Rey dan Fey sampai disebuah bangunan rumah tua berlantai dua dengan gaya khas rumah jaman dulu. Rey mengamati lingkungan sekitar yang terlihat sangat sepi. Bila dilihat dari sudut pandang orang biasa, rumah tua ini pasti bisa dibilang angker. Namun, Rey dan Fey sudah biasa dengan situasi angker mengingat mereka adalah keluarga dari seorang raja dedemit. Justru malah aneh bila Rey dan Fey takut dengan makhluk astral tak kasat mata yang berkeliaran disekitar mereka.
"Rumah siapa ini, Ibu? Apakah ini rumah baru kita?" tanya Rey penasaran. Mata elangnya terus menatap area sekitar bangunan yang bernuansa putih.
"Kenapa emangnya?" bukannya menjawab, Fey malah balik bertanya. Ia menatap wajah putranya yang serius memerhatikan sesuatu.
"Banyak hantunya, berapa abad rumah ini ditinggalkan?" tanya Rey lagi.
"Baru 20 tahun yang lalu," jawab Fey santai. Sebab yang ia katakan memang benar. Rumah ini adalah rumah peninggalan keluarga pak Po. Ayah mertua Rey sendiri. Hanya saja, putranya ini masih belum mengingat semuanya.
"Lumayan lama juga? Kenapa Ibu memilih rumah ini?"
"Karena rumah ini menyimpan banyak kenangan bagi ayah dan juga ibumu. Selain itu, rumah ini juga akan menjadi rumahmu suatu hari nanti."
"Apa ini rumah ayah dan ibu? Disinikah kalian menciptakan aku?"
"Aku tidak tahu pasti apakah kau tercipta disini atau tidak, yang jelas di kota inilah aku mulai tahu ada kau di dalam rahimku." Fey tersenyum melihat ekspresi Rey saat menatapnya. "Ah satu lagi, rumah ini bukan milikku ataupun ayahmu, tapi milik seseorang."
"Tapi kenapa tadi ibu bilang rumah ini bakal jadi rumahku juga?" Rey selalu penasaran dengan semua teka teki yang diberikan oleh ibunya.
"Nanti kau akan tahu sendiri," ujar Fey penuh makna. Ia berlalu pergi meninggalkan Rey menuju mobil Limosin yang ditumpanginya tadi.
"Sudah ku duga, ibu pasti berkata seperti itu," gumam Fey tidak kaget lagi. Sebab Fey memang tidak pernah memberitahu Rey apa yang terjadi sebenarnya sampai Rey bisa mengingatnya sendiri. "Ibu mau kemana? Bukankah kita akan tinggal disini?" seru Rey pada Fey yang sudah masuk ke dalam mobil.
"Aku tidak bilang kalau kita tinggal disini. Ayahmu membeli sebuah vila di dekat danau yang indah. Disanalah kita tinggal. Lagipula, Vila itu dekat dengan kediaman bibi Riska. Oh iya, kau harus cepat bersiap-siap pergi kuliah hati ini. Aku sudah menyiapkan sesuatu untukmu. Kau suka mengendarai motor, kan?"
"Apa? Baru juga datang ibu langsungnya menyuruhku kuliah? Apa tidak salah?" Rey keberatan jika harus disuruh ke kampus sekarang.
"Masuklah, aku akan jelaskan di dalam," pinta Fey.
Rey tidak bisa menolak, apalagi ia sudah berjanji pada ayahnya untuk selalu menuruti apapun yang dikatakan ibu nyentriknya ini.
Awalnya Rey enggan datang ke kampus disaat ia baru saja tiba di kota kecil ini. Namun, setelah Fey memperlihatkan motor keren Aprilia RSV 1000R Mille dalam garasi vilanya, Rey langsung terlihat senang. Motor ini punya kecepatan super karena memiliki mesin V-twin dengan kecepatan maksimal 281 km/jam. Motor ini juga memiliki desain yang agak berbeda dengan motor sekelas Ninja lainnya. Aprilia RSV terlihat lebih sporty dengan warna abu-abu yang mendominasi penampilannya.
"Wuahh ... keren banget? Bagaimana ibu tahu kalau aku suka motor ini."
"Tahulah, aku kan ibumu? Bagaimana? Mau berangkat kuliah sekarang?"
