3. Malas Pulang

Cita melajukan motornya pelan saja, karena sebetulnya ia masih malas pulang. Membayang kan Bibinya akan mengoceh lagi, lalu ujungnya membandingkannya dengan anak Bibi Sundari lagi yang ini itu anu apalah, rasanya belum apa-apa Cita sudah pengap.

Sejak Ibu meninggal, rumahku istanaku berubah menjadi rumahku penjaraku. Tiap berada di rumah bukannya Cita makin merasa tenang, nyaman, damai, malah sebaliknya ia jadi semakin tertekan.

Andai saja Adi adalah sahabat perempuan, mungkin Cita akan memilih menginap di rumah Adi malam ini.

Sayangnya, Cita memang tidak punya teman dekat perempuan satupun, ia terlalu sulit dekat dengan teman perempuan karena hampir tak ada satupun kegemaran anak perempuan sebayanya yang ia juga gemari.

Ah tidak, bahkan sepertinya sejak kecil, Cita memang tidak pernah suka dengan semua hal yang disukai anak perempuan.

Ia tidak suka boneka, tidak suka barbie, tidak suka main masak-masakan, tidak juga suka memakai rok, gaun, apalagi yang ala-ala princes-princes.

Cita dari dulu lebih suka Ultraman, Batman, Spiderman, Power Rangers, mainanpun dia lebih suka yoyo dan main PS saja.

Setiap berkumpul dengan teman perempuan, tiba-tiba Cita akan merasa seperti masuk ke dunia lain, yang semuanya ia tak pahami, dan itu membuat Cita kesulitan beradaptasi dengan mereka.

Itulah makanya, sejak dari jaman Dinosaurus punah, Cita hanya memiliki teman bernama Adi Nugroho saja.

Ada beberapa teman cowok lain yang dulu sering main basket bareng di komplek, atau kadang juga Cita suka main tenis meja saat libur.

Tapi sekarang, sejak ada Bibi Irma, tak ada satupun dari teman cowoknya main ke rumah, hingga akhirnya pelan-pelan hubungan pertemanan Cita dengan mereka juga merenggang.

Apalagi saat sudah masuk SMA seperti sekarang, di mana kebanyakan teman cowok akan terpenjara oleh hubungannya dengan sang pacar yang cemburuan, jelas tak bisa lagi buat Cita berhubungan sedekat dulu dengan mereka.

Yah, mungkin memang hanya Adi pengecualian, yang meskipun berulangkali pacaran tapi tetap bisa mempertahankan persahabatannya dengan Cita.

Adi bahkan sering memperkenalkan pacar-pacarnya pada Cita, seperti pacar terbarunya yang bernama Desi itu, yang setiap ada masalah dengan Adi akan merengek pada Cita untuk minta diakurkan lagi.

Cita menghela nafas.

Langit senja hari ini tampak digelayuti mendung tebal, lampu-lampu jalanan mulai berkedip-kedip, menyala menerangi sepanjang jalanan Ibu Kota yang dipadati kendaraan bermotor.

Ah padahal hari libur, tapi tetap saja jalanan begitu ramai.

Cita mulai menyalip kanan kiri, saat kemudian hujan tiba-tiba mengguyur deras.

Ah sial!

Cita yang lupa bawa jas hujan langsung mencari tempat untuk berteduh.

Untungnya tak jauh dari posisinya ada pertokoan yang tutup dan di depannya beberapa orang juga tampak berteduh. Cita segera membawa motornya ke sana.

Cita memarkirkan motornya begitu saja, lalu berlari ke arah emperan pertokoan bergabung dengan orang-orang yang bernasib sama dengannya.

Bersamaan dengan Cita, tampak datang Ibu paruh baya yang juga ikut berteduh membawa bakul berisi dagangan yang masih penuh.

Cita menatap wanita itu, agak familiar wajahnya, tapi entah Cita pernah lihat di mana.

Wanita paruh baya itu menurunkan bakul berisi dagangannya, beberapa orang yang berteduh di sana menanyakan si ibu jualan apa.

"Lauk-lauk yang dibungkus, ada juga kue dan pisang goreng, uli goreng."

