Bola mata yang bulat, dan juga tangan kecil yang mungil. Netra coklat yang dalam, seakan menyuarakan kalau ibunya lah yang menurunkan warna itu untuknya. Menegaskan dengan senyum kecilnya saat ada yang bilang kalau dialah sang pemilik acara hari ini.
"Hidungnya mungil bangettt! Pengen nyubit deh rasanya!!" pekik Abel yang sangat antusias dengan makhluk kecil yang baru saja menyambut dunia dengan tangisannya.
"Cubit aja kalau mau aku gampar!" kesal seorang ibu yang merasa Abel menjadikan anaknya boneka kecil yang bisa di mainkan sesukanya. Siapa lagi kalau bukan Falida yang mengatakan itu pada Abel, sahabatnya yang datang menjenguknya yang habis melahirkan putri kecilnya bersama Rian.
Abel hanya menyengir seakan meminta ampun pada ibu yang baru melahirkan gadis mungil yang sekarang sedang tertidur dengan pulasnya. Sedangkan para pria, berkumpul dengan sesama pria. Rian, Acarl dan Eron saling tertawa membahas masalah pekerjaan yang para wanita kurang paham. Sedangkan Abel, Falida dan Clara tak lepas dari memandangi wajah mungil milik gadis yang belum memiliki nama.
"Apa kalian tidak mau memberi nama untuk baby nya? Kenapa sampai sekarang belum ada namanya?!" tanya Abel pada Falida yang kini masih berada diatas ranjang rumah sakit karena belum kuat untuk berdiri.
"Sebenarnya, aku dan Rian sepakat untuk memberikan tanggungjawab itu padamu. Yah, anak kami lahir juga karena kamu yang mendekatkan kami berdua." jawab Falida pada Abel yang malah melongo karena mendapatkan kesempatan untuk memberi nama bayi mungil yang ada didepannya ini.
"Bagaimana kalau Farian? Kan Falida dan Rian, jadinya yang Farian!" usul Clara yang sejak tadi diam saja. Tentu saja ucapan spontan Clara langsung mendapatkan tatapan nyalang dari Falida yang tidak terima anaknya dianggap martabak yang punya banyak varian!
Sementara perdebatan Clara dan Falida berlanjut, Abel masih memikirkan nama lucu untuk baby yang kini menggeliat dengan gemasnya. Seketika satu nama muncul dibenak Abel, nama yang menandakan ketulusan cinta Falida dan Rian yang bersatu memang karena cinta yang saling melengkapi.
"Archie Ariens." ucapan spontan yang keluar dari bibir Abel. Seketika perdebatan antara Clara dan Falida berhenti, tat kala nama menggemaskan terucap dengan jelas dan masuk ke telinga mereka dengan merdunya.
"Archie?"
Abel menoleh pada Falida seraya mengangguk mengiyakan apa yang Falida katakan. Falida yang semula terlihat bingung, kini tersenyum saat Abel mengangguk menandakan kalau wanita itu sudah menentukan nama untuk bayinya. "Archie Ariens, nama yang bagus." puji Falida yang ikut diangguki Clara.
"Hai Cici, selamat datang di keluarga Ariens . Archie Ariens."
-------------------
Sepanjang jalan, Abel tak lepas dari ponselnya. Menatap layar persegi panjang itu dengan seksama karena ada foto-foto bayi mungil yang baru saja menerima nama darinya. Sangat menggemaskan bagi Abel yang menyukai anak kecil apalagi yang lucu seperti Archie.
"Apa kamu sesenang itu?" tanya Acarl yang sejak tadi mengamati kekasihnya yang sedang mengamati objek di layar ponselnya.
"Iya, Archie sangat lucu dan menggemaskan. Sayang sekali aku salah membeli kado, aku malah membeli kado untuk bayi laki-laki. Ini juga salah Falida dan Rian yang tidak menyebutkan jenis kelamin anaknya." jawab Abel yang berlanjut pada curhatan atas kekesalannya salah membeli kado untuk Archie.
Acarl yang mendengar gerutuan kekasihnya, malah tertawa kecil karena memang benar kesalahan Abel sangat fatal dalam membeli kadonya tadi. Abel dengan percaya dirinya, membeli kado berupa kaos football beserta bolanya, dan kue bertuliskan selamat datang ke dunia putra Rian dan Falida. Sungguh terlalu antusias yang gagal.
