MC 5

...DILARANG KERAS MENGCOPPY ATAU MENYADUR CERITA INI....

...CERITA INI MURNI HASIL PEMIKIRAN AUTHOR DAN FIKSI SEMATA....

...JIKA ADA KESAMAAN NAMA, TEMPAT, DAN PERISTIWA YANG TERJADI ITU HANYA KEBETULAN SEMATA....

..._________...

...Selamat membaca!...

...***...

Pagi itu di Blue Bottle Coffe ramai seperti biasanya. Setidaknya hal itu mengalihkan dari masalah yang tengah Kyra hadapi, tetapi nampaknya hal itu tidak luput dari perhatian Xavier. Dia memang menaruh hati kepada Kyra.

“Bagaimana keadaan ibumu?” Tanya Xavier saat Kyra menghampiri meja Barista untuk mengambil pesanan pembeli.

“Ibuku sudah jauh lebih baik, terima kasih sudah bertanya X.”

“Jika kau ada masalah jangan sungkan untuk bercerita kepadaku,” ujar Xavier tulus.

Seuntai senyuman terbit di wajah Kyra mendengar ucapan Xavier. Dirinya sungguh beruntung mempunyai sahabat yang peduli kepadanya.

“Terima kasih.” Kemudian dia berlalu pergi meninggalkan Xavier untuk mengantarkan pesanan pembeli.

Xavier memandangi punggung Kyra yang semakin menjauh.

Seorang sahabat. Memangnya apa yang kau harapkan X?

Dia tersenyum kecut mengingat perkataan Kyra tadi.

Mungkin karena dirinya terlalu tenggelam dalam pikirannya hingga tidak menyadari, jika Angela sudah berada di hadapannya.

“Jika kau menyukainya, kenapa tidak mengungkapkan perasaanmu kepadanya X?”

Xavier merasa terkejut dengan kehadiran Angela yang tiba tiba, terlebih ucapan yang keluar dari bibir gadis itu.

“Siapa?” tanyanya pura pura polos.

Angela memutar matanya jengah. “Kau kira aku bodoh karena tidak menyadari perasaanmu selama ini kepada Kyra?”

“Aku tidak mau, lagi pula dia hanya menganggapku sebagai sahabatnya. Tidak lebih. Sama sepertimu, Angela.”

“Kenapa kau tidak mencobanya?”

“Aku merasa belum siap, bagaimana jika dia menolakku? Dan, bagaimana jika hal itu akan membuat keadaan semakin canggung nantinya.”

“Kau bahkan belum mencobanya, kau ini masa sudah kalah sebelum berperang.” Angela berkata dengan nada mencibir.

“Dari pada repot repot mengurusi perasaanku, lebih baik kau tangani saja Lucas. Pangeranmu sudah datang, Tuan Putri.”

“Sialan.”

Angela melempar sebuah permen yang ada di hadapannya ke arah Xavier setelah mendengar ejekan dari sahabat itu. Tindakan Angela disambut dengan kekehan Xavier.

...***...

“Apa kau sudah menemukan cara agar bisa menolak permintaan Kakek Dominic? atau menemukan calon istri untuk menjadi ibu dari anakmu?” tanya Lucas.

“Bukankah kau sudah tahu jawabannya, aku tidak ingin menikah.”

“Lalu?”

“Aku sedang memikirkan cara agar bisa mendapatkan seorang anak tanpa harus menikah.”

“Maksudmu?”

“Mungkin menyewa rahim dari seorang wanita.”

William mengendikkan bahunya.

“Ayolah William, apa kau tega melakukan itu kepada kakek Dominic? dia bukan hanya ingin kau memiliki keturunan, tetapi juga memiliki pasangan yang bisa mendampingimu.”

“Entahlah, aku bilang masih berpikir.”

“Semoga kau segera menemukan jalan keluar terbaik dari masalahmu.” Dan aku berdoa semoga kau mendapatkan wanita yang terbaik untukmu. batinnya.

“Terima kasih.” ujar William kemudian menikmati secangkir kopi yang ada di hadapannya.

Kyra berpamitan untuk pulang. Rencananya hari ini dia akan ke rumah sakit lagi membawa beberapa potong pakaian ganti untuk ibunya. Saat dirinya berjalan di lorong dari ruang ganti pegawai tak sengaja berpapasan dengan William. Keduanya menaiki lift bersamaan.

“Kau akan pulang?” tanya William.

“Tidak, aku akan ke rumah sakit.” jawab Kyra.

