3. Ke nekad- an Clarissa

Pagi-pagi, kediaman Van Houten sudah ramai dengan aktivitas anak-anaknya. Ke empatnya sedang duduk di meja makan menikmati sarapan pagi.

"Bang, aku masuk sekolah hari ini, ya?"

"Kamu sudah sembuh beneran, Dek?" tanya Chiara memastikan.

"Sudah, Kak, aku bosen di rumah," Clarissa menekuk wajahnya lesu.

"Sembuh apaan? Bohong tuh, Bang."

"Alzayn, diem!" ancam Clarissa melotot tajam pada adik bungsunya.

"Sekalian senin aja, Cla. Nanggung, 'kan, besok juga minggu."

"Tapi Bang —“

"Abang enggak mau kamu kenapa-napa, Abang udah janji sama Bunda buat jagain kalian di sini,” potong Aiden —kakak tertua.

Chiara mengelus lengan adiknya. "Udahlah, nurut kata Abang aja."

Clarissa mengangguk lesu.

"Bang, Ara berangkat sama Abang, ya?"

"Iya, ayo berangkat sekarang, Abang ada meeting pagi,” ujar Aiden beranjak. "Al, kamu diantar sama Pak Udin."

Alzayn mengangguk sambil mengunyah rotinya.

Chiara mengusap kepala Clarissa. "Kamu baik-baik di rumah ,ya, Cla. Kakak berangkat dulu sama Abang, daah.. Assalamualaikum."

"Wa'alaikumsalam."

Setelah Abang, kakak serta adiknya berangkat tinggal Clarissa sendirian, ia terus menekuk wajahnya lesu. Lalu sebuah ide muncul di otaknya, ia bergegas menaiki tangga menuju kamarnya.

...***...

Suasana sekolah saat itu sangat ramai. Bel istirahat sudah berbunyi satu menit yang lalu, hampir seluruh siswa siswi berbondong-bondong menuju kantin guna mengisi perut.

"Guyss, ada anak baru!” seru Toriq yang baru saja bergabung di meja kantin.

"Kelas berapa?"

"Cewek atau cowok?"

"Cewek, kelas sepuluh,” jawab Toriq.

"Lo tahu dari mana?"

"Gue barusan dari ruangannya Bu Ros, nemenin Julio, noh. Gila, ke ruangan guru aja minta nemenin, gimana waktu malam pertama nanti, ya?" celetuk Toriq menyambar minuman di meja, entah punya siapa.

"Bangsat omongan lo, anjir."

"Pake bawa malam pertama lagi."

"Vulgar, ih, Toriq,” protes Mila bergidik.

"Woi, minuman gue, anjing!" sentak Deni keras.

"Bagi lah bro, haus banget gue," Toriq menyengir ke arah pemilik minuman.

"Terus, Julio mana?" Putra celingukan tak melihat Julio di belakang Toriq.

"Gue tinggal lah."

"Lahh si kadal."

"Kenapa lo tinggal, geblek!" Gio menonyor kepala Toriq.

Sebagai info, pacarnya Mila yang bernama Putra itu sekelas sama Gio di kelas IPA 3, sedangkan Julio, Deni, Toriq, Rangga dan Alex sekelas dengan Chiara dan Mila di IPA 1. Mereka biasa berkumpul bersama di kantin, biasanya ada Kenneth juga, karena mereka dulu pernah satu kelas di kelas sepuluh, dan juga sesama komunitas di luar sekolah.

"Temen laknat lo," Julio yang datang langsung menonyor belakang kepala Toriq.

"Aduh, sakit, bego!"

"Lo ninggalin gue, bego!"

"Kelamaan. Gue udah laper, bego!”

Julio mengambil duduk di samping Alex. "Eh, lo semua udah tahu, ada anak baru kelas sepuluh?"

Mereka kompak mengangguk.

"Toriq barusan ngomong."

"Tapi gue kayaknya enggak asing sama wajah tuh cewek," Julio mengelus dagunya.

"Cantik nggak?" Rangga menyahut mengangkat kedua alisnya.

"Cantik banget, Rang. Sinta aja kalah, jauuhh.." Toriq sengaja melebarkan tangannya ke samping hingga mengenai kepala Putra.

"Biasa aja, kampret. Pala gue nih," protes Putra menepis tangan Toriq.

"Tapi di hati gue tetep Sinta yang tercantik," Rangga menumpu wajahnya dengan kedua tangan sambil membayangkan wajah Sinta.

"Huekkkk."

"Jijik gue."

"Muke lo biase aje, Bwang Rang."

Chiara yang sedari dari jadi pendengar pun bersuara, "Lo tahu namanya enggak, Jul?"

Semua mata menatap Chiara, kemudian beralih pada Julio.

Julio menggeleng. "Nggak tahu, Ra. Eh, tapi mukanya mirip sama lo. Nah, iya, bener, mirip sama lo, Ra."

Chiara menyernyit, apa mungkin? Belum selesai dengan pemikirannya, tiba-tiba sebuah suara keras memanggil namanya.

"KAK ARAAAA....!!"

Hampir seluruh penghuni kantin menatap ke satu titik, seorang gadis dengan rambut sebahu dan juga poni yang diselipkan di kedua telinga, sedang melambai ke arah meja yang diduduki Chiara.

Chiara melotot, kemudian berdiri dari kursinya.

Gadis berponi itu memeluk tubuh Chiara.

"Cla, kenapa kamu di sini?"

Gadis itu adalah Clarissa, tanpa sepengetahuan kakaknya, ia tadi bergegas memakai seragam sekolah dan meminta sopir untuk mengantarnya. Walaupun sampai di sekolah ia telat.

Clarissa menyengir. "Aku, kan, mau sekolah, Kak."

Semua yang berada satu meja dengan Chiara saling tatap satu sama lain karena terkejut mendengar anak baru memanggil Chiara dengan sebutan 'kak'.

"Tapi, ‘kan, kamu masih sakit, Cla?"

"Aku udah sembuh, Kak," bantah Clarissa.

Chiara menghela nafas panjang. "Eh, iya, kenalin ini Clarissa, adik gue,” ucapnya memperhatikan penghuni meja yang ditempati.

Mereka melongo.

"Satu Chiara aja udah cantik, ini di tambah adiknya satu lagi."

"Gilaa dua bidadari ini mah."

"Lo berdua beneran saudara?" tanya Mila yang masih sedikit waras.

"Iya, dia adik kandung gue."

Deni menyenggol lengan Rangga. "Sinta kalah jauh, Rang,” ujarnya tanpa menoleh, memperhatikan dua gadis bersaudara itu.

"Bener tuh. Jauh banget,” timpal Julio.

Chiara dan Clarissa saling tatap, mengangkat kedua bahunya masing-masing, kemudian keduanya terkekeh.

Seluruh penghuni kantin pun masih memperhatikan keduanya, ada yang berbisik-bisik tentang dua anak baru yang ternyata bersaudara. Dan memang, dua saudara itu mempunyai paras yang cantik, kaum adam pun terpesona dengan kedua makhluk bernama Chiara dan Clarissa. Sedangkan kaum hawa hanya bisa iri melihat keduanya yang terlahir sempurna.

"Primadona baru nih."

"Vanya mah lewat, ya?"

"Gilaa cantik-cantik, ya?”

"Enggak nyangka kakak adik loh."

...***...

Chiara berjalan beriringan dengan Mila menuju kelas, saat melewati lapangan, terlihat beberapa anak yang sedang berdiri hormat pada bendera, sepertinya mereka sedang dihukum.

"Mil, itu Ken?" Chiara berbisik menunjuk Kenneth yang duduk mengawasi ketiga anak yang sedang hormat bendera.

Mila mengikuti arah tunjuk Chiara. "Ho’oh, biasa si Ken lagi ngawasin Galang dkk yang kena hukum."

Chiara membulatkan mulutnya.

Galang yang sedang mendapatkan hukuman dari guru BK dengan hormat bendera tak sengaja melihat Chiara yang berjalan di depannya. Ia tersenyum. "Hai, Chia,” sapanya ramah.

