Tikha semakin penasaran ketika Tisha tidak menjawab pertanyaannya “loh” Melongo Tikha ketika melihat isi tas sang adik yang hanya berisi celana jeans, kaos lengan panjang dan satu sweater.
“Kenapa?” tanya Tisha dengan santainya.
“Kamu cuma bawa ini aja, Ca?” tanya Tikha dan diangguki oleh Tisha.
Tikha yang melihatnya pun hanya mampu menggelengkan kepalanya saja “yaudah biar aku aja yang siapin” katanya.
“Eh eh jangan di tambahin lagi Kha, ini juga udah cukup” tahan Tisha.
“Engga Tisha, ini itu engga cukup, masa nanti malem kamu mau pake baju yang pagi lagi sih”
“Emangnya kenapa?”
“Bau Ica, gatel juga”
“Engga bakal Ika”
“Pokoknya udah diem aku aja yang siapin!”
“Yaudah deh”
Tikha pun membuka lemari pakaian Tisha dan mengambil satu baju serta satu celana jeans lagi untuk Tisha pakai. Karena kebanyakan baju Tisha adalah baju lengan panjang, sweater dan jaket jeans saja yang mudah untuk di bawa pada saat camping seperti saat ini, berbeda dengan dirinya yang kebanyakan memiliki baju dress, maka dari itu dirinya pun bingung ingin membawa baju apa untuk menginap kali ini.
***
Keesokan harinya
“Kalian udah siap?” tanya sang daddy kepada ketiga anaknya itu.
“Sudah dad” jawab ketiganya kompak.
“Ayo kita berangkat” ajak sang daddy dan diangguki oleh ketiganya itu.
***
SMA SATYA
“Kalian baik-baik ya, jika terjadi sesuatu diantara kalian langsung hubungi daddy”
“Baik dad” jawab Tisha.
“Kalan jaga adik-adikmu!” perintahnya kepada Kalan.
“Siap dad” jawabnya dengan bersemangat.
Sang daddy pun pergi meninggalkan ketiganya di area parkir, sedangkan dirinya berangkat menuju kantor.
Setelah kepergian sang daddy, Kalan dan si kembar pun melangkahkan kakibya menuju lapangan utama SMA SATYA untuk berkumpul bersama dengan yang lain.
Tak
Tak
Tak
Suara sepatu dari ketiganya mampu membuat seluruh siswa dan siswi SMA SATYA melihat ke arah Kalan, Tikha dan juga Tisha. Lihatlah mereka yang melongo menatap ketiga saudara ini. Bagaimana tidak menjadi pusat perhatian, Kalan dengan gagahnya berjalan yang diapit oleh Tikha dan Tisha dengan menggunakan celana jeans dan kaos panjang yang ditutupi oleh sweater kesayangannya dan tak lupa sepatu kets warna putih dan kacamata hitam yang menambah kesan tampannya. Begitu pula dengan twince LA yang begitu sangat cantik dengan menggunakan celana jeans dan sweaternya yang hanya berbeda warna saja, jika Tikha memakai sweater berwarna pink, berbeda halnya dengan Tisha yang memakai sweater berwarna mocca, tak lupa rambut yang masih dibiarkan tergerai indah dan menggunakan kacamata hitam dan sepatu Kets berwarna pink sama persis dengan sweater yang di pakai oleh Tikha, begitupun dengan Tisha yang memakai sepatu yang berwarna senada dengan sweaternya dan tak lupa rambut yang ia selipkan di belakang topi berwarna putih nya itu.
“Gilaa!! Cantik banget si Tisha, gue harus bisa dapetin dia!” gumam Gema ketika melihat Tisha yang sedang berjalan ke arahnya.
Siswa dan Siswi sudah mengetahui bahwa si Kembar LA adalah adik kandung dari Kalan ketua Osis mereka karena kemarin saat Tisha sedang menolong salah satu calon siswi yang sedang bertengkar dengan Ayumi wanita yang sangat tidak disukai oleh Tisha kerena memang Ayumi adalah wanita yang sangat caper kepada seniornya.
Flashback On
“Maaf aku engga sengaja” ucap Elvana kepada Ayumi. Karena tadi Elvana tidak sengaja menabrak tubuh Ayumi yang hendak masuk ke toilet.
