Alma mengendarai motornya menuju kampus. Sesampainya di kampus Alma memarkirkan motornya di parkiran. Dia pun berjalan menuju gedung fakultas ekonomi bisnis. Ya, Alma mengambil jurusan itu, agar Dia bisa seperti Papa dan Mamanya yang sukses berbisnis catering. Kini setelah mereka tiada, bisnis yang sudah berjalan belasan tahun itu, mau tidak mau Alma yang harus meneruskannya.
Ketika Alma sedang berjalan di koridor, seorang mahasiswi berteriak keras ketika melihat Alma kembali berangkat kuliah.
"Itu Alma! Itu Alma!" Teriak seorang perempuan kepada teman-temannya yang lain. Begitu teman-temannya melihat wajah Alma, mereka berlari menghampiri Alma.
"Alma..!!! Alma..!!!" Teriak beberapa mahasiswi itu. Alma hanya tersenyum melihat mereka yang datang dengan muka penuh gembira.
"Alma selamat ya! Kamu jadi juara gadis sampul tahun ini!" Seru seorang perempuan sambil mengajaknya bersalaman.
"Makasih." Balasnya.
"Alma, selamat ya! Kemarin Aku nonton lho acarnya di TV!! Selain cantik, Kamu benar-benar cerdas, Alma!! Pantas saja bisa jadi juara!!" Puji perempuan yang lain. Tangannya bersalaman dengan Alma.
"Iya Alma, Kamu hebat!!" Puji perempuan yang lain.
"Terima kasih banyak atas pujiannya." Balas Alma.
"Alma, Aku minta tanda tangan Kamu ya!" Seru seorang perempuan sambil mengambil buku didalam tasnya.
"Aku juga Alma!" Seru anak yang lain.
"Aku juga." Teriaknya.
Disaat Alma sedang memberikan tanda tangan kepada beberapa mahasiswi, dikejauhan terlihat seorang perempuan berambut keriting, berkulit putih, dan berbadan seksi. Dari mukanya terlihat kalau perempuan itu tidak senang melihat Alma yang sedang dikerumuni oleh beberapa mahasiswi.
"Sialan! Gara-gara Alma, popularitasku sebagai mahasiswi tercantik di kampus ini mulai redup!" Serunya.
Setelah selesai memberikan tanda tangan, Alma kembali berjalan menuju kelasnya yang berada di lantai tiga. Ketika Alma hendak masuk lift yang pintunya terbuka, tiba-tiba seorang laki-laki berlari menuju lift itu. Alma yang telah berada diatas pintu, seketika mengurungkan niatnya untuk masuk kedalam lift.
"Silahkan!" Ucap Alma.
"Kamu duluan saja!" Ucap lelaki itu. Alma akhirnya melangkah masuk kedalam lift. Disusul oleh lelaki berkulit putih itu. Setelah mereka masuk kedalam lift. Alma pun memencet sebuah tombol. Pintu lift itu pun kembali menutup.
"Maaf, bukankah Kamu Alma! Yang jadi juara gadis sampul?" Tanya lelaki itu terkejut ketika memperhatikan wajah Alma.
"Iya betul." Balasnya.
"Kamu jurusan FEB juga? Tanya lelaki itu.
"Iya." Balasnya.
"Semester berapa?" Tanya lelaki itu.
"Semester akhir." Balasnya.
"Oh. Aku semester 6. Namaku Haikal." Balas lelaki yang bernama Haikal.
"Oh, bagus kok namamu." Balasnya.
"Iya. Aku boleh minta tanda tangan kamu nggak?" Tanya Haikal.
"Boleh." Balasnya. Lalu Haikal pun mengeluarkan buku tulis dan pulpen miliknya. Alma pun memberikan tanda tangan diatas sampul buku itu. Tidak terasa lift telah sampai di lantai tiga. Pintu lift pun terbuka.
"Aku duluan ya!" Ucap Alma.
"Iya." Balas Haikal sambil terbengong melihat wajah Alma. Alma melangkah keluar dari dalam lift. Begitu Alma menginjakkan kakinya di lantai tiga, sebelum pintu lift menutup Haikal berteriak.
"Alma makasih tanda tangannya!" Begitu Alma mendengar teriakkan dibelakangnya, Dia hanya menengokkan kepalanya kebelakang sambil tersenyum manis.
Ketika Alma baru menginjakkan kaki didalam kelasnya, teman-temannya menyambutnya dengan bertepuk tangan meriah. Alma membalasnya dengan senyuman manis. Semua temannya yang berada didalam kelas itu, satu persatu bersalaman sambil memberikan selamat kepada Alma.
"Selamat ya Alma!" Ucap mereka.
"Makasih." Balasnya.
Setelah semua bersalaman dengan Alma, mereka kembali duduk ditempatnya masing-masing. Hanya seorang perempuan yang masih disamping Alma.
"Cieee yang mendadak banyak fans!!!" Seru perempuan itu.
"Popy, apaan sih Kamu!" Balas Alma tersipu malu.
"Alma, Kamu sudah baikan kan?" Tanya perempuan yang bernama Popy.
"Sudah Popy. Makasih ya kemarin datang ke rumahku." Balasnya.
"Sama-sama Alma. Aku bersyukur Kamu sudah mau berangkat kuliah lagi. Teman-teman pada nunggu kehadiranmu di kampus, Alma! Bahkan nggak sedikit dari fakultas lain, yang nyariin Kamu!" Ucap Popy.
"Oh ya Pop?" Tanya Alma sambil berjalan menuju kursi yang biasa untuk duduk Alma.
"Iya betul Alma! Sejak hari pertama masuk kuliah setelah Kamu memenangkan kontes gadis sampul, banyak sekali mahasiswi yang datang ke kelas Kita! Mereka nyariin Kamu!" Cerita Popy. Dia pun duduk di kursi disamping Alma.
