12 Tahun Kemudian
"Dimas ... Dimas ... Dimas..." gemuruh suara anak-anak menyemangati Dimas yang ingin bertanding berkelahi melawan Virus. Perkelahian itu diadakan di halaman sekolah saat mereka sudah pulang sekolah. Sehingga tidak banyak guru yang ada disitu.
Semua terjadi karena Dimas terus menerus menghina nama Virus. Itu terjadi tidak sekali melainkan berkali-kali sejak mereka duduk di bangku kelas dua.
Virus menatap Dimas dengan tatapan tajam. Tatapan itu lebih mengerikan dari pada tatapan sebelumnya. Seperti dendam yang lama di pendam kemudian memuncak dan kini tiba saatnya hari pembalasan.
Dimas balas menatap Virus, ia terlihat berani namun di dalam hatinya terlihat menciut saat dipandangnya lekat sorot mata tajam seperti mata seorang pembunuh. Seketika peluh di dahinya berkeringat.
Agar tidak terlihat dirinya ketakutan ia terus meminta para pendukungnya untuk bersorak memanggil namanya seraya melambaikan tangan untuk terus bersorak-sorai. Setelah itu ia kembali berdiam ditempatnya karena pertandingan perkelahian itu akan dimulai.
Temannya mendekat mengambil posisi tengah untuk memberikan aba-aba tanda dimulai. Dimas menelan salivanya sebelum aba-aba terakhir terlontar.
"Satu... Dua....Tiga....," ucap Tio sang pemberi aba-aba dimulainya perkelahian.
Dimas terlihat memasang kuda-kuda bak seorang peninju yang maju sedikit-sedikit seraya berloncat pelan. Sedangkan Virus, ia tenang dengan tubuhnya yang kaku.
Dimas mulai mengayunkan tinjunya ke depan, Virus menepisnya kemudian berbalik mencengkeram lengannya dan memutarnya ke belakang. Dimas mengerang kesakitan, Virus pun sengaja melepaskan.
Dimas memundurkan langkahnya sedikit seraya memegangi tangannya. Virus berlari kecil dan menendang dada Dimas dengan kaki kiri kanan bergantian seperti berjalan diatas dada kemudian ia melompat dan menendang kepala belakang Dimas. Setelah itu Virus melakukan salto dan mendarat di belakang Dimas.
Dimas terhuyung-huyung dan terjatuh karena mendapat tendangan dari Virus tepat di kepala belakang. Seketika para pendukung Dimas yang bersorak-sorai menyemangati kemudian terdiam.
"Arghh aku tidak boleh kalah dengan anak haram itu!" Gumam Dimas dengan geram
Kemudian Dimas segera bangkit berdiri dan berbalik akan menyerang Virus. Dimas meninju dan menendang dengan emosi yang membesar. Namun Virus dapat mengelak.
Virus meraih rambut Dimas dan menariknya kemudian mengantukkan kepalanya ke dinding. Virus meraih kembali rambut pria yang sudah 5 tahun menghinanya kemudian menariknya ke hadapannya dan ditinjunya dua kali perutnya. Dimas mengerang kesakitan dan menyerah.
Temannya lantas memberi aba-aba untuk selesai namun Virus mendaratkan sekali lagi tinjunya dengan mengumpulkan tenaga dalam yang ia punya.
Duug.
"Aaaa...." Teriakan Dimas melengking hingga terjatuh bukan pingsan melainkan tewas seketika.
Teman-teman yang melihat kejadian itu terdiam menyaksikan Dimas dipukuli hingga mati. Beberapa anak perempuan berbisik dan berteriak kecil karena ketakutan. Beberapanya hanya melongo.
Virus mengatur napasnya yang tersengal-sengal dan dengan keringat di sekujur tubuhnya. Ia tak menyangka telah membunuh temannya itu. Virus pun melihat sekelilingnya, teman-teman yang bersorak-sorai menyemangati Dimas kini terdiam dalam keheningan dan ketakutan.
Temannya yang balas menatap Virus kemudian memundurkan badannya semakin menjauhinya. Dimas di angkat beberapa temannya dan melaporkan kejadian itu pada guru yang masih berada di sekolahan.
Tak berapa lama Virus dipanggil ke ruang guru. Semua anak-anak yang ada dihalaman itu pun satu per satu pulang. Hanya beberapa yang masih di sekolahan untuk dimintai sebagai saksi.
Semuanya menyalahkan Virus tidak ada yang membelanya, tidak ada yang bertanya kepadanya kenapa ia sampai berkelahi hingga menewaskan temannya.
Tiga tamparan mendarat di pipi kiri dan kanannya. Virus tak menangis ia hanya duduk diam seraya menggemeretakkan giginya.
Tak berapa lama orang tua Dimas dan Orang tua angkat Virus datang bersamaan mereka menyalahkan Virus. Orang tua angkatnya pun ikut menyalahkan anak angkatnya.