Wanita itu memperlihatkan dagangannya. Tampak beberapa membeli dagangan wanita itu, pasti karena tak tega, sama seperti Cita yang juga merasa iba dan akhirnya beli pisang goreng saja.

Jelas ia tak mungkin membeli lauk karena di rumah lauk sudah penuh satu meja makan.

"Berapa Neng pisang gorengnya?"

Tanya si Ibu, Cita berjongkok di depan si ibu dan kemudian ibu itu menatap Cita lekat-lekat.

Tampak ibu itu mengerutkan kening, sebelum kemudian ia mengenali Cita.

"Neng Cita bukan?"

Cita yang terkejut karena wanita itu mengenalinya langsung menatapnya.

Wanita itu tersenyum pada Cita.

"Duh Neng Cita sudah besar, ini Bibi Neng, Bi Imah."

Kata Bi Imah.

Cita menatap nanar Bi Imah.

Ah Bi Imah, pantas Cita seperti pernah melihatnya. Jelas saja, dia pengasuh Cita saat masih kecil, namun berhenti bekerja saat Cita kelas lima SD.

"Sama siapa Neng?"

Tanya Bi Imah dengan mata berkaca-kaca, tak menyangka bisa bertemu anak mantan majikannya yang dulu ia asuh saat masih kecil.

"Sendirian Bi."

Kata Cita, yang entah kenapa jadi ingin menangis.

Hujan masih turun meski tak lagi deras, Cita menatap langit yang semakin gelap.

"Masih tinggal di Pejaten?"

Tanya Bi Imah.

Cita mengangguk.

"Masih jauh dari sini, ayuk mampir ke rumah Bi Imah dulu saja, itu masuk gang sebentar kok."

Kata Bi Imah.

"Tapi Bi Imah mau jualan kan?"

Tanya Cita.

"Tidak, ini sudah mau pulang, Bi Imah berangkat dari tadi habis dzuhur. Ayuk mampir."

Kata Bi Imah.

Cita berdiri.

Menimbang apakah ia mampir ke rumah Bi Imah saja, atau pulang saja.

"Sebentar lagi maghrib, ayuk, mumpung hujannya sudah agak reda."

Kata Bi Imah lagi.

Orang-orang yang berteduh di sana juga kini mulai berangsur meninggalkan emperan toko.

"Ngg pakai motor Cita saja Bi."

Putus Cita akhirnya.

Cita kemudian lari-lari ke arah motornya, lalu melajukannya ke depan Bi Imah yang kini menjinjing bakul dagangannya.

Bi Imah naik ke boncengan sambil memangku bakul dagangan yang ia tutup rapat dengan plastik.

Cita membawa motornya memasuki gang yang dimaksud Bi Imah, terus masuk sekitar 150 meter dari jalan raya memasuki perkampungan yang cukup padat hingga sampai di depan rumah kecil sederhana.

Bi Imah menyuruh Cita berhenti, setelah itu Bi Imah turun dari boncengan.

"Ayuk Neng, Bi Imah rebuskan air hangat untuk mandi, biar ngga masuk angin."

Kata Bi Imah.

Cita yang kemudian memarkirkan motornya di samping rumah kecil Bi Imah akhirnya mengikuti Bi Imah masuk ke dalam rumah.

Bi Imah tergesa mengambilkan handuk agar Cita bisa mengeringkan tubuhnya sementara, sambil menunggu Bi Imah memasak air untuk Cita mandi.

"Bibi buatkan air teh hangat, nanti setelah itu Neng Cita bisa mandi."

Kata Bi Imah lagi.

Cita mengangguk saja.

Lama sekali, sudah lama sekali rasanya ia tidak mendapat perhatian seperti itu.

Sekalipun asisten rumah tangganya di rumah juga ada, tapi dia juga tak seperti Bi Imah yang seolah-olah memang begitu tulus pada Cita.

Cita mengeringkan lengannya yang basah, jaketnya yang kuyup di keluarkannya dari dalam rumah dan diletakannya begitu saja di atas motor.

"Nah ini air tehnya, ayo neng diminum mumpung masih hangat, supaya ngga sampai masuk angin."

Kata Bi Imah.

Cita menyambut segelas air teh hangat yang diberikan Bi Imah, saat kemudian pintu terbuka dan seorang cowok muncul dengan masih memakai jas hujan.

