Ch. 3 - Catur

Waktu terus berjalan kejadian yang menghebohkan di istana mulai surut. Tujuh tahun berlalu semenjak pergantian raja, Negara Jingyin terus menunjukkan kemajuan dibawah kepemimpinan Chenzhen.

"Orang bilang meski burung mengangkat sayap setinggi-tingginya pada akhirnya hanya batasan yang menanti," gumam seorang wanita muda itu.

"Apa kau khawatir? Bahkan jika langit menghentikanku akan kubuat dia menyesalinya," jawab Liuzhen sambil mengangkat tangannya ke arah langit.

"Liu gege, apa kau akan tetap mengikuti pertandingan itu? Apa kau lupa kapan terakhir kali kau merintih kesakitan sepanjang malam? Apa kau ingin terus mempermalukan dirimu?" balas Anzhu kesal yang melihat Liuzhen tidak mendengarkannya samasekali.

"Kau seperti anak ayam kehilangan induknya, tenanglah. Kali ini aku mencium kemenangan ditanganku," ucap Liuzhen dengan menghiburnya.

"Liu gege, sejak kapan aku menjadi anak dan kau induknya, lagian kau pulang tanpa kesakitan sudah menjadi kemenangan terbesar bagiku," balas Anzhu sambil menggelengkan kepalanya.

"Tadi kau mengkhatirkanku sekarang kau mencoba meragukanku zhu'er?" Tanya Liuzhen santai.

"Tidak. Sedikitpun aku tidak meragukanmu Liu gege setidaknya tidak untuk rintihanmu yang akan datang," balas Anzhu sambil tertawa.

Liuzhen merupakan salah satu dari ratusan orang yang akan mengikuti pertandingan bela diri. Pertandingan ini diselenggarakan dua tahun sekali, pemenang akan mendapatkan tiket untuk menjadi murid sekte luar Gunung Persik.

Sayangnya setiap ada pertandingan Liuzhen selalu mendapatkan pukulan telak di putaran pertama, tidak hanya rusuk patah bahkan dirinya selalu dipermalukan.

"Kakek, aku pulang," ucap Liuzhen sambil membuka pintu.

"Ahh, cepat sekali kau pulang," balas kakek.

"Ohh ayolah kek, bagaimana kalau kita menentukan siapa yang menyiapkan makanan, perutku sudah menjerit sepanjang jalan," balas Liuzhen sambil mengambil papan catur.

"Ide bagus, aku juga sudah sangat lapar," balas kakek dengan semangat.

Catur merupakan permainan kaum bangsawan tidak semua orang paham tentang catur. Setiap Liuzhen dan kakek berselisih pendapat mereka menentukannya dengan catur, sebuah permainan yang cukup menguras pikiran.

"Kakek, sepertinya kau harus ke dapur menyiapkan semuanya," usul Liuzhen yang melihat kemenangannya

"Dasar anak muda zaman sekarang, kau terlalu cepat mendeklarasikan kemenangan, itu akan membuatmu dipermalukan pada akhirnya," jawab kakek, sambil tersenyum licik.

"Kakek, apa kau baru saja mengeluarkan senyuman khasmu?" tanya Liuzhen curiga.

Liuzhen tidak pernah menang melawan Sang Kakek selain dirinya selalu berada diposisi yang hampir menang. Mungkin salah satu trik Sang Kakek agar Liuzhen selalu menemaninya bermain.

"Sial, padahal aku tahu makna senyuman itu, Kakekk! Kenapa kau tidak pernah mau mengalah sekali saja," ucap Liuzhen yang terlihat kesal dengan kemenangan tertundanya.

Pada akhirnya Liuzhen menyiapkan makan malam, masakan Liuzhen tidak pernah mengecewakan lidah. Inilah salah satu alasan kenapa kakek tidak pernah kalah jika taruhannya adalah makanan.

**

"Dasar Liu gege bodoh, apa dia akan terus menyakiti dirinya," gumam Anzhu pelan di tengah perjalanan pulang.

"Sepertinya aku harus menyiapkan obat untuk untuk orang bodoh itu," lanjut Anzhu dalam hati.

Anzhu merupakan salah satu murid inti dari sekte Gunung Persik, selain parasnya indah dia juga memiliki status sebagai murid langsung dari wakil ketua sekte, tidak heran kalau ada orang berusaha mendekatinya.

"Anzhu! Tunggu," sapa seorang pria mendekat.

"Anzhu sebentar lagi matahari terbenam, akan lebih aman jika aku mengantarmu pulang," ucap sesosok pria tampan itu menghampirinya.

"Apa seorang tingkat pendekar muda layak mengantarku?" tanya Anzhu dingin.

"Kauuu, apakah pria yang tidak bisa bertarung itu lebih baik dimatamu," geram pria muda itu.

