Wanita muda yang polos!

"Pria ini .... kenapa sangat tampan!" batin Ayana ketika memandang pria yang sedang terbaring di atas ranjang di hadapannya itu.

Dengan rambut berantakan dan kemeja putih yang dikenakannya. Terlihat jarum infus menancap di punggung telapak tangan kirinya. Samar-samar terlihat perban yang melilit area perutnya dari balik kemeja putihnya yang sedikit terbuka.

Sepertinya pria itu mendapatkan perawatan yang baik di rumah ini. Ia tampak membaik walaupun wajahnya masih tampak pucat.

"Masuklah ! Aku hanya ingin bicara denganmu! " perintah pria itu.

Ayana tampak ragu. Ia sesungguhnya tak berani masuk ke sana. Apalagi ia hanya berdua saja dengan pria itu.

Pria itu lantas tersenyum simpul kepadanya.

"Jangan takut! Aku tidak akan memakan mu! Aku hanya ingin bicara padamu!" bujuk pria itu dengan sabar.

"A-apa tak bisa bicara dari sini saja? Tidak enak rasanya jika kita hanya berdua saja di dalam sini! " tolaknya sopan .

Pria itu tampak mengernyit heran lalu kembali tersenyum. Kali ini agak lebar.

"Aku tahu jika kau merasa sungkan. Tetapi akan lebih mudah bagiku untuk berbicara denganmu jika kau lebih dekat denganku. Dengan kondisi ku yang seperti ini agak sulit untuk berbicara jarak jauh seperti ini. Itu menguras tenaga ku. Aku masih dalam proses pemulihan. Ingat? "

Ayana tampak mempertimbangkan perkataannya. Ia lalu masuk ke sana dengan ragu.

Ia berdiri di dekat pria itu. Beberapa centimeter dari ranjangnya.

"Duduklah! " Pria itu melirik sebuh kursi di samping ranjangnya.

"Tidak apa-apa! Aku berdiri saja!" tolak Ayana.

Wanita ini sepertinya takut padaku! batinnya.

"Baiklah! Terserah kau saja!" Pria itu tak memaksanya.

"Ehm... Tuan, kepala pelayan tadi mengatakan jika ada yang ingin tuan katakan padaku. " tanya Ayana.

"Iya! Aku hanya ingin berterima kasih padamu secara langsung. Oh ya! Siapa namamu, nona? Aku belum mengetahuinya."

"Namaku Ayana, tuan!"

" Baiklah nona Ayana, Namaku Zach!" pria itu memperkenalkan dirinya.

Ia lalu memperhatikan Ayana dari ujung kaki hingga ujung kepalanya. Ayana merasa risih ketika diperhatikan seperti itu oleh orang yang baru dikenalnya.

"Kau terlihat sangat muda! Berapa usiamu? " tanya Zach penasaran.

"Sembilan belas tahun, tuan!" jawabnya.

"Sembilan belas tahun? Pantas saja kau terlihat sangat polos!" ucap Zach sambil tersenyum.

Ayana hanya tersenyum masam padanya.

"Terima kasih karena kau sudah menolongku kemarin malam. Itu sungguh sangat berarti bagiku. Jika ada sesuatu yang kau inginkan, aku akan memberikannya padamu. Katakan saja padaku!" ucap pria itu memberikan penawaran padanya.

"Ehm... Itu sama sekali tidak perlu, tuan! Aku hanya berniat untuk menolong mu! Aku sama sekali tidak mengharapkan imbalan apapun darimu. Siapapun pasti akan melakukan hal yang sama jika dihadapkan pada situasi seperti itu. Sesama manusia memang harus saling bantu, bukan? Kau tidak perlu membalasnya. Aku hanya melakukan apa yang seharusnya ku lakukan, tuan!" Ayana berusaha untuk menolak tawarannya.

Pria itu lantas tersenyum simpul mendengar penolakan Ayana. Pada zaman modern seperti sekarang ini, masih ada seseorang yang menolak tawarannya. Apalagi seorang wanita? Bukankah semua wanita menginginkan sesuatu dalam hidupnya?

"Tidak semua orang akan melakukan hal yang sama seperti mu, nona Ayana! Mungkin mereka lebih memilih untuk meninggalkan aku seorang diri di sana daripada menolongku. Mungkin juga mereka akan memanfaatkan kondisi ku untuk mendapatkan keuntungan bagi mereka. Sifat manusia itu berbeda-beda. Jadi, aku sangat bersyukur karena pada saat itu yang menolong ku adalah kau. Jadi katakan saja padaku apa permintaan mu. Aku akan memberikan apapun padamu. Anggap saja itu sebagai hadiah dariku. " jelas Zach

"Jika aku menerima pemberian darimu, bukankah itu sama saja seperti aku sedang memanfaatkan kondisimu untuk mendapatkan keuntungan ku sendiri? Tuan tidak perlu memikirkan hal itu. Pikirkan saja kesehatan tuan dengan baik. Itu saja sudah cukup bagiku. Setidaknya dengan begitu aku merasa jika diriku berguna untuk orang lain."

"Kau yakin?" tanya Zach memastikan.

"Iya, tuan! Saya sangat yakin!"

"Baiklah! Tapi.. ada satu hal yang membuatku penasaran. Bagaimana kau bisa berada di sana kemarin malam? Apa yang sedang kau lakukan?" tanya Zach begitu penasaran. Mengingat jika itu bukanlah tempat yang sering di lewati oleh kebanyakan orang.

"Ehm.... Aku.... Bagaimana menjelaskannya ya? Sebenarnya aku juga tidak pernah melewati jalan itu sebelumnya. Aku hanya sedang terburu-buru saat itu. ... "

Ayana menjelaskan kejadiannya secara keseluruhan pada Zach. Pria itu tampak mendengarkannya dengan baik.

"Apa kau selalu pulang sendirian setiap malam?" tanya Zach.

"Iya, tuan!"

"Apa tidak ada yang menjemputmu?"

"Tidak ada, tuan!"

"Bagaimana dengan orangtuamu? Apa mereka tidak cemas membiarkan kau pulang seorang diri?"

"Ehm... kedua orangtuaku sudah meninggal, tuan. Aku hanya tinggal bersama adikku." jelas Ayana.

"Mereka sudah meninggal? Ah, maafkan aku! Aku benar-benar tidak tahu!" pinta Zach merasa sungkan.

"Tidak apa-apa, tuan!" Ayana berusaha untuk tetap tersenyum.

Suasana menjadi hening seketika. Keduanya tampak canggung.

"Ehm.... Jika tidak ada lagi yang ingin anda katakan, saya mau pamit, tuan. Saya masih punya urusan lain. . " jelasnya

"Baiklah! Aku hanya ingin mengatakan itu saja! Tapi makanlah sesuatu sebelum kau pergi! Kepala pelayan sudah menyiapkan sarapan untukmu. Kau tidak akan menolaknya, bukan? Karena itu akan menjadi sesuatu yang sia-sia." Zach tampak mempengaruhinya.

Ayana berpikir sejenak. Jika ia pergi begitu saja, itu akan menjadi sia-sia.

"Baiklah, tuan!"

Namun sebelum Ayana pergi keluar dari kamarnya, Zach mengatakan sesuatu padanya.

"Jika suatu saat kau memerlukan bantuan ku, maka katakan saja padaku! Aku pasti akan membantu mu." ucapnya.

Ayana hanya tersenyum padanya sebelum pergi.

"Gadis yang malang!" Zach merasa iba.

................

Ruang makan,

"Jadi.... semua ini untukku?" tanya Ayana bingung ketika melihat pelayan menyajikan beberapa piring berisi masakan yang sebagian besar tak ia ketahui apa namanya.

Bahkan ada cake strawberry kesukaan adiknya di meja panjang itu. Jika saja ia ada disini, mungkin ia akan menghabiskan kue itu seorang diri.

Dan lagi hanya ia seorang yang duduk di meja makan. Jadi sudah bisa dipastikan bahwa hanya dirinyalah yang akan memakan semuanya.

"Iya, nona! Tuan muda meminta saya untuk membuatkan sarapan untuk anda. " jelas kepala pelayan yang mengantarkan dirinya tadi ke kamar pria itu.

"Sebanyak ini?" tanyanya heran. Aku memang sedang lapar! Tapi tidak juga sebanyak ini. Apa aku terlihat seperti seseorang yang rakus ?

"Maaf, nona! Saya tidak mengetahui jenis makanan apa yang anda sukai. Jadi saya meminta koki untuk membuatkan beberapa jenis masakan untuk anda. Apa anda tidak menyukai makanan ini? Jika anda tidak menyukainya, saya akan menyuruh koki untuk membuatkan makanan kesukaan anda. Anda tinggal mengatakannya saja." jelasnya dengan wajah datar tanpa ekspresi sedikitpun.

"Ha! Tidak, tidak perlu. Saya bisa memakan segala jenis makanan. Saya hanya bingung bagaimana menghabiskan semuanya seorang diri. Ehm.. kalian tidak ikut makan bersama saya? Saya rasa ini cukup untuk kita semua." ajaknya sambil melihat kearah beberapa pelayan wanita yang berdiri di sekitar meja makan.

