BAB 4 MENJADI ISTRI

Dara naik ke lantai atas dengan langkah perlahan, salah satu tangannya tampak memegang batangan gagang tangga yang mengkilat itu dengan enggan.

Tapi dia harus melakukannya, membangunkan Windu, apapun yang diterimanya nanti di sana.

Sudah hampir jam sebelas siang kurang setengah jam lagi, tak ada tanda-tanda Windu keluar dari kamar pribadinya di lantai atas.

Ketika Dara berada di meja makan bersama mertuanya Tuan besar Danuar, yang kini di panggilnya dengan papa itu, menanyakan keberadaan Windu yang tidak nampak ikut sarapan pagi, tentu saja Dara agak kelabakan.

"Nak, Win masih tidur?" Tanya Tuan Danuar.

Dara mengangguk dengan sedikit ragu, sambil mengangsurkan roti yang telah diolesinya selai ke piring ayah mertuanya itu.

Sejak Dara berada di rumah itu, dia terbiasa melayani Tuan besar dan nyonya besar dalam hal makan, kedua orang ini sangat senang dengan ketelatenan Dara, bahkan mereka tak lagi mengijinkan orang lain yang mengurus mereka dalam hal melayani mereka di meja makan.

Tak pernah satu orang pelayanpun yang pernah duduk makan semeja dengan majikan rumah besar ini, kecuali satu orang, yaitu Dara.

Dara yang manis dan lembut itu, begitu disayangi oleh orangtua Windu, mungkin karena mereka tidak mempunyai anak perempuan.

"Hari ini ada meeting dengan beberapa kolega distributor, kamu ingatkan suamimu itu ya, jam 11, papa tunggu di kantor."

"Baik tuan , eh...papa..."Betapa sulitnya membiasakan lidahnya memanggil tuannya itu dengan papa, tapi hal sedetil itupun tertulis di dalam wasiat mama Windu.

" Kalian baik-baik saja?" Pertanyaan papa Windu membuat Dara terhenyak, semua tidak ada yang baik-baik saja.

"Kami baik-baik saja, pa." Jawaban itu terdengar ragu, keluar dari bibir tipis Dara.

"Windu tidak tidur di kamar kalian?" Pertanyaan selanjutnya lebih membuat Dara merasa di cecar tanpa ampun.

"Dia sepertinya ada pekerjaan yang harus di selesaikan segera, tengah malam naik ke atas untuk mengerjakannya dan mungkin ketiduran di sana."

"Oh, begitu...minta dia segera menyusul. Ada beberapa klien ingin bertemu dengannya juga,

untuk beberapa rencana marketing yang harus direalisasi bulan depan."

Dara hanya mengangguk, meskipun separuh dari yang dibicarakan mertuanya itu tidak dimengertinya.

Langkah Dara terhenti di depan kamar Windu, kamar pribadi ini adalah area privat Windu jauh dari saat Dara melangkahkan kakinya memasuki rumah ini.

Windu bukan orang yang mudah dibawa berbicara, tak seorangpun yang bisa benar-benar mendekatinya.

Didikan ayahnya yang keras dan kemanjaan dari sang mama yang luar biasa, membuat dia menjadi sedikit angkuh bahkan terkesan arogan.

Tak ada yang menyangka jika akhirnya sang mama menjodohkan anaknya dengan Dara, gadis yatim saudara jauh Windu sendiri, bahkan ibu Dara hanya menumpang hidup di rumah keluarga Danuar, menjadi pembantu yang mengurus rumah tangga keluarga itu bertahun-tahun.

Seorang gadis bernama Novi itu adalah temannya dari SMA, hanya gadis itulah yang bisa membuatnya bersikap terbuka. Dan selama lima tahun terakhir menjadi kekasih Windu.

Perlahan Dara mengetuk pintu,

hening

Tak ada sahutan dari dalam.

Dara mengetuk lagi, sedikit lebih keras dan lebih panjang.

Tidak ada suara sama sekali.