Fey langsung mendapat pelukan hangat dari putranya. "Tentu, aku akan menggunakan motor ini ke kampus, terimakasih banyak Ibu, aku menyayangimu." Rey melepas pelukannya dan segera menaiki motor barunya. "Aku berangkat, Ibu. Sampai ketemu lagi," ujar Rey sambil memakai helm teropongnya. Rey benar-benar terlihat keren dan stay cool habis mengendari motor RSV itu.
Fey hanya tersenyum sambil melambaikan tangan. Ia membuka tas kecilnya dan mengambil selembar daun yang berisi pesan dari suami tercintanya, Refald.
Isi pesan itu adalah permintaan Refald agar Fey segera mempertemukan kembali Rey dan Rhea karena ini sudah waktunya kedua insan yang sempat terpisah itu bertemu lagi.
***
Sementara di tempat lain, Rhea sampai di sebuah pabrik besar yang ia gunakan sebagai kedok bekerja. Padahal ia datang kesini bukan untuk bekerja, melainkan berganti pakaian rapi untuk bersiap-siap berangkat ke kampus dengan diantar mobil milik pabrik ini. Riska yang mengetahui kedatangan Rhea, langsung menyambut gadis itu seperti biasa dengan pelukan hangat.
"Kau sudah sarapan? Bagaimana pagimu hari ini? Apa Rara menyulitkanmu lagi?" tanya Riska yang tahu seluk beluk kehidupan Rhea selama ia berada di kota kecil ini.
"Tidak, Bi. Semuanya baik-baik saja. Aku sedang berusaha membujuknya agar ikut kuliah bersamaku, tapi sepertinya ia tidak mau."
"Tentu saja dia tidak mau? Otak tumpul seperti kakakmu itu mana mau menyentuh buku. Tidak sepertimu yang memang sudah terlahir pintar dari sononya." Riska menepuk pelan bahu Rara. "Jangan buang-buang uangmu untuk hal yang tidak berguna, oke. Sebaiknya gunakan untuk kebutuhanmu sendiri."
"Tapi, Bibi. Sampai kapan Bibi merahasiakan semua kebenaran tentangku? Siapa aku, kenapa aku bisa jadi pemilik pabrik ini? Dan semua kehidupanku di rumah itu? Kenapa aku harus melakukannya? Kenapa aku tidak boleh mengatakan yang sebenarnya pada kakakku? Aku terus merasa bersalah karena telah membohonginya selama ini." ekspresi wajah Rhea terlihat sedih.
"Jika sampai kakakmu tahu siapa kau sebenarnya, ia akan menghabiskan seluruh harta yang kau punya. Dan kau tidak punya apa-apa lagi. Itukah yang kau mau?"
"Kenapa dia seperti itu?"
"Karena dia hanya manusia biasa Rhea. Dia sudah dibutakan oleh kenikmatan duniawi akibat apa yang ia alami setelah menolongmu waktu itu. Bersabarlah, semoga saja dia mau berubah." Riska membukakan pintu mobil untuk Rhea yang biasa mengantarkannya ke kampus.
"Bibi benar, kakakku memang suka sekali menghambur-hamburkan uang. Akan lebih baik kalau ia tidak tahu apa-apa." Akhirnya Rhea sudah bisa memahami situasi yang dimaksud bibinya.
"Jangan lupa besok kau harus datang di acara pesta ulang tahun pernikahanku. Ada seseorang yang ingin aku kenalkan padamu," ujar Riska sambil menutup pintu mobil.
"Baik, Bi. Nenek tadi juga berpesan, supaya Bibi datang ke balai jika ada waktu."
"Baik, setelah urusan disini selesai aku akan kesana. Hati-hati di jalan." Riska melambaikan tangan begitu mobil yang membawa Rhea berangkat pergi meninggalkan garasi pabrik.
BERSAMBUNG
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 170 Episodes
Comments
HNF G
Cinderella menyamar menjadi upik abu😅
2024-07-18
0
Aqiyu
Rey dan keluarga bukan manusia biasa termasuk Rhea.....
dan mereka ga takut demit/hantu 😲
2022-09-23
0
Aya Vivemyangel
wow ,,, ok
2022-03-31
0