Part 3
_______
Tahun 2015
Toko Barang Antik.
Kling!
Kling!
Kling!
( suara bel di depan pintu toko ).
Syahri memasuki toko tersebut.
Seorang wanita berumur 40 tahun yang sedang berdiri di meja kasir menyapa, “Selamat siang Syahri!”
Syahri yang sudah memasuki toko berjalan masuk, “Selamat siang ibu Jenny! saya ingin lihat-lihat sebentar ya?” Sahut Syahri gadis manis berambut pirang ikal bawah.
Dengan wajah yang fokus di depan kasirnya wanita itu menjawab. “Silahkan tapi jangan berhutang y0a? Hehe canda.” ucap wanita tua sambil tertawa lembut kepadanya.
Syahri pun berkeliling melihat-lihat barang antik di toko ibu Jenny. Hingga ia melihat ada cahaya yang bersinar dari suatu benda dan membuat dia tertarik ingin melihatnya langsung.
Ting!!
Syahri berjalan mendekati jejeran rak yang memantulkan cahaya. “Cahaya biru apa itu tadi?” Bisik nya sambil berjalan mendekati benda tersebut.
Wajahnya menatap dekat ke benda tersebut, lalu benda tersebut bercahaya kembali.
Cliing!!
Syahri mundur 2 langkah kebelakang, “Auuw! Sinar apa ini?” dengan kedua tangan menutup matanya.
Syahri mendekatkan wajahnya kembali dan memastikan cahaya itu berasal dari mana. “Hanya gantungan kunci tidak menarik sama sekali, tapi lucu gambar boneka lucu." Syahri mengambil gantungan kunci kuno yang terpajang sambil berkata. "Baiklah aku akan membelinya untuk mainan tasku.” Bisik nya pelan sambil berbicara sendiri dan pergi ke kasir untuk membayar.
Dengan wajah yang memelas Syahri menatap wajah Ibu Jenny. “Ibu Jenny yang cantik aku mau ini satu ya? Kira kira berapa harganya.” Tanya Syahri sambil merayu.
Ibu Jenny menekuk kedua alisnya, “Sudah jangan merayu ambil saja, karena sebenarnya saya tidak tertarik. Kemarin ada seorang anak kecil butuh uang buat makan dan untuk beli obat buat ibunya dan dia menawarkan gantungan itu kepadaku jadi aku beli saja. Lagian barang itu kurang menarik bagiku.” Ucap Jenny sambil memberitahu dengan tersenyum.
Syahri melompat kegirangan dengan tangan yang memegang gantungan kunci tersebut. “Ahh! yang serius ibu Jenny?” sambil mengedip-kedip kan matanya ke hadapan Ibu Jenny.
Ibu Jenny menganggukan kepalanya, “Iya benar kalau kamu mau bayar, bayar aku lima ribu dolar. Sudah sana pergi sebelum aku berubah pikiran.” Seru Jenny mengusir Syahri dengan nada bercanda.
Syahri berjalan sedikit di depan pintu toko. “Terimakasih! Terimakasih!” sambil membungkukkan badannya dan berjalan keluar dari toko ibu Jenny.
Gantungan ini tidak begitu spesial tapi aku akui sedikit aneh, tapi apa yang membuatnya bersinar ya? Ah sudahlah aku jalan saja.
Batin Syahri yang bertanya-tanya sendiri sambil menatap terus gantungan itu.
Syahri terus berjalan tak lama kemudian ia sampai ke rumah dan mengambil kunci kemudian membuka pintu rumahnya dan masuk kedalam.
Ceklek!!
(Suara membuka pintu)
Beft!
Beft!
( suara SMS masuk )
📩 "Selamat kamu di terima kerja menjadi karyawan kami, mulai besok kamu bisa masuk dan jangan terlambat.”
Isi pesan tersebut.
Syahri yang sedang merebahkan tubuhnya di atas ranjang mengulurkan tangan meraih ponsel yang tak jauh dari dirinya kemudian membuka isi pesan tersebut.
“Haa! Apakah ini benar aku seperti mimpi saja, dari sekian banyak lamaran yang aku masukkan baru ini aku di terima.” Kegirangan di atas kasur sambil menggulingkan badannya.
Syahri melompat dari ranjang, “Aku harus pakai baju apa ya? Hanya ada beberapa kemeja dan rok saja di lemari ku. Tapi tidak mengapa untuk sementara aku bisa memakai yang ada dulu.” Ucap Syahri sambil berdiri melihat isi lemarinya.
******
Pukul 07:00 pagi.