"Saya sebagai kepala sekolah disini harus mengeluarkan Virus dari sekolah ini. Meskipun ada unsur ketidaksengajaan tetapi dia tetap membunuh," ujar Kepala Sekolah
"Mau jadi apa dia masih kecil sudah membunuh! Lebih baik keluarkan saja dari desa kita!" Hardik Orang tua Dimas.
Marni selaku ibu angkat Virus tertunduk malu. Pasalnya dia adalah orang terkaya di desa itu dan orang yang disegani. Tetapi anak angkatnya malah membuat perkara besar yang dapat mempermalukan keluarga besar Marni.
"Benar Marni usir saja dia dari kampung kita. Toh dia bukan anak kandungmu kan?" Pekik Ayah Dimas yang juga murka terhadap perbuatan Virus.
Marni terus tertunduk malu dan berkata sesuatu yang menyayat hati Virus.
"Saya tidak mungkin salah mendidiknya, karena saya menyekolahkannya di sekolahan terbaik disini. Tetapi mungkin saja sifat pembunuhnya itu berasal dari orang tua kandungnya. Buktinya Ayah kandungnya sampai sekarang tidak kelihatan. Tidak tahu siapa Ayahnya. Benarkan? Mulai saat ini dia akan saya usir," sahut Marni yang mencoba membela diri.
Virus sudah tahu jika Marni adalah Ibu asuhnya tetapi wanita itu tidak pantas mengatai orang tua kandungnya yang dia sendiri tidak tahu siapa.
Setelah meminta maaf dan bertanggungjawab atas kematian Dimas juga menyelesaikan administrasi di sekolahan itu. Virus resmi dikeluarkan dengan alasan pembunuhan.
Tentu saja ia tidak dimasukkan kedalam penjara karena usianya yang sangat muda. Virus harusnya masuk kedalam tempat rehabilitasi tetapi orang tua asuhnya tidak mau mengantarnya justru malah mengusirnya.
Marni dan Virus telah sampai di rumah, tetapi berita heboh itu sudah menggemparkan satu desa. Semua menatap ke arah Virus dengan tatapan tak suka dan sinis.
"Cepat mandi, makan dan kemasi barangmu! Mulai saat ini Urus saja dirimu, menyusahkan saja," ucap Marni yang kemudian menyiapkan makanan untuk Virus.
Virus yang masih kecil menurut dan mulai melakukan perintah Marni.
Tak berapa lama suami Marni pulang ke rumah setelah mendengar keributan yang menggemparkan satu desa itu.
"Sayang, apakah benar Virus telah membunuh temannya?" Tanya Aryo Ayah angkatnya.
"Iya benar! Dia anak tidak tahu di untung. Disekolahkan di sekolah mahal tapi apa yang dibuat malah jadi pembunuh. Aku tidak mau lagi mengurusinya. Antarkan dia ke kota dan tinggalkan dia disana," perintah Marni.
Aryo sebenarnya kasihan dengan Virus, ia sudah menganggapnya seperti anak kandungnya sendiri. Tetapi Marni sudah bulat dengan keputusannya apalagi pihak desa sudah memintanya untuk mengusir Virus.
Setelah membersihkan dirinya dan berganti pakaian Virus bercermin dan menatap dirinya sendiri di depan kaca itu.
"Aku pembunuh? Saat ini mereka menjuluki ku sebagai seorang pembunuh? Mereka yang berani membully ku kini menjadi takut padaku? Haha..." gumam Virus yang tertawa kecil ketika teringat mereka yang berani membullynya seketika menjadi penakut.
"Kekuatan ini, aku rasa aku tidak menggunakan banyak kekuatan, namun kekuatan ini berasal dari dalam diriku. Sungguh aku tidak menggunakan banyak kekuatan, atau aku sebenarnya memiliki kekuatan?" Tanya Virus pada dirinya sendiri seraya melihat kedua tangannya dan kemudian kembali bercermin.
Ia pun mencoba kekuatan yang ia dapat dengan mempraktekkannya di depan cermin. Virus meninju cermin itu.
Praang
Cermin pun retak, tidak hanya retak melainkan hancur dan berjatuhan kemudian.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 141 Episodes
Comments
𖤍ᴹᴿˢ᭄°Riyantiʰⁱᵃᵗ 🦋ιиɑ͜͡✦ᴳ᯳ᷢ
ada jin kayak nya di badan virus 🤭
2024-05-27
1
Endro Budi Raharjo
ada sebab ada akibat....
2024-02-21
0
ˢ⍣⃟ₛ🍁MPIT❣️💋🅚︎🅙︎🅢︎👻ᴸᴷ
hadeuuhhh... klo terus menerus dihina pasti lah orang itu memberontak
2023-12-11
0