Dinda menatap nanar kepergian suami dan istri pertamanya itu. Sakit, sungguh mengiris hati Dinda, memang Dinda tak mencintai Aditia. Dinda terpaksa menikah dengannya. Tapi walaupun begitu, awalnya Dinda berpikir keputusannya menikah dengan Aditia. Mampu mengobati luka dihatinya. Tapi nyatanya tidak. Dinda merasa dibodohi oleh Aditia, lalu sekarang Dinda harus bagaimana? Mengakhirinya?
Entahlah, posisinya sungguh sulit saat ini. Dinda teringat kembali pesan terakhir dari mendiang sang Ayah, yang menginginkan bahkan meminta Dinda untuk berjanji mempertahankan pernikahannya dengan Aditia. Dan naasnya Dinda sudah mengiyakan janji tersebut. Dinda tak tau jika semuanya akan seperti ini! Dinda tak tau jika Aditia sudah beristri. Kenapa? Kenapa ayahnya menikahkan dirinya dengan laki-laki yang sudah beristri? Apakah Ayahnya sudah tau kebenaran ini? Ataukah tidak?
Mampukah Dinda menjalani hari-harinya dengan status istri kedua Aditia? Sementara sikap Aditia condong terhadap Lisa sang istri pertama, sudah dipastikan di sini Dinda yang akan tersiksa. Tidak akan ada keadilan untuknya. Ya tuhan, seberat inikah cobaan yang harus Dinda rasakan?
Nasi sudah menjadi bubur, demi menepati janji kepada mendiang sang Ayah, Dinda bertekad akan menjalankan semuanya. Dinda pasrahkan semuanya, jika memang ini sudah jalan takdirnya, Dinda akan berusaha sekuat tenaga, mempertahan pernikahannya. Dinda hanya bisa berdoa kepada yang maha kuasa agar dirinya di berikan kesabaran untuk menjalaninya. Dinda tau tuhan tidak akan memberikan cobaan diluar batas umatnya, Dinda berharap suatu hari nanti, semua akan indah pada waktunya. Walau--pun entah kapan waktu indah itu tiba.
'Ya tuhan, berikan aku kekuatan, kesabaran dan ketabahan untuk menjalankan pernikahan ini,' batin Dinda.
"Nyonya," panggil bi Santi kepada Dinda. Dinda buyar dari lamunannya. Ai segara mengusap air mata yang membasahi wajah cantiknya itu.
"Iya bi," jawab Dinda. Ia mencoba tersenyum, Dinda tidak ingin terlihat lemah di mata orang lain. Jangan sampai orang lain tau kesakitannya itu.
"Bibi sudah membawa koper nyonya ke kamar nyonya. Kamarnya ada di sebelah sana nyonya." Ucap bi Santi, ia menunjuk salah satu pintu kamar yang tak jauh dari sana.
"Baik bi, terima kasih!"
"Sama-sama nyonya, kalau begitu bibi permisi kebelakang dulu," pamit bi Santi. Diangguki oleh Dinda, ia--pun berjalan menuju kamarnya.
Klek
Dinda membuka pintu kamar tersebut, dilihatnya sebuah ranjang berukuran besar terletak disana. Kamarnya cukup mewah bagi Dinda, sangat jauh berbeda dengan kamar miliknya dulu, bahkan menurut Dinda kamar ini sudah seperti kamar hotel bintang lima. Isinya lengkap. Dinda--pun mulai melangkahkan kakinya ke dalam kamar tersebut, Dinda berjalan menuju ranjang, lalu ia duduk di tepi ranjang tersebut.
Dinda termenung kembali, walau--pun ia sudah mencoba mengikhlaskan kondisinya saat ini, namun tetep saja Dinda tak bisa membohongi dirinya sendiri, tak ada rasa nyaman sama sekali di tempatnya kini. Air mata lagi-lagi lolos begitu saja dari pelupuk mata indahnya.
POV Dinda.
Tuhan kenapa engkau memberikanku ujian seperti ini, berat tuhan! Ini sangat berat. Hatiku masih sangat hancur dengan penghianatan yang sudah diberikan laki-laki yang sangat aku cintai. Dan dalam waktu bersamaan engkau ambil orang yang sangat aku cintai juga, ayahku. Dia adalah laki-laki terhebatku, kenapa engkau ambil secepat itu tuhan. Dan kini, aku harus menjalani statusku sebagai istri kedua dari laki-laki yang sama sekali tidak aku kenali.
Aku merasa menjadi wanita paling terhina dimuka bumi ini, aku hadir menjadi orang ketiga dalam rumah tangga mereka, aku melihat mereka saling mencintai. Aku yakin tidak akan ada cela di hati mas Aditia untukku, tuhan aku tau poligami dalam agamaku itu diperbolehkan, tapi jika keadilan dalam poligami itu tidak dilaksanakan, apa surga dalam rumah tangga itu dapatku temukan?
~Aku yang tak dirindukan~
~Dinda Alzaira.
***
Sementara itu, Aditia dan Lisa baru saja memasuki kamar mereka. Wajah Aditia terlihat sangat suram, bagaimana tidak? Kini ia sudah mempunyai istri dua. Ia merasa sudah menghianati Lisa istri tercintanya, walaupun Aditia ini semua keinginan Lisa, atas izin Lisa dia menikah lagi dengan Dinda.