Kedua temannya, Niko dan Joni serta Kenneth kompak menoleh ke arah Chiara.

Chiara dan Mila menoleh, kemudian tersenyum pada Galang, bukan apa-apa, Chiara hanya berusaha memberikan image baik sebagai anak baru.

Niko menyenggol lengan Galang. "Hstt siapa, Lang? Cakep amat."

Galang menghiraukan pertanyaan Niko, melangkah mendekati Chiara. "Kita bertemu lagi, ‘kan? Katanya kalau tiga kali bertemu berarti jodoh. Dan kita sudah bertemu dua kali, tinggal satu kali lagi,” ujarnya terkekeh menatap Chiara.

Chiara menyernyit bingung. ‘Orang aneh,' pikirnya.

"Itu mah mau lo, Lang,” sahut Mila ketus.

Ehem!

Chiara, Galang dan Mila menoleh ke arah Kenneth.

Kenneth memberikan tatapan dingin pada Galang. "Hukuman lo belum selesai."

Galang memutar bola matanya, kemudian beralih menatap Chiara. "Gue pastikan kita bertemu lagi, dah, Chia,” ia melambaikan tangan dan kembali ke lapangan menyelesaikan hukuman.

Chiara tersenyum paksa, kemudian melanjutkan langkahnya.

"Jangan dengerin omongan Galang, Ra."

Chiara menoleh.

"Dia emang gitu, awalnya modus, kebanyakan gombal. Lo jangan percaya sama omongan dia. Gue enggak mau lo jadi korban dia selanjutnya," Mila memperingati.

Chiara mengangguk setuju.

📖📖

📖

Terpopuler

Comments

Yeni Sinam

Yeni Sinam

kasi visual na thorrr

2020-05-13

0

ⓘ ⓝ ⓐ ⓨ

ⓘ ⓝ ⓐ ⓨ

lahh.. Galang kan sepupunya Chiara?? mmg ngga pernah ketemu pas lebaran paling ngga selama 8 thn di Indonesia?? atau ibunya ngga pernah cerita ttg sepupunya itu?? minimal video call tanya kbr. klo sepupunya banyak mah masih masuk akal ngga tau, tp kan sepupunya cuma itu aja?? ckckck...

2020-04-17

15

Sefi

Sefi

next

2020-04-17

2

lihat semua
Episodes
1 1. SMA VH 21
2 2. Dari Rangga untuk Sinta
3 3. Ke nekad- an Clarissa
4 4. Truth or dare
5 5. Abang ganteng
6 6. Sapu tangan hitam
7 7. XII IPA-1
8 8. Tugas kelompok
9 9. Minggunya kita
10 10. Calon kakak ipar
11 11. Playboy cap kadal
12 12. Bola basket sialan
13 13. Maaf
14 14. Car free day
15 15. Pulang bareng
16 16. Rumah Chiara
17 17. Yess i'm ready
18 18. Semangkok bakso
19 19. Rahasia besar
20 20. Perhatian??
21 21. Cayo Chiara
22 22. Keajaiban dunia
23 23. Serasi
24 24. Nona Van Houten
25 25. Kuda besi
26 26. Pahlawan kehujanan
27 27. Galang
28 28. Incaran
29 29. Show time
30 30. Sandera
31 31. Sandera 2
32 32. Rumah sakit
33 33. Pacaran yuk?
34 34. Kembali
35 35. Luka tak kasat mata
36 36. Menghindar
37 37. Merubah keadaan
38 38. Jatuh cinta
39 39. Gelombang air
40 40. Kasihan Tuan katak
41 41. Luapan emosi
42 42. Menyerah?
43 43. Kejutan besar
44 44. Kejutan Besar 2
45 45. Couple
46 46. Ke [tidak] percayaan
47 47. Terkejut
48 48. [un] Love
49 49. Sisi lain
50 50. Keputusan
51 51. Tawaran
52 52. Free Class
53 53. Balapan
54 54. Kesedihan Mila
55 55. Demam
56 56. Para perempuan
57 57. Membuat Kenangan
58 58. Saudara
59 59. Jealous
60 60. Rapat dadakan
61 61. Sebuah kenyataan pahit
62 62. Pelajaran untuk Putra
63 63. Nomor tidak dikenal
64 64. Kebersamaan yang indah
65 65. Sebuah harapan
66 66. Liburan un mood
67 67. Surabaya punya cerita
68 68. Akhir sebuah kisah (End)
69 Extra part
70 Extra part 1
71 Extra part 2
72 Last Extra part
73 Bonus lanjutan Last extra part
74 Garissa 1 - Korban kemesuman
75 Garissa 2 - Stempel kepemilikan
76 Garissa 3 - Karena cinta itu buta
77 Garissa 4 - Berlian karatan
78 Garissa 5 - Macan vs ular
79 Garissa 7 - Permintaan maaf
80 Garissa 8 - Yang Mulia Ratu
81 Garissa 9 - Beenar?
82 Garissa 10 - keangkuhan marga
83 Garissa 11 - saksi
84 Garissa 12 - Van Houten?
85 Garissa 13 - Kebodohan yang hakiki
86 Garissa 14 - Terimakasih, Cinta
87 Numpang lapak, karya baru
Episodes

