"Bunda.. Gadhing sudah selesai." kata nya mendekati Fadia sedang sibuk menakar bahan kue.
"Sudah makan juga?" tanya Fadia tanpa mengalihkan pandangan nya.
"Sudah Bun. Sekarang telepon Om Harry dong." pinta Gadhing.
"Sebentar." ucap Fadia mengambil ponsel nya.
Masih jam 1. Semoga tidak sibuk.
Fadia pun mencari nama kontak Harry disana. Dia tidak berniat menelepon. Hanya misscall. Sayang pulsanya. Hemat.
"Telepon balik." ucap Fadia setelah panggilan nya terhubung.
Kring..kring..
Fadia : "Assalamualaikum."
Harry : "Waalaikumussalam Ayu.."
Terdengar kekehan di sebrang telepon.
Fadia : "Lagi sibuk ya? senang sekali sepertinya."
Harry : "Ya aku senang karena tingkah kamu lucu. Harus misscall begitu. Kalau hemat pulsa bilang. Aku bisa ganti nya Yu."
Fadia : "Jangan mengejek ku. Tidak perlu. Lebih baik uang kamu di simpan untuk melamar Sundari. Pacaran 7 tahun tapi belum halal juga. Kredit mobil sudah lunas."
Harry : "Kamu kejam Yu. Itulah yang ku usahakan. Dia mau menikah dengan ku tapi tidak mau ikut dengan ku. Dia ingin menjadi wanita karir."
Fadia menghela nafas. Sepertinya pendapat mereka bertentangan.
Fadia : "Mungkin dia ingin punya penghasilan sendiri Harry. Karena punya penghasilan sendiri itu menyenangkan."
Harry : "Aku tahu, tapi aku ingin istriku tetap berada di rumah menyambut ku saat pulang. Dan akan susah bila istriku bekerja. Karena tugas pekerjaan ku sering pindah-pindah Yu, paling lama 5 tahun di satu tempat."
Fadia menjadi bimbang. Benar yang di katakan Harry. Mau bagaimana pun seorang istri harus mengikuti kemana pun suami pergi.
Fadia : "Sebaiknya kamu pulang kampung dan temui Sundari. Bicaralah dengan dia bagaimana hubungan kalian kedepannya. Coba kasih pengertian padanya bagaimana kondisi pekerjaan mu Harry. Pacaran 7 tahun bukanlah waktu yang sebentar. Siapa tahu setelah bertemu lagi Sundari setuju menikah dengan mu dan ikut kemanapun kamu pergi."
Harry : "Aku memang berencana pulang kampung 6 bulan lagi Yu, aku akan bicara padanya jika dia setuju maka aku akan bertunangan disana, tapi kalau dia tidak setuju maka aku menyerah dengan hubungan kami yang terus berjalan di tempat itu saja. Dan aku juga akan menjemput keluarga ku."
Fadia : "Menjemput? untuk tinggal di Kalimantan Timur?"
Harry : "Bukan.Aku pindah tugas lagi. Tapi belum tahu kemana. Biasanya informasi keluar sebulan sebelum pindah tugas."
"Bunda.. Kenapa lama sekali teleponan dengan Om Harry?" tanya Gadhing tiba-tiba datang dengan wajah cemberut.
"Ya ampun.. Maaf sayang. Bunda lupa, ini om Harry nya. Kalian bicaralah." ucap Dinda sembari mengaktifkan tombol loudspeaker.
Fadia kembali pada adonan kue donat nya. Hari ini ia mendapat pesanan untuk acara pengajian pada malam hari. Ia bersyukur sewaktu orang tuanya masih ada sering membantu sang ibu membuat kue. Dan sekarang hal itu sangat membantu untuk menghasilkan uang.
"Fadiaaaa..." teriak Elsa dari luar rumah.
Fadia yang disebut namanya terlonjak kaget karena teriakan Elsa dengan suara keras nan melengking di telinga.
"Apa sih El? harus teriak begitu?" tanya Fadia kesal saat Elsa sudah berada di dekatnya.
"Hehehe... Maaf hasianku.. Aku mau ngambil fotocopy KTP dan fotocopy ijazah kau doang." jawabnya santai.
Dinda menoleh kearah Elsa. "Untuk apa?"
"PT.MP kebun sini buka lowongan kerja untuk cewek.Kau harus ikut daftar ya.. Minimal lulusan SMA sederajat. Gunakan ijazah mu yang nilainya tinggi itu."
Fadia diam tanpa menjawab. Sebenarnya inilah yang di nanti sejak lama. Punya penghasilan tetap. Dan ada tunjangan hari Raya juga simpanan pensiunan. Setidaknya keuangan stabil apalagi setelah mengetahui cita-cita anak semata wayang.
Serta ia tidak akan perlu takut kekurangan uang untuk membayar kredit sepeda motor matic setahun lagi lunas.
"Baiklah.Apa saja yang perlu ku lengkapi?" tanya Fadia antusias.
"Surat lamaran kerja sudah aku tulis untukmu. Kita hanya perlu siapkan pas foto 3x4 dan 4x6 untuk mengurus SKCK. Kita juga harus punya surat kesehatan dan SKBN." jawab Elsa tidak kalah antusias.
Fadia terdiam lagi.Mendengar apa saja yang harus di sediakan itu berarti ia harus mengeluarkan tabungan cukup banyak. Padahal ia sudah mengeluarkan tabungan sebelumnya untuk biaya sekolah Gadhing.
