-
-
Sebulan setelah kejadian kelam yang menimpa Jiana. Kini sedikit demi sedikit Jiana mulai menerima dan ceria kembali. Dan kini ada yang lebih membuat Jiana senang yaitu Darwin. Semakin hari ia semakin dekat dengan pria itu meskipun ia tak pernah menceritakan apa yang terjadi antara dirinya dan Bryan pada Darwin
Perhatian Darwin dan kelembutan pria itu perlahan meluluhkan Jiana, kesedihan Jiana mulai menyurut jadi rasa senang. Ia dan Darwin dekat dan sering menghabiskan waktu bersama. Namun ada satu yang membuat Jiana masih saja berjarak pada Darwin yaitu Jiana yang tidak pernah mau Darwin sentuh. Saat Darwin akan menciumnya, ingatan tentang pemaksaan Bryan selalu terbayang membuat Jiana takut dan selalu menahan Darwin, kejadian kelam itu memang telah melekat di pikiran Jiana
Hari senin adalah hari yang membosankan untuk semua orang, termasuk Jiana. Hari ini juga kebetulan ia terlambat karena entah kenapa ia merasa badannya tidak terlalu baik pagi ini. Jiana harus terus berlari dari tempat angkutan umum yang menurunkannya menuju ke kantor tempat ia bekerja
Nafas Jiana tersengal-sengal, ia segera menahan pintu lift yang hendak tertutup itu hingga terbuka lagi. Ia masuk tanpa memperhatikan sekitar karena ia selalu menundukan pandangannya
" Berani sekali kau datang terlambat."
Deg
Jiana membulatkan kedua matanya, suara itu .. suara pria yang paling ia benci terdengar dari belakang tubuhnya. Takut-takut Jiana menoleh pada dingding kaca lift, ia terkejut ternyata didalam lift ia hanya berdua bersama Bryan, pria itu sedang menatapnya begitu tajam dari pantulan cermin dan tatapan itu seperti tatapan saat Bryan memaksanya malam lalu
Segera Jiana memalingkan wajahnya, ia merema* kedua tangannya yang mulai bergetar, ia merutuki dirinya yang bodoh karena tak melihat dalam lift. Sebisa mungkin ia menahan tubuhnya agar tak bergetar untuk menghindari kecurigaan Bryan. Keringat tampak merenung dipelipis Jiana, ternyata meskipun telah lupa akan kejadian mengerikan itu tapi tetap saja ia masih ketakutan setiap kali bertemu Bryan
" Kau .. parfum apa yang kau pakai?" tanya Bryan, ia melangkah sedikit mendekat membuat Jiana melangkah maju mendekat ke pintu lift. Tubuh Jiana bahkan meremang takut hanya mendengar suaranya saja
" Hey .. kau tuli ya?" tanya Bryan lagi, ia hendak menyentuh pundak Jiana namun terhenti karena pintu lift terbuka dan juga Jiana yang langsung berlari keluar tanpa memperdulikan atasannya itu
" Berani sekali gadis itu mengabaikanku. Lihat saja kau akan menyesal." gumam Bryan menatap tajam
Bryan kini tiba di lantai dimana ruangannya berada. Seperti biasa ia mengedipkan sebelah matanya pada Meldina yang langsung wanita itu balas dengan kecupan jauh
Merasa mendapat kesempatan. Meldina akhirnya mengikuti Bryan masuk kedalam. Bryan hanya menyeringai, bahkan tanpa bicarapun wanita itu sudah mengerti Bryan menginginkannya pagi ini
Meldina menutup pintu itu rapat, ia mendekat pada Bryan yang sudah duduk dikursi kebesarannya. Meldina tersenyum apalagi saat Bryan menariknya dalam pangkuan
" Ada apa Meldina?" tanya Bryan, setiap kali ingin mencicipi tubuh gitar spanyol Meldina Bryan selalu saja gagal. Entah ibunya ataupun Darwin yang jelas Bryan selalu gagal, mungkin juga karena ia tak terlalu berniat pada Meldina. Bryan hanya senang menggoda wanita itu saja
Kedua tangan Meldina mengalungi leher Bryan dan memberikan kecupan lembut dipipi Bryan, sebagai pria tentu Bryan sangat senang dengan perlakuan wanita secantik Meldina
" Meldina, kau sudah berapa lama bekerja disini?"
" Sekitar tiga tahun. " sautnya mendayu
" Apa kau mengenal si culun yang selalu memakai kacamata tebal?" tanya Bryan membuat Meldina mengerutkan dahinya tak mengerti
" Ada apa Bos mencari Jiana?" tanya Darwin menyaut yang baru masuk ruangannya dan mendengar pertanyaan Bryan pada Meldina
" Kau sangat tidak sopan masuk tanpa mengetuk pintu terlebih dulu." saut Bryan lalu ia menurunkan Meldina membuat raut wajah Meldina masam seketika, beberapa bulan ia mencoba mengejar sang bos namun tetaplah selalu gagal naik ke ranjang pria itu
" Ada apa Bos mencari Jiana?" tanya Darwin lagi, ia merasa heran dengan Bryan yang mendadak bertanya tentang bawahannya
" Panggil dia kemari, dia membuat masalah denganku. " saut Bryan
" Masalah apa?"
