Bab 3. Aku yang tak dirindukan

Dinda menatap nanar kepergian suami dan istri pertamanya itu. Sakit, sungguh mengiris hati Dinda, memang Dinda tak mencintai Aditia. Dinda terpaksa menikah dengannya. Tapi walaupun begitu, awalnya Dinda berpikir keputusannya menikah dengan Aditia. Mampu mengobati luka dihatinya. Tapi nyatanya tidak. Dinda merasa dibodohi oleh Aditia, lalu sekarang Dinda harus bagaimana? Mengakhirinya?

Entahlah, posisinya sungguh sulit saat ini. Dinda teringat kembali pesan terakhir dari mendiang sang Ayah, yang menginginkan bahkan meminta Dinda untuk berjanji mempertahankan pernikahannya dengan Aditia. Dan naasnya Dinda sudah mengiyakan janji tersebut. Dinda tak tau jika semuanya akan seperti ini! Dinda tak tau jika Aditia sudah beristri. Kenapa? Kenapa ayahnya menikahkan dirinya dengan laki-laki yang sudah beristri? Apakah Ayahnya sudah tau kebenaran ini? Ataukah tidak?

Mampukah Dinda menjalani hari-harinya dengan status istri kedua Aditia? Sementara sikap Aditia condong terhadap Lisa sang istri pertama, sudah dipastikan di sini Dinda yang akan tersiksa. Tidak akan ada keadilan untuknya. Ya tuhan, seberat inikah cobaan yang harus Dinda rasakan?

Nasi sudah menjadi bubur, demi menepati janji kepada mendiang sang Ayah, Dinda bertekad akan menjalankan semuanya. Dinda pasrahkan semuanya, jika memang ini sudah jalan takdirnya, Dinda akan berusaha sekuat tenaga, mempertahan pernikahannya. Dinda hanya bisa berdoa kepada yang maha kuasa agar dirinya di berikan kesabaran untuk menjalaninya. Dinda tau tuhan tidak akan memberikan cobaan diluar batas umatnya, Dinda berharap suatu hari nanti, semua akan indah pada waktunya. Walau--pun entah kapan waktu indah itu tiba.

'Ya tuhan, berikan aku kekuatan, kesabaran dan ketabahan untuk menjalankan pernikahan ini,' batin Dinda.

"Nyonya," panggil bi Santi kepada Dinda. Dinda buyar dari lamunannya. Ai segara mengusap air mata yang membasahi wajah cantiknya itu.

"Iya bi," jawab Dinda. Ia mencoba tersenyum, Dinda tidak ingin terlihat lemah di mata orang lain. Jangan sampai orang lain tau kesakitannya itu.

"Bibi sudah membawa koper nyonya ke kamar nyonya. Kamarnya ada di sebelah sana nyonya." Ucap bi Santi, ia menunjuk salah satu pintu kamar yang tak jauh dari sana.

"Baik bi, terima kasih!"

"Sama-sama nyonya, kalau begitu bibi permisi kebelakang dulu," pamit bi Santi. Diangguki oleh Dinda, ia--pun berjalan menuju kamarnya.

Klek

Dinda membuka pintu kamar tersebut, dilihatnya sebuah ranjang berukuran besar terletak disana. Kamarnya cukup mewah bagi Dinda, sangat jauh berbeda dengan kamar miliknya dulu, bahkan menurut Dinda kamar ini sudah seperti kamar hotel bintang lima. Isinya lengkap. Dinda--pun mulai melangkahkan kakinya ke dalam kamar tersebut, Dinda berjalan menuju ranjang, lalu ia duduk di tepi ranjang tersebut.

Dinda termenung kembali, walau--pun ia sudah mencoba mengikhlaskan kondisinya saat ini, namun tetep saja Dinda tak bisa membohongi dirinya sendiri, tak ada rasa nyaman sama sekali di tempatnya kini. Air mata lagi-lagi lolos begitu saja dari pelupuk mata indahnya.

POV Dinda.