"Biao, kau tidak mengetahui apapun tentang Liu gege, kuperingati kau untuk tidak menghinanya," balas Anzhu sambil meninggalkan Biao.

Biao Bei adalah anak berbakat dari salah satu keluarga bangsawan, keluarga Biao telah banyak menjalankan bisnis dan yang paling terkenal adalah bisnis arak mereka.

Usia lima belas tahun Biao Bei telah sampai dipuncak pendekar muda, hanya tinggal menunggu waktu berada ditingkat pendekar ahli pertama. Jika Biao Bei disebut anak berbakat, maka Anzhu berusia empat belas tahun telah berada di tingkat pendekar ahli ke-4 mungkin layak disebut sebagai jenius muda.

Terpopuler

Comments

◄⏤͟͞✥≛⃝⃕💞༄⍟Mᷤbᷡah_Atta࿐

◄⏤͟͞✥≛⃝⃕💞༄⍟Mᷤbᷡah_Atta࿐

Jooosssssss...!! 👍👍👍👍

2022-09-11

0

Manu Mere

Manu Mere

lanjud keren 👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻💋💋💋💋💋💋

2021-08-18

0

Muhammad Amin

Muhammad Amin

lanjut aja

2021-08-04

3

lihat semua
Episodes
1 Ch. 1 - Kerajaan I
2 Ch. 2 - Kerajaan II
3 Ch. 3 - Catur
4 Ch. 4 - Sarjana Puisi
5 Ch. 5 - Kabar Buruk
6 Ch. 6 - Seni Raga Langit I
7 Ch. 7 - Seni Raga Langit II
8 Ch. 8 - Darah
9 Ch. 9 - Hutan Kuno I
10 Ch. 10 - Hutan Kuno II
11 Ch. 11 - Gubuk Tua
12 Ch. 12 - Kristal
13 Ch. 13 - Kesepian
14 Ch. 14 - Kekonyolan
15 Ch. 15 - Reruntuhan Kuno
16 Ch. 16 - Kebenaran
17 Ch. 17 - Perpisahan
18 Ch. 18 - Negara Chu
19 Ch. 19 - Keadaan Terbalik
20 Ch. 20 - Kehidupan Baru
21 Ch. 21 - Pelelangan I
22 Ch. 22 - Pelelangan II
23 Ch. 23 - Pelelangan III
24 Ch. 24 - Surat
25 Ch. 25 - Preman
26 Ch. 26 - Pasukan
27 Ch. 27 - Pil
28 Ch. 28 - Tawaran
29 Ch. 29 - Bercanda
30 Ch. 30 - Perguruan
31 Ch. 31 - Pukulan
32 Ch. 32 - Pukulan Tidak Berbayang
33 Ch. 33 - Pengetahuan
34 Ch. 34 - Keributan Mereka
35 Ch. 35 - Annchi
36 Ch. 36 - Bantuan I
37 Ch. 37 - Bantuan II
38 Ch. 38 - Pengujian Tahap Tiga
39 Ch. 39 - Kesempatan
40 Ch. 40 - Merebut Lawan
41 Ch. 41 - Hancur
42 Ch. 42 - Salah Paham
43 Ch. 43 - Berkumpul
44 Ch. 44 - Serba Salah
45 Ch. 45 - Pagoda I
46 Ch. 46 - Pagoda II
47 Ch. 47 - Pagoda III
48 Ch. 48 - Penasaran
49 Ch. 49 - Lantai Kelima I
50 Ch. 50 - Lantai Kelima II
51 Ch. 51 - Penyesalan
52 Ch. 52 - Situasi Lantai Ketiga
53 Ch. 53 - Menuju Perguruan
54 Ch. 54 - Perampok Kecil
55 Ch. 55 - Kitab Lima Jari I
56 Ch. 56 - Kitab Lima Jari II
57 Ch. 57 - Perseteruan
58 Ch. 58 - Topeng Sial
59 Ch. 59 - Pukulan Mendadak
60 Ch. 60 - Hadiah Besar
61 Ch. 61 - Informasi
62 Ch. 62 - Kekuatan Baru
63 Ch. 63 - Harapan
64 Ch. 64 - Surat Permintaan Maaf
65 Ch. 65 - Sekelompok Bertopeng I
66 Ch. 66 - Sekelompok Bertopeng II
67 Ch. 67 - Sekelompok Bertopeng III
68 Ch. 68 - Kenangan
69 Ch. 69 - Harapan
70 Ch. 70 - Strategi Formasi
71 Ch. 71 - Kamar Masing-Masing
72 Ch. 72 - Misi
73 Ch. 73 - Daya Tarik Seseorang
74 Ch. 74 - Pergerakan
75 Ch. 75 - Hati Manusia
76 Ch. 76 - Tanah Terlarang I
77 Ch. 77 - Tanah Terlarang II
78 Ch. 78 - Tanah Terlarang III
79 Ch. 79 - Tanah Terlarang IV
80 Ch. 80 - Tanah Terlarang V
81 Ch. 81 - Di Dalam Gua
82 Ch. 82 - Pencarian
83 Ch. 83 - Rasa Penasaran
84 Ch. 84 - Sejarah
85 Ch. 85 - Ras Tertinggi
86 Ch. 86 - Ras Tertinggi II
87 Ch. 87 - Ras Tertinggi III
88 Ch. 88 - Minatour
89 Ch. 89 - Kapak Besar
90 Ch. 90 - Keluar
91 Ch. 91 - Penginapan Sederhana
Episodes

