Micell yang di panggil untuk datang ke ruangan Mark, sangat merasa senang. Namun kesenangan nya sirna saat melihat Mark duduk bersanding dengan wanita dan seorang anak kecil.
“Apa dia sudah punya keluarga.” Pikir Micell.
Mark yang melihat kedatangan Micell, langsung merubah mimik muka nya menjadi kesal.
“Apa dia sekretaris yang di maksut, seperti nya dia wanita baik-baik.” Gumam Nailla dalam hati.
“Maaf pak apa yang bisa saya bantu?” Tanya Micell.
"Tolong pesankan makanan untuk anak dan adik saya." Perintah Mark pada Micell.
"Tidak usah kak, aku harus pulang karena Marvel tidak bisa di tinggal sendiri." Nailla beranjak pergi meninggalkan ruangan Mark.
"Oke, salam buat Rafa dan Marvel ya." Mark melambaikan tangan nya.
"Baiklah pak saya permisi untuk memesan makanan dahulu.'' Pamit Micell.
"Pipi boleh aku ikut Ounty itu." Fay meminta izin pada Mark untuk ikut bersama Micell.
"Boleh tapi jangan menyusahkan Ounty itu ya sayang." Ucap Mark, karena Mark tau bagaimana sikap jail anak semata wayang nya itu.
"Ounty apa Fay boleh ikut." Fay tersenyum pada Micell.
Micell yang notaben nya suka dengan anak kecil pun meng iyakan permintaan Fay.
"Oke anak manis." Micell mengulurkan tangan nya untuk menggandeng tangan Fay.
Fay menyambut uluran tangan Micell dengan suka hati.
Sampai nya di ruangan Micell, Micell menduduk kan Fay di kursi nya.
"Anak manis siapa nama mu?" Tanya Micell.
"Nama aku Fay Ounty." Jawab Fay.
"Fay nama yang cantik seperti orang nya." Micell mencubit hidung mancung Fay.
"Oke sekarang Ounty mau tanya, makanan apa yang mau Fay makan?" Tanya Micell.
Fay ingin mengutarakan pendapat nya tentang mkanan yang ingin dia makan.
"Ounty, sebenarnya Fay ingin makan nasi goreng tapi.." Fay menggantung ucapan nya ragu.
"Tapi apa anak manis, coba katakan nanti Ounty pesan kan." Ucap Micell.
"Fay ingin masakan Ounty, apa boleh?" Tanya Fay ragu.
Micell nampa berpikir dahulu sebelum menjawab perkataan anak manis di depan nya itu.
"Aku ingin sekali memasakan nya, tapi dimana aku bisa masak.'' Gumam Micell dalam hati.
"Jika Ounti tidak mau juga tidak apa-apa." Fay memasang wajah kecewa.
Micell yang melihat perubahan raut wajah Fay menjadi tidak enak hati jika harus menolak permintaan gadi berumur 6 tahun itu.
"Ounty ingin seklai memasakna mu sayang, tapi bagaimana bisa memasak disinikan tidak ada bahan dan peralatan nya." Ucap Micell.
"Emmmm." Angguk Fay.
"Bagaian dengan ini." Micell memberikan kotak makan siang nya yang berisi nasi beserta lauk pauk nya.
Fay menerima pemberian Micell dengan senang hati.
"Apa boleh Fay makan Ounty?" Tanya Fay.
"Tentu saja sayang, sini biar Ounty bukakan." Micell membuka kotak bekal yang di berikan pada Fay.
"Ounty ini makanan apa?" Tany Fay, karena Fay belum pernah makan, makanan yang di bawa Micell.
"Ini capcay ayam dan perkedel kentang sayang, apa Fay belum pernah makan?" Tanya Micell.
Fay hanya menggeleng.
"Ounty boleh tidak, aku makan nya di suapai Ounty?" Tanya Fay.
"Sangat boleh anak manis, sini biar Ounty yang suapai ya.'' Micell menyuapi Fay denga sangat ke telaten.
Tanpa Fay dan Micell sadari ada seorang yang tengan mengintip semua aktivitas Fay dan Micell.
"Bagaimana bisa anak nakal itu bisa akab dengan Micell.'' Gumam Wulan.