Para pelayan itupun saling memandang satu sama lain ketika mendengar ajakan Ayana. Mereka tampak ragu.

"Maaf, nona! Makanan ini khusus di siapkan untuk nona! Jadi tentu saja kami tidak boleh memakannya. Rumah ini punya aturan khusus mengenai hal tersebut. Jadi, silahkan nona menikmati makanan ini. Anda bisa memilih makanan yang anda sukai, sisanya akan kami bawa kembali untuk di buang! Anda tidak perlu mencemaskan hal itu. " jelas kepala pelayan tersebut.

"Dibuang? Bukankah membuang makanan itu tidak baik?" tanyanya sopan.

Kepala pelayan tersebut tampak mengernyitkan dahinya. Ia tampak kehabisan kata.

"Begini saja! Agar makanan itu tidak sia-sia, apa aku bisa membawa sisanya pulang? Aku akan membagikannya pada teman-temanku." usulnya.

Wisnu tampak semakin bingung mendengar perkataan Ayana. Ia tak pernah bertemu dengan wanita seperti Ayana yang masih memikirkan orang lain.

Ia seringkali melihat wanita-wanita kelas atas yang bahkan sering membuang makanan mereka dengan alasan diet dan sebagainya. Tetapi wanita ini malah tidak mengizinkannya untuk membuang makanan. Dan lebih memilih untuk membawanya pulang dan membagikannya kepada orang lain. Sungguh wanita yang baik!

"Baiklah, nona! Saya akan menyuruh pelayan untuk membungkus makanan ini. Apa Anda ingin dibuatkan yang lainnya?"

"Tidak perlu, tuan! Ini sudah lebih dari cukup. Ehm... apa aku juga boleh membawa pulang cake strawberry itu? Adikku.... sangat menyukainya."

"Tentu saja, nona! Semua makanan yang tersaji di meja makan ini adalah milik anda. " jelas Wisnu.

"Terima kasih, tuan!"

Ayana tampak memakan makanannya dengan sangat lahap. Sejujurnya ia memang merasa sangat lapar karena tidak makan apapun sejak kemarin malam.

Demi menghemat pengeluaran, ia mengurangi kebutuhan dapurnya. Ia bahkan jarang sekali sarapan. Beruntung di tempatnya bekerja disediakan makan siang. Sehingga ia tak perlu repot memikirkan makan siangnya sehari-hari.

......................

"Jadi, gadis itu hanya menginginkan makanan saja?" tanya Zach ketika kepala pelayan melaporkan kejadian di ruang makan padanya.

Zach tampak tersenyum simpul sembari menggelengkan kepalanya.

"Aku bahkan sudah menawarinya sesuatu, tetapi yang ia inginkan hanya makanan. Apa dia tak tahu apa itu tas, perhiasan dan sejenisnya? Apa dia itu seorang wanita?" Ia tampak kesal sendiri.

"Maaf, tuan! Jika saya boleh berpendapat, sepertinya nona Ayana tidak menyukai barang-barang seperti itu. Mungkin saja ia menyukainya, tetapi ia tidak membutuhkannya saat ini. Penampilannya cukup sederhana, bahkan sangat sederhana. Sepertinya hidupnya juga tidaklah mudah. Jadi jika anda menawarkan benda-benda mewah seperti itu, ia pasti tidak akan tertarik." tebaknya.

"Bagaimana paman tahu hal itu?" tanyanya.

Kepala pelayan tersenyum. "Saya hanya menebak saja, tuan!"

"Iya, sudahlah! Apa Ben sudah datang?" tanyanya kemudian.

"Sudah, tuan! Oh, ya tuan! Pagi tadi nyonya menelpon dan menanyakan anda. Tetapi seperti biasa saya mengatakan bahwa anda sedang dinas keluar negri untuk beberapa hari dan mengatakan bahwa anda akan langsung mengunjunginya begitu anda kembali." jelas pria bernama Leo itu.

"Kau semakin pintar berbohong, paman!" ia meledeknya.

Leo tampak tersenyum masam. Ia sudah hafal betul bagaimana sifat tuan mudanya ini. Karena pada akhirnya jika ia disalahkan oleh Nyonya besar, maka dirinyalah yang akan berakhir menjadi kambing hitamnya.

"Panggil Ben kemari! Aku perlu bicara padanya!"

"Baik, tuan!"

......................

Jangan lupa kasih dukungannya ya!!! 😆😆😍

Terima kasih 🙏🙏🙏

Terpopuler

Comments

Serry (Я люблю тебя) нилетто

Serry (Я люблю тебя) нилетто

next dan semangat Thor...
d tunggu klanjutan ny....

