19.19
Manis mulai gelisah, orang yang dinantinya tak kunjung datang.. Ia hanya mondar mandir dari teras depan rumah sampai ruang kluarga bawah.. Sesekali ia mengecek ponsel yang terus diganggam nya.
" Tunggu sini aja napa sih nis, mondar mandir aja dari tadi . Nggak capek apa?" seru mama Rina ketika dilihatnya Manis sampai diruang tengah. Semua anggota kluarga berkumpul disana, sekedar menemani mama Rina nonton acara favoritnya.
" Tauk tuh jalan yang dia lewatin, dah alus kek di setrika. " timpal Daniel dengan cengiran khas nya.
" Duduk sini.. " ucap mama rina lagi menunjuk tempat disebelahnya
Manis. terdiam. tanpa kata. ia hanya berdiri mematung ditempat terakhir ia terhenti. dilihatnya skali lagi benda pipih ditangan nya, namun tetap tak ada tanda tanda Kevin menghubungi.
" Sini nak, " ucap mama Rina sekali lagi, ditepuk tepuk nya sofa samping ia duduk agar manis duduk disampingnya.
masih terdiam, Manis mulai melangkah mendekati mama Rina dan duduk didekatnya.
" Nah gini kan manis... tenang.." ucap mama Rina lagi, " mungkin Kevin lagi dijalan, bentar lagi juga sampai."
sejenak Manis menenang,namun hatinya masih gelisah.. pikiran nya tak menentu.
tepat pukul 20.00 malam, ponsel Manis berdering, ia yg masih terduduk disofa samping mama Rina langsung berdiri dan mengangkat ponselnya.. yaa, itu nomer Kevin.
" kok lama banged sih?? aku dah nunggu dari tadi. udah sampai mana?" ucap Manis tidak sabar.. ia terdiam mendengar suara diseberang sana, ekpresi wajahnya berubah.. dan membuka suara,,
" benar, saia istrinya.. " suaranya bergetar
Kembali ia terdiam, mama papa dan Daniel yang ada diruangan itu, serentak memusatkan perhatian kearah Manis. ada apa gerangan begitulah kira2 yang mereka pikirkan. mungkin.
Wajah Manis berubah, seperti tubuh yang ditinggalkan ruuh nya.. Dia melemas,terduduk disofa tepat di tempat ia berdiri. ponsel yg semula tertempel ditelinganya, perlahan turun karna tangan nya yang melemas, hingga terlepas dari genggamannya..
" Ada apa nis? " tanya mama Rina yang mulai ikut gelisah melihat reaksi menantu pertamanya. Manis hanya terdiam. pandangannya terasa kosong.
Daniiel yang menyadari ada yang janggal, langsung mengambil alih ponsel Manis yang tergeletak dilantai, dan menempelkannya ditelinga.
" Halo? " ucap Daniel, memastikan adanya reaksi suara dari seberang sana
" Saia adiknya... " sejenak Daniel terdiam, dia mendengarkan dengan seksama.
" baiklah. " ucapnya menutup panggilan.
" kenapa Niel? " tanya papa Yori terlihat gusar .
" Kevin kecelakaan pa "
" Apa??! " seru papa dan mama serentak. mama Rina melemas mendengar berita itu..
" Aku akan kerumah sakit.. " sabung Daniel lagi , diletakkan nya ponsel Manis di dekat pemiliknya. dan mulai melangkah.
" Aku ikut " ucap Manis berdiri dari duduknya,
" Mama juga " mama Rina juga mulai beranjak dari duduknya,
" Biar papa yang nyetir. " ucap papa Yori, " Sama sama kita kesana "
Sebuah mobil berwarna perak mulai melaju, dengan kecepatan sedang menuju sebuah rumah sakit. Di daerah jawa barat, butuh waktu 2 setengah jam untuk sampai kesana. Tampak papa Yori tengah konsentrasi menyetir, Daniel dikursi penumpang sementara mama Rina terus memeluk Manis dikursi belakang. Air mata tampak menggenang lalu mengalir dipipi mama Rina. Bagaimana dengan Manis? Dia hanya terdiam, dengan tatapan mata yang kosong, mungkin jiwa dan pikirannya ikut melayang bersama kabar yang terbang terbawa angin malam itu.
Melalui kaca. mobil Daniel melirik Manis, ada rasa iba dan sedih dimatanya.. Orang yang harusnya paling bersedih dan menitikan air mata justru terlihat paling tegar.
