Waktu terus berjalan kejadian yang menghebohkan di istana mulai surut. Tujuh tahun berlalu semenjak pergantian raja, Negara Jingyin terus menunjukkan kemajuan dibawah kepemimpinan Chenzhen.
"Orang bilang meski burung mengangkat sayap setinggi-tingginya pada akhirnya hanya batasan yang menanti," gumam seorang wanita muda itu.
"Apa kau khawatir? Bahkan jika langit menghentikanku akan kubuat dia menyesalinya," jawab Liuzhen sambil mengangkat tangannya ke arah langit.
"Liu gege, apa kau akan tetap mengikuti pertandingan itu? Apa kau lupa kapan terakhir kali kau merintih kesakitan sepanjang malam? Apa kau ingin terus mempermalukan dirimu?" balas Anzhu kesal yang melihat Liuzhen tidak mendengarkannya samasekali.
"Kau seperti anak ayam kehilangan induknya, tenanglah. Kali ini aku mencium kemenangan ditanganku," ucap Liuzhen dengan menghiburnya.
"Liu gege, sejak kapan aku menjadi anak dan kau induknya, lagian kau pulang tanpa kesakitan sudah menjadi kemenangan terbesar bagiku," balas Anzhu sambil menggelengkan kepalanya.
"Tadi kau mengkhatirkanku sekarang kau mencoba meragukanku zhu'er?" Tanya Liuzhen santai.
"Tidak. Sedikitpun aku tidak meragukanmu Liu gege setidaknya tidak untuk rintihanmu yang akan datang," balas Anzhu sambil tertawa.
Liuzhen merupakan salah satu dari ratusan orang yang akan mengikuti pertandingan bela diri. Pertandingan ini diselenggarakan dua tahun sekali, pemenang akan mendapatkan tiket untuk menjadi murid sekte luar Gunung Persik.
Sayangnya setiap ada pertandingan Liuzhen selalu mendapatkan pukulan telak di putaran pertama, tidak hanya rusuk patah bahkan dirinya selalu dipermalukan.
"Kakek, aku pulang," ucap Liuzhen sambil membuka pintu.
"Ahh, cepat sekali kau pulang," balas kakek.
"Ohh ayolah kek, bagaimana kalau kita menentukan siapa yang menyiapkan makanan, perutku sudah menjerit sepanjang jalan," balas Liuzhen sambil mengambil papan catur.
"Ide bagus, aku juga sudah sangat lapar," balas kakek dengan semangat.
Catur merupakan permainan kaum bangsawan tidak semua orang paham tentang catur. Setiap Liuzhen dan kakek berselisih pendapat mereka menentukannya dengan catur, sebuah permainan yang cukup menguras pikiran.
"Kakek, sepertinya kau harus ke dapur menyiapkan semuanya," usul Liuzhen yang melihat kemenangannya
"Dasar anak muda zaman sekarang, kau terlalu cepat mendeklarasikan kemenangan, itu akan membuatmu dipermalukan pada akhirnya," jawab kakek, sambil tersenyum licik.
"Kakek, apa kau baru saja mengeluarkan senyuman khasmu?" tanya Liuzhen curiga.
Liuzhen tidak pernah menang melawan Sang Kakek selain dirinya selalu berada diposisi yang hampir menang. Mungkin salah satu trik Sang Kakek agar Liuzhen selalu menemaninya bermain.
"Sial, padahal aku tahu makna senyuman itu, Kakekk! Kenapa kau tidak pernah mau mengalah sekali saja," ucap Liuzhen yang terlihat kesal dengan kemenangan tertundanya.
Pada akhirnya Liuzhen menyiapkan makan malam, masakan Liuzhen tidak pernah mengecewakan lidah. Inilah salah satu alasan kenapa kakek tidak pernah kalah jika taruhannya adalah makanan.
**
"Dasar Liu gege bodoh, apa dia akan terus menyakiti dirinya," gumam Anzhu pelan di tengah perjalanan pulang.
"Sepertinya aku harus menyiapkan obat untuk untuk orang bodoh itu," lanjut Anzhu dalam hati.
Anzhu merupakan salah satu murid inti dari sekte Gunung Persik, selain parasnya indah dia juga memiliki status sebagai murid langsung dari wakil ketua sekte, tidak heran kalau ada orang berusaha mendekatinya.
"Anzhu! Tunggu," sapa seorang pria mendekat.
"Anzhu sebentar lagi matahari terbenam, akan lebih aman jika aku mengantarmu pulang," ucap sesosok pria tampan itu menghampirinya.
"Apa seorang tingkat pendekar muda layak mengantarku?" tanya Anzhu dingin.
"Kauuu, apakah pria yang tidak bisa bertarung itu lebih baik dimatamu," geram pria muda itu.
"Biao, kau tidak mengetahui apapun tentang Liu gege, kuperingati kau untuk tidak menghinanya," balas Anzhu sambil meninggalkan Biao.
Biao Bei adalah anak berbakat dari salah satu keluarga bangsawan, keluarga Biao telah banyak menjalankan bisnis dan yang paling terkenal adalah bisnis arak mereka.
Usia lima belas tahun Biao Bei telah sampai dipuncak pendekar muda, hanya tinggal menunggu waktu berada ditingkat pendekar ahli pertama. Jika Biao Bei disebut anak berbakat, maka Anzhu berusia empat belas tahun telah berada di tingkat pendekar ahli ke-4 mungkin layak disebut sebagai jenius muda.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 91 Episodes
Comments
◄⏤͟͞✥≛⃝⃕💞༄⍟Mᷤbᷡah_Atta࿐
Jooosssssss...!! 👍👍👍👍
2022-09-11
0
Manu Mere
lanjud keren 👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻💋💋💋💋💋💋
2021-08-18
0
Muhammad Amin
lanjut aja
2021-08-04
3