Sementara itu, Exsel yang tengah kantornya. Laki-laki itu terlihat tengah fokus menatap layar leptopnya. Tatapannya memang fokus pada layar leptop, tapi pikirnya tidak.
Sebenarnya sadari tadi Exsel terus memikirkan wanita yang di cintainya, yang tak lain adalah Putri, istrinya.
"Sampai kapan aku akan seperti ini? Apa Putri akan terus bersabar menghadapiku?'' ucap Exsel bermonolog dengan dirinya sendiri.
Setiap manusia mempunyai batas kesabarannya. Exsel tau itu, begitu juga dengan istrinya, Putri hanya manusia biasa, kapan saja, cepat atau lambat pasti wanita itu leleh, habis kesabaran.
"Apa aku harus memberitahu kondisiku yang sebenarnya saat ini?"
Haruskah Exsel jujur sekarang, antara iya dan tidak. Hatinya berkata iya, namun pikirnya tidak. Bagaimana kalau Putri akan meninggalkan Exsel kalau tau yang sebenarnya? Exsel tidak bisa membayangkan bagaimana nantinya, jika itu benar terjadi.
Andaikan saja, waktu bisa di putar kembali, Exsel ingin memperbaiki semuanya. Namun itu tidak mungkin, hanya penyesalan yang kini ia rasa. Exsel tidak pernah menyangka kalau dirinya akan terkana penyakit yang langka itu.
Dulu...
Saat Exsel masih menginjak bangku kuliah, ia terkenal dengan laki-laki berandalan, hobi mengonsumsi minimal beralkohol, sampai ia mengonsumsi barang haram.
Awalnya Exsel merasa biasa-biasanya, malah dia nyaman di zona miringnya itu.
Namun suatu hari dia mengalami overdosis, sampai Exsel tak sadarkan diri. hampir saja nyawanya melayang, namun tuhan masih memberikannya kesempatan.
Masih beruntung, saat itu Exsel bisa selamat, namun bukan perkara yang muda saat itu, membuat Exsel kembali normal, orang tuanya mati-matian membawa Exsel berobat ke berbagai negara, hingga akhirnya Exsel bisa kembali hidup normal, Exsel pernah mengalami gangguan syaraf dimana syaraf-syaraf-Nya tidak berfungsi dengan baik. Tidak bisa jalan, berbicara tidak jelas, kondisinya saat itu, benar-bener memperhatikan. Segala perjuangan telah orang tua Exsel lakukan, namun tidak ada hasil saat itu, orang tua Exsel sudah hampir menyerah, namun di saat itu pula, keajaiban datang, Exsel bisa pulih kembali.
Exsel mulai bangkit kembali, ia menata hidupnya, membuka lembaran baru. Hal itu benar-benar membuat Exsel sadar, tuhan sudah memberikannya kesempatan dan Exsel tidak akan menyia-nyiakan kesempatan tersebut. Hingga akhirnya Exsel bisa sukses seperti sekarang.
Namun Exsel kira efek dari kesalahannya dulu itu sudah selesai, tapi ternyata tidak. Sulit di percaya dan tidak pernah Exsel banyangkan. Mungkin karna dulu terlalu banyak mengonsumsi obat-obatan, hingga mengakibatkan ia terkana gangguan ereksi atau ke tidak mampuan seorang pria dalam mempertahankan ereksi, atau dalam dunia medis biasanya di sebuah sebagai 'Disfungsi Ereksi' atau di sebut juga dengan 'Impoten'.
Orang tua Exsel sudah mengetahui hal tersebut, bahkan mereka sudah mengajak Exsel kembali berobat, namum masih tidak ada hasil sampai saat ini.
Itulah alasan mengapa Exsel selalu menolak Putri, bahkan tidak pernah memberikan nafkah batin untuk istrinya itu. Exsel belum bisa berterus terang kepada istrinya itu, karna ia takut, jika Putri mengatahui bahwa ia adalah pria Impoten, Exsel takut jika Putri meninggalkan.
Karna mungkin Exsel tidak akan pernah bisa memberikan nafkah batin untuk istrinya itu selamanya. Namun ada yang aneh juga, dulu Exsel sempat mencoba bersentuhan dengan wanita lain, karna ia ingin memastikan bahwa penyakit yang di deritanya itu, tidak benar, sempat beberapa kali menyewa wanita malam, Exsel ingin mencoba berhubungan, namun Exsel sama sekali tidak ada gairah, tidak ada rangsangan sama sekali saat bersentuhan dengan wanita-wanita itu. Tapi berbeda dengan Putri, Exsel merasakan rangsangan, namun juniornya masih enggan bangun. Entahlah, Exsel bingung.