Kring!
Kring!
Kring!
( Suara jam digital berbunyi kuat ).
Dengan kedua mata yang masih terpejam, Syahri mengulurkan tangannya, “Jam berapa ini, kenapa jam ini bising sekali.” Sambil memencet jam yang berdering.
Kedua mata Syahri terbuka lebar menatap jam digital, “Haaa! Sudah jam 07:00 pagi. Aku kesiangan gimana nih aku harus bergegas.” Sambil melompat dari tempat tidurnya .
Dengan wajah yang masih kusut dan berantakan ia berlari ke kamar mandi. “Aku tidak sempat mandi, aku gosok gigi saja langsung pergi aku tidak boleh terlambat.” Ucapnya sambil memakai baju dan menata rambutnya.
Syahri terus berlari dan berlari sampai ia menaiki bus. Kemudian ia berlari kembali agar cepat sampai ke tempat pekerjaan barunya.
...Di Toko Butik....
Tap!
Tap!
Syahri terus berlari kencang menuju tempat pekerjaan barunya. Langkah kakinya terhenti tepat di sebuah Toko Butik.
“Huft! Akhirnya sampai juga.” Menghela nafas sambil mengusap keringat yang ada di keningnya.
Seorang pria tinggi memakai jas hitam mendekat, “Ada yang bisa saya bantu?” Tanya pria tersebut yang berjaga di depan sebuah butik.
Dengan nafas yang terputus-putus, Syahri membritahu. “Pak semalam saya di panggil untuk bekerja di sini, kira-kira ruangannya di mana ya pak!” jawab Syahri yang sedikit kelelahan.
Pria yang tegap yang memakai stelan jas hitam membuka pintu masuk toko tersebut, “Oh, kamu sudah terlambat nanti nyonya pasti marah kepadamu. Mari cepat saya antar ke ruangan nyonya muda.” Seru penjaga.
Pria yang berjaga mengantarkan Syahri ke ruangan pemilik Toko Butik tersebut. Langkah kaki Syahri dan penjaga terhenti di depan ruangan.
Tok!
Tok!
Tok!
( suara ketukan pintu)
“Masuk.” Jawab singkat nyonya muda sebut saja namanya Salsa.
Penjaga toko tersebut membuka pintu ruangan, “Nyonya muda ada pegawai baru yang baru datang.” Ucap pria tersebut memberitahu.
Salsa yang sedang duduk di kursi besar miliknya menjawab, "Suruh dia masuk dan biarkan kami berdua.” ucap Salsa terdengar tegas.
Penjaga pintu toko menutup pintu ruangan, kemudian memandang Syahri. “Kamu boleh masuk! saya cuman mau kasih tau jangan banyak ngomong yang membuat nyonya muda kesal.” Ucap pria penjaga toko tersebut memberitahu.
Syahri menundukkan sedikit tubuhnya, “Baik terimakasih Pak.” Balas Syahri dengan senyuman dan masuk ke ruangan Salsa.
Dengan wajah yang gugup Syahri melangkahkan kakinya dan berhenti tepat di depan meja Salsa. “Permisi! maaf saya terlambat karena untuk mendapatkan bus tadi susah bu.” Ucap Syahri sambil menundukkan kepalanya.
Salsa menatap tajam wajah Syahri, “Saya tidak mau dengar alasan apa pun, kalau mau kerja di sini harus disiplin jangan telat apapun yang kamu ucapkan saya tidak perduli. Paham!” Tegas Salsa.
Dengan wajah yang terlihat gugup Syahri menjawab dan bertanya. “Baik bu! Maaf kalau saya boleh bertanya kira-kira tugas saya apa ya bu?"
Dengan kening yang mengerut menatap wajah Syahri, “Tugas kamu melayani semua pengunjung saya, jika ada yang ingin membeli atau merancang baju kamu kasih liat modelnya."
Salsa memberikan sebuah buku yang terlihat tebal dengan sampul yang cantik, "Ini bukunya dan kamu silahkan pergi bergabunglah dengan tim lain, tapi ingat saya tidak suka dengan orang yang banyak berbicara dari pada bekerja dan tidak boleh berkumpul saat bekerja karena masing-masing sudah mendapatkan tugas dari saya. Oh satu lagi panggil saya nyonya Salsa bukan ibu kamu pikir saya sudah menikah, paham kamu dan ini baju kamu.” Tegas Salsa dengan nada tinggi.
“Paham nyonya Salsa kalau gitu saya keluar.” Ucap Syahri sambil membawa buku-buku yang berisikan model desain yang terbaru dan keluar dari ruangan Salsa.