Tuhan kenapa engkau memberikanku ujian seperti ini, berat tuhan! Ini sangat berat. Hatiku masih sangat hancur dengan penghianatan yang sudah diberikan laki-laki yang sangat aku cintai. Dan dalam waktu bersamaan engkau ambil orang yang sangat aku cintai juga, ayahku. Dia adalah laki-laki terhebatku, kenapa engkau ambil secepat itu tuhan. Dan kini, aku harus menjalani statusku sebagai istri kedua dari laki-laki yang sama sekali tidak aku kenali.

Aku merasa menjadi wanita paling terhina dimuka bumi ini, aku hadir menjadi orang ketiga dalam rumah tangga mereka, aku melihat mereka saling mencintai. Aku yakin tidak akan ada cela di hati mas Aditia untukku, tuhan aku tau poligami dalam agamaku itu diperbolehkan, tapi jika keadilan dalam poligami itu tidak dilaksanakan, apa surga dalam rumah tangga itu dapatku temukan?

~Aku yang tak dirindukan~

~Dinda Alzaira.

***

Sementara itu, Aditia dan Lisa baru saja memasuki kamar mereka. Wajah Aditia terlihat sangat suram, bagaimana tidak? Kini ia sudah mempunyai istri dua. Ia merasa sudah menghianati Lisa istri tercintanya, walaupun Aditia ini semua keinginan Lisa, atas izin Lisa dia menikah lagi dengan Dinda.

Tapi tetap saja, Aditia merasa sudah merusak surga dalam rumah tangganya.

Andai saja kedua orang tuanya, tak menuntut Aditia dan Lisa segera memberikan cucu kepada mereka, mungkin semua ini tidak akan terjadi. Di sisi lain, Aditia juga tidak bisa menerima Dinda. Cinta memang sudah dipastikan tidak ada, Aditia sama sekali tidak mencintai Dinda, ia menikahi Dinda hanya untuk memanfaatkan rahim Dinda. Tapi jujur saja Aditia merasa bersalah, ia merasa kasian dengan Dinda yang menjadi keegoisan keluarganya.

Sekarang Aditia harus bagaimana? Belum genap satu hari ia menikahi Dinda, ia merasa rumahnya sudah seperti neraka. Tidak ada kenyamanan yang rasakan Aditia.

Lalu bagaimana hari-hari selanjutnya? Kini Aditia sudah berpoligami, tapi ia tidak bisa membagi cintanya, hatinya tetap utuh untuk Lisa. Bukankah berpoligami itu diharuskan adil kepada istri-istrinya? Menerima pernikahannya dengan Dinda saja, Aditia tidak bisa, bagaimana ia bisa adil terhadapnya?

Apa Aditia bisa membimbing kedua istrinya menuju surga? Akankah rumah tangga mereka menjadi istana, yang di penuhi dengan kebahagiaan nantinya? Jawabannya tidak, Aditia tidak yakin melakukan hal itu.

Aditia tau Lisa tak menerima keberadaan Dinda dalam rumah tangganya, Aditia tau Lisa hanya bersandiwara. Dalam lubuk hati terdalam Lisa ia tak rela jika Aditia menikah lagi. Namun jika Lisa tak melakukan hal itu, ia kan kehilangan Aditia selama-lamanya.

Mana ada seorang istri yang ingin cintanya di bagi? Wanita seperti itu hanya wanita pilihan, bisa menerima namun belum pasti bisa menjalankan.

"Mas kamu kenapa sih? Kok wajahnya gak ada gairah banget!" Tanya Lisa, sedari tadi ia memperhatikan suaminya yang terlihat gelisah, bahkan tidak bersemangat.

Aditia menghelai nafas beratnya, ia menatap kearah Lisa dengan lekat. Lisa tersenyum kepada Aditia yang tengah memandanginya itu.

"Maafkan aku," ucap Aditia dengan lirih.

"Maaf?" Lisa menatap heran kepada Aditia, "maaf untuk apa mas?" Lanjutnya bertanya.

Aditia meraih tangan Lisa, ia menggenggamnya dengan erat, "maafkan aku, aku sudah menodai pernikahan kita."

"Tidak mas. Mas tidak usah minta maaf ini sudah menjadi keputusan kita bersama. Aku sudah mengizinkan kamu menikahi dia mas, tapi ada satu hal yang harus mas ingat, tujuan mas menikahi wanita itu."

