Saat susternya Ariell masuk ke dalam toilet, tak lama Leo dan susternya itu di datangi dua pria bertubuh besar dan berwajah seram, layaknya preman memakai banyak gelang dan kalung rantai.
"Kalian siapa, kalian mau apa?" seru sang suster menatap tajam kepada para preman itu sambil memeluk erat tubuh kecil Leo.
"Tidak penting siapa kita cepat ikut dengan kami, atau kau ingin mati sekarang juga." ancam salah satu preman tersebut.
" Ibu, Ayah." teriak Leo sambil menangis ketakutan, sang suster juga terlihat ketakutan, dia melihat sekeliling kanan kiri yang terlihat sepi tak ada orang, ingin berteriak minta tolong, tapi ia takut benda tajam itu langsung menggores lehernya.
" Diam, cepat masuk." titah sang preman itu dengan tatapan mematikan.
Suster itu pun menurut tak ada pilihan lain selain mengikui kemauan mereka berdua untuk masuk ke dalam mobil yang memang sedari tadi sudah terparkir di depan taman itu.
Suster itu terlihat sangat ketakutan terlebih ia memikirkan kondisi bocah yang tak berdosa ini menjadi sasaran mereka nantinya.
Suster itu pun hanya bisa membungkam mulutnya sambil terus memeluk erat anak asuhnya itu.
Saat di perjalanan salah satu dari mereka menerima panggilan masuk," Ya bos_sukses bos_siap!" ucapnya sambil melirik ke arah sang suster dengan pandangan yang mencurigakan.
Tak lama setelah panggilan itu berakhir sang suster ternyata di tembak mati tepat di kepalanya oleh preman itu di depan Leo kecil.
" Susterrr.." Leo berteriak histeris ketakutan sambil menangisi pengasuhnya yang sudah tak bernyawa itu, dan tiba-tiba saja tubuhnya terjatuh ke belakang hingga kepalanya terbentur ke samping mobil membuatnya tak sadarkan diri.
Preman itu langsung membuang mayat suster itu ke jurang yang dalam saat mobil itu melintasi jurang.
Tak lama mobil itu memasuki halaman rumah besar, mobil terparkir di garasi, salah satu preman menggendong tubuh kecil Leo membawanya masuk ke dalam rumah.
"Bagus, good job, ini sisa pembayaran untuk kalian, ingat kalian harus segera pergi jauh, sejauh-jauhnya." perintah seseorang yang di anggap bos oleh mereka berdua.
" Baik siap bos, terima kasih kami permisi," jawab mereka sambil meletakkan bocah kecil itu ke atas sofa ruang tamu dan berjalan keluar rumah itu sambil tersenyum senang telah membawa uang dari hasil kerja keras mereka.
Sang bos itu pun berjalan mendekat ke arah wanita yang terlihat berbinar, " Kau lihat anak itu akan menjadi milikmu, anggap saja sebagai ganti anak kita dulu." ujar pria itu yang tak lsin adalah Bram.
Pria yang telah menodai Wilona, sang mafia. tangannya bahkan sempat meremas lembut salah satu gundukan wanita itu.
Wilona sebenarnya risih dan sangat muak oleh sikap kurang ajar pria itu, tapi saat melihat wajah teduh anak kecil itu rasa kesalnya sedikit berkurang.
Wilona berjalan mendekat ke sofa dan berjongkok mengusap wajah tampan Leo kecil, " Kau sama persis seperti Ayahmu." bisiknya tersenyum senang.
" Kau sudah puas sekarang? dan malam ini aku minta imbalan yang telah kau janjikan sebelumnya." seru pria itu kembali sambil menyeringai.
Wilona tampak tak menggubrisnya, ia terus memandangi Leo, lalu pandangannya tertuju pada warna di sofa yang terlihat ada warna merah tepat di samping kepala anak kecil itu.
" Apa ini?" dengan cepat ia mengangkat kepala Leo, dan wajahnya tampak pucat saat melihat ada darah yang mengalir dari belakang kepala Leo.
" Bram cepat kau panggilkan dokter! dia terluka Bram, cepat." titahnya begitu sangat panik.
Bram pun dengan sigap menelpon salah satu dokter yang ada di kota itu, dan tak lama dokter pun datang untuk memeriksa dan mengobati Leo.
" Tidak apa-apa, lukanya juga tidak terlalu dalam, Bapak dan Ibu jangan khawatir hanya benturan kecil saja, ini saya beri resep obat agar cepat mengeringkan lukanya." ujar sang Dokter sambil menyodorkan satu lembar kertas kepada Wilona sebelum ia pamit pulang.
Sedangkan Bram, pria itu sedari tadi hanya senyum-senyum sendiri layaknya orang yang baru saja mendapatkan hadiah yang istimewa.
