Bab 4

Pak rahmat semakin matang menyiapkan pernikahan putrinya, sebenarnya ini dilakukan untuk putri semata wayang nya itu. Pak rahmat paham betul bagaimana keadaan putrinya saat ini, bagaimana sulitnya icha keluar dari masa lalu yang selalu menghantui. Pak rahmat tidak ingin menunggu lama, dia ingin mengobati luka putrinya dengan perjodohan ini. Karna pak rahmat sangat tau bagaimana baiknya keluarga yunus. Beliau yakin dengan perjodohan ini putrinya dapat menjalani kehidupan yang normal.

Akhirnya hari yang ditunggu pak rahmat datang, putri tercintanya akan segera pulang. Seperti biasa istri pak rahmat selalu memasakkan makanan kesukaan icha yaitu udang goreng tepung dan sayur asem beserta sambel tomat.

"Icha sampek jam berapa pak?"tanya bu milda pada suaminya sambil fokus mengulek sambal

"Harus nya sebentar lagi buk, biasanya kan 3 jam sampek" kata pak rahmat sambil mengambil udang goreng tepung yang masih hangat.

"Aduh pak kok dicemili,anak nya saja belum dateng hiiih" bu milda mencubit lengan pak rahmat dengan gemas lalu kembali mengulek sambal. 10 menit kemudian terdengar icha yang sudah tiba dirumah itu

"Assalamu'alaikum" icha melangkahkan kakinya dengan penuh ketegangan, dia menghembuskan nafas dalam dalam

"Wa'alaikim salam,ichaa ibuk rindu banget nak" bu milda mencium kening icha setelah anaknya mencium tangan nya

"Icha juga buk" icha tersenyum bahagia lalu bergantian mencium tangan pak rahmat. Kemudian mereka masuk kedalam rumah.

"Yuk cha makan, ibuk sudah masakin makanan kesukaan kamu" ibunya menggandeng tangan icha.

"Yeyy icha sudah rindu masakan ibuk, icha taruh tas di kamar dulu ya buk" lalu icha segera masuk kedalam kamarnya untuk beres beres dan berganti pakaian. Sedangkan bu milda dan pak rahmat sudah menunggu icha di meja makan.

"Buk, saat makan bapak langsung bahas pernikahan icha ya?" Pak rahmat bersemangat

"Aduh bapak ini, jangan buru buru. Nanti malam saja. Icha juga baru datang. Kita harus pelan pelan pak" bu milda menggeleng gelengkan kepala dan berbicara lirih, takut icha tiba tiba datang dan mendengar percakapan nya.

"Iya buk, yasudah kalau begitu nanti saja" pak rahmat tidak sabar ingin membahas pernikahan anak nya, namun mengurungkan diri karena waktunya masih belum tepat.

"Bapak ibuk kok belum mulai makan?" Icha tiba tiba datang mengagetkan kedua orang tuanya. Icha duduk di depan pak rahmat dan bu milda

"Nunggu kamu nak, ayo kamu harus makan yang banyak" bu milda menggambilkan lauk untuk putrinya itu. Mereka makan sambil membahas hal hal ringan saat di meja makan.

***

"Ibuk tidak ingin ambil pembantu buat bantuin ibuk? Ibuk kan sudah semakin keriput, masak ibuk beresin rumah ini sendirian. Ibu tidak capek?" Icha merasa sudah saat nya ada yang membantu bu milda dirumah, rumah orang tua icha tergolong besar dan memiliki pekarangan yang luas, dibelakang rumah ada kolam ikan yang berisi nila dan mujair. Ada juga kolam lele yang tidak begitu besar, selain itu disekeliling kolam ada banyak jenis buah buahan seperti kelengkeng, rambutan, belimbing, nangka, jeruk, sawo, mangga, jambu dan lainya. Di dekat kolam juga terdapat gazebo yang saat ini sedang digunakan icha dan bu milda.

"Apa? Ibuk keriput?? Berati sudah tua dong?Ibuk masih sanggup kok cha, kan ibuk sudah bagi bagi tugas sama bapak. Kamu tenang aja" bu milda mengelus rambut icha.

"Wah kumpul disini. Mau ikan bakar cha? Bapak pancingin." Pak rahmat tiba tiba muncul dan ikut duduk di gazebo bersama icha dan bu milda.

"Enggak ah pak. Icha kenyang." Icha memegang perut nya yang terasa sesak karna sudah banyak makan. Suasana hening sejenak, akhirnya pak rahmat memulai pembicaraan untuk membahas pernikahan icha

"Icha, bagaimana soal pernikahan mu dengan adit? Kamu setuju ya nak" tanya pak rahmat dengan hati hati

"Bapak ini. Kan icha sudah bilang tidak ingin menikah. Tolong dong pak ngertiin icha" icha mulai kesal, wajah nya berubah dingin seketika

"Kamu anak bapak satu satunya nak, bapak ingin melihat kamu menikah. Percayalah adit laki laki yang baik buat kamu"

"Icha nggak mau" jawab icha tegas

"Kenapa? Kamu masih mikirin doni laki laki breng*** itu? Dia sudah ke neraka ngapain kamu pikirin" doni adalah pacar icha, setelah putus dengan doni 2 th lalu, icha tidak lagi dekat dengan lelaki manapun.

"Sudah dong pak jangan bahas laki laki itu. Icha nggak suka" icha semakin kesal. Matanya mulai merah. Dia masih tidak sanggup mengingat masa lalu nya itu.

"Icha, tenang ya sayang. Ibuk paham perasaan icha. Tapi kamu tidak boleh larut dalam masa lalu. Biar ibu bapak membantumu nak" bu milda sedikit menenankan. Dan merangkul bahu anaknya yang sudah mulai menetes air mata.

"Icha tidak mau menikah buk. Icha tidak kenal sama mas adit bagaimana bisa icha menikahi orang itu" icha menatap ibu nya dalam dalam seakan mengisyaratkan untuk memahami perasaanya

"Cha, adit orang baik. Bapak yakin suatu hari kamu akan berterimakasih pada bapak karna sudah menjodohkanmu. Bapak sudah mengurus semua. Bulan depan kamu nikah. Kamu harus mau" pak rahmat meninggalkan icha dan bu milda

"Ibuk. Tolong pahami icha. Icha tidak mau menikah. Icha trauma buk." Dia menangis sejadi jadinya dipelukan ibu nya

"Ibuk yakin ini terbaik untuk kamu nak, sabar ya" bu milda meneteskan air mata tak kuasa melihat putri tercintanya menangis seperti itu. Tapi bu milda lebih tidak ingin putrinya terus mengunci diri dengan masa lalu yang sulit. Dengan cara ini bu milda berharap hatinya akan terbuka. "Semoga anakku akan bahagia setelah menjadi seorang istri" gumam bu milda dalam hati

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***