Elsa mengerti mengapa Fadia terdiam. Ia tahu menjadi Fadia tidaklah mudah. Hanya mereka memandang Fadia sebelah mata yang akan selalu menjelekkan Fadia.
"Kalau uang mu kurang bisa pakai uang ku atau uang ibu lebih dulu Fad." tawar Elsa.
Fadia menggeleng. "Cukup kok. Syukur pendaftaran sekolah Gadhing kemarin aku bayar sampai dua bulan. Jadi cukup untuk bayar kredit sepeda motor bulan depan."
"Kapan kita urus surat-surat itu El?" sambungnya lagi.
"Besok pagi setelah antar Gadhing sekolah. Kita berangkat bersama ya."
Fadia mengangguk. Akhirnya Fadia dan Elsa bercengkrama riya sembari menyelesaikan adonan kue donat buatan Fadia. Tidak ada yang di sembunyikan dari keduanya. Termasuk menceritakan hubungan persahabatan antara Fadia dan Harry.
"Fad. Apa kau sudah berdamai dengan mantan suami mu?" tanya Elsa hati-hati.
"Tidak akan pernah." jawab Fadia serius.
Elsa terdiam. Tapi ia masih penasaran dengan apa yang ia dengar dari arah kamar.
"Tapi kenapa Gadhing seperti berbicara dengan seseorang yang di panggil ayah Fad?" tanya Elsa lagi.
"Ayah? Dia sedang teleponan dengan Harry El.. Mana mungkin Gadhing memanggil ayah."
Sedetik kemudian keduanya saling pandang seakan pikirannya sejalan. Sejurus kemudian Fadia dan Elsa bangkit untuk memastikan kebenaran.
Setelah sampai di depan kamar Fadia dan Elsa berhenti melangkah karena mendengar ucapan Gadhing pada Harry di telepon.
"Ayah Harry kapan pulang? Gadhing ingin bertemu ayah. Gadhing juga ingin di antar sekolah dengan ayah seperti teman-teman baru Gadhing di sekolah."
"Tanya Bunda kapan ayah boleh datang ya."
Hati Fadia mendadak nyeri seperti ada luka yang tidak akan sembuh jika menyangkut ayah Gadhing. Tapi ia kecewa pada Harry dan keadaan. Kenapa harus mengaku sebagai ayah?
Fadia melangkah menyambar ponsel dari tangan Gadhing.
Fadia : "Apa maksud kamu mengizinkan Gadhing memanggil mu ayah Harry?"
Tentu ia marah karena semua akan rumit. Bagaimana jika Gadhing benar-benar menganggap Harry adalah ayah yang di tunggu selama ini?
Bagaimana dengan Sundari?
Apalagi hanya karena Gadhing, dia harus menikah dengan Harry.
Itu tidak mungkin. Khayalan tidak akan pernah untuk terwujud. Ia cukup sadar diri untuk tidak berkhayal apapun tentang dia dan Harry.
Harry : "Jangan marah pada Gadhing Yu.. Aku yang mengizinkan untuk memanggil ku ayah. Dan aku tidak keberatan untuk datang menemui kalian jika kalian meminta."
Fadia : "Tidak perlu Harry. Kamu tidak akan mengerti. Jangan hubungi aku lagi."
Di lihatnya Gadhing sudah menangis di pelukan Elsa. Ada rasa tidak tega di hati. Ini bukan salah Gadhing. Tapi salah dirinya dan mantan suaminya.
Fadia menghampiri Gadhing kemudian memeluknya juga.
"Maafin Bunda nak.. Tapi om Harry bukan ayah mu. Maaf."
"Gadhing ingin ayah Bun."
Fadia bungkam. Tidak tahu alasan apalagi yang harus ia lontarkan. Kini ia ikut menangis.
*****
Hati yang sudah membaik kini kembali kacau. Bahkan lebih kacau dari sebelumnya. Harry tidak mengerti, bila dipikirkan ia lebih takut sahabat dunia maya nya marah dari pada sang pacar yang marah.
Mungkin karena lebih dulu mengenal Fadia daripada Sundari. Ia tahu salah mengizinkan Gadhing memanggilnya dengan sebutan ayah. Tapi ia tulus dan senang di panggil ayah oleh anak berusia lima tahun itu walau belum pernah bertatap muka.
Harry mencoba menghubungi Fadia lagi tapi sepertinya sengaja untuk menonaktifkan ponsel disana.
Dilihat waktu sudah menunjukkan pukul 15.10 WITA. Itu artinya ia harus kembali bekerja mengecek lahan yang di kerjakan karyawan tadi. Tapi pengecekan berbeda. Jika pagi tadi ia masih bisa mengendalikan diri berbeda dengan sekarang. Dia tidak berselera untuk bekerja tapi harus di paksa.
*Maafkan aku Yu!.
🌸
Hasian : Sayang.
SKCK : Surat Keterangan Catatan Kepolisian
SKBN : Surat Keterangan Bebas Narkoba*.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 160 Episodes
Comments
Alfia Amira
kalo disini SKCK atau skbn iku gratis lho
2023-02-03
1
fifid dwi ariani
trus ceria
2022-12-14
0
Zahra Azumna
Dinda pa Fadia??????
2022-07-07
0