“Aku juga akan ke sana, lebih baik kita bersama. mengingat ini sudah terlalu larut untuk menaiki sebuah bus atau taksi.”

“Terima kasih atas tawaranmu, William. Tapi aku tidak ingin merepotkanmu.” Tolak Kyra halus, dirinya merasa tidak enak jika harus merepotkan William lagi.

“Tidak masalah, aku tidak keberatan sama sekali. Lagi pula aku juga tidak ingin jika hal yang waktu itu terjadi lagi, ini sudah terlalu larut untuk seorang gadis berperan seorang diri.”

Ya Tuhan, aku masih merinding mengingat hal itu.

Bulu tengkuknya sampai meremang mengingat kejadian itu. Untung saja ada William yang menolongnya.

“Lalu bagaimana? Jika kau tidak nyaman tidak apa-apa, aku akan ke sana memang untuk menemui seseorang karena sebuah pekerjaan.” ujar William membuyarkan lamunan Kyra.

Setelah Kyra berpikir nampaknya hal itu tidak ada salahnya.

“Baiklah, terima kasih dan maaf kembali merepotkanmu— Mr. Anderson.”

“Tidak masalah.”

Setelah keluar dari lift keduanya segera memasuki mobil William dan menuju rumah sakit.

Sesampainya di rumah sakit banyak perawat yang melihat ke arah Kyra yang berjalan berdampingan dengan William. Ada yang memandang dengan rasa ingin tahu, bahkan padangan sinis.

“Sepertinya aku salah berjalan denganmu saat ini.” ujar Kyra kepada William.

William mengangkat sebelah alisnya. Pria itu tidak mengerti apa yang diucapkan Kyra.

Kyra tersenyum melihat ekspresi kebingungan di wajah William.

“Kau— penggemarmu. Apa kau tidak merasa sepanjang perjalanan kita dari lobby rumah sakit hampir semua wanita menatap ke arah kita, seperti aku tidak akan keluar dari rumah sakit ini hidup hidup jika terus bersamamu.” gurau Kyra.

“Benarkah? Aku tidak tahu. Abaikan saja, lagi pula hal itu tidak penting.” kata William tidak peduli.

“Baiklah Tuan, terima kasih atas_”

Belum sempat Kyra menyelesaikan ucapannya seorang Dokter mengatakan hal membuat Kyra bagai tak bisa menjejakkan kakinya lagi ke bumi.

“Nona Kyra? Aku baru akan menghubungimu. Ibumu harus segera melakukan operasi jantungnya, paling lambat satu minggu dari hari ini. Kondisinya tadi sempat menurun lagi. Kami khawatir jika hal itu terjadi, semuanya akan terlambat.”

Seketika wajah Kyra memucat.

“Oh, maaf Mr. Anderson. Aku tidak melihat jika anda berada di sini.”

William mengangukkan kepalanya. “Tidak apa apa.”

“Baiklah, aku permisi Mr. Anderson.” Dokter itu berpamitan kepada William karena sepertinya kabar yang dibawanya sangat mengejutkan Kyra, sehingga masih membuat gadis itu diam di tempatnya tanpa berkata apapun.

Setelah kepergian dokter itu William masih melihat Kyra yang begitu terkejut dengan perkataan dokter tadi.

“Apa kau baik baik saja?”

Pertanyaan macam apa ini? tentu saja dia tidak baik-baik saja William, apa kau benar-benar bodoh. Batinnya

Kyra menggelengkan kepalanya. William menggenggam tangan Kyra, membawanya untuk duduk di kursi tak jauh dari tempat mereka berdiri.

“Bagaimana ini?” ujar Kyra dengan suara lirih.

“Apa yang membuatmu menunda operasi jantung Ibumu?” tanya William.

“Aku baru mengumpulkan biaya setengahnya, aku bingung harus mendapatkan sisa uang tersebut dari mana?” ujar Kyra dengan wajah tertunduk.

Tanpa pikir panjang tiba tiba William mengatakan sesuatu yang tidak masuk akal.

“Aku bisa membantumu.” ujarnya.

Kyra mengangkat wajahnya. Wajahnya berpaling menatap William.

“Tapi ada satu hal yang aku juga butuh bantuanmu_” jedanya

“Maksudmu?” Kyra tidak mengerti.

“Jadilah Ibu dari anakku.” ujar William tanpa ragu.

...****...

Terpopuler

Comments

choi

choi

seruuuu

2023-09-16

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!