" Kenapa kau tersenyum.?" desis Wilona menarap curiga ke arah pria mesum itu.
" Tidak ada, hanya saja terdengar seperti sepasang suami istri yang sangat harmonis." jawab Bram sambil tersenyum menyeringai ke arah Wilona.
Bukannya Wilona tidak tahu apa yang di pikirkan oleh pria itu, pasti ucapan dari Dokter tadi yang membuatnya merasa senang.
" Dalam mimpimu.!!" bengisnya.
" Sebaiknya kau urus saja anak dan istrimu itu, suami macam apa kau! yang terus saja menggoda wanita lain di saat istrinya sedang hamil besar." imbuhnya kemudian.
Bram hanya diam saja, tanpa menjawab perkataan Wilona yang benar adanya, tak di pungkiri ia sungguh sangat mencintai wanita yang ada di hadapannya ini.
Tapi gara-gara wanita yang menjadi istrinya sekarang ini rencananya gagal untuk meluluhkan wanita galak ini, jika saja wanita itu tidak mengandung anaknya dulu, mana mungkin ia akan menikahinya.
Di tambah sekarang istrinya itu tengah mengandung besar anaknya yang kedua, mungkin sekarang tinggal menghitung hari saja untuk melahirkan.
" Baiklah ini untuk yang terakhir kalinya aku mengganggumu sayang, setelah itu kau bisa pergi kemana pun kau mau." pria itu masih berusaha mendapatkan bayaran yang telah ia lakukan untuk wanita di hadapannya saat ini.
Wilona berdecih pelan namun dengan terpaksa ia menuruti kemauan pria berhati iblis itu, dengan memberikan apa yang pria itu inginkan, apalagi kalau bukan soal urusan di atas ranjang.
Wilona sudah mengenal baik siapa pria itu sedari dulu waktu mereka masih berkuliah di kota makasar sana.
...----------------...
Keesokan harinya Wilona sudah kembali ke negara asal Papanya membawa serta Leo kecil, yang sudah tercantum di dalam buku keluarga dan juga akta lahir bahwa Leo adalah putranya yang sudah berganti nama dan merubah semuanya, siapa lagi kalau bukan Bram yang membantunya.
"Kau lihat Syarief, karena ulahmu itu kini putramu berada dalam genggamanku, kita lihat saja bagaimana hancurnya wanita yang kau cintai itu, kehilangan buah hati yang dia cintai. sama seperti diriku dulu. " ucapnya sambil memandang Leo dengan tersenyum devil.
"Kau tunggu saja giliranmu itu tiba," ia menyeringai sangat puas, melihat bocah yang begitu mirip dengan Ayahnya itu.
Dia bersiap siap untuk segera pergi meninggalkan negara ini sekarang juga dengan menggunakan jet private milik pria mesum itu.
Sementara itu di ibukota wanita yang menjadi bahan pembicaraan kedua orang itu semalam, tengah berjuang untuk melahirkan anak keduanya.
Sudah dari semalaman ia sudah berada di rumah sakit, tapi suaminya tak kunjung datang, apalagi putri pertamanya sedang ia titupkan kepada sang adik di kota lain.
Tak lama bayinya lahir, hingga malam tiba barulah sosok suaminya itu baru muncul di hadapannya, bahkan memasang wajah yang sangat tidak bersahabat.
Layaknya Bram melihat wajah istrinya itu seperti wajah musuhnya, yang entah siapa musuhnya.
Walaupun di dalam hati Bram tidak mencintai istrinya, tapi semenjak menikah dengannya Bram mulai sedikit tersentuh oleh perhatian-perhatian yang di berikan oleh istrinya itu apalagi sejak kehadiran putri pertamanya Fanya.
Walau ia masih sering bermain api di belakang sang istri, buktinya semalam. istrinya sedang merasakan kontraksi yang luar biasa, eh dianya justru sedang bermorena bergoyang duet dengan wanita lain di atas ranjang.
Dia tidak tahu saja permainan gilanya itu sudah di ketahui oleh sang istri, namun istrinya hanya diam saja.
Setelah bayinya sudah lahir ternyata istri Bram tak bisa di selamatkan, sebab kata Dokter yang menanganinya, dia mempunyai penyakit bawaan membuat nyawanya tidak tertolong lagi.
Istrinya pergi dengan membawa luka yang amat pedih dan juga rahasia yang ia tutupi selama ini dari sang suami.
~Flashback off
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
.
.
.
.
.
.
.tbc
Terima kasih yang sudah mampir baca, jangan lupa kasih like, komen dan hadiahnya yaa..🌷🌷🌷🌷,,maaf kalau masih banyak typo dimana-mana.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 113 Episodes
Comments