Tidak berapa lama, seorang perempuan masuk kedalam kelas itu. Dia bukan lain adalah dosen yang akan mengajar di kelas dimana Alma berada.
"Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh." Salam dosen itu.
"Wa'alaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh." Jawab semua mahasiswa-mahasiswi didalam kelas itu.
"Perhatian semuanya!!! Kulihat di kelas ini ada seseorang yang membuat Saya kaget dan sedih sekali, ketika melihat tingkah lakunya! Terus terang Saya sangat kecewa!!" Ucap dosen itu. Mendengar perkataannya, semua mahasiswa-mahasiswi didalam kelas langsung terdiam seribu kata. Mereka dalam hati bertanya-tanya.
"Siapakah yang membuat dosen galak itu merasa sedih?" Kemudian dosen itu kembali melanjutkan ucapannya.
"Saya tidak mengira dan menyangka sama sekali kalau anak itu bisa berbuat seperti itu! Untuk nama yang Saya panggil harap maju kedepan kelas!!!" Seru dosen killer itu. Mendengar ucapannya, semua mahasiswa-mahasiswi yang berada didalam kelas itu merasa gemetaran dan mengeluarkan keringat dingin.
"Anak itu adalah Alma!!!" Seru dosen itu. Mendengar nama Alma yang dipanggil, teman-teman Alma banyak yang tercekat dan sama sekali tidak percaya, kalau Alma yang telah membuat dosen galak itu kecewa. Mereka pun bertanya-tanya dalam hati.
"Apa yang dilakukan Alma sampai dosen killer itu marah besar?"
Dengan perlahan Alma bangkit berdiri dan berjalan menuju depan kelas. Dalam hati Alma bertanya-tanya. Apa salahku? Sampai Bu Ratna marah sekali sama Saya! Ketika sampai dihadapan dosen yang bernama Bu Ratna itu, tubuh Alma gemetaran.
"Alma sekarang Kamu hadap kearah teman-temanmu! Seru Bu Ratna.
Perlahan Alma berbalik badan menuruti perintah dosennya. Semua terdiam membisu. Kelas itu mendadak sunyi sepi seperti kuburan. Dengan perlahan dosen itu berjalan mendekati Alma. Jantung Alma seperti mau copot. Tiba-tiba dosen killer itu kembali berucap.
"Alma, Kamu tahu, mengapa Kamu Saya panggil kedepan sini?" Tanya Bu Ratna.
"Saya nggak tahu Bu." Jawab Alma sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Saya marah sekali terhadapmu Alma!" Seru Bu Ratna.
Tiba-tiba ada seorang teman laki-laki Alma ada yang memberikan diri untuk bersuara.
"Maaf Bu, tapi salah Alma apa? Sampai Ibu marah sama Alma?" Tanya laki-laki itu.
"Salah Alma adalah mengapa Alma tidak memberitahu Saya kalau Dia anak cerdas dan hebat!!! Kalau Saya tahu dari dulu kan anak kandung Saya bisa belajar sama Alma!!!" Jawab Bu Ratna dengan nada tinggi.
"Ha....ha....ha....!!!" Terdengar suara tawa terbahak-bahak mahasiswa-mahasiswi didalam kelas itu.
"Kirain marah kenapa Bu!" Seru seorang laki-laki. Kembali terdengar suara tawa dari beberapa mahasiswa yang lain. Alma pun tersipu malu.
"Alma, Ibu sangat bangga sama Kamu! Kamu sudah membawa nama baik kampus Kita ini! Kemarin ada beberapa wartawan yang meliput kampus ini, nama kampus Universitas Indonesia jadi lebih diperhitungkan oleh khalayak umum. Semua karena Kamu berhasil memenangkan pemilihan gadis sampul tahun ini. Ibu sangat bangga padamu Alma!" Bu Ratna tersenyum bahagia, sambil menatap wajah Alma.
"Terima kasih banyak Bu. Tapi Alma juga masih harus terus belajar!" Balas Alma.
"Betul yang Kamu ucapkan Alma. Belajar itu tidak ada batasnya, belajarlah sebelum Kita masuk kedalam liang lahat. Anak-anak semua! Contohlah Alma ini yang bisa membanggakan keluarganya, dan nama baik kampus Kita ini! Walaupun Alma sekarang mulai dikenal banyak orang, tapi Alma tetap rendah hati!" Seru Bu Ratna. Teman-teman Alma membalasnya dengan tepuk tangan yang meriah.
"Namun Alma, dibalik wajahmu yang berusaha tersenyum, Ibu tahu Kamu memendam perasaan yang sangat sedih karena harus kehilangan kedua orang tua Alma dihari yang bersamaan dengan kemenangan Alma. Ibu ikut berbela sungkawa ya Alma. Semoga kedua orang tua Alma diterima disisi Allah SWT." Ucap Bu Ratna.
"Aamiin ya rabbal'alamiin." Jawab Bu Ratna, Alma, dan teman-temannya.
"Maafkan Kami ya Alma, kemarin tidak sempat takziah ke rumah Alma." Ucapnya.
"Nggak apa-apa kok Bu." Balas Alma.
"Nanti setelah selesai kelas Saya, Kamu datang ke ruangan Saya ya Alma, ada sedikit tanda ucapan bela sungkawa dari dosen-dosen dan juga dekan." Pinta Bu Ratna.
"Baik Bu." Balasnya.
"Sekarang Kamu boleh duduk kembali Alma." Ucap Bu Ratna.
"Terima kasih Bu." Alma pun berjalan menuju tempat duduk miliknya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 33 Episodes
Comments