Entahlah, apa juniornya itu memang belum bangun, karna memang Exsel selalu memberi batasan saat Putri mencoba merayunya, Exsel tidak pernah lama membiarkan Putri menyentuhnya, karna jujur saja ia juga tersiksa jika sudah bersentuhan dengan Putri ia harus menahan hasrat yang membara di tubuhnya.
Atau memang karna penyakit yang di deritanya itu benar di deritanya, sehingga junoirnya tidak menegang saat bersentuhan dengan seorang perempuan. Putri istrinya itu mampu memancing hasratnya, tapi belum bisa membuat junior Exsel bangun.
Sempat terlintas di benak Exsel, dia ingin melakukan hal tersebut lebih dari sebelumnya pada Putri, namun tidak ada rasa percaya diri sama sekali. Exsel takut membuat Putri kecewa, di saat Putri menginginkannya, Exsel tak bisa memberikannya. Karna penyakit langkanya itu.
Exsel menyugar rambutnya dengan kasar. Miris memang, pikirnya. Laki-laki macam apa Exsel, Exsel merasa bahwa dirinya bukan laki-laki sempurna, tepatnya suami yang sempurna, hanya bisa memberikan cinta, kasih sayang dan perhatian saja pada istri saja, semantara kenikmatan Exsel tidak pernah berikan. Apa rumah tangga seperti itu akan bertahan? Dan bahagia selamanya?
"Bos..." terdengar suara seorang memanggilnya, karna terlalu larut dalam lamunannya, Exsel sampai tak menyadari kini asistennya sudah berada di ruangannya.
"Sial, ngagetin aja lo," pekik Exsel pada Doni. Yang tak lain adalah asistennya.
Doni terlihat menggelengkan kepalanya, lalu ia menarik kursi yang berada di depan meja Exsel.
"Segede gaban gini, masa gak nyadar!" sahut Doni sedikit ketus.
Exsel menghelai napasnya, ia malas meladeni Doni, sedang kalut. Tidak ada waktu untuk beradu mulut dengan asistennya itu.
"Ada apa?" tanya Exsel kemudian.
"Gue cuman mau ngingetin aja, nanti siang ada metting dengan perusahan Berlian grup!"
"Wakilkan saja, lo aja yang datang. Gue males ketemu yang punya perusahaan itu," tolak Exsel. Pemilik perusahaan Berlian grup, seorang wanita bermana Liany, wanita cantik, sexy, namun entah kenapa rasanya Exsel jijik melihat wanita itu, apa lagi ketika Exsel ingat wanita itu pernah menggodanya.
"Tapi dia bilang, dia ingin bertemu dengan di direktur pertama perusahaan. Kalau tidak, katanya dia akan membatalkan kerja sama kita!" jelas Doni.
"Ck.." Exsel berdecak kesal.
"Sudahlah bro, demi perusahaan kita." bujuk Doni.
"Kita? Ini perusahaan gue." ketus Exsel.
"Ya, ya... terserahlah, tapi yang pasti lo kudu dateng, nanti gue kesini lagi," pungkas Doni. Tanpa menunggu jawaban dari Exsel, Doni langsung berlalu dari ruangan atasannya itu.
Exsel mengusap wajahnya dengan kasar, demi apa pun, sebenarnya ia sangat malas bertemu dengan klien satu ini. Jika karna bukan terkait perusahaan, sudah di pastikan Exsel menolaknya.
Siang pun datang...
Exsel dan Doni kini tengah di perjalanan menuju sebuah restoran, dimana mereka akan menemui Liany. Sekitar menempuh perjalanan kurang lebih 20 menit. Akhirnya mereka pun sampai.
Mereka langsung memasuki resto tersebut, dilihatnya Lyani sudah duduk manis menanti kehadiran mereka.
"Ah sial, kenapa asisten sialannya itu ikut," gumam Liany.
***
Sementara itu, Putri kini tengah duduk termenung, ia masih saja teringat dengan sikap suaminya.
"Put..." suara lembut sang mamah mertua yang memanggilnya langsung membubarkan lamunan Putri.
"Eh, iya mah." sahut Putri, menoleh kearah mamah mertuanya itu.
"Bagaimana ini? Rasanya aku tidak tega melihat menantuku seperti ini terus, apa aku ceritakan saja sama Putri yang sebenarnya tentang kondisi Exsel!" gumam mamah Mawar, seraya berjalan mendekati menantunya itu.
Bersambung...
Alurnya maju mundur cantik ya say. Jadi bacanya nanti jangan di skip.
Aku usahakan up rutin, 2 bab/ hari.
Like, komen dan Votenya. Buat dukungannya ya! Jangan lupa.
Terima kasih.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 44 Episodes
Comments
Navis
masih menyimak semangat trs💪😘authorku syg
2022-03-11
0
jinan
ayo mamah mawar kasih tau aja semuanya biar masalah selesai😀
2022-02-21
1
Navisa
berobat
2022-02-15
0