2022-02-08

1

N.3112

N.3112

bagus semua novel mu thor

2022-02-08

1

🌍ɢ⃟꙰Ⓜ️🎯Fatimahᵇᵃˢᵉæ⃝᷍𝖒❁︎⃞⃟ʂ

🌍ɢ⃟꙰Ⓜ️🎯Fatimahᵇᵃˢᵉæ⃝᷍𝖒❁︎⃞⃟ʂ

seru thor,,,semoga bisa Up setiap hari🤗😘

2022-02-07

2

lihat semua
Episodes
1 Ayana
2 Terbangun di tempat asing.
3 Wanita muda yang polos!
4 Bertemu kembali.
5 Tentang Ayana.
6 Kenyataan hidup.
7 Menanggung beban berat.
8 Mengganti rugi.
9 Pemimpin yang arogan
10 Kedatangan seorang pria
11 Sahabat atau musuh?
12 Semua demi Abi!
13 Terlalu menggoda
14 Terjatuh di tempat yang tak seharusnya.
15 Bingung dengan perasaan.
16 Menikah?
17 Wanita asing.
18 Diandra.
19 Tamu yang dinantikan.
20 Ketiduran.
21 Pria yang jatuh cinta
22 Rindu seorang adik
23 Ulang tahun Kiara.
24 Mencari masalah
25 Tak berhenti menatapnya
26 Di culik.
27 Pria menyebalkan.
28 Dia... lagi!
29 Memberi penawaran.
30 Apakah masih ada harapan?
31 Berguna untuk orang lain.
32 Hidup yang kosong.
33 Membuat janji.
34 Kehadiran Zach.
35 Menikah?
36 Pengumuman
37 Kekesalan seorang wanita.
38 Cara menjadi seorang istri?
39 Patah hati seorang wanita
40 membeli gaun pengantin.
41 Pertemuan tak terduga.
42 Meminta restu.
43 Wanita asing.
44 Berkunjung ke pulau.
45 Hari yang sibuk.
46 Hari pernikahan.
47 Menjadi milikku.
48 Memberi waktu.
49 Pengenalan.
50 Menghabiskan malam
51 terenggut paksa.
52 Tak sengaja bertemu.
53 Janjimu padaku.
54 Wajah yang mengganggu.
55 Masalah yang tidak ada habisnya.
56 Tertunda untuk makan malam.
57 Kecewa.
58 Bertemu nyonya besar.
59 Sandrina
60 Berhenti ikut campur!
61 Harta karun yang berharga.
62 Berpisah?
63 langit senja yang indah.
64 Tak ingin menunda lagi.
65 Akhirnya si abang kembali.
66 Banyak sabar ya bang Zach
67 Paviliun rahasia
68 Terlihat menggoda.
69 Tidak bisa berhenti berpikir.
70 Kenapa begitu perduli padaku?
71 Aku menyukaimu.
72 Mengacaukan pikiran.
73 Teman lama
74 flashback
75 Bulan madu?
76 Memberi hukuman
77 Mengaku salah
78 Bayi ?
79 honeymoon
80 Honeymoon part 2
81 Honeymoon part 3 ( Aku mencintaimu )
82 Honeymoon part 4
83 Honeymoon part 5
84 honeymoon part 6
85 Honeymoon part 7 (End part)
86 Akhirnya muncul juga!
87 Memprovokasi
88 Akhirnya bertemu.
89 Flashback part 1
90 flashback part 2
91 flashback part 3
92 flashback part 4
93 Flashback part 5 (end)
94 Mencoba untuk membuka hati?
95 Jangan mudah untuk percaya
96 cara untuk menikmati hidup.
97 Wanita yang aneh!
98 Mulai membuka hati.
99 Ulang tahun
100 obsesi atau cinta?
101 "Sayang!"
102 Hati yang terluka
103 Bertemu dengan wanita pengganggu.
104 Pertemuan kakak adik.
105 memulai rencana
106 istriku sangat cantik.
107 Kedatangan nenek Diana.
108 cinta pertama
109 Memancing emosi
110 Kehilangan.
111 Selalu ada untuknya.
112 Ancaman
113 Firasat buruk.
114 Untung saja selamat!
115 Seperti mengenalnya.
116 Saatnya untuk mengakhiri.
117 menyelesaikan.
118 Membalas budi.
119 Berbicara tentang cinta
120 Merasakan rindu.
121 Zach akhirnya pulang.
122 Makan malam romantis.
123 Mulai merasa jenuh.
124 Makan siang bersama.
125 Beruntung memilikinya.
126 Apakah lulus?
127 Mimpi buruk kembali.
128 Akhirnya mengetahui segalanya.
129 Akhirnya bertemu kembali
130 Menjemput ke sekolah.
131 Memberi hadiah.
132 Ulang tahun pernikahan.
Episodes

