❣️❣️❣️
Ngiung... ngiung..ngiung
Dor... dor...dor... dor..
Wiw.. wiw.. wiiiiiiiiiiiwwww...
.
.
Air, bocah tujuh tahun itu masuk kedalam kamar Cahaya dengan menaiki mobil polisi mini seakan sedang menggelar sidak patroli.
"Ngapain sih, masih pagi berisik" sungut Ameera, tak ada satupun hari yang terlewat tanpa mereka bertengkar jika sudah bertemu.
"Papa, papaaaaaaaa" jerit Chaca memanggil Reza.
"Kakak bangunin adek adek, tauuuuuuuuu" jawabnya tanpa rasa bersalah setelah membuat anak bungsu oppa nya itu mengeram kesal.
"Masih pagi banget, kamu ngapain sih udah keluyuran kaya tuyul" oceh Ameera lagi sambil menenangkan Cahaya dalam pelukannya.
"Emang ada tuyul seganteng ini, hahaha" Air tergelak sambil berlari keluar dari kamar adiknya.
BRAAAAAAAKKKKK...
"Manaaaaaaaaaaaaaaaa!!!!!!"
"Huft, karma di bayar tunai!" kekeh Ameera.
****
Drama pagi hari yang selalu heboh kini berakhir, Ketiga bocah kembar itu sudah bersiap untuk berangkat sekolah setelah menghabiskan sarapannya.
"Kalian jangan nakal ya" pesan Melisa di ambang pintu usai suami dan anak-anaknya berpamitan.
"Kamu ada kuliah gak?" tanya Melisa pada Ameera yang masih duduk di meja makan.
"Nanti jam sebelas, kak. Tapi aku mau ke apartemen Bella sebelum ke kampus" jawabnya sambil membuka kulit buah apel.
"Mama sama papa kapan pulang?" tanya Melisa lagi.
"Katanya lusa, dan aku disini sampai lusa juga, hehe"
Melisa mengangguk, adik ipar yang dulu ia kenal kini sudah beranjak dewasa, masih jelas di ingatannya saat pertama kali ia memeluk Ameera usai ijab kabul di acara pernikahan dadakannya.
Gadis remaja yang sampai saat ini masih sering di ciumi Reza tanpa ampun, rasa sayang yang begitu besar seakan menutup mata Reza untuk melihat sebesar apa adiknya kini. bahkan tak jarang Ameera mengeluh saat ia merasa Reza mulai mengawasinya dengan mengirimkan orang orang suruhan yang sengaja mengikutinya jika di luar rumah.
"Emang kuat sampe Lusa di godain sama Ay?"
Ameera membuang nafasnya kasar, darahnya akan naik jika terus saja di ganggu oleh keponakan pertamanya itu.
"Kuat, tapi kakak jangan marah ya kalo aku sampe pencet idungnya",
Melisa tertawa mendengar ucapan Ameera, sejahil apapun Air akan menjadi orang yang paling histeris saat tahu jika Ameera sakit atau terluka.
"Aku kira hidup aku bebas gak lagi di isengin saat kak Reza nikah dan sibuk sama anak-anaknya, eh ternyata dugaannya aku salah bibitnya malah lebih parah gangguin aku" dengusnya kesal
Melisa kembali tertawa, benar kata Ameera, dulu kepalanya sering pusing saat melihat Reza mengganggu adiknya saat sarapan atau usai makan malam dan sekarang ia di buat pusing saat anak sulungnya tak henti membuat adik iparnya itu berteriak.
****
"Terima kasih ya, mang Udin" ucap Ameera saat mobil kakaknya berhenti di lobby apartemen dekat sebuah universitas swasta bertaraf internasional.
"Sama-sama, non" jawab si supir pribadi Melisa dengan sopan.
Ameera Langsung melangkah masuk kedalam gedung tersebut, gedung tinggi yang hanya memiliki sepuluh lantai, kakinya berhenti tepat di sebuah lift untuk menunggu pintu besi itu terbuka.
TRIIIING..
Delapan tahun silam bunyi itu menjadi candu bagi kakak iparnya, ia dan papa sering bersembunyi di balik guci besar dekat lift hanya untuk menyaksikan drama ngidam Melisa yang sering naik turun lift dirumahnya hingga lebih dari sepuluh kali. Ia dan papa akan tertawa saat Melisa bertepuk tangan kecil saat bunyi itu menggelitik telinganya.
"Hah, naik lift jadi inget tiga krucil" gumamnya yang kini sudah ada dalam kotak besi menuju lantai enam.
Tap tap tap
Ameera melangkah kan kakinya menuju kamar nomer lima puluh lima, tempat dimana sahabat kecilnya tinggal setelah eyang meninggal tiga tahun lalu karna sakit ginjal yang di deritanya meski keluarganya sudah berusaha semaksimal mungkin sampai harus mencari donor ginjal untuknya, tapi Tuhan berkata lain, eyang tetap di panggil oleh sang maha kuasa.
.
.
CEKLEK
"Pagi amat?" ucap Bella saat membuka pintu kamar apartemennya.
"Hah, udah siang kali" sungut Ameera langsung pada sahabat nya itu.
"Hehehe, gue kan baru bangun jadi berasa pagi"
Ameera mencibir kearah Bella yang menggaruk kepalanya yang tak gatal.
"Ya udah gue mandi dulu ya"
Sambil menunggu Bella membersihkan diri, Ameera memilih keluar menuju balkon menikmati sinar matahari yang baru saja beranjak naik, sinarnya sungguh menghangatkan tubuhnya.
.
.
Dooooor
"Ish, anak gadis ngelamun sambil senyum-senyum" goda Bella yang datang menghampiri masih dengan handuk yang membelit rambut basahnya.
"Bell, Lo kan hoby pacaran kan, ya?" tanyanya sambil tertawa.
"Kalo pertama kali suka sama cowok itu rasanya apa?" tambahnya lagi yang langsung membuat Bella bingung.
"Rasa apa sih?" tanya Bella heran belum mengerti arah pembicaraan Ameera.
"Iya, Lo kalo suka sama cowok rasanya apa?"
"Pertama liat, hati gue berdebar, hahahaha" Jawab Bella sambil tertawa.
"Oooooooooh!" Balas Ameera sambil manggut-manggut.
"Wah, Lo lagi jatuh cinta ya?" selidik Bella penasaran.
"Kayanya sih, soalnya jantung gue deg-degan terus kalo inget senyuman nya" jawab Ameera malu-malu, se umur hidupnya ini lah kali pertama ia menceritakan soal hati dan senyum seorang Pria pada Bella.
"Wah, keren! gue kira Lo gak normal, Meer, atau lebih tepatnya Lo jangan-jangan suka sama gue?" goda Bella.
"Eh, enak aja Lo!" kata Ameera yang kesal di tuduh tak normal.
"Ya abisnya, dari dulu semua cowok Lo tolak sampe si Leo aja cowok Paling ganteng di campus yang rela berlutut di depan Lo, Lo tolak juga, gak waras emang Lo!" sungut Bella yang memang tahu semua hal tentang Ameera.
"Ya masa gue gak suka gue pacarin"
"Jadi siapa nih yang udah berhasil mencuri hati limited edition nya putri bungsu konglomerat Rahardian Wijaya?" goda Bella lagi sambil menyenggol bahu Ameera.
"Cowok ganteng yang punya lesung pipi di kanan dan kirinya, senyum nya manis banget, dia tinggi juga putih dan yang Paling penting dia tuh wangi" ucap Ameera membayangkan lagi sosok pria yang semalam berpapasan dengannya.
"Iya, siapa?, satu campus sama kita?" tanya Bella Semakin penasaran.
Ameera menggeleng sambil mengulum senyum.
"Dia... dia... SUAMI ORANG!!!"
GUBRAAAAKKKK
"Loh, bell.. Lo kenapa?" tanya Ameera panik saat sahabatnya mendadak pingsan!
🍁🍁🍁🍁🍁🍁
Bella aja pingsan apalagi Reza 😂😂😂😂
Like komen nya yuk ramai kan..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 168 Episodes
Comments
Lulu embul
Awas pasukan gajah mengawasi 😁😁
2024-03-28
0
Cipika Cipiki
novel si teteh mah lalucu semua 😀 bener² buat hiburan banget 👍
2023-05-12
0
Susan Handayani
iya y knp sih merr lo milih s ricko secara kan dia sdh mempunyai anak knp g pilih yg msh perjaka 🤭🤭🤭
2023-01-04
0