" Banyak bertanya, cepat panggil." bentak Bryan pelan namun tak digubris Darwin, untuk kali ini pria itu membantah Bryan
" Aku hanya ingin tahu dia membuat kesalahan apa?"
" Dia mengabaikan pertanyaanku tadi. Cepat panggil dia kemari."
Lagi-lagi Darwin hanya terdiam
" Kau tak mau melakukannya? baiklah aku akan turun tangan sendiri." ucap Bryan geram, beranjak berdiri sambil menatap tajam Darwin. Ia keluar dari ruangannya begitu saja untuk menemui gadis yang selalu ia panggil culun itu
Dengan tergesa Bryan berjalan menuju divisi dimana Jiana bekerja. Entah kenapa ia geram dengan gadis itu, ia tak suka diabaikan dan ia juga paling tak suka dengan orang yang menurutnya tak punya sopan santun
Seketika ruangan yang riuh menjadi hening karena kehadiran Bryan. Semua orang tampak kembali ketempatnya masing-masing. Bryan mulai mengedarkan pandangannya mencari gadis berkacamata yang akan ia cehcar dengan kemarahannya. Ia berkacak pinggang membuat semua orang takut dan so sibuk pada pekerjaanya
Bryan tak menemukan apa yang ia cari namun ia melihat satu meja dan kursi yang kosong. Kemudian ia memanggil kepala divisi disana
" Eddy." teriak Bryan
Segera pria berumur 40 tahun itu berlari mendekat, wajahnya menunjukan rasa takut hingga menunduk tak berani memandang Bryan
" Dimana gadis berkacamata?" tanya Bryan
Eddy hanya terdiam, ia tampak berpikir karena saat mulai bekerja rata-rata kariawan didivisinya memang memakai kacamata untuk melindungi mata mereka dari pekerjaanya yang terus bergelut dengan komputer
" Jiana? dimana Jiana?" teriak Bryan
" Jiana baru saja mengambil cuti."
" Siapa yang memberinya ijin?"
" Maaf bos, tapi dia terlihat sedang sakit. Saya benar-benar tidak tega."
" Lain kali tidak ada yang boleh memberi ijin pada siapapun tanpa melewatiku." teriak Bryan lagi seakan Eddy itu tuli tak mendengarnya
" Ba . baik." saut Eddy
Sementara ditempat lain Jiana tampak kelelahan, ia tertatih-tatih berjalan dari gang kecil menuju rumahnya yang kebetulan memang jauh dari jalan raya. Tubuh Jiana sungguh tak bersahabat pagi ini hingga mengharuskannya mengambil cuti
Kepalanya terasa pusing, ia juga terus bolak balik kekamar mandi karena perutnya terus bergejolak dan memuntahkan sarapan paginya. Buliran-buliran keringatpun tampat membasahi dahi dan seluruh tubuh Jiana
Jiana sungguh merasa tak kuat, sambil berjalan pelan ia terus berpegangan pada tiap tembok dan pagar rumah orang lain. Jiana diambang batasnya saat kekuatan Jiana kian melemah, ia tersungkur dan hilang kesadaran
Sayup-sayup Jiana mendengar suara riuh ditelinganya. Jiana membuka mata, ia terkejut dengan banyaknya orang yang kini mengerubung didalam kamarnya. Meski kepalanya terasa sakit, Jiana memaksakan dirinya bangun. Wajah itu memucat melihat sebagian para wanita disana iba padanya, ada juga yang menatap garang dan memandang rendah dirinya
Jiana bahkan tak berani bertanya apa yang terjadi? kenapa semua tetangga berada didalam rumahnya? lalu seorang wanita dengan pakaian dokter menghampiri Jiana dan duduk di sampingnya
" Emmh dokter, apa yang terjadi? " tanya Jiana dengan takut
" Jangan so polos, kau mengotori kampung kami dengan kelakuanmu Jiana! dikampung ini semua gadis tidak ada yang sepertimu!" teriak salah satu tetangganya dengan garang
Sedangkan Jiana benar-benar tak mengerti, ia menatap dokter dan meminta jawaban
" Jiana .. siapa ayah bayimu?" wajah Jiana kian memucat, ketakutan mulai melanda Jiana. Airmata mulai menggenang dipelupuk mata Jiana
" Ap .. a .. ma .. ksud dokter?" airmata mulai mengalir deras, Jiana takut apa yang selama ini ia takutkan benar-benar terjadi padanya
-
-
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 182 Episodes
Comments
Dwi Winarni Wina
Tokcer jg bryan menanam benih dirahim jiana main skl langsung jd,,,
kasian jiana hrs menanggung malu dan diusir dr kostnya krn hamil diluar nikah dan dikira jiana perempuan murahan....
2024-08-21
3
Ica Snow Kim
JIANA HAMIL ANAK BRYAN 😓😓😓,
MUDAH²AN BRYAN YG MORNING SICKNESS DEH 😅😅😅
2022-08-11
1
Ica Snow Kim
JIANA HAMIL 😰😰😰
2022-08-11
1