"Iya mas pasti mengingatnya. Tujuan pernikahan mas dengannya, agar kita bisa mempunyai anak. Bersabarlah sayang, mas akan secepatnya mengakhiri semua ini. Setelah dia hamil, lalu melahirkan anaknya, mas pasti akan menceraikannya." Tutur Aditia, ia mendaratkan kecupan di kening Lisa.

"Maafkan aku mas," Lisa langsung memeluk Aditia, "andai saja aku bisa memberimu keturunan, mungkin semua ini tidak akan terjadi, maafkan aku yang tak sempurna ini mas," lanjut Lisa. Ia terisak tangis dalam pelukan Aditia.

Aditia mengusap kepala Lisa, "jangan bicara seperti itu sayang. Kamu wanita paling sempurna di mataku, aku menikahimu bukan karna aku ingin memiliki anak darimu, tapi aku ingin hidup bersamamu. Jika saja orang tuaku tak menuntut seorang cucu, aku tidak akan melakukan ini, maafkan aku, aku sudah menyakitimu." Ucap Adita, dengan mata berkaca-kaca.

Lalu mereka melepaskan pelukannya, Aditia mengusap lembut air mata yang membasihi pipi istrinya itu. Lisa tersenyum, ia merasa sangat beruntung memiliki suami seperti Aditia. Lisa pikir, setalah suaminya itu menikah lagi, sikapnya akan berubah, tapi ternyata salah, Aditia masih seperti yang dulu, mencintai dan menyayanginya.

'Aku harap kamu akan tetap seperti ini mas, walaupun kini istrimu bukan hanya aku. Aku berharap kamu tidak akan tergoda dengan istri mudamu itu,' gumam Lisa.

Bersambung...

Jangan lupa, like, komen dan Votenya.

Terima kasih.

Terpopuler

Comments

Maria Magdalena Indarti

Maria Magdalena Indarti

malang bgt Dinda

2023-06-05

0

Benazier Jasmine

Benazier Jasmine

nyesek rasanya thooor, dinda knp tdk minta rmh terpisah saja, biar tdk tmb menderita u din