Mobil perak mulai memasuki areal rumah sakit,
Serta merta mereka memasuki IGD tampak seorang perawat memberikan arahan keruang ICU . Ada beberapa petugas polisi lalu lintas disana, papa Yori menghampiri ,disusul oleh Daniel dan sedikit berbincang, ada kala ia menunjuk kearah Manis dan kluarga. Ada beberapa kali perubahan ekspresi wajahnya. Lalu papa Yori pamit mengikuti para petugas salantas tersebut keluar rumah sakit. Sementara Daniel tetap tinggal.
Sejenak mereka menunggu, seorang dokter paruh baya muncul dan terbentuklah kerumunan satu keluarga.
" Pak Kevin datang dengan kondisi yang memprihatinkan , ada pendarahan diotak. Dan ada beberapa bagian tubuhnya yang hancur. " ucap dokter menjelaskan,
" Bila ingin melihat, silahkan masuk. bila tak sanggup sebaiknya jangan ."
Mama Rina melemah, dan menangis histeris dlm pelukan anaknya..
" Sa - saya , " ucap Manis lirih, " Ingin melihatnya ."
" Ibu istrinya? "
" Benar "
" Kuatkan diri anda bu, bila sekiranya ini berat, sebaiknya jangan dilanjutkan ! " dokter itu membuka pintu ICU dan mempersilahkan Manis masuk.
didalam tampak sebuah jasad yang terbujur kaku, dengan beberapa bagian yang tubuh yang tampak hancur, darah segar masih tanpak mengalir dan bau anyir yg cukup membuat hidung terenyit.
Manis mendekat, itu adalah jasad Kevin. sungguh sedih hatinya, sampai ia tak mampu mengeluarkan air mata.. Hanya diam.. Dan mata yang bergerak memandang setiap inci tubuh dari jasad suaminya. Sungguh kejutan yang sangat luarbiasa baginya..
Disentuhnya jari-jari tangan yang telah kaku dan menggenggamnya.
Dari balik pintu masuk menyembul kepala seorang pria, yang lalu melangkah mendekat. Dan berhenti tepat dibelakang manis. Dia menatap tubuh yang sama yg terbaring tak bernyawa.
" Kejutan macam apa ini Vin? " ucap Manis lirih, " Aku tak pernah mengharapkan kejutan seperti ini dari mu. "
Digenggamnya dengan erat tangan Kevin yg telah kaku dan mendingin. Pandangan pria itu berpindah pada wanita didepan nya . Dengan tatapan mengiba .
" Bangunlah !! Dan kejutkan aku sekali lagi..." sambungnya lagi , ia mencium tangan suaminya..
Sejenak sunyi ...
" Kak Manis , kubantu kamu keluar kak, " ucap pria itu, yang tak lain adalah Daniel.
" Temani mama, aku akan mengurus sisa nya. " lanjut nya lagi
ia memapah kakak iparnya keluar, yang ia tau mungkin ia akan bertambah gila jika terus berada disana. melihat tubuh orang yang disayanginya telah tiada.
Setelah mengurus administrasi dan berkas berkas lainya mereka kembali kerumah. Mengurus pemakaman dan lain sebagai nya. Hingga jasad Kevin dikebumikan.. Tak ada airmata yg Manis berhasil titik kan. Dia hanya terdiam.. Tubuhnya bagai cangkang tak berpenghuni. Berbeda dengan mama Rina yg menangis histeris hingga pingsan, papa Yori yg selalu menemani pun tak kuasa menahan sedih hatinya. Sementara Daniel terlihat lebih tegar walau tergambar kesedihan diwajahnya.. namun ia lebih bisa mengontrol diri.
Tujuh hari berlalu.. Namun aura kesedihan masih menyelimuti kediaman papa Yori. seluruh keluarga sih tak percaya dan merasa kehilangan..
Manis masih tetep bekerja setelah masa cuti nya habis. Dia lebih banyak menghabiskan waktunya untuk bekerja, walau ia sering kehilangan fokusnya. Seperti hari ini, ia sempat mengacaukan mesin yang tengah ia kerjakan. Hingga ahirnya, Pak indra memanggilnya, pak indra adalah kepala departemen enginer. Yang mana Manis salah satu orang yang berada dibawahnya.
Beliau memanggil secara personal, membahas kinerja Manis yang menurun.
Hingga Manis memutus kan untuk mengambil cuti sementara waktu .
▪▪▪▪▪
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments
kosong
😫😫😫😫😫😫😑😑😑
2022-01-23
2
Elly Mei
ini sih beneran sedih..di tinggal pas lagi sayang sayange
2022-01-19
1
Inti Fatul
Kejutannya nggak bisa dilupain
2021-12-30
2