Ia melepas jas hujannya dan menggantungnya di gantungan luar dekat pintu baru kemudian menutup pintu rumah lagi. Bersaman dengan itu, terdengat Adzan maghrib di luar sana berkumandang.

"Ibu sudah pulang, aku tadi sempat cari di dekat pintu komplek."

Kata cowok itu.

"Ini, Ibu tadi ketemu Neng Cita, diantar pulang sama Neng Cita akhirnya."

Kata Bi Imah pada cowok yang tak lain adalah anak Bi Imah.

Ah tunggu, anak Bi Imah, berarti dia? Cita dan cowok itu saling berpandangan.

**----------**

Terpopuler

Comments

Lisa Aulia

Lisa Aulia

kayak nya ketemu teman kecil kali ni ya....lanjut deh....

2021-10-13

1

zia ayu calishta

zia ayu calishta

wkwkwkkw makasih Thor. meskipun jd pembantu gpp lah, nama aku ada di novel nya author... deket koq pejaten sm cipayung jakarta timur 😛😛😛

2021-10-03

3

minarni 0714

minarni 0714

semangat selalu kak up terus, masih misteri ceritanya jd blm paham banget ini kemana arahnya hahaahha

2021-10-03

4

lihat semua
Episodes
1 1. Seperti Oase
2 2. Tentang Citanya Cita
3 3. Malas Pulang
4 4. Sebuah Pertemuan
5 5. Rumahku Nerakaku
6 6. Emosi Pagi
7 7. Andai Aku Awan
8 8. Abang Ketemu Gede
9 9. Anak Yang Malang
10 10. Kesalahan Di Masa Lalu
11 11. Mencari Cita
12 12. Aku Akan Menemukanmu
13 13. Pusaran Karma
14 14. Adi Dan Cita
15 15. Sulit Karena Berbeda
16 16. Pekat Malam Kehidupan
17 17. Dengarkan Nasehat Baik
18 18. Sahabat Dan Cinta
19 19. Getar Dawai Hatiku
20 20. Hanya Pura-Pura
21 21. Calon Ibu Tiriku
22 22. Niat Tulus
23 23. Kabar Dari Bi Lastri
24 24. Tamu Tak Diundang
25 25. Ayah Adalah Harapan Anak
26 26. Asap Yang Tersimpan
27 27. Makan Malam Terpaksa
28 28. Topeng
29 29. Pertama Jadi Pacar
30 30. The Reason Is You
31 31. Wadidaw
32 32. Ye ye ye...
33 33. Yakin Sajalah
34 34. Hadiah Yang Tak Sampai
35 35. Ular Berbisa
36 36. Pilihan Sulit
37 37. Teman Baru
38 38. Langit Bumi
39 39. Cerita Pagi
40 40. Kemantapan Hati
41 41. Melebur
42 42. Gelayut Awan Hitam
43 43. Sandiwara Cinta
44 44. Percikan-Percikan Api
45 45. Yang Lebih Mudah
46 46. Jalan Yang Berbeda
47 47. Suatu Saat Nanti
48 48. Jemputan
49 49. Kena Kau
50 50. Teman Makan Siang
51 51. Khawatir
52 52. Topeng
53 53. Dibuat Bingung
54 54. Angin Malam
55 55. Drama Queen
56 56. Ibu, Ibu, Ibu...
57 57. Kakak-Kakak Yang Baik
58 58. Sakit
59 59. Arti Seorang Ibu
60 60. Menunggu Kabar
61 61. Mengungkap Rahasia Lama
62 62. Semoga Masih Ada Harapan
63 63. Pesan Mendiang Ibu
64 64. Syok...
65 65. Kau... Benarkah?
66 66. Mantan Terindah
67 67. Bolos
68 68. Satu Kali Saja
69 69. Adi Dan Cita
70 70. Othor Menyapa
71 71. Gejolak Rasa
72 72. Terkesiap
73 73. Semua Selalu Ada Alasan
74 74. Kebenaran Akan Terungkap
75 75. Rumah Impian Anak
76 76. For U Gaes
77 77. Menyentuh Hatimu Ayah
78 78. Tamparan Pedas
79 79. Niat Asti Untuk Semua
80 80. Mendung Di Tengah Pelangi
81 81. Selamat Jalan Adi
82 82. Kehilangan Itu Berat
83 83. Pilihan Sulit Untuk Ayah
84 84. Menuju Masa Perbaikan
85 85. Keputusan Final Ayah
86 86. Pertanda Alam
87 87. Sebuah Pertemuan
88 88. Saatnya Ikhlas
89 89. Pesan Dari Adi
90 90. Hati Seluas Samudera
91 91. Goodbye Emi
92 92. Calon Menantu Idaman
93 93. Mengalir Seperti Air
94 94. Malaikat Penjaga
95 95. The Ending
Episodes