2022-12-19

0

titin suprihatin

titin suprihatin

pasti nnti ujungnya bakal tergoda

2022-06-30

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Penghianatan, Pernikahan, Kematian
2 Bab 2. Bagai jatuh tertimpa tangga
3 Bab 3. Aku yang tak dirindukan
4 Bab 4. Ini malam pertama kamu mas!
5 Pengumuman dan Give Away
6 Bab 5. Ini baru permulaan!
7 Bab 6. Sadar posisimu
8 Bab 7. Lupa, atau pura-pura lupa?!
9 Bab 8. Suamiku, surgaku?
10 Bab 9. Memperbalikkan fakta!
11 Bab 10. Cepat buat Dinda hamil
12 Bab 11. Anu, tanpa Cinta emang bisa?
13 Bab 12. Dusta Lisa
14 Bab 13. Kenikmatan yang tak pernah dirasakan
15 Bab 14. Candu untuk Aditia
16 Bab 15. Ingat tujuan menikah dia
17 Bab 16. Semuanya Dusta, membuat luka
18 Bab 17. Apa aku salah?
19 Bab 18. Lebih sakit
20 Bab 19. Kamu hanya milikku
21 Bab 20. Hamil?
22 Bab 21. Biarkan Dinda tinggal bersama kita!
23 Bab 22. Ibu?
24 Bab 23. Lisa??
25 Bab 24. Saya tidak berbohong tuan!
26 Bab 25. Kamu benar-benar keterlaluan
27 Bab 26. Lebih baik aku mati
28 Bab 27. Ngidam
29 Bab 28. Akibat tertekan
30 Bab 29. Sekarang siapa yang harus disalahkan?
31 Bab 30. Tentang Lisa
32 Bab 31. Mimpi buruk
33 Bab 32. Pemakaman
34 Bab 33. Bertanggung jawab apa?
35 Bab 34. Kamu Pelakor
36 Bab 35. Aku Bukan Pelakor
37 Bab 36. Permintaan Maaf
38 Bab 37. Masih Ada kesempatan?
39 Bab 38. Sebaiknya kita bercerai saja!
40 Bab 39. Permintaan Dinda
41 Bab 40. Sesekali kita harus egois Din!
42 Bab 41. Jangan panggil aku dengan sebutan itu!
43 Bab 42. Penyesalan Bella.
44 Bab 43. Kembali kerencana awal, lebih baik
45 Bab 44. Surat perjanjian
46 Bab 45. Terima kasih.
47 Bab 46. Tidak usah khawatir
48 Bab 47. Tidak boleh menyerah
49 Bab 48. Kamu hamil?
50 Bab 49. Sakit tapi tak berdarah
51 Bab 50. Tentang Riki
52 Bab 51. Jelaskan padaku!
53 Bab 52. Dinda dan Bella, saudara?
54 Bab 53. Aku akan coba membujuknya
55 Bab 54. Maafkan aku kak
56 Bab 55. Lamaran diterima
57 Bab. 56 Penawaran Riki
58 Bab 57. Pura-Pura bahagia?
59 Bab 58. Titik terendah Lisa
60 Bab 59. Keanehan?!
61 Bab 60. Bertahan sayang
62 Bab 61. Koma
63 Bab 62. Kami sudah menemukan pelakunya!
64 Bab 63. Sial
65 Bab 64. Kalian ingin bermain-main denganku?
66 Bab 65. Biarkan saja dia pergi!
67 Bab 66. Cepat atau lambat kebusukan kamu pasti terungkap!
68 Bab 67. Tolong selidiki Riki
69 Bab 68. Obsesi Riki
70 Bab 69. Bukti
71 Bab 70. Kemarahan Aditia
72 Bab 71. Nikmati jeruji besi, Riki!
73 Bab 72. Bonus Visual
74 Bab 73. Pasrah
75 Bab 74. Doaku terkabulkan
76 Bab 75. Istri satu-satunya
77 Bab 76. Tidak cemburu! Hanya kesal saja!
78 Bab 77. Surga
79 Bab 78. Drama Mamah Mertua
80 Bab 79. Wanita selalu benar!
81 Bab 80. Gelisah
82 Bab 81. Informasi mengenai Lisa
83 Bab 82. Lisa
84 Bab 83. Kebenarannya
85 Bab 84. Sederhana tapi Bahagia
86 Bab 85. Pertemuan tak terduga
87 Bab 86. Penjelasan
88 Bab 87. Entahlah
89 Bab 88. Ingin cepat-cepat
90 Bab. 89 Persiapan
91 Bab 90. Hari Bahagia
92 Bab 91. Pernikahan Bella dan Reza
93 Bab 92. Ngebet
94 Bab 93. Yakul Sayang....
95 Bab 94. Hasil pertempuran semalam
96 Bab 95. Demi istri tercinta
97 Bab 96. Sebenarnya yang pengantin itu siapa?
98 Bab 97. Drama Reza!
99 Bab 98. Gadis dua
100 Bab 99. Konyol
101 Bab 100. Akhir Cerita
102 Terima Kasih dan pengumuman
103 DENDAM MANTAN ISTRI
104 Pengumuman, Novel baru
105 Mampir geas!
106 Istri balas Budi dan Love in regret
107 Ayah Kandung Anakku
Episodes

