Di salah satu dusun tepatnya di lereng gunung Gede ada sesosok pria yang cukup berumur. Ia bernama Jayapati seorang kepala dusun bekas seorang pendekar yang sudah tidak asing lagi di kancah dunia persilatan.
Jayapati memiliki istri bernama Lokahita mereka hidup damai tentram penuh kebahagiaan mereka semakin bertambah ketika istrinya mengandung anak pertama yang sudah lama didamba-dambakanya.
Suatu ketika pada malam hari. yang merupakan malam purnama ke 8 kehamilan istrinya.
Langit begitu terang karena bermandikan cahayabulan purnama. Ditambah dengan bintang-bintang yang berkedip-kedip menambah kesan indah.
Jayapati duduk diatas kursi sambil membelai rambut panjang istrinya yang duduk disebelahnya sambil bersandar kebadan suaminya.
"Kakang?" katanya.
"Iya.Dinda," ucapnya sambil mengelus perut istrinya.
"Apa kita akan terus bersama?" katanya sambil menatap suaminya penuh kecemasan.
Jayapati menatap istrinya heran tidak biasanya istrinya gelisah.
"kenapa nyai berkata begitu?"
Lokahita menarik nafas sejenak, "Aku akhir-akhir ini merasa kakang akan pergi meninggalkan, Aku."
"Sudahlah nyai itu perasaanmu saja, kita akan hidup bersama sampai ajal menjemput," katanya menguatkan istrinya padahal dirinya juga merasakan kegelisahan.
Lokahita tidak berkata-kata lagi namun dalam hatinya dia tidak bisa menghilangkan perasaan gelisah yang terus muncul.
Namun keduanya dikagetkan dengan suara keributan diluar rumahnya.
Jayapati bangkit dari duduknya namun istrinya memegang tangannya sangat erat.
"Kamu jangan takut nyai tidak ada apa kamu diam aja disini!" katanya, "biar kakang periksa."
Lokahita berkata, "Tetapi kakang aku takut."
"Tidak ada apa-apa tenanglah!" katanya sambil meyakinkan istrinya.
Dengan perasaan was-was dia melepaskan tangan suaminya. Dia menatap suaminya yang pergi dan menghilang dibalik pintu.
Jayapati terkekejut ketika halaman rumahnya sudah menjadi area pertempuran.
Salah satu anak buahnya loncat menghampiri nya.
"Ketua?" katanya sambill ngos-ngosan.
"Siapa mereka Mardi?"Jayapati berkata pula.
Mardi berkata, "Mereka para pendekar Lembah Hitam."
Jayapati mengernyitkan dahinya "Lembah Hitam" bergumam dalam hatinya.
"Mardi kamu cepat bawa pergi Lokahita dari sini!"
Mardi menganggukan kepalanya namun pada saat dia mau membuka pintu seseorang menghadang nya dan akhirnya mereka berdua terlibat pertarungan.
Jayapati loncat ke area pertempuran dan langsung dikepung para Pendekar Perguruan Lembah Hitam.
Seseorang berteriak "Dia bagian ku!"
"Maruli!" teriak Jayapati
"Apa kabar paman?" sahutnya.
Jayapati menggeram. "Apa mau kamu?" katanya.
"Aku ingin nyawamu paman," katanya terkekeh-terkekeh.
Jayapati bagaikan disambar petir mendengar kata kata Maruli maka ia menggertakkan giginya dan berkata, "Kurang ajar."
"Hahaha kenapa paman? takut, karena kesaktian paman sudah hilang," katanya sambil membusungkan dada.
Jayapati sudah tidak menghiraukan lagi perkataan Maruli dia langsung menyerang.
Akhirnya keduanya terlibat dalam suatu pertarungan yang sengit. Jayapati bergerak dengan cepat karena naluri sebagai pendekar nya masih ada, tapi dia tak secepat ketika ia dijuluki Pendekar Rajawali Putih.
Maruli adalah anak Wanapati dia mewarisi bakat ayahnya maka dia jua sangat cepat gerakannya menghadang serangan-serangan jayapati.
Keduanya pun sudah bertukar belasan gerakan, Maruli dengan kemampuan yang dimilikinya sangat mendominasi pertarungan.
Namun tidak mudah mengalahkan Jayapati meskipun telah kehilangan kesaktiannya.
Jurus-jurus pedangnya masih merepotkan meski menggunakan kekuatan pisiknya saja.
Namun secepat apapun tebasan-tebasan itu tidak mampu melukai Maruli seperti ada perisai yang menghalanginya sehingga ketika pedang mengenai tubuhnya seperti menghantam batu karang.
Maruli tertawa terbahak-bahak melihat wajah putus asa Jayapati.
"Hahahaha, pedangmu tidak akan menyentuh Ajian Tameng Waja yang aku miliki paman!"
Jayapati mendengus kesal kemampuan pisiknya semakin berkurang bahkan beberapa luka lembab sudah tampak terlihat.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 89 Episodes
Comments
Asep Dki
bagus thor ga bertele tele...👍👍👍👍👍👍
2021-01-30
0
Mamat Stone
meanarik...
2020-09-01
0
Nikodemus Yudho Sulistyo
praktis, to the point, langsung aksi.
2020-08-25
2