Dara menarik nafasnya, jarum jam yang hampir di angka sebelas itu mengusik kepalanya.

Apapun yang terjadi dia harus segera membangunkan Windu, jika tidak, dia akan dipersalahkan untuk keterlambatan Windu ke kantor.

Dengan gemetar tangannya memegang gagang pintu, mencoba membukanya.

Pintu itu tidak terkunci.

Dara menahan nafasnya, matanya dipejam sebentar, menghalau rasa gugup yang datang menyergap.

Lalu, hampir tanpa suara pintu besar itu di dorongnya perlahan, di sambut ruangan besar bernuansa monokrom.

Dara mengedar pandangan dan mendapati sosok tubuh yang terbaring dalam keadaan tengkurap di atas tempat tidur besar di tengah ruangan.

Dara melangkahkan kakinya pelan, dia berusaha setenang mungkin. Apapun yang terjadi, dia harus membangunkan Windu meskipun mungkin laki-laki itu akan mengamuk padanya.

Bagian atas tubuh Windu polos tanpa sehelai kain, kemeja putih nya tadi malam tampak teronggok di lantai, beberap kancingnya malah tegeletak lepas, seolah telah di renggut paksa dan lempar begitu saja.

Windu hanya mengenakan celana panjangnya tadi malam.

Dara merasa semakin gugup melihat pemandangan di depannya, tapi dia harus melakukannya, membangunkan laki-laki ini segera.

"Kak Windu...." Suara Dara seperti tercekat di tenggorokan, memanggil nama laki-laki yang telah memp*rawaninya dengan paksa tadi malam.

Yang dipanggil sama sekali tidak memberi respon, hanya suar nafasnya yang terdengar teratur di telinga.

"Kak Windu, bangunlah...." Dara menambah volume suaranya, tapi yang dipanggil benar-benar tak bergeming.

Dara mengumpulkan keberanian dan melangaka menuju pinggir tempat tidur Windu.

Tangannya yang gemetar terulur dan menyentuh bahu Windu.

"Kak..."

Belum sempat dia meneruskan kalimatnya, tiba-tiba Windu berbalik dan menangkap pergelangan tangan Dara.

Tubuh ramping Dara ditarik dengan kekuatan seorang laki-laki, dalam sekejap tanpa sempat memekik dia terlempar ke atas tempat tidur.

Dara terbaring terlentang, sementara Windu sudah berada di atas tubuh gadis yang segera berubah pias dari terkejut menjadi ketakutan itu.

"Kenapa? masih belum puas?" Seringai itu begitu kejam, senada dengan cengkeraman kuat dipergelangan tangan kanan Dara.

"Aku...aku..."Dara tergagap, matanya yang besar tak berkedip, jemarinya terkepal dengan tegang.

"Berani sekali kamu masuk ke dalam kamarku tanpa seijinku..."Suara Windu terdengar menggeram.

"Aku hanya ingin membangunkanmu." Dara menjawab dengan bibir gemetar.

"Oh,ya...apakah kamu menjadi ketagihan untuk ku tiduri?" Windu masih melengkung setengah menindih di atas tubuh Dara, tanpa ada tanda-tanda akan melepaskan cengkeraman pada pergelangan tangan gadis yang pucat pasi seperti anak kucing tak berdaya

"Tuan besar menyuruhku membangunkanmu, karena jam 11 ini ada meeting. Kak Windu di tunggu di kantor..."Dara menjawab dengan cepat sambil menekan kegugupannya, seakan ingin segera menjelaskan semuanya supaya tidak ada kesalahpahaman.

Windu terdiam sesaat, wajah kusut baru bangun tidur itu tak menunjukkan ekspresi apa-apa, seperti es yang membeku.

Sesaat keduanya saling tatap, hanya desah nafas mereka bersahutan, dengan irama hampir sama cepatnya.

Windu melepaskan genggamannya dengan kasar, menarik tubuhnya dan segera bangun.

Di tatapnya sesaat Dara yang segera bangun sambil menutup dadanya, berdiri di depan Windu dengan kikuk.

"Kenapa tidak memberitahuku dari tadi?!" Windu melirik ke jam kecil di atas meja, kurang sepuluh menit jam sebelas. Mulutnya merutuk tidak jelas.

"Aku mau mem..."

Belum sempat Dara melanjutkan kalimatnya, Windu sudah membalikkan tubuhnya dengan muka masam dan berlalu meninggalkan Dara. Dengan keras dia membanting pintu kamar mandi, membuat Dara hampir terlonjak dari tempatnya berdiri.

Dara mengatur nafasnya, melangkah menuju ruangan khusus tempat pakaian Windu dan memeriksa baju-bajunya, menyiapkan beberapa pakaian yang mungkin di kenakan Windu. Memastikan sepatu-sepatu Windu sudah pada tempatnya.

Untuk hal ini memang sudah dikerjakannya sejak dulu, jauh sebelum dia menyandang status sebagai istri Tuan mudanya itu.

Menjadi istri Windu, jauh lebih sulit dari sekedar menjadi pembantu.

...Terimakasih sudah membaca novel ini❤️...

...VOTE, LIKE dan KOMEN kalian selalu author nantikan😊...

...I love you all❤️...

Terpopuler

Comments

Ela Suminar

Ela Suminar

selalu suka karya autor yg satu ini, tdk terlalu banyak ngehalu ... love love buatmu otor kuhhh

2023-01-08

1

Cinta Suci

Cinta Suci

kasar se x

2022-10-12

0

Endang Purwati

Endang Purwati

hhmmmm.. karakter yg keras dan memang arogan yaaaa... Windu...

berharap...Dara bisa jauuhh lebih sabar utk hal iniii...

dan iyaaa memang benar apa yg dibilang Dara...""lebih mudah jadi pembantu dripada jadi istri Windu""
Yg jelas...tidak ada beban kewajiban kecuali pekerjaan...beda dgn istri... hhaahh, sya paham bener apa yg di rasa Dara....sabaarrr yaa Dara....