"Mungkin saja anak mereka akan berubah tomboy setelah membuka kado darimu." goda Acarl yang tentu saja membuat Abel langsung melirik tajam pria disampingnya ini.
"Biarkan! Yang penting aku bisa bertemu dengan Archie yang lucu." balas Abel yang tak mau kalah dengan Acarl.
Melihat-lihat foto bayi mungil itu, terbesit suatu pikiran di benak Abel. Apa kalau dirinya mengandung, bayinya akan terlihat mirip seperti Acarl nantinya. Wajah Acarl sangat cocok untuk jadi cewe maupun cowo. Hidung mancung, bulu mata lentik dan bibir merah seperti bibir bayi. Apapun jenis kelaminnya, pasti akan terlihat menggemaskan kalau gen dari Acarl yang lebih kuat.
"Bukankah menurutmu Archie mirip dengan Rian dibandingkan Falida?" tanya Abel dengan senyum tipisnya pada Acarl yang sedang mengemudikan mobilnya.
"Memang biasanya kalau anak perempuan akan terlihat mirip dengan ayahnya." jawab Acarl berdasarkan logika yang sudah ia pastikan kebenarannya.
Abel tersenyum sesaat sebelum satu pertanyaan lagi meluncur dengan mudahnya dari bibirnya. " Apa kalau anak kita cewe akan mirip denganmu?" pertanyaan singkat, namun mampu membuat Acarl terkejut. Beruntung jalanan sedang sepi sekarang, jadi posisi terkejut Acarl tak mungkin akan mencelakakan orang lain.
"A-apa kamu bilang tadi?" tanya Acarl untuk memastikan pendengarannya masih bekerja dengan bagus.
"Emm, kalau anak kita cewe apa mirip denganmu? Kalau iya, pasti dia akan jadi gadis yang populer." jawab Abel membuat senyum diwajah Acarl terbit dengan cerahnya.
"Tentu saja aku ingin menyimpang dari hukum alam. Aku ingin anak kita mirip denganmu, mirip seperti mu karena kamu mampu membuat setiap orang terpikat padahal hanya berpapasan saja." jawab Acarl dengan senyumnya yang tiada hentinya. Rasanya benar-benar indah saat dengan gampangnya Abel membuka pintu lebih lebar untuknya.
Suasana mobilpun menjadi hangat karena obrolan manis sepasang kekasih yang masih harus berjuang untuk menuju ke topik yang tadi mereka bahas. Dan entah kapan perjuangan mereka akan berhasil dengan sukses seperti yang mereka harapkan. Karena sekarang pun, Abel ataupun Acarl belum bertindak sedikitpun.
"Walaupun malu mengatakannya, tapi aku menanti saat itu tiba." ujar Abel membuat dada Acarl sesak karena makna dari kalimat Abel sangat dalam untuknya.
"Aku juga, dan saat itu tiba aku ingin kalian menyambutku saat aku lelah selepas bekerja seharian." balas Acarl yang mendapatkan tawa kecil dari Abel.
Satu persatu temannya akan merasakan puncak ketulusan mereka berdua. Seperti sekarang, Falida dan Rian yang menikah dan memiliki putri cantik. Dan jangan lupakan Clara yang akan berbahagia mengenakan gaun pengantinnya dan bersanding dengan pria yang tidak jauh dari mereka. Siapa lagi kalau bukan Eron!
Sedangkan Abel yang memulai kisah cinta duluan dengan Acarl, malah akan tertinggal dari mereka yang baru saja memulai kisah cinta mereka. Rasa iri pasti ada, tapi iri yang harus segera ia cari caranya agar segera terpenuhi. Sungguh Abel tidak menyangka kalau hubungannya dengan Acarl akan serumit ini.
"Maaf,"
Kata penuh makna yang mampu membuat kepala Abel menoleh pada sumber suara. Tentu saja Abel menggeleng untuk mengatakan bahwa ia baik-baik saja dengan keadaan ini.
"Kita masih bisa berjuang bukan?" balas Abel sebelum akhirnya mobil berhenti tepat di depan pintu restauran yang sudah sepi karena sudah tutup satu jam yang lalu.
"Iya, kita masih bisa berjuang."
Cuupppp...
.
.
.
.
.
Halo semuanya 😭
Aku comeback 🥺
Kangen lah yaw🤭
Jangan lupa like, komen dan vote ya 🤭
See you next part:)
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments