..."Aku melihat lagi wajah itu, wajah lelaki yang mau menolongku walau aku jelek." (Zee)🥀...
..._______________________________________...
Wanita ayu berhijab putih mengantar Zee ke kelasnya setelah beberapa saat mengompres lebam di wajah Zee akibat hantaman sang bola voli.
Wajah-wajah serius dalam ruang kelas yang dipenuhi anak-anak dengan tampilan menyerupai Zee seketika riuh. Ya, gaya kuncir 2 dengan pita merah putih, name tag dengan kardus mie instan dan plastik kresek hitam yang menjadi wadah buku melengkapi seragam putih biru yang dikenakan Zee.
Siswa-siswa dalam kelas itu tampak saling menoleh dan berbisik melihat Zee. Bukan karena Zee telat pastinya, tapi karena wajah jelek Zee yang menjadi tampilan dominan yang terlihat di diri Zee.
Mereka pasti sedang membicarakan kejelekanku, biarkan saja! Andai mereka tahu ini hanyalah topeng pasti mereka kaget. Aku adalah Zee yang jelek.
Zee berusaha keras untuk tidak tertawa lepas dari sakit akibat memar di pipinya.
Sella anggota PMR yang membantu mengompres lebab Zee tampak berbicara pada beberapa anggota OSIS dalam kelas itu dan menjelaskan alasan keterlambatan Zee. Para kakak kelas pun akhirnya memahami, mereka meminta Zee masuk dan duduk di bangku yang kosong.
Zee mengedar pandang ke sekitar ruangan kelas. Mata itu membulat melihat seseorang yang tak asing duduk di bagian belakang dengan bangku kosong di sampingnya. Pun Zee akhirnya memutuskan untuk duduk di sana.
Lelaki dengan rambut cepak itu tampak melihat dengan pandangan ramah ke arah Zee. Zee sungguh menahan keras untuk tidak tersenyum di depan lelaki di hadapannya. Lelaki itu bernama Dhafa, Dhafa Syakir. Iya satu sekolah dengan Zee sebelumnya, ia sama sekali tidak mengenal Zee saat ini, sebab Zee berpenampilan jelek.
"Lo kenapa senyum-senyum gitu, lo sehat kan?" ucap Dhafa menyadari Zee yang sejak duduk di bangku di sisinya terus tersenyum.
"Gpp aku cuma seneng duduk sama kamu, Dhaf!"
"Lo tau nama gue?" kaget Dhafa.
"Kenal lah, kita kan sering lomba bareng!"
"Lomba? Lo siapa sebenernya? Gimana bisa tau gue, atau jangan-jangan lo cenayang? Bisa baca isi hati gitu?"
"Apaan sih, aku Zee! Kita satu SMP, jahat Dhafa gak kenal aku!" Zee terus bicara dengan bibir yang kini sudah mengerucut. Sesaat Zee lupa bahwa ia sudah mengubah tampilannya.
"Zee? Zivanya?" ucap Dhafa memperhatikan penampilan Zee dari atas ke bawah. Zee mengangguk.
"Bohong! Zee itu kulitnya putih, tapi lo-----
Belum lagi kalimat itu selesai, Dhafa sudah menempelkan telapak tangannya ke lengan Zee, ia menggosok-gosoknya. Ya, Dhafa melihat tahi lalat di sudut bawah bibir gadis yang duduk di sebelahnya itu, ia mengingat Zee juga memilikinya.
"Dhaf, kamu ngapain sih?" Dan benar saja. Satu bagian lengan itu mendadak putih. Zee langsung mengambil kotak bulat berisi serpihan arang dan mulai meratakannya di lengan.
"Lo gak waras, Zee!"
"Huss, diem! Ini rahasia kita, oke!" Mata Zee berkedip sebagian membuat Dhafa yang tahu bagaimana wajah asli Zee meleleh saja.
"Kasih tau gue kenapa lo jelekin wajah lo, Zee!" Dhafa mulai mencecar Zee dengan berbagai tanya.
"Pelanin dikit suara kamu, Dhaf! Kata orang masa SMA masa yang indah, aku mau cari ketulusan di masa SMA itu, temen-temen yang tulus, orang-orang sekitar, juga cinta yang tulus! Sekarang kamu paham kan kenapa aku lakuin ini?"
Dhafa menggeleng-geleng, gadis yang menjadi idola di SMP nya karena kepintaran dan kecantikannya itu memilih menjadi jelek. Agak aneh, berbeda memang gadis di hadapannya itu dengan banyak gadis lain. Tapi setiap orang berhak berbuat sesuai inginnya. Dan inilah cara Zee mencari ketulusan, kedewasaan di masa peralihannya. Dhafa mengangguk setelahnya.
TUK ...
Sebuah spidol tampak mendarat di meja Zee dan Dhafa. Keduanya terkejut.
"Loe berdua di belakang! Maju! Kita perhatiin kalian ngobrol aja dari tadi. Kalo mau ngobrol di warteg sana, bukan di sekolah! Cepet maju!"
Dhafa dan Zee maju ke depan.
"Dari SMP mana kalian?" tanya seorang kakak kelas wanita yang cukup cantik tapi jutek dan terlihat sombong, dari name tag yang terjahit di baju seragam namanya diketahui namanya Amel Putri.
"SMP PERTIWI, Kak!" jawab Dhafa.
"Dan Lo yang paling cantik satu kelas?"
"SMP PERTIWI juga, Kak," ucap Zee memberengut, jelas Amel sedang meledek wajahnya. Zee menunduk setelahnya.
"Rupanya lagi pada reunian. Yauda, sebagai hukuman kalian ngobrol seenaknya di kelas, kalian berdua harus nyanyi lagu Halo-halo Bandung yang keras tapi huruf vokal ganti 'i' semua!"
Dhafa dan Zee saling melirik. "Kenapa malah pada saling lirik, ayo nyanyi!"
Hili-hili Binding
Ibu kiti piriyingin
Hili-hili Binding
Kiti kining-kiningin
Sidih limi biti tidik birtimi dinginnyi
Keduanya pun menyanyi, tampak isi kelas mulai riuh. "Semua tenang! Apa kalian mau dihukum juga?" Isi kelas kembali hening, tapi jelas kakak-kaka kelas di depan tampak menikmati kelucuan Zee dan Dhafa. Mereka bergantian menoleh ke belakang dan menyunggingkan senyum.
TOK ... TOK ....
"Kalian berhenti!" Dhafa dan Zee menghentikan lagu merdu mereka. Pintu ruang kelas dibuka. Segerombolan pria tinggi tampak masuk, namun diantara 7 pria itu ada satu yang langsung membuat dada Zee berdesir. Ia melihat lagi wajah itu, wajah penolongnya, Kak Bii.
Seorang pria tinggi, wajah lumayan tampan juga tampak maju. Zee juga kenal wajah ini, wajah yang menyambutnya tadi di gerbang berbisik-bisik kemudian pergi. Ia berdiri tak jauh dari posisi Zee, Reyyan Abidzar tertempel nama itu di seragamnya.
"Permisi semua seluruh siswa baru SMA DUTA BANGSA, perkenalkan saya Reyyan, saya berdiri selaku ketua OSIS di SMA ini, seperti yang kita tahu sekolah kita memiliki visi : Mewujudkan insan yang berbudi pekerti luhur, peduli, berbudaya, berwawasan lingkungan, unggul dalam prestasi, serta kompetitif dalam dunia global. Dengan ini saya ingin menghimbau lagi masalah kedisiplinan, karena ternyata masih banyak diantara siswa baru yang datang terlambat pagi ini. Mengapa kami berikan hukuman, tidak lain agar muncul dalam diri kalian untuk menjadi pribadi lebih baik dan tidak mengulangi lagi kesalahan tersebut, paham!"
Semua siswa termasuk Zee mengangguk membenarkan ucapan kakak OSIS-nya itu.
Bisa bicara benar juga dia setelah tadi menghukumku lari muterin lapangan. Tapi okelah, emang aku salah tadi telat, monolog Zee.
"Oke, selain pembahasan kedisiplinan, perlu diketahui juga kalau di sekolah kita ada berbagai ekstrakurikuler yang bisa kalian ikuti sesuai minat kalian. Di depan ini adalah kakak-kakak dari ekskul basket yang ingin memperkenalkan ekskul mereka." Ketua OSIS bernama Reyyan itu mundur dan maju pria yang sejak tadi ingin dilihat Zee.
"Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Selamat siang, perkenalkan kami dari ekskul Basket, saya Bias ketua basket di SMA ini, ekskul basket di sekolah ini termasuk ekskul yang aktif mengikuti perlombaan dan alhamdulillah kami tidak pernah pulang dengan tangan kosong. Kekompakan, kerjasama, pertahanan serta kemandirian kami tumbuhkan dalam jiwa-jiwa anggota kami. Saya akan berikan form, kalian bisa isi jika kalian tertarik bergabung dalam ekskul kami dan bisa dikumpul kepada kakak OSIS di depan kalian. Demikian dari saya, wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh." Bias mundur.
"Nah, sudah lihat kan kakak-kakak ganteng di SMA ini, perlu diketahui kak Bias menjabat pula sebagai wakil ketua OSIS. Bias mengangguk. Apa ada yang kira-kira tertarik dengan kak Bias di kelas ini, ups maksud saya tertarik bergabung dengan ekskul Basket?"
Dengan cepat jemari Zee terangkat. "Saya tertarik, Kak!"
...________________________________________...
🥀 Happy reading😘
🥀Like, komen, vote dan rate karya ini jangan lupa, yaa❤️❤️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 149 Episodes
Comments
IK
gercep yaa Zee
2022-12-18
0
Noori nda (✿❛◡❛)
maju trosss pantang mundur, eh ups 🤭
2022-05-28
0
Ayyu_5
kirain bias ketua osisnya .ternyta ketua tim basket ..
baiklah
lanjut
2022-03-12
0