Perampok itu terjatuh begitu keras hingga ia sulit untuk bangun kembali, sedangkan kedua teman perampok yang menyaksikan pertempuran itu mulai panas.
"Wah rupanya kau luar biasa juga ya wanita, sekarang hadapi gue!" Seru teman sang perampok, dan kembali lagi pertempuran pun terjadi lagj, karena di lihatnya temannya seperti kualahan akhirnya yang satu lagi ikut menyerang, jadi lawan tidak seimbang, satu melawan dua.
Hia..Bagh..haa..Bugh..iyaa..Bagh..ha..Bugh..
itulah suara pekikan, dan hantaman, dalam pertempuran mereka yang masih sengit.
****
Sementara di sisi lain..
Tiga orang pria yang tadi mencari sumber suara minta tolong, telah sampai di lokasi, bahkan menyaksikan kejadian dari Awal sampai pertempuran itu terjadi. namun mereka hanya diam menyaksikan peristiwa itu tanpa berniat membantu, dan Frans yang seperti mengingat sesuatu Akhirnya buka suara
"Zam, bukankah dia wanita Sakral yang tadi di kantorkan?" tanya Frans tanpa menoleh kearah Azzam, ia hanya fokus menyaksikan pertempuran itu.
"Mana gue ingat, emang dia?, kok dia bisa ada di sini?" bales Azzam dan sama seperti Frans mereka saling bicara namun tidak bertatap.
"Iya benar itu dia, gue ingat warna hijab dan cadarnya, itu pasti dia, ternyata dia hebat juga ya.. seperti ini nih yang gue mau " ujar Frans lagi dan tetap matanya masih fokus kesana
"Iya sih hebat tapi wajahnya di tutup gitu, apa Lo nggak takut, nanti saat Lo buka tuh penutupnya, tau-tau tring..tring..kayak filem Dono deh silaw man, haha" timpal Nicko terkekeh teringat filem DKI saat Dono tertawa dan dengan Gigi yang berkelip bercahaya.
"Idih Amit-amit deh kalau yang seperti itu, seram mah" bales Frans bergidik.
"Makanya cari cewek yang jelas aja bro..Jelas cantiknya, jelas bentuknya, jelas kelakuannya dan apalagi kedudukannya itu baru mantap, nggak seperti onoh noh, wajah dan bentuk aja nggak jelas tuh, pakaiannya terlalu besar gitu " cercaan Nicko membuat Frans menggelengkan kepalanya.
"Sudah selesai menghinanya?, setelah ini berhati-hati dah Lo yaa" ujar Frans mengingatkan..
"Hati-hati kenapa?" tanyanya bingung tapi tak di Jawab oleh Frans.
"Tapi ngomong-ngomong apakah kita hanya diam saja, dan menyaksikan ke dzoliman itu?" tanya Frans Sembari menoleh ke arah Azzam, nampaklah Azzam Begitu serius melihat wanita itu, dan nampak jelas sepertinya ada kekaguman di dalamnya dan itu tidak seperti biasanya, walau apapun terjadi Azzam tak pernah mempedulikan apapun tentang wanita
"Tumben, sebegitu seriusnya Lo melihat tuh cewek lagi berantem, biasanya juga Lo nggak peduli dan langsung pergi tanpa melihat" tutur Frans yang sudah begitu lama mengenal parangai sahabatnya itu.
"Berisik Lo! kalau Lo mau bantu., bantu aja sana!" ujar Azzam sembari ia memutarkan tubuhnya hendak kembali ke tempat mereka duduk tadi dia sedikit kesal karena Frans memergoki ia memperhatikan wanita bercadar tadi,
sedangkan Frans hanya menggelengkan kepalanya menyaksikan temannya yang emang nggak ada pedulinya pada wanita, karena tak tahan melihat pertarungan yang tidak Adil akhirnya Frans membantu wanita bercadar dan ikut bertempur, sedangkan Nicko hanya melihat saja.
Dan karena Frans juga mempunyai kemampuan bela diri yang tinggi, Akhirnya pertempuran pun berakhir dan di menangi oleh Frans dan wanita bercadar itu, dan ketiga pria perampok itu terkapar tak berdaya.
"kamu tidak apa-apa?" tanya Frans setelah perkelahian itu berakhir.
"Alhamdulillah, ana baik akhy, Syukron sudah membantu" bales Wanita bercadar tadi, saat bersamaan ibu berserta anak tadi pun mendekati mereka..
"Terimakasih mbak, mas, sudah mau membantu saya, semoga Allah membalas kebaikan mbak dan masnya dengan kebahagiaan " ujar ibu tadi yang sangat berterimakasih pada mereka telah menyelamatkan mereka.
"Aamiin, in syaa Allah,.. iya Bu sama-sama dan sebaiknya berhati-hatilah memilih jalan ya Bu, agar terhindar dari bahaya." bales wanita bercadar tadi dengan lembut.