Updated 95 Episodes

1
1. Seperti Oase
2
2. Tentang Citanya Cita
3
3. Malas Pulang
4
4. Sebuah Pertemuan
5
5. Rumahku Nerakaku
6
6. Emosi Pagi
7
7. Andai Aku Awan
8
8. Abang Ketemu Gede
9
9. Anak Yang Malang
10
10. Kesalahan Di Masa Lalu
11
11. Mencari Cita
12
12. Aku Akan Menemukanmu
13
13. Pusaran Karma
14
14. Adi Dan Cita
15
15. Sulit Karena Berbeda
16
16. Pekat Malam Kehidupan
17
17. Dengarkan Nasehat Baik
18
18. Sahabat Dan Cinta
19
19. Getar Dawai Hatiku
20
20. Hanya Pura-Pura
21
21. Calon Ibu Tiriku
22
22. Niat Tulus
23
23. Kabar Dari Bi Lastri
24
24. Tamu Tak Diundang
25
25. Ayah Adalah Harapan Anak
26
26. Asap Yang Tersimpan
27
27. Makan Malam Terpaksa
28
28. Topeng
29
29. Pertama Jadi Pacar
30
30. The Reason Is You
31
31. Wadidaw
32
32. Ye ye ye...
33
33. Yakin Sajalah
34
34. Hadiah Yang Tak Sampai
35
35. Ular Berbisa
36
36. Pilihan Sulit
37
37. Teman Baru
38
38. Langit Bumi
39
39. Cerita Pagi
40
40. Kemantapan Hati
41
41. Melebur
42
42. Gelayut Awan Hitam
43
43. Sandiwara Cinta
44
44. Percikan-Percikan Api
45
45. Yang Lebih Mudah
46
46. Jalan Yang Berbeda
47
47. Suatu Saat Nanti
48
48. Jemputan
49
49. Kena Kau
50
50. Teman Makan Siang
51
51. Khawatir
52
52. Topeng
53
53. Dibuat Bingung
54
54. Angin Malam
55
55. Drama Queen
56
56. Ibu, Ibu, Ibu...
57
57. Kakak-Kakak Yang Baik
58
58. Sakit
59
59. Arti Seorang Ibu
60
60. Menunggu Kabar
61
61. Mengungkap Rahasia Lama
62
62. Semoga Masih Ada Harapan
63
63. Pesan Mendiang Ibu
64
64. Syok...
65
65. Kau... Benarkah?
66
66. Mantan Terindah
67
67. Bolos
68
68. Satu Kali Saja
69
69. Adi Dan Cita
70
70. Othor Menyapa
71
71. Gejolak Rasa
72
72. Terkesiap
73
73. Semua Selalu Ada Alasan
74
74. Kebenaran Akan Terungkap
75
75. Rumah Impian Anak
76
76. For U Gaes
77
77. Menyentuh Hatimu Ayah
78
78. Tamparan Pedas
79
79. Niat Asti Untuk Semua
80
80. Mendung Di Tengah Pelangi
81
81. Selamat Jalan Adi
82
82. Kehilangan Itu Berat
83
83. Pilihan Sulit Untuk Ayah
84
84. Menuju Masa Perbaikan
85
85. Keputusan Final Ayah
86
86. Pertanda Alam
87
87. Sebuah Pertemuan
88
88. Saatnya Ikhlas
89
89. Pesan Dari Adi
90
90. Hati Seluas Samudera
91
91. Goodbye Emi
92
92. Calon Menantu Idaman
93
93. Mengalir Seperti Air
94
94. Malaikat Penjaga
95
95. The Ending

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!