“Apa lo bilang? Engga sengaja? Kalau punya mata tuh di pake!” hardik Ayumi kepada Elvana.
“Loh (Elvana melongo melihat penuturan dari Ayumi).. Aku 'kan udah minta maaf sama kamu, kenapa kamu masih marah-marah? Lagian 'kan kamunya juga engga ada yang luka!” ucap Elvana tak kalah tingginya.
Ayumi pun mengangkat tangannya untuk menampar Elvana tapi dihalang oleh tangan Tisha yang saat itu hendak ke toilet juga.
“Turunin tangan kotor lo!”
“Siapa elo?”
“Gue temennya, lo mau apa hah?”
“Cih si tomboy yang curi perhatian ketua OSIS”
“Apa lo bilang?!”
“Dasar cewe gatel”
“Sekali lagi lo bilang” teriak Tisha sambil mengepalkan tangannya.
“DASAR CEWE GATEL”
Plak
Satu tamparan lolos di muka mulus Ayumi.
“Elo!” tunjuk Ayumi kepada Tisha.
“Apa?!”
“Hey ada apa ini ribut-ribut?” lerai Ardan yang melihat keributan yang berada di pintu masuk toilet wanita, kebetulan Ardan akan pergi keruang OSIS untuk mengambil barang yang tertinggal.
Ayumi yang melihat ada seniornya pun langsung berpura-pura mengeluh kesakitan karena tamparan yang tadi di layangkan oleh Tisha.
“Aduh duh ka pipi aku ini sakit banget, abis di tampar sama Tisha” adunya dengan suara yang sengaja di lirih-lirihkan dan memegang pipi yang tadi di tampar oleh Tisha. Sebenarnya Ayumi memang merasa sakit dengan tamparan Tisha tapi tak seberapa dari pada malunya yang besar. Bagaimana tidak malu? Pasti jelas malu ah, bisa-bisanya seorang Ayumi di tampar oleh wanita lain.
Ardan yang mendengar itu pun melototkan matanya dan melihat ke arah sang adik sepupunya itu untuk meminta jawaban. Tisha yang mengerti arti tatapan dari Ardan pun menjawab “ya, saya yang menampar dia” jawab Tisha dengan santainya.
Ardan semakin dibuat melongo dengan apa yang dia dengar, “emang adiknya si Kalan nih yang begini, engga ada takut-takunya” gumamnya sambil menggelengkan kepalanya.
“Kalian bertiga ikut saya!” tegasnya.
“Baik” jawab Elvana dan Ayumi bersamaan tidak dengan Tisha yang hanya menjawab dengan anggukan kepalanya saja.
***
Di ruang OSIS
Terlihat sudah ada Kalan yang sedang berdiri di hadapan Tisha, Elvana dan juga Ayumi. Sementara Ardan sudah kembali ke lapangan untuk melanjutkan acara yang sedang berlangsung.
Kalan menajamkan pandangannya ke arah Tisha, sedangkan yang di pandangnya biasa-biasa saja seperti tidak memiliki salah sama sekali.
“Ada yang bisa menjelaskan dengan apa yang sudah terjadi?!” tanya Kalan dengan tegas.
Hening tak ada jawaban dari siapapun. Kalan pun kembali mengeluarkan suaranya “apa ada yang bisa menjelaskan? Jika tidak ada yang bisa menjelaskan saya akan memberikan hukuman berat kepada kalian!”
“Saya ka” jawab Ayumi mengacungkan tangannya.
“Silahkan”
“Tadi saya kan mau ke toilet ka, terus tiba-tiba aja dia nabrak saya (menunjuk kearah Elvana), tentu saya engga terima tiba-tiba di tabrak sama dia. Eh engga lama ada dia (menunjuk kearah Tisha) datang jadi so pahlawan terus tampar saya” jelasnya yang sedikit di karang olehnya.
Tisha yang mendengarnya pun menaikkan satu alisnya karena merasa aneh dengan apa yang di katakan oleh Ayumi.
“Engga gitu ka. Itu bohong!” timpal Elvana.
“Engga, itu bener ka” timpal Ayumi.
“Bohong ka!”
“Bener ka”
“Bohong”
“Bee…”
“Diaaam!!” lagi-lagi Kalan mengeluarkan suara tegasnya yang membuat siapa saja yang mendengarnya akan merasakan merinding karena seram.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 143 Episodes
Comments