Updated 107 Episodes

1
Bab 1. Penghianatan, Pernikahan, Kematian
2
Bab 2. Bagai jatuh tertimpa tangga
3
Bab 3. Aku yang tak dirindukan
4
Bab 4. Ini malam pertama kamu mas!
5
Pengumuman dan Give Away
6
Bab 5. Ini baru permulaan!
7
Bab 6. Sadar posisimu
8
Bab 7. Lupa, atau pura-pura lupa?!
9
Bab 8. Suamiku, surgaku?
10
Bab 9. Memperbalikkan fakta!
11
Bab 10. Cepat buat Dinda hamil
12
Bab 11. Anu, tanpa Cinta emang bisa?
13
Bab 12. Dusta Lisa
14
Bab 13. Kenikmatan yang tak pernah dirasakan
15
Bab 14. Candu untuk Aditia
16
Bab 15. Ingat tujuan menikah dia
17
Bab 16. Semuanya Dusta, membuat luka
18
Bab 17. Apa aku salah?
19
Bab 18. Lebih sakit
20
Bab 19. Kamu hanya milikku
21
Bab 20. Hamil?
22
Bab 21. Biarkan Dinda tinggal bersama kita!
23
Bab 22. Ibu?
24
Bab 23. Lisa??
25
Bab 24. Saya tidak berbohong tuan!
26
Bab 25. Kamu benar-benar keterlaluan
27
Bab 26. Lebih baik aku mati
28
Bab 27. Ngidam
29
Bab 28. Akibat tertekan
30
Bab 29. Sekarang siapa yang harus disalahkan?
31
Bab 30. Tentang Lisa
32
Bab 31. Mimpi buruk
33
Bab 32. Pemakaman
34
Bab 33. Bertanggung jawab apa?
35
Bab 34. Kamu Pelakor
36
Bab 35. Aku Bukan Pelakor
37
Bab 36. Permintaan Maaf
38
Bab 37. Masih Ada kesempatan?
39
Bab 38. Sebaiknya kita bercerai saja!
40
Bab 39. Permintaan Dinda
41
Bab 40. Sesekali kita harus egois Din!
42
Bab 41. Jangan panggil aku dengan sebutan itu!
43
Bab 42. Penyesalan Bella.
44
Bab 43. Kembali kerencana awal, lebih baik
45
Bab 44. Surat perjanjian
46
Bab 45. Terima kasih.
47
Bab 46. Tidak usah khawatir
48
Bab 47. Tidak boleh menyerah
49
Bab 48. Kamu hamil?
50
Bab 49. Sakit tapi tak berdarah
51
Bab 50. Tentang Riki
52
Bab 51. Jelaskan padaku!
53
Bab 52. Dinda dan Bella, saudara?
54
Bab 53. Aku akan coba membujuknya
55
Bab 54. Maafkan aku kak
56
Bab 55. Lamaran diterima
57
Bab. 56 Penawaran Riki
58
Bab 57. Pura-Pura bahagia?
59
Bab 58. Titik terendah Lisa
60
Bab 59. Keanehan?!
61
Bab 60. Bertahan sayang
62
Bab 61. Koma
63
Bab 62. Kami sudah menemukan pelakunya!
64
Bab 63. Sial
65
Bab 64. Kalian ingin bermain-main denganku?
66
Bab 65. Biarkan saja dia pergi!
67
Bab 66. Cepat atau lambat kebusukan kamu pasti terungkap!
68
Bab 67. Tolong selidiki Riki
69
Bab 68. Obsesi Riki
70
Bab 69. Bukti
71
Bab 70. Kemarahan Aditia
72
Bab 71. Nikmati jeruji besi, Riki!
73
Bab 72. Bonus Visual
74
Bab 73. Pasrah
75
Bab 74. Doaku terkabulkan
76
Bab 75. Istri satu-satunya
77
Bab 76. Tidak cemburu! Hanya kesal saja!
78
Bab 77. Surga
79
Bab 78. Drama Mamah Mertua
80
Bab 79. Wanita selalu benar!
81
Bab 80. Gelisah
82
Bab 81. Informasi mengenai Lisa
83
Bab 82. Lisa
84
Bab 83. Kebenarannya
85
Bab 84. Sederhana tapi Bahagia
86
Bab 85. Pertemuan tak terduga
87
Bab 86. Penjelasan
88
Bab 87. Entahlah
89
Bab 88. Ingin cepat-cepat
90
Bab. 89 Persiapan
91
Bab 90. Hari Bahagia
92
Bab 91. Pernikahan Bella dan Reza
93
Bab 92. Ngebet
94
Bab 93. Yakul Sayang....
95
Bab 94. Hasil pertempuran semalam
96
Bab 95. Demi istri tercinta
97
Bab 96. Sebenarnya yang pengantin itu siapa?
98
Bab 97. Drama Reza!
99
Bab 98. Gadis dua
100
Bab 99. Konyol
101
Bab 100. Akhir Cerita
102
Terima Kasih dan pengumuman
103
DENDAM MANTAN ISTRI
104
Pengumuman, Novel baru
105
Mampir geas!
106
Istri balas Budi dan Love in regret
107
Ayah Kandung Anakku

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!