2022-05-24

0

lihat semua
Episodes
1 BAB 1 NODA DI GAUN PENGANTIN
2 BAB 2 MENERIMA KENYATAAN
3 BAB 3 VISUALISASI NOVEL "DI ANTARA DUA HATI"
4 BAB 4 MENJADI ISTRI
5 BAB 5 ISTRI WARISAN
6 BAB 6 JANGAN PERGI
7 BAB 7 HANYA MEMINJAM RAGA
8 BAB 8 TENGGANG WAKTU PERPISAHAN
9 BAB 9 BIBIT DENDAM
10 BAB 10 JANGAN SALAHKAN AKU
11 BAB 11 SEBUAH NEGOSIASI
12 BAB 12 SEDIKIT BERSABAR
13 BAB 13 ADA APA DENGANKU?
14 BAB 14 JATUH CINTA PADA PANDANGAN PERTAMA
15 BAB 15 SEBUAH PERMOHONAN
16 BAB 16 MENGADU KEPADA TUHAN
17 BAB 17 TAK ADA JALAN KEMBALI
18 BAB 18 MENCARI KEKUATAN DARI HATI
19 BAB 19 PERNIKAHAN TANPA CINTA
20 BAB 20 SURAT DARI SURGA
21 BAB 21 BELAJARLAH MENCINTAI
22 BAB 22 PENYESALAN
23 BAB 23 BUKAN PILIHAN
24 BAB 24 MEMBELA DIRI
25 BAB 25 MELAWAN
26 BAB 26 PURA-PURA AMNESIA
27 BAB 27 TRAUMA
28 BAB 28 MENANGIS TANPA SUARA
29 BAB 29 SESAL DALAM DIAM
30 BAB 30 MEMILIH PERGI
31 BAB 31 DENDAM HATI
32 BAB 32 SEMENTARA SENDIRI
33 BAB 33 PAK DOSEN TAMPAN
34 BAB 34 PERASAAN YANG HAMPA
35 BAB 35 TIDAK SEDANG BAIK-BAIK SAJA
36 BAB 36 MEMBERI WAKTU MENENANGKAN
37 BAB 37 MELAMPAUI HARAPAN
38 BAB 38 RINDU DARA
39 BAB 39 BERONDONG NEKAD
40 BAB 40 MENDADAK CEMBURU
41 BAB 41 GARA-GARA ANAK BAWANG
42 BAB 42 CINTA YANG RUMIT
43 BAB 43 SALING MEMANDANG
44 BAB 44 PENCULIKAN
45 BAB 45 MENIKAH ADALAH IBADAH
46 BAB 46 RUMAH DI PINGGIR SAWAH
47 BAB 47 CIUMAN RINDU
48 BAB 48 TERJEBAK HUJAN
49 BAB 49 PENYESALAN WINDU
50 BAB 50 DEMI DARA
51 BAB 51 MENUMPAHKAN RASA SAKIT
52 BAB 52 ANDAI KAMU JADI AKU
53 BAB 53 BERHARAP BISA MEMUTAR WAKTU
54 BAB 54 TAK PERNAH TERPAKSA
55 BAB 55 TERBAKAR CINTA
56 BAB 56 JANGAN MELAKUKAN ITU
57 BAB 57 HARAP SABAR, INI UJIAN
58 BAB 58 TERPELESET
59 BAB 59 MENGHITUNG HARI KARENA RINDU
60 BAB 60 DIBAWAH TATAPANMU
61 BAB 61 AKU TIDAK APA-APA
62 BAB 62 PANGGILAN UNTUK PULANG
63 BAB 63 TERIMAKASIH TELAH KEMBALI
64 BAB 64 BARU MENYADARI
65 BAB 65 PANGGIL AKU APA SAJA
66 BAB 66 MELEPASKAN HASRAT
67 BAB 67 SEBUAH TAMPARAN
68 BAB 68 MEMBAYAR SESAL DENGAN MAAF
69 BAB 69 MEMAAFKAN TAK BERARTI LUPA
70 BAB 70 CIUMAN TERIMAKASIH
71 BAB 71 TERTINGGAL WISUDA
72 BAB 72 BERTEPUK SEBELAH TANGAN
73 BAB 73 BENDERA PERDAMAIAN
74 BAB 74 INGIN BERBICARA EMPAT MATA
75 BAB 75 MENUNGGU KATAKAN CINTA
76 BAB 76 HATI HANCUR BERKEPING
77 BAB 77 MAUKAH KAMU IKUT DENGANKU?
78 BAB 78 DEAL!
79 BAB 79 SEBUAH FIRASAT
80 BAB 80 AMANAT MENCINTAI
81 BAB 81 LARON TERJEBAK CAHAYA
82 BAB 82 PRANK TERINDAH
83 BAB 83 SURGA BERSAMAMU
84 BAB 84 LAGI NGIDAM
85 BAB 85 I LOVE YOU MY WIFE
86 BAB 86 UCAPKAN SEKALI LAGI
87 BAB 87 PERTUNJUKAN IBU HAMIL
88 BAB 88 MANTAN TERINDAH
89 BAB 89 TAKUT SALAH PAHAM
90 BAB 90 INTEROGASI
91 BAB 91. BOS SEDINGIN KUTUB UTARA
92 BAB 92. DATANG MENDADAK
93 BAB 93 PAK BOS MARAH
94 BAB 94. MODE CEMBURU
95 BAB 95. HARUS PERGI
96 BAB 96. MAKAN SIANG ALA KOREA
97 BAB 97. TAAT SUAMI
98 BAB 98. TERJEBAK DALAM TUBUH PANGERAN
99 BAB 99. BERSIKAP PROFESIONAL
100 BAB 100. ADA APA?
101 BAB 101. BERSIKAP AGRESIF
102 BAB 102. MENGUSIR MANTAN ASISTEN
103 BAB 103. MENYUSUL KARENA CINTA
104 BAB 104. BULAN MADU IMPIAN
105 BAB.105 BULAN MADU IMPIAN (PART 2)
106 BAB 106. SELAMAT PAGI CINTA
107 BAB 107.MENGAMBIL ALIH
108 BAB 108. BUMIL MENGAMUK
109 BAB 109. PANGGIL AKU PAPI
110 BAB 110. ADA APA DENGANMU?
111 BAB 111. INSTING SEORANG ISTRI
112 BAB 112. PEMERIKSAAN SERIUS
113 BAB 113 AKU AKAN MENJAGAMU
114 BAB 114. JANGAN TAKUT
115 BAB 115. SEKOTAK COKELAT CINTA
116 BAB 116 MENAHAN TANGISAN
117 BAB 117 CINTA YANG EGOIS
118 BAB.118 JANGAN PERNAH BERKATA TIDAK
119 BAB 119 AKU BERSAMAMU
120 BAB 120. DITAKDIRKAN
121 BAB 121 DI ANTARA DUA HATI
Episodes

Updated 121 Episodes

1
BAB 1 NODA DI GAUN PENGANTIN
2
BAB 2 MENERIMA KENYATAAN
3
BAB 3 VISUALISASI NOVEL "DI ANTARA DUA HATI"
4
BAB 4 MENJADI ISTRI
5
BAB 5 ISTRI WARISAN
6
BAB 6 JANGAN PERGI
7
BAB 7 HANYA MEMINJAM RAGA
8
BAB 8 TENGGANG WAKTU PERPISAHAN
9
BAB 9 BIBIT DENDAM
10
BAB 10 JANGAN SALAHKAN AKU
11
BAB 11 SEBUAH NEGOSIASI
12
BAB 12 SEDIKIT BERSABAR
13
BAB 13 ADA APA DENGANKU?
14
BAB 14 JATUH CINTA PADA PANDANGAN PERTAMA
15
BAB 15 SEBUAH PERMOHONAN
16
BAB 16 MENGADU KEPADA TUHAN
17
BAB 17 TAK ADA JALAN KEMBALI
18
BAB 18 MENCARI KEKUATAN DARI HATI
19
BAB 19 PERNIKAHAN TANPA CINTA
20
BAB 20 SURAT DARI SURGA
21
BAB 21 BELAJARLAH MENCINTAI
22
BAB 22 PENYESALAN
23
BAB 23 BUKAN PILIHAN
24
BAB 24 MEMBELA DIRI
25
BAB 25 MELAWAN
26
BAB 26 PURA-PURA AMNESIA
27
BAB 27 TRAUMA
28
BAB 28 MENANGIS TANPA SUARA
29
BAB 29 SESAL DALAM DIAM
30
BAB 30 MEMILIH PERGI
31
BAB 31 DENDAM HATI
32
BAB 32 SEMENTARA SENDIRI
33
BAB 33 PAK DOSEN TAMPAN
34
BAB 34 PERASAAN YANG HAMPA
35
BAB 35 TIDAK SEDANG BAIK-BAIK SAJA
36
BAB 36 MEMBERI WAKTU MENENANGKAN
37
BAB 37 MELAMPAUI HARAPAN
38
BAB 38 RINDU DARA
39
BAB 39 BERONDONG NEKAD
40
BAB 40 MENDADAK CEMBURU
41
BAB 41 GARA-GARA ANAK BAWANG
42
BAB 42 CINTA YANG RUMIT
43
BAB 43 SALING MEMANDANG
44
BAB 44 PENCULIKAN
45
BAB 45 MENIKAH ADALAH IBADAH
46
BAB 46 RUMAH DI PINGGIR SAWAH
47
BAB 47 CIUMAN RINDU
48
BAB 48 TERJEBAK HUJAN
49
BAB 49 PENYESALAN WINDU
50
BAB 50 DEMI DARA
51
BAB 51 MENUMPAHKAN RASA SAKIT
52
BAB 52 ANDAI KAMU JADI AKU
53
BAB 53 BERHARAP BISA MEMUTAR WAKTU
54
BAB 54 TAK PERNAH TERPAKSA
55
BAB 55 TERBAKAR CINTA
56
BAB 56 JANGAN MELAKUKAN ITU
57
BAB 57 HARAP SABAR, INI UJIAN
58
BAB 58 TERPELESET
59
BAB 59 MENGHITUNG HARI KARENA RINDU
60
BAB 60 DIBAWAH TATAPANMU
61
BAB 61 AKU TIDAK APA-APA
62
BAB 62 PANGGILAN UNTUK PULANG
63
BAB 63 TERIMAKASIH TELAH KEMBALI
64
BAB 64 BARU MENYADARI
65
BAB 65 PANGGIL AKU APA SAJA
66
BAB 66 MELEPASKAN HASRAT
67
BAB 67 SEBUAH TAMPARAN
68
BAB 68 MEMBAYAR SESAL DENGAN MAAF
69
BAB 69 MEMAAFKAN TAK BERARTI LUPA
70
BAB 70 CIUMAN TERIMAKASIH
71
BAB 71 TERTINGGAL WISUDA
72
BAB 72 BERTEPUK SEBELAH TANGAN
73
BAB 73 BENDERA PERDAMAIAN
74
BAB 74 INGIN BERBICARA EMPAT MATA
75
BAB 75 MENUNGGU KATAKAN CINTA
76
BAB 76 HATI HANCUR BERKEPING
77
BAB 77 MAUKAH KAMU IKUT DENGANKU?
78
BAB 78 DEAL!
79
BAB 79 SEBUAH FIRASAT
80
BAB 80 AMANAT MENCINTAI
81
BAB 81 LARON TERJEBAK CAHAYA
82
BAB 82 PRANK TERINDAH
83
BAB 83 SURGA BERSAMAMU
84
BAB 84 LAGI NGIDAM
85
BAB 85 I LOVE YOU MY WIFE
86
BAB 86 UCAPKAN SEKALI LAGI
87
BAB 87 PERTUNJUKAN IBU HAMIL
88
BAB 88 MANTAN TERINDAH
89
BAB 89 TAKUT SALAH PAHAM
90
BAB 90 INTEROGASI
91
BAB 91. BOS SEDINGIN KUTUB UTARA
92
BAB 92. DATANG MENDADAK
93
BAB 93 PAK BOS MARAH
94
BAB 94. MODE CEMBURU
95
BAB 95. HARUS PERGI
96
BAB 96. MAKAN SIANG ALA KOREA
97
BAB 97. TAAT SUAMI
98
BAB 98. TERJEBAK DALAM TUBUH PANGERAN
99
BAB 99. BERSIKAP PROFESIONAL
100
BAB 100. ADA APA?
101
BAB 101. BERSIKAP AGRESIF
102
BAB 102. MENGUSIR MANTAN ASISTEN
103
BAB 103. MENYUSUL KARENA CINTA
104
BAB 104. BULAN MADU IMPIAN
105
BAB.105 BULAN MADU IMPIAN (PART 2)
106
BAB 106. SELAMAT PAGI CINTA
107
BAB 107.MENGAMBIL ALIH
108
BAB 108. BUMIL MENGAMUK
109
BAB 109. PANGGIL AKU PAPI
110
BAB 110. ADA APA DENGANMU?
111
BAB 111. INSTING SEORANG ISTRI
112
BAB 112. PEMERIKSAAN SERIUS
113
BAB 113 AKU AKAN MENJAGAMU
114
BAB 114. JANGAN TAKUT
115
BAB 115. SEKOTAK COKELAT CINTA
116
BAB 116 MENAHAN TANGISAN
117
BAB 117 CINTA YANG EGOIS
118
BAB.118 JANGAN PERNAH BERKATA TIDAK
119
BAB 119 AKU BERSAMAMU
120
BAB 120. DITAKDIRKAN
121
BAB 121 DI ANTARA DUA HATI

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!