"Iyakah..." Tanya nya ragu
"Tentu saja! Papa sama mama kan sudah melihat dulu seperti apa tempat yang akan kamu pakai menimba ilmu nanti. Dan kami sudah membicarakan nya dengan kiyai Hasan." Kata pak Handoko
"Dan waktu kami kesana, kebetulan anak kiyai hasan baru pulang dari mesir. Kamu tau sayang--."
"Enggak..." Kata Alika memotong
"Dengerin dulu mama ngomong! Anak kiyai hasan ustad paling tampan yang ada di pondok itu. Kalau kamu jumpa dia, mama yakin kamu pasti suka. Jadi bagaimana? Maukan Alika mondok." Kata ibu Hilaya merayu
"Yakin tampan." Sahut Alika tak yakin
"Yakin seratus persen. Mama jamin kamu bakal suka." Sahut sang mama
"Yaudah deh biar Alika pikir dulu. Sekarang Alika mau keluar ya mah, mau nemui teman." Kata nya sambil berlalu.
Setelah Alika pergi mengendarai moge nya, kedua orang tua itu saling pandang.
"Mama yakin Alika bakal setuju untuk mondok?." Tanya pak Handoko
"Yakin lah pah. Papa tau sendiri kan Alika itu paling suka cowok tampan, uztad di sana kan emang pada ganteng, mama yakin Alika bakal betah." Sahut nya santai
"Pandai juga ya mama cari tempat yang bagus. Tapi kalau di ingat, emang mama kenal ya sama umi inayah? Kok kemarin kayak nya akrab gitu." Tanya pak Handoko
"Inayah kan teman sekolah mama dulu pah, walaupun mama nggak begitu akrab sama dia dulu nya tapi dia juga nggak sombong kok orang nya." Sahut nya
"Tapi papa kasian sama anak nya kiyai Hasan, papa yakin dia bakal susah nanti karena di ganggu terus sama Alika." Kata pak Handoko
"Ya itu kan resiko dia pah. Lagian nih yaa dia kan ustad, harus sabar dong menghadapi para santri nya." Kata ibu Hilaya dengan tersenyum
"Lah terus kenapa mama senyam senyum gitu? Mama mikiri ustad itu yaa." Tanya pak Handoko cemberut
"Kok papa tau sih! Mama tuh emang mikiri si ustad, kayak nya asik deh kalau kita besanan sama Inayah. Punya mantu ganteng tuh bahagia nya sepanjang masa tau pah. Udah ganteng, pintar, mandiri, sukses, uztad pula lagi. Duh enak nya punya suami begitu, mama jamin masa depan Alika pasti bahagia." Kata ibu Hilaya dengan tersenyum
"Iya sih. Tapi kita jangan pernah paksa Alika, biarkan dia sendiri yang memilih jodoh nya. Asal Alika bahagia kita juga harus mendukung nya, tidak peduli mau dia kaya atau tidak. Selama Alika bahagia itu sudah lebih dari cukup untuk kita." Kata pak handoko menasehati istri nya
"Iya pah mama ngerti. Lagian papa tau sendiri kan anak itu keras kepala, mana mau dia di kekang sama kita." Sahut ibu Hilaya
"Tapi pah, kalau Alika pergi mondok rumah pasti terasa sepi. Selama ini kan dia yang selalu buat rumah jadi rame." Sambung ibu Hilaya lagi
"Ya udah yuk kita buat adek untuk Alika, jadi kita nggak sepi lagi kalau nanti Alika sudah mondok." Kata pak Handoko sambil mengangkat istri nya dan membawa nya ke kamar
"Ah papa, malu tau di lihati si embok." Sahut ibu Hilaya dengan menyembunyikan muka di dada suami nya
"Biarkan saja, embok kan juga pernah muda." Sahut pak Handoko
Sementara embok yang di maksud hanya tersenyum melihat keromantisan kedua majikan nya.
-----
-----
-----
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments
O Z
hadeuhh...jadi pengin...
2022-03-07
0