Tapi tetap saja, Aditia merasa sudah merusak surga dalam rumah tangganya.
Andai saja kedua orang tuanya, tak menuntut Aditia dan Lisa segera memberikan cucu kepada mereka, mungkin semua ini tidak akan terjadi. Di sisi lain, Aditia juga tidak bisa menerima Dinda. Cinta memang sudah dipastikan tidak ada, Aditia sama sekali tidak mencintai Dinda, ia menikahi Dinda hanya untuk memanfaatkan rahim Dinda. Tapi jujur saja Aditia merasa bersalah, ia merasa kasian dengan Dinda yang menjadi keegoisan keluarganya.
Sekarang Aditia harus bagaimana? Belum genap satu hari ia menikahi Dinda, ia merasa rumahnya sudah seperti neraka. Tidak ada kenyamanan yang rasakan Aditia.
Lalu bagaimana hari-hari selanjutnya? Kini Aditia sudah berpoligami, tapi ia tidak bisa membagi cintanya, hatinya tetap utuh untuk Lisa. Bukankah berpoligami itu diharuskan adil kepada istri-istrinya? Menerima pernikahannya dengan Dinda saja, Aditia tidak bisa, bagaimana ia bisa adil terhadapnya?
Apa Aditia bisa membimbing kedua istrinya menuju surga? Akankah rumah tangga mereka menjadi istana, yang di penuhi dengan kebahagiaan nantinya? Jawabannya tidak, Aditia tidak yakin melakukan hal itu.
Aditia tau Lisa tak menerima keberadaan Dinda dalam rumah tangganya, Aditia tau Lisa hanya bersandiwara. Dalam lubuk hati terdalam Lisa ia tak rela jika Aditia menikah lagi. Namun jika Lisa tak melakukan hal itu, ia kan kehilangan Aditia selama-lamanya.
Mana ada seorang istri yang ingin cintanya di bagi? Wanita seperti itu hanya wanita pilihan, bisa menerima namun belum pasti bisa menjalankan.
"Mas kamu kenapa sih? Kok wajahnya gak ada gairah banget!" Tanya Lisa, sedari tadi ia memperhatikan suaminya yang terlihat gelisah, bahkan tidak bersemangat.
Aditia menghelai nafas beratnya, ia menatap kearah Lisa dengan lekat. Lisa tersenyum kepada Aditia yang tengah memandanginya itu.
"Maafkan aku," ucap Aditia dengan lirih.
"Maaf?" Lisa menatap heran kepada Aditia, "maaf untuk apa mas?" Lanjutnya bertanya.
Aditia meraih tangan Lisa, ia menggenggamnya dengan erat, "maafkan aku, aku sudah menodai pernikahan kita."
"Tidak mas. Mas tidak usah minta maaf ini sudah menjadi keputusan kita bersama. Aku sudah mengizinkan kamu menikahi dia mas, tapi ada satu hal yang harus mas ingat, tujuan mas menikahi wanita itu."
"Iya mas pasti mengingatnya. Tujuan pernikahan mas dengannya, agar kita bisa mempunyai anak. Bersabarlah sayang, mas akan secepatnya mengakhiri semua ini. Setelah dia hamil, lalu melahirkan anaknya, mas pasti akan menceraikannya." Tutur Aditia, ia mendaratkan kecupan di kening Lisa.
"Maafkan aku mas," Lisa langsung memeluk Aditia, "andai saja aku bisa memberimu keturunan, mungkin semua ini tidak akan terjadi, maafkan aku yang tak sempurna ini mas," lanjut Lisa. Ia terisak tangis dalam pelukan Aditia.
Aditia mengusap kepala Lisa, "jangan bicara seperti itu sayang. Kamu wanita paling sempurna di mataku, aku menikahimu bukan karna aku ingin memiliki anak darimu, tapi aku ingin hidup bersamamu. Jika saja orang tuaku tak menuntut seorang cucu, aku tidak akan melakukan ini, maafkan aku, aku sudah menyakitimu." Ucap Adita, dengan mata berkaca-kaca.
Lalu mereka melepaskan pelukannya, Aditia mengusap lembut air mata yang membasihi pipi istrinya itu. Lisa tersenyum, ia merasa sangat beruntung memiliki suami seperti Aditia. Lisa pikir, setalah suaminya itu menikah lagi, sikapnya akan berubah, tapi ternyata salah, Aditia masih seperti yang dulu, mencintai dan menyayanginya.
'Aku harap kamu akan tetap seperti ini mas, walaupun kini istrimu bukan hanya aku. Aku berharap kamu tidak akan tergoda dengan istri mudamu itu,' gumam Lisa.
Bersambung...
Jangan lupa, like, komen dan Votenya.
Terima kasih.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 107 Episodes
Comments
Maria Magdalena Indarti
malang bgt Dinda
2023-06-05
0
Benazier Jasmine
nyesek rasanya thooor, dinda knp tdk minta rmh terpisah saja, biar tdk tmb menderita u din
2022-12-19
0
titin suprihatin
pasti nnti ujungnya bakal tergoda
2022-06-30
0