Updated 87 Episodes

1
1. SMA VH 21
2
2. Dari Rangga untuk Sinta
3
3. Ke nekad- an Clarissa
4
4. Truth or dare
5
5. Abang ganteng
6
6. Sapu tangan hitam
7
7. XII IPA-1
8
8. Tugas kelompok
9
9. Minggunya kita
10
10. Calon kakak ipar
11
11. Playboy cap kadal
12
12. Bola basket sialan
13
13. Maaf
14
14. Car free day
15
15. Pulang bareng
16
16. Rumah Chiara
17
17. Yess i'm ready
18
18. Semangkok bakso
19
19. Rahasia besar
20
20. Perhatian??
21
21. Cayo Chiara
22
22. Keajaiban dunia
23
23. Serasi
24
24. Nona Van Houten
25
25. Kuda besi
26
26. Pahlawan kehujanan
27
27. Galang
28
28. Incaran
29
29. Show time
30
30. Sandera
31
31. Sandera 2
32
32. Rumah sakit
33
33. Pacaran yuk?
34
34. Kembali
35
35. Luka tak kasat mata
36
36. Menghindar
37
37. Merubah keadaan
38
38. Jatuh cinta
39
39. Gelombang air
40
40. Kasihan Tuan katak
41
41. Luapan emosi
42
42. Menyerah?
43
43. Kejutan besar
44
44. Kejutan Besar 2
45
45. Couple
46
46. Ke [tidak] percayaan
47
47. Terkejut
48
48. [un] Love
49
49. Sisi lain
50
50. Keputusan
51
51. Tawaran
52
52. Free Class
53
53. Balapan
54
54. Kesedihan Mila
55
55. Demam
56
56. Para perempuan
57
57. Membuat Kenangan
58
58. Saudara
59
59. Jealous
60
60. Rapat dadakan
61
61. Sebuah kenyataan pahit
62
62. Pelajaran untuk Putra
63
63. Nomor tidak dikenal
64
64. Kebersamaan yang indah
65
65. Sebuah harapan
66
66. Liburan un mood
67
67. Surabaya punya cerita
68
68. Akhir sebuah kisah (End)
69
Extra part
70
Extra part 1
71
Extra part 2
72
Last Extra part
73
Bonus lanjutan Last extra part
74
Garissa 1 - Korban kemesuman
75
Garissa 2 - Stempel kepemilikan
76
Garissa 3 - Karena cinta itu buta
77
Garissa 4 - Berlian karatan
78
Garissa 5 - Macan vs ular
79
Garissa 7 - Permintaan maaf
80
Garissa 8 - Yang Mulia Ratu
81
Garissa 9 - Beenar?
82
Garissa 10 - keangkuhan marga
83
Garissa 11 - saksi
84
Garissa 12 - Van Houten?
85
Garissa 13 - Kebodohan yang hakiki
86
Garissa 14 - Terimakasih, Cinta
87
Numpang lapak, karya baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!