“Wah indah sekali desainnya, ingin sekali mempunyai baju rancangan termahal dari desainer ternama.” Ucap Syahri membuka buku-buku rancangan yang di pegang nya sambil berjalan menuju ruang kerja.
Syahri berjalan keluar dari kantor Salsa dan menuju ruang baju-baju yang di jajakan di toko tersebut. Syahri bingung melihat begitu besar dan luasnya butik tersebut, lihat sana lihat sini sampai ia melihat ada wanita yang memakai seragam sama seperti yang ia pakai dan sedang berdiri di tengah tengah jejeran baju mewah.
“Permisi kak, kalau boleh tau saya bertugas di mana ya?” Tanya Syahri yang menghampiri gadis tersebut.
Dengan kedua tangan yang di lipat dan kening yang di tekuk, “Kok tanya aku, Salsa bilang apa tadi ke kamu?” Ketus gadis itu ke Syahri.
Syahri tersenyum, “Nyonya muda bilang kalau tugas saya melayani dan memberi tahu jika ada orang yang ingin memesan dan mendesain baju kak Mimi.” Ucap Syahri sambil melihat bet nama di baju wanita tersebut.
Mimi mengerutkan keningnya. “Lihat di sana kamu di tugaskan di depan, berarti kamu menjaga di sana.” Jawab ketus Mimi sambil menunjuk ke arah pintu masuk.
Dnegan wajah yang tersenyum Syahri menundukkan sedikit tubuhnya, “Terimakasih! terima kasih kak.” Syahri berbalik badan melangkahkan kakinya berjalan menuju jejeran baju paling depan.
*****
Tepat pukul 10:00 pagi, Syahri telah berdiri lama sambil merapihkan susunan baju yang terpajang di dekat ia berdiri. Tiba-tiba ada seorang lelaki yang masuk.
“Wah, lihat-lihat tunangan nyonya Salsa datang, ganteng sekali.” Bisik semua karyawan yang berada di toko tersebut.
*Apaan sih macam gak pernah liat laki-laki saja, tapi ia sih ganteng juga udah tinggi, putih hidungnya mancung wajahnya seperti campuran Pakistan.
Coba aku punya pacar seperti itu, sudahlah mana ada lelaki yang mau dengan aku yang jelek dan miskin ini*.
Batinnya Syahri memandangi tunangan Salsa yang saat itu sedang berdiri di hadapannya.
Tiba-tiba saja pemuda itu menegur Syahri. “Permisi! Ada nyonya di dalam? Kamu anak baru pasti kamu belum kenal ya, sudahlah gak guna ngomong sama kamu.” Ketus tunangan Salsa yang sudah bertanya tapi menjawabnya sendiri.
Syahri menolehkan wajahnya, “Iihh! Menjengkelkan seperti itu rupanya lelaki kaya, tidak sopan baru saja aku menyanjungnya di dalam hati." Syahri menekuk keningnya menatap kepergian pria tersebut. Huft! Malas sekali lihatnya.”
Para Staf yang menjaga toko tersebut tertawa secara bersamaan, “Ha ha ha! kasian sekali sudah pikir beneran di tanyain rupanya gak?”
Sialan aku kan jadi malu.
Batin Syahri dengan wajah yang memerah karena menahan malu.
20 menit kemudian.
Tap!
Tap!
Tap!
(suara langkah kaki)
Tunangan Salsa yang sedang menggandeng tangan Salsa. Sembari berjalan membelai lembut pipi Salsa, “Sayang kamu hari ini cantik sekali. Apakah kamu sudah makan?”
“Aku kan memang selalu cantik." Sahut Salsa sambil menyandarkan kepalanya di lengan pria yabg di sebut tunangannya.
Sambil melangkahkan kaki Salsa menjawab. "Bagaimana kalau kita mencoba makanan di Restoran yang baru buka itu sayang.” Jawab Salsa sambil menggandeng tangan tunangannya lalu berjalan menuju pintu keluar.
Iihh! Menjijikkan.
Batin Syahri mendengar suara sahut menyahut mereka kala itu yang lewat di depannya.
Tak terasa waktu berjalan cukup baik, Syahri menikmati pekerjaan barunya dengan sangat nyaman hingga 2 minggu lama nya ia bekerja di situ. Namun tetap saja walaupun merasa pekerjaan itu nyaman pasti ada saja problem di dalamnya.
**Bersambung.
Terimakasih sudah mampir😉😊**.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments