Tamu Tengah Malam

Malam pertama pernikahan antara Shazia dan David, sangat berbeda dengan pasangan lainnya. Biasanya setelah menikah, malam pertama adalah hal yang sangat di nanti-nanti.

Kali ini Shazia dan David justru terlihat biasa saja. Setelah selesai makan malam dan mandi, Shazia duduk di atas tempat tidur sambil memainkan ponselnya. Ia sedikit serius memandang layar ponselnya karena anak buahnya memberi kabar buruk.

David masih duduk di kursi roda sambil menatap Shazia dalam diam. Seharusnya di jam segini David sudah berbaring di atas tempat tidur. Shazia bukan memanggil pelayan untuk membantunya meletakkan David, justru wanita itu kini tengah asyik dengan ponselnya.

"Kenapa membereskan masalah seperti ini saja tidak bisa!" umpat Shazia di dalam hati. Tanpa sadar wanita itu berbaring dan membelakangi David. Ia benar-benar lupa kalau suaminya masih ada di kursi roda dan tidak bisa naik sendiri ke atas ranjang.

"Untuk beberapa minggu aku tidak bisa ke markas. Ada urusan yang jauh lebih penting yang harus aku atasi!"

Setelah mengirim pesan tersebut kepada tangan kanannya, Shazia meletakkan kembali ponselnya di atas nakas. Ia mengambil guling dan memeluknya. Tidak lupa Shazia menarik selimut di bawah kaki dan mencari posisi nyamannya untuk tidur malam ini.

"Aneh. Kenapa aku merasa seperti melupakan sesuatu. Tapi apa?" bisik Shazia sambil mengeryitkan dahi. Kedua matanya melebar ketika ia ingat keberadaan David yang masih ada di kursi roda.

"Suami!" Shazia segera duduk di atas ranjang dan memandang David. Ia mengukir senyuman bersalah setelahnya. "Maafkan aku. Aku belum terbiasa dengan keadaan seperti ini."

Shazia berjalan ke arah David. Ia ingin kembali memastikan kalau David tidak marah padanya.

"Jangan marah ya." Tiba-tiba saja Shazia mengangkat tubuh David. Walau berat tubuh David lebih berat dari tubuhnya, tapi ia mampu mengangkat tubuh pria itu dengan mudah. Shazia berjalan ke arah tempat tidur dengan David di dalam gendongannya.

Ekspresi wajah David terlihat protes. Namun, apa yang bisa ia lakukan selain pasrah? Hal itu benar-benar memalukan. David tidak bisa membayangkan apa yang dipikirkan bawahannya ketika melihat pemandangan seperti itu.

"Tidurlah. Jangan kaget. Aku wanita miskin yang harus bekerja keras untuk mendapatkan uang. Mengangkat benda-benda berat sudah menjadi tugasku sehari-hari," ujar Shazia yang seolah mengerti dengan jalan pikiran David saat ini.

Shazia memandang ke jendela beberapa detik. Ia meras aada yang mengintainya sejak tadi. Bagaimanapun juga feeling Shazia sebagai ratu mafia sangat kuat. Tapi, Shazia tidak mau David tahu kalau dirinya memiliki kemampuan hebat.

"Sepertinya sudah sangat malam. Sudah waktunya kita tidur!" ucap Shazia lagi. Ia mematikan lampu kamar dan naik ke atas tempat tidur. Shazia memiringkan tubuhnya dengan posisi membelakangi David.

Mungkin jika ia menikah dengan pria normal, malam ini ia tidak akan bisa tidur cepat. Beruntungnya Shazia menikah dengan David yang tidak bisa apa-apa.

Malam semakin larut. Shazia dan David sudah terlelap di alam mimpi. Tiba-tiba saja jendela kamar terbuka. Seorang pria masuk ke dalam kamar dengan sebuah belati di tangan kanannya. Langkahnya sangat pelan agar tidak ada yang menyadari kehadirannya.

Pria itu menuju ke arah David. Sepertinya memang David sasarannya malam ini. Ia melirik Shazia sekilas. Senyum licik mengembang di bibirnya.

"Wanita ini boleh juga. Sepertinya aku harus menikmati tubuhnya lebih dulu sebelum membunuh pria cacat ini. Toh, pria cacat ini tidak akan bisa berbuat apa-apa," ujarnya dengan wajah jahatnya.

Pria misterius itu melangkah ke arah Shazia. Ia ingin memiliki Shazia karena berdasarkan kabar yang ia terima, Shazia adalah wanita miskin yang polos. Pasti tidak bisa berbuat apa-apa selain minta tolong.

Tangan pria itu semakin dekat dengan wajah Shazia. Ia sangat terpesona dengan kecantikan yang dimiliki Shazia. Hingga tiba-tiba saja Shazia menahan tangan pria itu dan mendorongnya dengan kasar.

"Siapa kau?" teriak Shazia. Hal itu membuat David membuka mata. Pria itu juga kaget ketika melihat ada sosok misterius di kamarnya. David segera menekan cincin yang ada di tangannya. Cincin itu sengaja ia pakai agar bisa terhubung dengan pengawal miliknya yang selalu berjaga.

Di sisi lain, Shazia turun dari tempat tidur ingin menghajar pria kurang ajar di hadapannya. Namun, ia tidak mau ada yang tahu kalau dirinya jago bela diri. Di tambah lagi, suara sepatu para pengawal mulai terdengar. Shazia menahan langkah kakinya.

Pintu terbuka dengan paksa. Senjata api di tangan para pengawal menjadi ancaman bagi pria misterius tersebut. Dengan sigap pria misterius itu berlari ke arah jendela untuk kabur. Namun sayang, salah satu pengawal dengan cepat menembak kaki kanannya.

Shazia kembali menghidupkan lampu kamar agar ruangan tersebut tidak lagi temaram. Ia memandang David yang masih berbaring.

"Apa kau baik-baik saja?" tanya Shazia sambil berjalan mendekati David. Ia memeriksa seluruh tubuh David untuk memastikan tidak ada luka di sana. Wanita itu kembali bernapas lega ketika melihat David baik-baik saja.

"Nona, apa Anda baik-baik saja?" tanya salah satu pengawal.

"Ya. Aku baik-baik saja. Tapi aku sangat takut," jawab Shazia sambil memasang wajah memelas. Ia ingin terlihat seperti wanita pada umumnya yang ketakutan ketika ada bahaya di depan mata.

"Siapa yang mengirimmu!" teriak pengawal lain sambil menodongkan senjata apinya di dahi pria misterius. Shazia memandang hal itu dan menarik bantal di dekatnya. Ia menutup wajahnya dengan tubuh gemetar.

"Apa pria itu datang untuk membunuhku? Aku tidak mau mati," lirih Shazia.

Para pengawal tidak mau melanjutkan introgasi di kamar tersebut. Mereka tidak mau Shazia semakin ketakutan. Hingga akhirnya mereka membawa pria misterius itu keluar kamar.

"Maafkan kami, Nona. Kami akan menjaga Anda dan Tuan David lebih ekstra lagi," ujar salah satu pengawal.

Shazia memandang mata pengawal itu dengan tatapan yang serius. Ia merasa ada yang aneh dari sikap pengawal tersebut.

"Rumah sebesar ini tidak mungkin bisa dimasuki penyusup. Kecuali ada orang yang memberikan jalan kepada penyusup tersebut untuk masuk. Sepertinya aku harus menyelidiki masalah yang terjadi di rumah ini sebelum menyelesaikan masalahku sendiri," gumam Shazia di dalam hati.

"Ya. Pergilah. Aku tidak mau hal yang sama terulang kembali," jawab Shazia.

"Baik, Nona." Para pengawalpun pergi meninggalkan kamar. Setelah hanya tertinggal Shazia dan David di dalam kamar, Shazia memandang wajah David yang memang belum tidur.

"Pria tadi pasti di kirim seseorang untuk mencelakaimu. Aku yakin kalau di antara pengawal yang bekerja di rumah ini ada penghianat!" ucap Shazia kepada David. Namun David hanya diam membisu sambil memandang Shazia. Pria itu tidak memberikan respon sama sekali.

"Aku memang wanita biasa. Tapi aku bisa menebak hal seperti ini. Bahkan ketika aku melangkah saja, aku selalu menemukan pengawal di setiap sudut ruangan. Bagaimana bisa penyusup baik ke lantai atas rumah ini tanpa pengetahuan pengawal?" Shazia kembali berbaring.

"Tapi, sudahlah. Aku juga orang baru di rumah ini. Selamat malam David."

David mengalihkan pandangannya ke langit-langit kamar. "Kau benar. Tapi, hingga detik ini aku tidak berhasil menemukan penghianat di rumah ini," jawab David di dalam hati.

Terpopuler

Comments

StAr 1086

StAr 1086

next

2022-09-08

0

moemoe

moemoe

David bisa mnekan cincin, bs gerak la dia, tdi katanya jariny aja jarang gerak

2022-09-07

0

Kustri

Kustri

Apa david bs sembuh???
Kasian g bs ngapa"in,, moga shazia bs membantu kesembuhan david..

Ada novel sblh yg sm suami cacat tp istri seorg perawat sll setia membantu suami u sembuh..
Moga shazia bgtu

2022-02-16

0

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Pertemuan Pertama
3 Makan Malam
4 Tamu Tengah Malam
5 Tidak Ketahuan
6 Mandi Bersama
7 Pengawal David
8 Masa Lalu
9 Kenangan Buruk
10 Satu Kalimat
11 Musuh yang Sama
12 Ancaman Logan
13 Penyerangan
14 Luka Kecil
15 Kecurigaan Shazia
16 Tuduhan Logan
17 Penjelasan Shazia
18 Rasa Pedas dan Asin
19 Rapat Aneh
20 Ketahuan
21 Pembelaan David
22 Mabuk
23 Pikiran Aneh
24 Amarah Logan
25 Tebakan Shazia
26 Amarah Shazia
27 The Felix
28 Salah Sangka
29 Balasan untuk Eva
30 Dokter Gadungan
31 Pesta Tengah Malam
32 Pertemuan tak Direncanakan
33 Tidak Mudah
34 Pertolongan David
35 Aku Suamimu
36 Bujukan Eva
37 Kekuatan Devid
38 Kecurigaan Shazia
39 Tidak Rela
40 Amarah Shazia
41 Kekalahan Devid
42 Kecurigaan Leah
43 Balasan untuk Devid
44 Bimbang
45 Permintaan David
46 Penasaran
47 Makan Malam
48 Akhir Rencana
49 Malam Pertama
50 Bahagia David
51 Rencana Logan
52 Kejutan Pagi
53 Keinginan David
54 Bulan Madu Part. 1
55 Bulan Madu Part. 2
56 Rahasia Eva
57 Ketahuan
58 Maaf Shazia
59 Menjemput Devid
60 Kisah Eva
61 Serangan Logan
62 Kemesraan di Ponsel
63 Pertemuan Eva dan Devid
64 Kerinduan
65 Penculikan
66 Penyesalan David
67 Permintaan Eva
68 Kembali
69 Kasih Sayang David
70 Balasan Shazia
71 Tidak Menyangka
72 Akhir Masalah
73 Permintaan Angel
74 Pilihan Devid
75 Tak diundang
76 Pertolongan Shazia
77 Kami Keluarga!
78 Pengakuan Devid
79 Novel Baru
Episodes

Updated 79 Episodes

1
Prolog
2
Pertemuan Pertama
3
Makan Malam
4
Tamu Tengah Malam
5
Tidak Ketahuan
6
Mandi Bersama
7
Pengawal David
8
Masa Lalu
9
Kenangan Buruk
10
Satu Kalimat
11
Musuh yang Sama
12
Ancaman Logan
13
Penyerangan
14
Luka Kecil
15
Kecurigaan Shazia
16
Tuduhan Logan
17
Penjelasan Shazia
18
Rasa Pedas dan Asin
19
Rapat Aneh
20
Ketahuan
21
Pembelaan David
22
Mabuk
23
Pikiran Aneh
24
Amarah Logan
25
Tebakan Shazia
26
Amarah Shazia
27
The Felix
28
Salah Sangka
29
Balasan untuk Eva
30
Dokter Gadungan
31
Pesta Tengah Malam
32
Pertemuan tak Direncanakan
33
Tidak Mudah
34
Pertolongan David
35
Aku Suamimu
36
Bujukan Eva
37
Kekuatan Devid
38
Kecurigaan Shazia
39
Tidak Rela
40
Amarah Shazia
41
Kekalahan Devid
42
Kecurigaan Leah
43
Balasan untuk Devid
44
Bimbang
45
Permintaan David
46
Penasaran
47
Makan Malam
48
Akhir Rencana
49
Malam Pertama
50
Bahagia David
51
Rencana Logan
52
Kejutan Pagi
53
Keinginan David
54
Bulan Madu Part. 1
55
Bulan Madu Part. 2
56
Rahasia Eva
57
Ketahuan
58
Maaf Shazia
59
Menjemput Devid
60
Kisah Eva
61
Serangan Logan
62
Kemesraan di Ponsel
63
Pertemuan Eva dan Devid
64
Kerinduan
65
Penculikan
66
Penyesalan David
67
Permintaan Eva
68
Kembali
69
Kasih Sayang David
70
Balasan Shazia
71
Tidak Menyangka
72
Akhir Masalah
73
Permintaan Angel
74
Pilihan Devid
75
Tak diundang
76
Pertolongan Shazia
77
Kami Keluarga!
78
Pengakuan Devid
79
Novel Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!