Updated 132 Episodes

1
Ayana
2
Terbangun di tempat asing.
3
Wanita muda yang polos!
4
Bertemu kembali.
5
Tentang Ayana.
6
Kenyataan hidup.
7
Menanggung beban berat.
8
Mengganti rugi.
9
Pemimpin yang arogan
10
Kedatangan seorang pria
11
Sahabat atau musuh?
12
Semua demi Abi!
13
Terlalu menggoda
14
Terjatuh di tempat yang tak seharusnya.
15
Bingung dengan perasaan.
16
Menikah?
17
Wanita asing.
18
Diandra.
19
Tamu yang dinantikan.
20
Ketiduran.
21
Pria yang jatuh cinta
22
Rindu seorang adik
23
Ulang tahun Kiara.
24
Mencari masalah
25
Tak berhenti menatapnya
26
Di culik.
27
Pria menyebalkan.
28
Dia... lagi!
29
Memberi penawaran.
30
Apakah masih ada harapan?
31
Berguna untuk orang lain.
32
Hidup yang kosong.
33
Membuat janji.
34
Kehadiran Zach.
35
Menikah?
36
Pengumuman
37
Kekesalan seorang wanita.
38
Cara menjadi seorang istri?
39
Patah hati seorang wanita
40
membeli gaun pengantin.
41
Pertemuan tak terduga.
42
Meminta restu.
43
Wanita asing.
44
Berkunjung ke pulau.
45
Hari yang sibuk.
46
Hari pernikahan.
47
Menjadi milikku.
48
Memberi waktu.
49
Pengenalan.
50
Menghabiskan malam
51
terenggut paksa.
52
Tak sengaja bertemu.
53
Janjimu padaku.
54
Wajah yang mengganggu.
55
Masalah yang tidak ada habisnya.
56
Tertunda untuk makan malam.
57
Kecewa.
58
Bertemu nyonya besar.
59
Sandrina
60
Berhenti ikut campur!
61
Harta karun yang berharga.
62
Berpisah?
63
langit senja yang indah.
64
Tak ingin menunda lagi.
65
Akhirnya si abang kembali.
66
Banyak sabar ya bang Zach
67
Paviliun rahasia
68
Terlihat menggoda.
69
Tidak bisa berhenti berpikir.
70
Kenapa begitu perduli padaku?
71
Aku menyukaimu.
72
Mengacaukan pikiran.
73
Teman lama
74
flashback
75
Bulan madu?
76
Memberi hukuman
77
Mengaku salah
78
Bayi ?
79
honeymoon
80
Honeymoon part 2
81
Honeymoon part 3 ( Aku mencintaimu )
82
Honeymoon part 4
83
Honeymoon part 5
84
honeymoon part 6
85
Honeymoon part 7 (End part)
86
Akhirnya muncul juga!
87
Memprovokasi
88
Akhirnya bertemu.
89
Flashback part 1
90
flashback part 2
91
flashback part 3
92
flashback part 4
93
Flashback part 5 (end)
94
Mencoba untuk membuka hati?
95
Jangan mudah untuk percaya
96
cara untuk menikmati hidup.
97
Wanita yang aneh!
98
Mulai membuka hati.
99
Ulang tahun
100
obsesi atau cinta?
101
"Sayang!"
102
Hati yang terluka
103
Bertemu dengan wanita pengganggu.
104
Pertemuan kakak adik.
105
memulai rencana
106
istriku sangat cantik.
107
Kedatangan nenek Diana.
108
cinta pertama
109
Memancing emosi
110
Kehilangan.
111
Selalu ada untuknya.
112
Ancaman
113
Firasat buruk.
114
Untung saja selamat!
115
Seperti mengenalnya.
116
Saatnya untuk mengakhiri.
117
menyelesaikan.
118
Membalas budi.
119
Berbicara tentang cinta
120
Merasakan rindu.
121
Zach akhirnya pulang.
122
Makan malam romantis.
123
Mulai merasa jenuh.
124
Makan siang bersama.
125
Beruntung memilikinya.
126
Apakah lulus?
127
Mimpi buruk kembali.
128
Akhirnya mengetahui segalanya.
129
Akhirnya bertemu kembali
130
Menjemput ke sekolah.
131
Memberi hadiah.
132
Ulang tahun pernikahan.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!