu
운명 처럼 마주한 이 순간 내가
Unmyeong cheoreom majuhan i sungan naega
Seperti takdir, saat aku berhadapan denganmu
빛이 되어줄게 나 언제나 너의 곁에 있을게
Bichi doeeojulge na eonjena neoui gyeote isseulge
Aku akan menyinarimu, akan selalu berada disisimu
너를 만나려고 달려 온 별빛 처럼
Neoreul mannaryeogo dallyeo on byeolbich cheoreom
Kau seperti cahaya bintang, aku berlari untuk bertemu denganmu
노을을 물들인 햇살 처럼
Noeureul muldeurin haessal cheoreom
Seperti warna matahari yang terbenam
내가 널 위한 빛이 될게 너만의 빛이 될게
Naega neol wihan bichi doelge neomanui bichi doelge
Aku akan menjadi cahaya untukmu, hanya akan menyinarimu
[Younha (윤하) – Shine On You (빛이 되어줄게)]
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 29 Episodes
Comments
Sasa (fb. Sasa Sungkar)
hi thor..
cerita nya baguuus..
aq mampir bawa boomlike, komen dan rate5..
feedback cerita ku yaa..
When Kama Meet Sutra..
ditunggu kunjungan nya readers.. 🤗
2020-06-07
1
senja
awww liriknya, sepertinya tiap brapa bab, ada lagu nyempil ya, gak bs di audio sj Ka?
2020-05-18
0
Giselle
aku jadi ikut suka boyband nya korea nih..
jejak balik ya kak
2020-05-11
2