Wulan merasa iri dengan ke dektan Micell dan Fay, karena selama ini Wulan selalu saja dijahili oleh Fay saat dia berusaha mendekati Fay.
"Awas saja kau Micell aku akan membuat mu di benci oleh Pak Mark." Wullan tersenyum licik, memikirkan rencana jahat untuk membuat Mark membenci Micell.
"Enak sekali masakan Ounty, andai saja Fay bisa makan maskan seperti ini setiap hari pasti Fay senang." Ucap Fay di sela makan nya.
"Nah ini suapan terakhir ya sayang." Micell memberi suapan terakhir untuk Fay.
"Sudah habis." Ucap Fay.
"Maaf sayang boleh Ounty bertanya?" Micell membelai lembut kepala Fay.
"Boleh Ounty." Jawab Fay.
"Dimana Mama Fay kenpa dia tidak menjemput Fay pulang sekolah." Tanya Micell hati-hati.
Sebelum menjawab pertanyaan Micell, Fay menatap lekat-lekat wajah Micell.
"Mimi Fay sudah di syurga Ounty, kata Ounty Nailla. Mimi sudah bahagia di sana." Fay menjabab dengan senyum yang terlukin di bibir nya.
"Astaga, ternyata Mama nya sudah meninggal. Kasihan sekali kau nak," gumam Micell dalam hati.
"Benar kata Ounty Nailla, Mimi nya Fay sudah bahagi bersama malaikat di sana." Micell memeluk tubuh mungil Fay.
"Ounty boleh tidak Fay panggil Ounty Mimi?" Tanya Fay.
Entah apa yang di perbuat Micell sehingga Fay begitu nyaman di dekar Micell, padahal Fay tipe anak yang sangat susah di dekati.
"Tidak boleh sayang.'' Jawab Micell.
Fay nampak kecewa dengan jawban Micell, baru kali ini Fay di tolak biasa nya para teman Pipi nya akan suka rela menawarka untuk di panggil Mimi atau Mama.
"Kebapa Ounty apa Fay anak nakal jadi Ounty tidak mau punya anak seperti Fay?'' Tanya Fay dengan tatapan sendu.
"Bukan sayang, panggilan Mimi hanya boleh untuk ibu kandung Fay selama nya tidak akan ada yang bisa menggantikan posisi Mimi Fay di hati Fay. Fay boleh panggil Ounty dengan sebutan MOmy.'' Micell menjelaskan pada Fay dengan bahasa yang bisa di mengerti anak seusia Fay.
"benarkah boleh panggil Momy." Tanya Fay lagi.
"Bolel sayang nya Momy." Micell memeluk Fay.
Acara makan siang Fay sudah selesai kini tugas Micell adalah mengantar Fay untuk kembali pada Pipi nya.
"Fay sekarang Momy antar ke ruangan pipi ya." Micell menggandeng tangan Fay.
Sesampai nya di ruangan Mark, Micell pamit untuk kembali ke runagan nya untuk menyelesaikan semua pekerjaan nya.
"Sekarang Fay sama Pipi dulu." Melambaikan tangan ke arah Fay.
"Dah Momy." Ucap Fay.
Mark yang mendengar putri nya memanggil sekretaris berunya dengan sebutan Momy sedikit terkejut.
"Sayang tadi panggil Ounty Micell apa sayang?" Tanya Mark dengan nada halus.
"Emmmm." Fay bergumam, Fay takut jika Pipi nya marah.
"Jangan takut katakan pada pipi." Mark mengelus kepala Fay dengan lembut.
Fay menatap wajah pipi nya, lalu berbisik.
"Fay memanggil Ounty Micell dengan sebutan Momy, Tidak apa-apa kan Pipi."
Mark menatap wajah polos putri sematawayang nya dengan tatapan sendu, bagaiman tidak sedih anak sekecil ini sudah tidak punya ibu dari lahir. Mark merasakan kesedihan Fay tapi dia juga tidak bisa melupakan Yola dan membuka hati untuk wanita lain.
"Maafkan Pipi nak, tidak bisa memberikan apa yang kamu butuhkan." Gumam Mark dalam hati.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 126 Episodes
Comments
Farina Suzana
asyikkk ceritanya
2024-05-31
1
Bu Neng
seruuuu cerita nya
2023-09-06
0
runma
yah telat baca
2022-07-20
0