"Iya mbak in syaa Allah, sekali lagi terimakasih, dan kalau gitu saya permisi ya mbak, mas, Assalamu'alaikum" ujar ibu tadi dan di akhiri salam pamitan
"Iya Bu hati-hati wa'alaikumus salam warahmatullahi wabarakatuh" bales Wanita bercadar itu, dan setelah salamnya di jawab ibu berserta anaknya tadi pun pergi meninggalkan mereka.
"Kalau begitu saya permisi juga akhy, dan sebaiknya akhy menghubungi polisi agar mereka segera di tangani" ucap wanita itu lagi.
"Eh, baiklah, tapi sebelumnya bolehkah saya tahu nama anda?" tanya Frans ingin tahu.
"Na'am, panggil saja Naisha akhy, kalau gitu ana permisi Assalamu'alaikum" setelah memberitahu namanya Wanita bercadar yang bernama Naisha pun pergi meninggalkan Frans tanpa menunggu balesan salamnya. Frans yang sebenarnya ada yang ini di tanyakan lagi, jadi terdiam menyaksikan Kepergian Naisha dan sambil menjawab salam Naisha lirih
"Wa'alaikumus salam" dan setelah itu ia pun mengambil benda pipihnya lalu ia pun menghubungi polisi terdekat di sana untuk menyerahkan perampok itu, setelah itu ia pun kembali ke tempat temannya berada.
"Sudah selesai jadi pahlawannya?" tanya Nicko saat melihat Frans kembali bergabung dengan mereka.
"Hmm" di bales Frans hanya hmm saja.
"Dapat hadiah apa setelah jadi pahlawan?" tanya Nicko lagi seperti meledek.
"Alhamdulillah dapat hadiah pahala dari Allah, dan juga dapat sebuah nama dari Gadis Pertarung, hmm namanya saja sudah indah, apalagi orangnya, " Bales Frans dengan mata menerawang dalam hayalannya.
"Apalah arti sebuah nama kalau wajahnya tidak tahu bentuknya seperti apa? kalau di buka ternyata dia sumbing bagaimana? apakah Lo mau?" tanya Nicko membuat Frans begidik..
"Iikh, iya juga yaa.. aduh, Lo mah membuyarkan hayalan gue aja sih, "kata Frans kesal.
"Sudah cepat makan, kita mau balik ke kantor, gue baru ingat kalau tadi pagi bokap gue nyuruh ke kantornya." ujar Azzam yang tiba-tiba ia teringat pada pesan sang papi, dan Akhirnya mereka pun menghabiskan makan mereka, dan nggak butuh waktu lama, mereka pun selesai dengan urusan perutnya..
Setelah itu Azzam dan Frans pun berpamitan dan kembali menuju Azram Group, Frans agak mempercepat laju mobilnya, tak butuh waktu lama akhirnya mereka sampai di gedung Azram Group. dengan langkah cepat Azzam keruang direktur utama sesampainya di sana ia pun mengetuk pintu ruangan tersebut.
Tok.. tok.. tok..
"Masuk! " seru seseorang di dalam. Azzam pun membuka pintunya dan langsung masuk.
"Assalamu'alaikum Pi? " salam Azzam
"Wa'alaikumus salam nak?" balas lelaki paruh baya yang sedang duduk di kursi kebesarannya.
"Duduklah nak" ujar lelaki yang ternyata papi Azzam.
" Tadi pagi, papi meminta Azzam datang kesini Sebenarnya apa yang mau Papi bicarakan sama Azzam?" tanya Azzam sembari ia duduk di hadapan papinya.
"Tidak jadi nak, orangnya tidak jadi datang, " ujar sang Papi.
"Orang?, maksud papi Apa?" tanya Azzam lagi penasaran.
"Sebenarnya papi mau memperkenalkan kamu dengan seseorang tapi sepertinya ia tak jadi datang" ucap Papinya lagi, Azzam langsung paham,
"Hmm pasti seorang wanita lagi, papi benar-benar nggak mudah menyerah ya.. haiis bikin kesal saja nih papi." _Batin Azzam.
" Kalau gitu Azzam kembali keruangan lagi, Assalamualaikum Pi" ujarnya dan langsung melangkah keluar.
"Wa'alaikumus salam" bales sang Papi.
"hmm anak itu mau sampai kapan nggak mau peduli dengan wanita?, "_ Gumam sang Ayah sambil menggelengkan kepalanya.
***BERSAMBUNG
Jangan lupa tinggalkan jejaknya ya..
VOTE~\> Bonus buat Author bila menyukai cerita ini
LIKE~\> Pemicu semangat
KOMENTAR~\> Pemicu Inspirasi.
jadi jangan lupa yaa Syukron 🙏😊***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 141 Episodes
Comments
Eity setyowati
jangan² cewek bercadar yg mau dikenalkan sm azam
2024-07-15
0
Neulis Saja
Thor gadis bercadar itu adalah seorang CEO biar yg meremehkan dia ketika tahu latar belakang langsung speechless
2022-10-04
1
Rinjani
pasti Naisa yg mau di kenalin itu
2022-09-27
1