Updated 91 Episodes

1
Ch. 1 - Kerajaan I
2
Ch. 2 - Kerajaan II
3
Ch. 3 - Catur
4
Ch. 4 - Sarjana Puisi
5
Ch. 5 - Kabar Buruk
6
Ch. 6 - Seni Raga Langit I
7
Ch. 7 - Seni Raga Langit II
8
Ch. 8 - Darah
9
Ch. 9 - Hutan Kuno I
10
Ch. 10 - Hutan Kuno II
11
Ch. 11 - Gubuk Tua
12
Ch. 12 - Kristal
13
Ch. 13 - Kesepian
14
Ch. 14 - Kekonyolan
15
Ch. 15 - Reruntuhan Kuno
16
Ch. 16 - Kebenaran
17
Ch. 17 - Perpisahan
18
Ch. 18 - Negara Chu
19
Ch. 19 - Keadaan Terbalik
20
Ch. 20 - Kehidupan Baru
21
Ch. 21 - Pelelangan I
22
Ch. 22 - Pelelangan II
23
Ch. 23 - Pelelangan III
24
Ch. 24 - Surat
25
Ch. 25 - Preman
26
Ch. 26 - Pasukan
27
Ch. 27 - Pil
28
Ch. 28 - Tawaran
29
Ch. 29 - Bercanda
30
Ch. 30 - Perguruan
31
Ch. 31 - Pukulan
32
Ch. 32 - Pukulan Tidak Berbayang
33
Ch. 33 - Pengetahuan
34
Ch. 34 - Keributan Mereka
35
Ch. 35 - Annchi
36
Ch. 36 - Bantuan I
37
Ch. 37 - Bantuan II
38
Ch. 38 - Pengujian Tahap Tiga
39
Ch. 39 - Kesempatan
40
Ch. 40 - Merebut Lawan
41
Ch. 41 - Hancur
42
Ch. 42 - Salah Paham
43
Ch. 43 - Berkumpul
44
Ch. 44 - Serba Salah
45
Ch. 45 - Pagoda I
46
Ch. 46 - Pagoda II
47
Ch. 47 - Pagoda III
48
Ch. 48 - Penasaran
49
Ch. 49 - Lantai Kelima I
50
Ch. 50 - Lantai Kelima II
51
Ch. 51 - Penyesalan
52
Ch. 52 - Situasi Lantai Ketiga
53
Ch. 53 - Menuju Perguruan
54
Ch. 54 - Perampok Kecil
55
Ch. 55 - Kitab Lima Jari I
56
Ch. 56 - Kitab Lima Jari II
57
Ch. 57 - Perseteruan
58
Ch. 58 - Topeng Sial
59
Ch. 59 - Pukulan Mendadak
60
Ch. 60 - Hadiah Besar
61
Ch. 61 - Informasi
62
Ch. 62 - Kekuatan Baru
63
Ch. 63 - Harapan
64
Ch. 64 - Surat Permintaan Maaf
65
Ch. 65 - Sekelompok Bertopeng I
66
Ch. 66 - Sekelompok Bertopeng II
67
Ch. 67 - Sekelompok Bertopeng III
68
Ch. 68 - Kenangan
69
Ch. 69 - Harapan
70
Ch. 70 - Strategi Formasi
71
Ch. 71 - Kamar Masing-Masing
72
Ch. 72 - Misi
73
Ch. 73 - Daya Tarik Seseorang
74
Ch. 74 - Pergerakan
75
Ch. 75 - Hati Manusia
76
Ch. 76 - Tanah Terlarang I
77
Ch. 77 - Tanah Terlarang II
78
Ch. 78 - Tanah Terlarang III
79
Ch. 79 - Tanah Terlarang IV
80
Ch. 80 - Tanah Terlarang V
81
Ch. 81 - Di Dalam Gua
82
Ch. 82 - Pencarian
83
Ch. 83 - Rasa Penasaran
84
Ch. 84 - Sejarah
85
Ch. 85 - Ras Tertinggi
86
Ch. 86 - Ras Tertinggi II
87
Ch. 87 - Ras Tertinggi III
88
Ch. 88 - Minatour
89
Ch. 89 - Kapak Besar
90
Ch. 90 - Keluar
91
Ch. 91 - Penginapan Sederhana

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!